Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108184 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Audi Sonatha Pramananda
"Manusia sudah mengenal perdagangan sejak lama. Dimulai dari barter sampai ditemukannya sistem nilai tukar menggunakan emas dan akhirnya menggunakan mata uang. Model perdagangan berikutnya adalah melalui internet yang memiliki keuntungan terutama dalam hal kemudahan dan jangkauan pembeli yang mendunia. Tetapi seiring dengan itu muncul juga permasalahan keamanan transaksi. Untuk mengatasi hal ini Visa dan MasterCard sudah menetapkan standar baru untuk transak:si melalui jaringan umum yang aman yang disebut Secure Electronic Transaction (SET). Implementasinya membutuhkan infrastruktur baru dan harus memperhatikan kondisi dan kebiasaan masyarakat sekitar. Di Indonesia sendiri transaksi menggunakan SET praktis belum ada. Tesis ini memberikan solusi dan saran tentang bagaimana mengimplementasikan SET di Indonesia agar dapat diterima secara luas bukan hanya untuk perdagangan melalui internet tetapi juga untuk perdagangan tadisional. Model yang ditawarkan berbasiskan pada faktor yang mempengaruhi implementasi SET di Indonesia. Pertama dilakukan analisa critical success factor (CSF) dan strength weakness opportunity threat (SWOT). Kemudian dilihat infrastruktur yang dibutuhkan berupa jaringan komunikasi, otoritas sertifikat, payment gateway, smartcard, dompet elektronik, dan point of sales. Akhirnya ditentukan komponen yang dilibatkan dalam implementasi yaitu penyedia jaringan, situs dagang elektronik, bank, retail, pasar swalayan, rumah makan fastfood, dan mal.

Human have been trading since the beginning. Starting with barters up until the use of valuable metals and later currency as means exchange. The next big step in commerce is dawning before us in the form of Internet based electronic commerce, which has the benefits of ease of use and a worldwide customer base. But there are problems, most notably in the area of security. To this, Visa and MasterCard has come up with a new standard for public network transaction called Secure Electronic Transaction (SET). Its implementation requires new infrastructures and attention must be paid to the need and condition of the environment where it is implemented. In Indonesia, SET based transaction is practically non-existent. This thesis provides and solution and suggestions on how to implement SET in Indonesia so it would be easily accepted by the public not only for internet-based transaction but also for traditional brick-and-mortar trades. The proposed model will be based on factors that affect the implementation of SET in Indonesia. First critical success factor (CSF) and strength weakness opportunity threat (SWOT) analysis will be performed. Then the necessary infrastructure will be analyzed which are communication network, certificate authority, payment gateway, smart card, electronic wallet, and point of sales. And last the components will be defined and selected which are network provider, electronic commerce sites, banks, retails, supermarkets, fast food restaurants, and malls.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2001
T40353
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Redi
"Bagi perekonomian, kemajuan teknologi memberikan manfaat yang sangat besar, karena transaksi bisnis dapat dilakukan secara seketika (real time), yang berarti perputaran ekonomi menjadi semakin cepat dan dapat dilakukan tanpa hambatan ruang dan waktu. Begitu pula dari sisi keamanan, penggunaan teknologi relatif memberikan perlindungan terhadap keamanan data dan transaksi.
Perkembangan teknologi informasi itu telah ?memaksa? pelaku usaha, termasuk sektor perbankan mengubah strategi bisnisnya dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Pelayanan sektor perbankan yang berkaitan dengan penerapan teknologi, misalnya electronic transaction atau electronic banking melalui ATM, phone banking dan internet banking yang merupakan bentuk baru dari delivery channel pelayanan bank dalam mengubah pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi oleh teknologi. Penerapan teknologi dimaksud dalam pelaksanaannya menimbulkan berbagai masalah terutama dalam memberikan perlindungan keamanan bertransaksi bagi pengguna informasi dan transaksi elektronik.
Didasari hal ini, maka Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia meregulasi Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Melalui Undang-Undang ini diharapkan terjadi pengaruh yang kuat terhadap kemajuan aspek sektor perekonomian, diantaranya kemajuan dalam layanan perbankan yang berimplikasi pada transaksi tanpa uang tunai, pergerakan modal, dan pendapatan yang cepat di seluruh dunia dalam perkembangan bisnis bagi pelaku bisnis pengguna jasa perniagaan elektronik (e-commerce), termasuk juga negara.
Sebagai upaya perlindungan keamanan dalam bertransaksi bagi pengguna media elektronik di sektor perbankan, maka diperlukan suatu mekanisme security electronic transaction yang menjadi sistem pengamanan guna mengurangi resiko penyalagunaan teknologi informasi, terutama penyalagunaan di sektor perbankan yang rentan terhadap kejahatan siber. Salah-satu mekanisme yang dapat diterapkan dalam mewujudkan security electronic transaction sebagaimana diatur dalam UU ITE, yakni dengan mekanisme tanda tangan elektronik (electronic signature).
Persoalan electronic signature erat kaitannya dengan masalah keamanan transaksi elektronik (secure electronic transaction) yang berhubungan pula dengan persoalan sertifikasasi elektronik dan penyelanggara sertifikasi elektronik sebagai bagian terintegrasi dari pelaksanaan electronic signature. Hal ini menjadi penting karena electronic signature merupakan alat baru yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentifikasi suatu informasi elektronik yang menggunakan media elektronik, baik komputer maupun media elektronik lainnya.
Penelitian ini mencoba menjawab permasalahan-permasalahan mengenai bagaimanakah pengaturan lebih lanjut mengenai electronic signature dalam mewujudkan secure electronic transaction di sektor perbankan, bagaimanakah hubungan antara electronic signature dengan sertifikat elektronik dalam mewujudkan secure electronic transaction di sektor perbankan, serta bagaimanakah peran lembaga penyelanggara sertifikasi elektronik dalam pengesahan sertifikat elektronik guna mewujudkan secure electronic transaction di sektor perbankan. Penelitian ini merupakan tip pendekatan peraturan perundang-undangan, pendekatan konsep, dan pendekatan perbandingan.

For the economy, the advancement of technology brings a great advantage as real time business transaction can now be carried out; thereby the economic cycle accordingly grows at a faster rate and is free from time and space limitation. Seen from the aspect of security, the adoption of technology, to some extent, gives protection to the security of data and transaction. The development of information technology has made business players, including those in the banking sector; change their business strategy by including technology as a main factor in the process of their goods and service innovation.
The service of banking sector related to technology application, such as electronic transaction or electronic banking through ATM, phone banking and internet banking have emerged as forms of delivery channel in the bank sector by way of transforming manual transaction service into technology-based transaction service On the other hand, the application of technology in its implementation has given rise to a host of problems in, particularly in providing security in the transaction process, including electronic transaction.
On the basis of that consideration, the Government and the House of Representatives of the Republic of Indonesia has stipulated Law No 11 Year 2008 on Information and Electronic Transaction. Through this law, it is expected that the advancement in the economic sector can be enhanced, among others is the advancement in the banking sector that has its own implication towards cashless transaction, capital flow, and rapid income in the whole world in the development of business world for its players, e-comers service users, and the country.
As an effort to provide security in doing transaction for the users of electronic devices in the banking sector, a mechanism known as security electronic transaction, which is none other than a security system to minimize the risk of information technology misuse, is greatly needed, especially to minimize the misuse of bank sector service, which is vulnerable to cyber crime. One of the mechanism that can be applied to implement security electronic transaction as regulated in the Law No 11 Year 2008 on Information and Electronic Transaction. Through is the adoption of electronic signature mechanism.
This signature electronic mechanism is closely linked to the secure electronic transaction mechanism, which, in turn, is also correlated with the electronic certification and the implementation of electronic certification as an integral part of the electronic signature implementation. It is of great importance due to the fact that electronic signature is a new mechanism used as a verification and authentication tool of an electronic information using electronic medias, such as computer and other electronic medias.
This study seeks to answer problems concerning further regulation on electronic signature in implementing secure electronic transaction mechanism in the banking sector as well as the correlation between electronic signature with electronic certification in implementing secure electronic transaction in the banking sector as well as the role of the institution authorized to issue electronic certification in validating electronic certification in order to implement secure electronic transaction in the banking sector. This study is a normative law study by using the method of approach to legislation, the concept of the approach, and comparative approach.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
T26749
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daulay, Ray Syaputra Muda
"ABSTRAK
Secure Electronic Transaction (SET) sebagai suatu protokol pembayaran yang menggunakan sertifikat digital (digital certificate) dengan teknologi penyandian (cryptography) dalam proses transfer datanya hadir sebagai sistem pengaman dari transaksi pembayaran melalui media internet saat ini sedang mulai aktif dikembangkan oleh beberapa perusahaan dan diklaim sebagai protokol pembayaran yang sangat aman dengan pihak yang terlibat adalah cardholder, issuer, merchant dan acquirer. Namun dengan adanya hukum Moore serta aksioma yang mengatakan tidak ada teknologi sekuriti apapun yang tidak dapat dibobol sehingga SET tentu tidak luput dari ancaman pembobolan oleh pihak-pihak yang tidak berhak. Dengan menggunakan metode penelitian dengan pendekatan yuridis normatif, penulis meneliti apakah asuransi dapat melindungi risiko kerugian dalam transaksi perdagangan melalui Internet yang menggunakan protokol pembayaran SET, pihak siapa saja yang mempunyai kepentingan (insurable interest) yang dapat diasuransikan serta menjawab bagaimana bentuk pengaturan asuransi yang sesuai untuk menjamin risiko penyalahgunaan kartu kredit oleh pihak yang tidak berhak dalam transaksi melalui internet dengan menggunakan protokol SET. Penulis menyimpulkan bahwa risiko kerugian materil akibat dari pembobolan sistem SET dapat diasuransikan. Sedangkan
pihak yang mempunyai kepentingan yang dapat
diasuransikan (insurable interest) adalah konsumen pemegang kartu pembayaran (cardholder), dan institusi keuangan atau bank yang mengeluarkan kartu pembayaran yang dipunyai oleh cardholder yaitu issuer yang juga dapat bertindak sebagai institusi keuangan atau bank yang menjamin pedagang (merchant) yang melakukan transaksi melalui Internet yaitu acquirer. Bentuk asuransi yang sesuai terhadap transaksi perdagangan melalui Internet
yang menggunakan protokol, SET adalah asuransi
penyalahgunaan kartu kredit (Credit Card Fraud
Insurance).
"
2007
T19904
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dedy Nur Hidayat
"Tesis ini membahas mengenai bagaimana peran dan fungsi Notaris sebagai pengemban amanat kepercayaan dalam suatu transaksi elektronik. Apakah dapat diterapkan di Indonesia? dimana fungsi Notaris disini sebagai pihak pengemban amanat kepercayaan yang nanti peran dan fungsinya seperti pihak ketiga terpercaya atau agen pendaftaran terpercaya seperti notaris di Amerika Serikat (otoritas pendaftaran/registration authority) dengan melihat peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, dimana hal ini masih menjadi perdebatan yang panjang antar para notaris itu sendiri dengan membandingkan dengan peran dan fungsi dari pihak ketiga terpercaya dan agen pendaftaran terpercaya dalam penyelenggaraan suatu transaksi elektronik dan apakah jabatan notaris di Indonesia dapat berfungsi sebagai pihak ketiga terpercaya atau seperti agen pendaftaran terpercaya dalam suatu transaksi elektronik apabila hal ini diterapkan di Indonesia.

The focus of this Thesis discusses about role and function of a Notary as a trustee in electronic transaction. Can it be implemented in Indonesia? Where the function of a notary as a trustee that role and function will be like trusted third parties (as registration authority) or as a trusted enrollment agent like notary public in United state by viewing the legislation in Indonesia, which is being debate anomg other notary it self by comparing with the role and function of thusted third parties and trusted enrollment agent in a electronic transaction is that notary in indonesia can be act as a trusted third partie or be like trusted enrollment agent in aelectronic transaction whether this implemented in Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T29433
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mar Atul Azizah
"Kebutuhan informasi dan semakin majunya perkembangan teknologi mendorong lahirnya Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dapat memberi efektifitas dan efisiensi kerja manusia. Akses internet yang juga mudah dijangkau, kapan saja, dan dimana saja memicu lahirnya integrasi semua teknologi dan aplikasinya. Telepon, e-mail, instant messaging, bahkan video conference, mulai didorong agar dapat saling terintegrasi dan sinkron sehingga berbagai jenis aplikasi dan coba.
Didapatkan bahwa QoS berupa delay, jitter, packet loss, dan throughput tidak mengalami perubahan yang signifikan dan masih memenuhi standar ITU-T. Nilai delay yang didapatkan sebelum pengamanan SIP sebesar 33,974 ms, sedangkan setelah implementasi secure-SIP naik menjadi 39,964 ms. Untuk nilai jitter dengan dan tanpa menggunakan secure-SIP sekitar 0,6 ms. Tidak ada paket yang hilang, dalam hal ini nilai packet loss sebesar 0%. Sedangkan nilai throughput sekitar 50 paket/detik.

Information needs and more advanced technological developments led to the establishment of information and communication technology which allowed human to work more effectively and efficiently. Internet access which available in anytime and anywhere, also triggered the integration of all means of technology and its applications. Telephone, e-mail, instant messaging, even video conference, are all begin to be integrated and synchronized so that they all could be accessed all at once, in a single device or application. As a new technological advancement, Unified Communications is expected to not only serve the business world, but
also education, to increase the effectiveness and efficiency in conducting their daily activities. But this integration and ease comes with some unfavorable aspect. Security aspect becomes a very important part to support quality of services. This final paper was implemented the IP telephony for VoIP application with security scenario on different SIP protocol: RTP (non-secure), SRTP, and SSL. Then, the the performance and security on IP Video Telephony after and prior to the implementation of secure-SIP method was analyzed.
The results show that QoS in forms of delay, jitter, packet loss and throughput, did not reveal significant changes and is still within the standard of ITU-T. Delay measurement prior to the SIP securing is 33,974 ms, whereas after the implementation of secure SIP, it increase to 39,964 ms. As for the jitter measurement, with or without secure-SIP, is approximately 0,6 ms. No packets are lost, so the value of packet loss is 0%. Throughput is about 50 packet/second
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pande K. Raka Susena H.
"Penggunaan internet sebagai media inforrnasi saat ini telah berkembang menjadi media penunjang kegiatan perekonomian. Terutama kegiatan perbankan sebagai sarana pembayaran perdagangan. Agar hanya orang yang memiliki hak atas rekeningnya yang melakukan kegiatan perekonomian, digunakan metode autentikasi untuk melindunginya. Metode ini menggunakan pasangan usemame dan password yang hanya diketahui oleh si pemilik account untuk proses pengesahan account sekaligus sebagai tanda pengenal dalam dunia maya. Untuk meningkatkan keamanan digunakan metode autentikasi One Time Password (OTP), password hanya dapat digunakan untuk satu kali proses autentikasi saja. Metode OTP yang banyak digunakan adaiah metode challenge response. Pemilik account akan mendapatkan password baru yang dapat digunakan unutk melakukan autentikasi setelah memasukkan challenge yang dikirimkan oleh server ke dalam suatu password generaton Password baru inilah yang dapat digunakan untuk melakukan proses autentikasi.
Pada skripsi ini dibahas pengembangan dari sistem OTP challenge response yang masih memitiki kelemahan adanya parameter tambahan berupa challenge, yang dapat membenkan infonnasi tambahan untuk pemecahan algoritma password itu sendiri. Aplikasi time synchronization authentication yang dibuat ini menggunakan metode time synchronous dengan menggunakan enkripsi ganda (BDES dan MD5), dimana client dan senrer akan sama-sama menghasilkan password baru untuk autentikasi setiap selang waktu satu menit. Untuk proses autentikasinya sendiri akan dilakukan pembandingan antara password baru yang dihasilkan oleh client dengan yang dihasilkan server. Sehingga tidak ada Iagi pengiriman informasi tambahan oleh server. Aplikasi dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Java dan JBOSS (aplikasi database sekaligus server). Dari program yang dihasilkan dilakukan uji coba dan analisa terhadap OTP yang dinasilkan dari masukan berupa perubahan PIN dan waktu akses, serta analisa faktor keamanan Dari sini didapat data bahwa autentikasi aplikasi Iayanan perbankan dengan metode Time syncronizalion authentication ini dapat mengatasi masalah network snifling, replay attack, dan masquerade namun masih memiliki kelemahan terhadapa ancaman penangkapan identitas. Faktor keamanan yang dihasilkan cukup tinggi karena sangat kecil peluang untuk mengetahui password yang sebenamya dengan jalan mencoba-coba dalam selang waktu satu menit untuk berhasil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Hilman
"ABSTRAK

Kepercayaan dan privasi merupakan faktor yang penting dalam melakukan transaksi elektronik. Banyak cara untuk menjamin kepercayaan dan privasi dalam transaksi elektronik, salah satunya yaitu melalui sertifikat keandalan. Skripsi ini akan membahas sertifikat keandalan khususnya pada sertifikat keandalan terhadap perlindungan privasi dan data pribadi. Skripsi ini akan membandingkan pengaturan sertifikat keandalan terhadap perlindungan privasi dan data pribadi di Indonesia, Malaysia dan Singapura. Di Indonesia, saat ini sedang dibuat dua peraturan yang akan mengatur mengenai perlindungan privasi dan data pribadi dalam transaksi elektronik di Indonesia, yaitu RPM Sertifikasi Keandalan dan RUU Perlindungan Data Pribadi. Skripsi ini akan membandingkan pengaturan mana yang paling cocok untuk menerapkan sertifikat keandalan terhadap perlindungan privasi dan data pribadi di Indonesia.


ABSTRACT

Trust and privacy are an important factor in doing electronic transaction. A lot of ways to guarantee trust and privacy in electronic transaction, one of them is trustmark. This paper will discusses trustmark especially in privacy seal, one of trustmark category. Kepercayaan dan privasi merupakan faktor yang penting dalam melakukan transaksi elektronik. This paper will compare privacy and personal data protection in Indonesia, Malaysia and Singapore. In Indonesia, there are two regulation being made that will regulating about privacy and personal data protection, Ministry Regulation of Trustmark and Personal Data Protection Act. This paper will compare which regulation the most suitable to apply privacy seal in Indonesia.

"
Universitas Indonesia, 2014
S56979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Rizkiyanto
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas jaringan Virtual Private Network (VPN) yang
merupakan metode komunikasi pada jaringan publik yang aman, dengan
melakukan tunneling dan enkripsi. Teknologi terbaru dari VPN adalah Dynamic
Multipoint VPN (DMVPN) yang dapat melakukan komunikasi ke banyak jaringan
lokal secara mudah, dibandingkan dengan VPN, karena bekerja secara multipoint.
Perbedaan antara DMVPN dengan VPN, seperti cara membuat tunnel dan
konfigurasi, tidak jauh berbeda. Pada penulisan ini akan dibahas perbedaan kedua
metode VPN dan DMVPN dalam Quality of Service (QoS) tertentu, seperti delay,
jitter, dan throughput. Metode yang digunakan untuk mengukur QoS tersebut
adalah dengan melakukan berbagai komunikasi, seperti video streaming, audio
streaming, dan pengiriman file antar jaringan lokal dengan menggunakan jaringan
VPN dan DMVPN. Hasil yang didapat dari penelitian ini, secara keseluruhan
pada aplikasi video call dan audio call, VPN memiliki QoS lebih baik
dibandingkan dengan DMVPN dengan perbedaan keseluruhan dibawah 10 %,
sedangkan untuk aplikasi file transfer, secara keseluruhan DMVPN lebih banyak
unggul dengan perbedaan yang sedikit lebih baik, hanya sekitar 5 %. Perbedaan
yang tidak terlalu jauh ini membuat DMVPN baik digunakan untuk komunikasi
data yang aman.

ABSTRACT
This thesis discusses about Virtual Private Network (VPN) network,
which is a secure communication method in public network using tunneling and
encryption. The latest VPN technology is Dynamic Multipoint VPN (DMVPN)
that can communicate to multiple local networks easily compare to VPN, because
it works in multipoint way. The differences between DMVPN and VPN, for
instance methods to make tunnels and configuration are not too contrast, In this
paper, the differences between the two methods, DMVPN and VPN, in a certain
Quality of Service, such as delay, jitter, and throughput. Methods which will be
used to measure QoS is by using various communications, such as video
streaming, audio streaming, and file transfer between local network that use VPN
and DMVPN network. By obtaining the data QoS from various type of
communications, it will be analyzed to get the best QoS method. The results
obtained from this research, overall the video call and audio call application, a
VPN has a better QoS than the DMVPN with differences below 10%, while for the file transfer application, DMVPN overall more superior with the difference
that a little better , only about 5%. The difference is not too much of this makes
good DMVPN used for secure data communication."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>