Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16137 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"With increasing agricultural development, industrialization, and
urbanization india has experienced huge migration flows. These have
significant implications for the spread of sexually transmitted diseases and
HIV/AIDS spread. The present paper attempts to study the extent of
knowledge of .STDs and HW/AIDS and the prevalence and correlates of
risk-taking behaviors among migrant workers in Surat city of India utilizing
data from a research project undertaken in 2000-200l at international
Institute for Population Sciences, Mumbai. Major findings of the study
suggest that a majority of the migrants in Surat city are aware ofA'lD.S` and
have knowledge of at least one correct mode of transmission of HlV/AIDS
The awareness and knowledge of STDs and correct made of their
transmission is less widespread. A large proportion of migrant workers in
the city, particular long distance young migrants (age-group 20-30) stay
alone or with friends. Their living arrangements have significantly affected
the prevalence of risk-behavior such as visits to CS Ws and extra marital
relationship. An attempt is also made to determine the prevalence of
multiple risk-traits among these migrants in order to identify the relative
influences of contextual, social network and personal factors in the
dynamics of drug use and risky sexual behavior:
"
Journal of Population, 9 (1) 2003 : 51-80, 2003
JOPO-9-1-2003-51
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Dewi Pusparini
"Penelitian ini membahas tentang modal sosial apa saja yang dimiliki LSM Bandungwangi sekaligus melihat bagaimana peran modal sosial tersebut dalam upaya pencegahaan penularan HIV AIDS yang dilakukan di kalangan PSP. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Bandungwangi sebagai sebuah LSM memiliki modal sosial berupa jaringan sosial yang menciptakan ikatan sosial antara Bandungwangi dengan PSP lembaga donor pemerintah. LSM lain dan antar Staf dalam Bandungwangi sendiri Ikatan sosial ini nyatanya membangun nilai dan norma bersama mengenai kebiasaan sehari hari nilai bekerja sebagai PSP dan kelebihan Bandungwangi dalam menjangkau komunitas PSP. Nilai dan norma bersama ini yang kemudian membangun kepercayaan antar aktor. Bentuk modal sosial seperti ini menandakan bahwa bonding dan bridging Bandungwangi kepada aktor aktor tersebut berhasil dibangun.
Penelitian ini juga menemukan bahwa kelemahan modal sosial Bandungwangi terletak pada jaringannya dengan LSM lain yang kurang dimaksimalkan. Masing masing bentuk modal sosial yang dimiliki LSM Bandungwangi juga terbukti berperan dalam membangun komunikasi kordinasi meningkatkan reputasi hingga menciptakan tindakan kolektif upaya pencegahan penularan HIV AIDS pada tataran partisipasi kegiatan. Penelitian ini mengisi kekosongan pembahasan mengenai modal sosial LSM dalam upaya pencegahan penularan HIV AIDS di kalangan PSP yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus pada LSM Bandungwangi. Terdapat 12 informan dalam penelitian ini yang dipilih secara purposive.

This study discusses about what kind of social capital NGO in preventing the contagious of HIV AIDS by women sex workers. This study also looking for how social capital influence of preventing the contagious of HIV AIDS. The finding shows that Bandungwangi as an NGO has social capital there are social network who created social tie among Bandungwangi sex workers funding organizations government another NGOs and Stafs in Bandungwangi who was sex workers. This social tie builds the collective values and norms about daily habits work rsquo s point of view as sex workers. Collective values and norms build the trust between the actors This kind of social capital mark that Bandungwangi's bonding and bridging to another actors perfectly build.
The finding also shows that the weakness of Bandungwangi's social capital is social network with other NGO. Each of these forms Bandungwangi's social capital also proved instrumental in building communication coordination improved reputation and creating collective action to participation activities of preventing the contagious of HIV AIDS. This study fills a void a discusiion about social capital NGO in preventing the contagious of HIV AIDS by women sex workers that has never been done before. This study using qualitative approach with study case strategy in Bandungwangi NGO in East Jakarta. Consist of twelfth participants they were selected by purposive sampling.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kandasamy, W.B. Vasantha
Phoenix : Xiquan , 2004
614.599 3 KAN a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yona Kurnia Sari
"Dampak HIV/AIDS menimbulkan stres pada orang dengan HIV/AIDS. Salah satu cara untuk mengurangi stress adalah mencari dukungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan tingkat stress orang dengan HIV/AIDS dikota Depok. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional terhadap 77 orang dengan HIV/AIDS dengan menggunakan metode pengampilan sampel consequtive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu Medical Outcomes Sosial Support Survey HIV (MOSS-HIV) dan Perceives Stress Scale HIV (PSS-HIV).
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa dukungan sosial yang diterima responden tergolong tinggi (55,8%) dan tingkat stress responden berada dalam kategori stress berat (80,5%). Hasil analisis bivariat menemukan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat stress (p value < 0,05). Hasil penelitian ini merekomendasikan dukungan sosial sebagai salah satu cara untuk membantu orang dengan HIV/AIDS menurunkan tingkat stressnya, dengan memberikan prioritas yang lebih pada dukungan materi.

The impact of HIV / AIDS cause stress to people living with HIV/AIDS (PLWHA). Way to reduce stress is to seek social support. The purpose of this study was to determine the relationship of social support and stress levels of people with HIV / AIDS in Depok city. The study design was descriptive correlation with cross sectional study of 77 people with HIV / AIDS by using a consequtive method sampling. Instruments used namely Medical Outcomes Survey of Social Support HIV (HIV-MOSS) and Perceives HIV Stress Scale (PSS-HIV).
The results of this study found that the social support received by respondents is high (55,8%) and stress levels of respondents mostly were in severe stress (80,5%). The results of the bivariate analysis found that there is a relationship between social support and stress levels (p value <0.05). The results of this study recommend social support as a way to help people with HIV / AIDS reduces the stress level, by giving higher priority to the material support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chichester: Wiley, c1992
155.9 Ris
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Nurachmah
"Tingginya angka HIV/AIDS, hilangnya masa produktif dari penderita berdampak pada kehilangan usia produktif di Indonesia. Hal ini disebabkan karena perilaku berisiko yang salah satunya terjadi dikalangan anak usia sekolah dan merupakan kelompok rentan tertularnya HIV/AIDS. Berdasarkan fenomena tersebut, tujuan penelitian yang dilakukan adalah menganalisis faktor pencegahan HIV/AIDS melalui perilaku berisiko tertular pada siswa SLTP.
Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dan menggunakan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling di SLTP X Jakarta yang memenuhi kriteria inklusif. Faktor intrinsik yang meliputi persepsi tentang pemahaman, sikap dan pencegahan HIV/AIDS mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku berisiko tertular pada siswa SLTP. Begitu pula dengan faktor ekstrinsik (informasi diperoleh dari luar) yang meliputi informasi orangtua, fasilitas, informasi dengan orang lain dan stigma masyarakat mempunyai hubungan signifikan dengan perilaku berisiko tertular pada siswa SLTP.
Rekomendasi dari penelitian ini adalah peningkatan pengetahuan melalui komunikasi, informasi dan edukasi tentang faktor pencegahan HIV/ AIDS melalui perilaku berisiko tertular pada siswa SLTP. Hal lain adalah perlunya peningkatan bimbingan dan konseling dari guru serta pendampingan dari orang tua kepada anak.

The High prevalence of HIV/AIDS can lead to a less in productive age in Indonesia. This problem can be attributed to the risk behavior of school age children, a risk group for HIV/AIDS infection. This study aims to analyse HIV/AIDS prevention factors among junior high school students.
The research used a descriptive correlation and a cross sectional approaches. The sampling method employed a purposive sampling at SLTP X in Jakarta whose subjects fulfilled the inclusive criteria. The intrinsic and extrinsic factors were explored. The intrinsic factors,?perception on understanding, attitude, and HIV/AIDS prevention?were significantly correlated with the contagious risk behavior among junior high school students. The extrinsic factors (involving external source of information, information from parents, facilities, information from other people, and community stigma) were significantly correlated with contagious risk behavior among students.
Based on this findings, it is imperative to improve knowledge through communication, information, and education on HIV/AIDS prevention factors from contagious risk behavior of junior high school students. It is also important to improve guided supervision and counseling ability from teachers and intensive assistance from parents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mirzal
"Sudah lebih 25 tahun, sejak pertama ditemukan lahun 1981, berbagai bangsa di dunia berupaya untuk menanggulangi HIV/AIDS, tetapi penyakit ini terus berkembang dengan peningkatan yang cepat dan mengkhawatirkan. Estimosi jumlah penderita HIV/AIDS di seluruh dunia pada tahun 1990 adalah 7,8 juta dan pada akhir Desember 2007 sudah mencapai 33,2 juta, dimana 90% berasal dari negara berkembang (WI-IO&UNAIDS, 2007). Perkembangan epidemi HIV/AIDS di Indonesia termasuk dalam kelompok tercepat di Asia, fase epidemiknya telah berubah dari “low” menjadi “concentrated” . Sampai akhir September 2007 ,secara kumulatif jumlah pengidap infeksi HIV adalah 5904 dan kasus AIDS adalah 10384, yang tersebar di 33 provinsi. Rate kumulatif kasus AIDS Nasional sebesar 4,57 mf 1oo.ooo pcnduduk (1:>n.Jen PPM&PL, 2007).
Papua mempunyai proporsi kasus AIDS tertinggi dibandingkan dengan provinsi Iainnya di Indonesia dan penularannya telah merambah ke masyarakat umum dengan prevalensi cukup tinggi yaitu lebih I persen. Bila dibandingkan dengan populasi penduduk maka cafe rare kasus/jumlah penduduk x 100.000) dl Papua adalah 60,93 per 100.000 penduduk dan merupakan 15,39 kali Iebih tinggi dibandingkan dengan rate nasional (3,96). Penularan HIV di Papua 90 persen disebabkan Oleh hubungan heteroseksual (BPS & Depkes RI, 2007). Tigginya penyebaran HIV/AIDS di Papua dikarenakan rendahnya penggunaan kondom pada kelompok risiko tinggi, rendahnya pengetahuan dan minimnya informasi tentano HIV/AIDS.
Informasi mengenai hubungan antara ringkat keterpapamn infonnasi HIV/AIDS dengan perilaku kelompok risiko Linggi, seperti peianggan WPS dalam penggunaan kondom scks komemial sangat berguna sebagai masukan bagi pembuat kebijakan untuk membuat program penoegahan dan penanggulangan penyakit HIV/AIDS yang iebih efektif dan efisien, khususnya di Papua.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan tingkat ketcrpaparm informasi HIV/AIDS dengan perilaku penggunaan kondom pada pelanggan WPS di Papua seteiah dipadankan oleh variabel umur, status perkawinan, tingkat pcndidikan, tingkat pengetahuan dan riwayat mengalami gejala IMS yang berpcmn sebagai confounder, dcngan menggunakan modelling Propensity Score Matching_ Penelitian ini menggunakan data sckunder Survei Surveilans Perilaku HIV/AIDS 2004/2005 dari PZMPL Depkes Rl dan desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah tukang ojek dan tukang bongkar muat pelabuhan di Papua, yang selanjutnya disebut dengan pelanggan WPS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang konsisten menggunakan kondom saat berhubungan scks dmngan WPS muih sangat rendah (|9?l4%). Hasil analisis bivariat menunjukkan variabel umur (p=0,650), status perkawinan (p=0,403) tidal: berhubungan dengan perilaku penggunaan kondom pada pelanggan WPS, sodangkan variabel tingkat pcndidikan (p=0,000l), tingkat pengetahuan (p=0,000),dan riwayat mengalami gejala IMS (p=0,000) menunjukkan hubungan yang sigtifikan dengan periiaku penggunann kondom pada pelanggan WPS.
Pada analisis mukivasiat modelling Propensiry Score Marching baik dengan nearest neighbor maupun caliper, variabel umur dan status perkawinan hams dikeluarkan dari model, karena reduksi biasnya lebih rendah sebelum dipadankan daripada setelah dipada-nkan. Hmil akhir analisis PSM pada model fit didapatkan nilai yang sama antara kedua algoritma baik nilai OR maupun nilai T-stat. 'Nilai odds ratio (OKI adalah 2,3 (95%Cl=I,2-4,5), ini artinya pelanggan WPS yang Hngkat ketcrpaparan infonnasi HIV/AIDS cukup memiliki peluang 2,3 kali untuk menggtmakan kondom sccara konsisten dibandingkan dengan yang tingkat kCl¢l'P8P&l'|-ll infonnasi HIV/AIDS kurang dan nilai T-stat didapat 0,85(p>0,05), artinya tidak ada hubungan yang bcnnaknu antara tingkat keterpaparan infomaasi HIV/AIDS dengan perilaku penggunaan kondom pads pelanggan WPS di Papua.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan kepada pengelola program HIV/AIDS baik di pnsat maupun daemh agar lebih meningkatkan intensitas dan kedalaman informui HIV/AIDS terutama bagi kelompok nusyanakat yang mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit HIV/AIDS, meningkatkan pemn tenaga kesehatan dan membangun kcmitraan dengan tokoh agama, tokoh adat/masyamkat, LSM, dunia usahalswasta dan Iembaga pendiclikan formal untuk kepentinan penyeharan informasi yang akurat dan benar tcntang HIV/AIDS, melibatkan pakar komunikasi dan mendorong perusahaan komunikasifmedia lebih berperan dulam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dan sosialisasi kondom, pemberdayaan kelompok risiko tinggi(pecr group) dalam pcnyebaran infomuui HIV/AIDS dan menetapkan pttraturan daerah penggunaan kondom 100%.

It has been more than 25 years, since the first time the HIV/AIDS we found in 1981, there are many different programs have been developtxl by countries around the world in attempt to control the growth and spreading of HIV/AIDS. But unfortunately, the uncontrolable growth of this disease has attracted more serious attentions. The estimated number of sufferes litom the disease has increased dramatically from about 7,8 million people in 1990 to approximately 33,2 million sufferes in late December 2007. There was 90% of the total sufferers fiom developing countriw (WHO&UNAlDS, 2007). The growth of the HIV/AIDS epidemic in indonesia has been recorded as the fastest among Asian countries. It has progressed fiom “low” to “eoncentrated". Untill late September 2007, the total number of people infected by HIV cumulativcly reached 5904 and the number of AIDS cases was l0384, that found within 33 provinces of Indoneia. The national cumulative rate of the AiDS cases in Indonesia was 4,57 per 100.000 people (Dit.Jcr1 PPM&PL, 2007).
The highest proportion of the I-HV/AIDS found in Indonesia is in Papua where the spread of the infectious disease has reached its most eomunities with the prevallance of the cases is more than l%. If this value is being compared with its population of the province in general, the case rate will be 60,93 per l00.000 peoples. This rate is 15,39 times higher than the national rate which is only 3,96.
The most common cause of the spreading process of the disease in Papua is through heterosexual behaviours which is up to 90 percent (BPS & Depkes RI, 2007). The increased number of HIV/AIDS in Papua is also led by the usage of condom at high risk group still low, a lack of infomation and education about HIV/AIDS.
The information about relationship between infomation exposed about HIV/AIDS with behavior in condom use among the consumer of FSW is necessary to be considered by public health policy makers as 2 sugestion to prevent and control ilu: growth ofHlV/AIDS effectively and effecient in Papua. This research is aimed to identify the relationship between the infomation exposed about HIV/AIDS with behavior in condom use among the consumer of FSW in Papua by focussing on ages, marital status, educational level, infomation level and the story of suffering from Sexual Transmited Infection symptoms which act as corrfounder, and using Pmpensity Score Marching Analysis. This research uses secondary data of Behavioral Surveillance Survey(BSS) of HIV/AIDS in 2004/2005 from P2MPL, Health Department of indonesia and the design of this research is cross sectional. The samples used in this research are the consumers of FSW. They are tukang ojelc (motorcycle taxi drivers) and tukang bongkar muat pelabuhan (workers loading goods in Papua’s harbour. Further they will be mentioned as the FSW consumers.
The results of this research show that the number of respondents who are consistent to use condoms in conducting their sexual intercourses with FSW is still remaining low (l9,l4%). By bivariate analysis, the result shows that the variable age (p=0,650), marital status (p=0,403) have not significantly with the consumer of FSW behavlor’s in condom use. Meanwhile, the variable educational level (p=0,000l). knowledge level (p=0,000), and the history of suffering from IMS symptoms (p=0,000) have showed the significant relation with the behaviours of using condoms among FSW consumers.
The multivariate analysis with Propensiry Score Marching, either nearest neighbor or caliper show that varlabel age and marital status have to be excluded hom the model because the reductive bias before matching process is lower than after the match. The final result of the analysis of PSM on a fit model is found the same value for both algoritma either OR value or T-stat value. The value of odds rario (OR) is 2,3 (95%Cl=l,2-4,5). This means that the FSW consumers with adequate exposed information of HIV/AIDS have 2,3 times of possibilities to use condoms consistently compared with the other ones, who do not have enough exposed infonnation of HIV/AIDS, and T-stat value is 0,85(p>0,05) which means the relationship between the level of exposed infomation of HIV/AIS and the behavior of condom use among FSW consumers in Papua have not significant.
Based on the results of this research, it is suggested that the managers of the HIV/AIDS programs either in the centre or in district areas to improve the intensity and the depth of relevant infomation of HIV/AIDS for high risk community groups, to develop the roles of health workers, and to build a good relationships and supports with religionists, traditional/ cultural values, NGO‘s, local businesses and formal educational institutions in order to be able to spread and share accurate, adequate and proper information about HIVIAIDS. It is also suggested to involve communication experts and encourage companies and electronic medias of communication to be more active in anticipation and controling the spreads of HIV/AIDS and the socialisation of using condoms, empowering the high risk groups (peer group) to take in part of HIV/AIDS infomation spreading, and the local policy makers are suggested to make l00% condom policy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33796
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yayu Handayani
"ABSTRAK
Stigma dan diskriminasi yang banyak dialami oleh gay dengan HIV/AIDS dapat
mengakibatkan berbagai masalah psikososial, salah satunya adalah harga diri.
Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kemampuannya beradaptasi dalam
lingkungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah menguraikan harga diri kaum gay
dengan HIV/AIDS dalam melakukan adaptasi sosial. Ini adalah penelitian
kualitatif dengan jumlah partisipan sebanyak sembilan orang yang berdomisili di
Kota Ciamis dan Banjar, Jawa Barat-Indonesia yang direkrut melalui metode
snowball sampling dan data dianalisa menggunakan tematik. Hasil penelitian
menghasilkan empat tema yaitu: 1) Kondisi harga diri gay dengan HIV/AIDS, 2)
Pengaruh harga diri terhadap adaptasi sosial, 3) Mekanisme koping dalam
melakukan adaptasi sosial, dan 4) Harapan untuk masa depan. Kesimpulannya
yaitu harga diri kaum gay dengan HIV/AIDS dipengaruhi oleh adanya stigma dan
pandangan negatif masyarakat dalam bersosialisasi. Penelitian ini
merekomendasikan adanya pedoman khusus untuk mengetahui dan menangani
masalah harga diri kaum gay dengan HIV/AIDS di lembaga swadaya masyarakat
dan pelayanan kesehatan.

ABSTRACT
Stigma and discrimination among gay with HIV/AIDS can lead to psychosocial
problems, one of them is low self-esteem. This condition may affect them to adapt
as a gay and HIV/AIDS. The purpose of this study is to describe the dignity of gay
with HIV/AIDS in social adaptation. The research was a descriptive qualitative
and through snowball sampling method, 9 participants were recruited. Data
analysis used thematic analysis. The results of this study are four themes: 1) selfesteem
condition, 2) the influence of self-esteem in social adaptation, 3) coping
strategies in social adaptation, And 4) Hope for the future. The conclusion of this
study is that self esteem of gay with HIV/AIDS affected by stigma and negative
response of society in socializing. This study recommends a guideline for
knowing and managing self esteem among gay with HIV/AIDS in Non-
Governmental Organizations and Health Services."
2017
T47770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Handayani
"Transmisi seksual adalah faktor utama pertumbuhan epidemi HIV/AIDS di dunia. Kasus HIV/AIDS paling banyak adalah pada pria dan kelompok umur 20-39 tahun. Upaya untuk menekan pertumbuhan epidemi tercepat adalah menurunkan insiden HIV dengan mengubah perilaku berisiko menjadi aman dan mengurangi stigma/diskriminasi terhadap ODHA. Penelitian terdahulu menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan HIV/AIDS dengan sikap dan perilaku berisiko HIV. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan HIV/AIDS terhadap sikap positif dan perilaku aman HIV/AIDS. Desain studi cross-sectional menggunakan data SDKI 2012. Hasil penelitian menunjukkan pria kawin dan pria belum kawin dengan tingkat pengetahuan tinggi berpeluang lebih besar untuk memiliki sikap positif dan perilaku aman HIV/AIDS dibanding pria dengan tingkat pengetahuan rendah.

The major factor of HIV spreading is sexual transmission. Most cases happened on men and people in 20-39 years old range. One of HIV-growth suppressing effort is to reduce HIV incidence. It can be done by switching the risk behaviour into safe behaviour and decreasing the stigma towards PLWHA. The earlier studies showed that there are association between knowledge of HIV/AIDS attitudes and risk behavior related to HIV/AIDS. The objective of study is to investigate the effects of HIV/AIDS knowledge toward attitudes and HIV/AIDS risk behavior on men. This cross-sectional study using DHS Indonesian Year 2012 and inform us that either married men and unmarriedmen who have highly knowledge have more chance to gain possitive attitude and HIV/AIDS safe behavior rather than low HIV/AIDS knowledge men.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>