Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41378 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Angka penyalahgunaan NAPZA terutama pada remaja dan dewasa awal terlihat
meningkat tajam. Melihat fenomena di alas maka diperlukan upaya penanggulangan
yaitu rehabilitasi. Sayangaya harapan program ini untuk menjadikau korban
penyalahgunaan NAPZA dapat menjalani kehidupannya lebih optimal kurang
tercapai. Studi kepustakaan menunjukkan bahwa angka kekambuhan NAPZA cukup
tinggi yaitu 43,9 % (Pattinson, 1980). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-
faktor yang menyebabkan kekambuhan pada korban penyalahgunaan NAPZA adalah
sugesti sebanyak 28,35 %, pengaruh tcman sebanyak 19,40 %, perasaan malu, rasa
bersalah, tidak berguna sebanyak14,92 %, gangguan psikiatrik/ stres sebanyak 10,45
%, kurang dukungan orang tua dan anggota keluarga yang lain masing-masing
sebanyak 8,96 %, sakit fisik dan kurang dukungan teman masing-masing 4,48 %.
Faktor lain yang juga berpeluang menyebabkan kekambuhan/ relapse pada korban
penyalahgunaan NAPZA adalah usia awal penyalahgunaan NAPZA yang rata-rata
adalah remaja, keinginan untuk coba-coba dan ikut-ikutan, prestasi yang menurun,
kecanduan, depresi, dan tidak tuntasnya program rehabilitasi yang sebelumnya diikuti
oleh responden."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4976
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Wahyuliyaningtyas
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S10457
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Angka penyalahgunaan NAPZA terutama pada remaja dan dewasa terus meningkat.
Fenomena ini harus ditanggulangi secara cepat dan tepat yaitu dari orang tua untuk
melakukan perawatan secara komprehensif. Studi kepustakaan menunjukkan jumlah
kunjungan rawat pada RSKO pada tahun 1999 adalah 5.008 orang kemudian tahun
2000 menjadi 8 823 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi orang tua untuk merawat anggota keluarga dengan
penyalahgunaan NAPZA adalah faktor predisposisi: pengetahuan 78,57%, preferensi
fasilitas kesehatan 75%, kepercayaan pelayanan 71,43% dan Nilai pelayanan
lcesehatan 82, 14%. Faktor lain yang berpeluang berpengaruh adalah faktor
kebutuhan: informasi pelayanan kesehatan 39,29%, sistem pendukung 71 ,43%.
Sementara yang sedikit berpengaruh adalah faktor ekonomi: biaya pelayanan
kesehatan 39,29%, jarak pelayanan kesehatan 28,57% dan pendapatan orang tua
%28,57."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5151
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Nuriskawati
"Kompleksnya masalah penyalahgunaan Narkotika dan zat psikotropika (napza) di Indonesia membutuhkan pencegahan yang dipengaruhi berbagai factor. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif koleratif yang A bertujuan untuk meningkatkan peran ibu dalam mencegah penyalahgunaan napza pada remaja. Penelitian ini mengikutsertakan 33 ibu yang memiliki anak usia remaja di RT 07 RW 08 Pondok Ranji dengan alat pengumpul data berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 7 responden (2l,2%) sangat berperan, I2 responden (36,4%) cukup berperan, dan I4 responden (46,4%) kurang berperan. Hasil analisis data didapatkan nilai p sebesar 0,001 nilai ini lebih kecil dari a (0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signitikan antara pengetahuan, sikap, motivasi, dan ketersediaan waktu dengan peran ibu dalam upaya pencegahan penyalahgunaan napza pada remaja. Variable yang Iain menunjukkan nilai p lebih besar dari fx (0,05), hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dorongan keluarga, dorongan guru dr sekolah, pendidikan ibu, dan pengalaman buruk."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5707
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fabrila Hasti Endah Ramadani
"

Pendahuluan: Remaja mengalami perkembangan dalam berbagai aspek dan remaja akan memberikan berbagai respons terhadap perkembangannya. Respon maladaptif yang rentan dialami remaja adalah penyalahgunaan NAPZA. Penyalahgunaan NAPZA dapat disebabkan oleh harga diri rendah yang dialami remaja. Faktor-faktor yang menyebabkan harga diri rendah remaja diantanya masalah emosi dan perilaku, rendahnya perilaku prososial serta pola asuh orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan harga diri dan penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Metode: Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif. Teknik yang digunakan adalah purposive sampling dan stratified-cluster sampling dengan jumlah responden sebanyak 268 remaja SMA di Jakarta Selatan. Data diambil menggunakan enam kuesioner yaitu data demografi, Strength and Difficulties Questionnaire, Typology of Parenting Style, Coopersmith Self Esteem Inventory, dan Drug Abuse Screening Test-20. Hasil: Remaja SMA di Jakarta Selatan memiliki tingkat harga diri sedang sebesar 54,9% dan 77,6% bersih dari penyalahgunaan NAPZA. Faktor risiko masalah emosi dan perilaku memiliki hubungan bermakna dengan harga diri remaja, sedangkan perilaku prososial dan pola asuh tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan harga diri. Masalah emosi dan perilaku, perilaku prososial, serta pola asuh orang tua tidak berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Rekomendasi: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar mengembangkan promosi kesehatan jiwa pada pencegahan penyalahgunaan NAPZA dengan kontrol diri, pelatihan penyelesaian masalah dan pembentukan kader kesehatan remaja, school nurse, dan life skills serta program preventif penurunan harga diri dengan menyediakan ekstrakurikuler. Selain itu, penelitian diharapkan dapat menjadi dasar dalam pemberian program kuratif dan rehabilitatif pada remaja yang menyalahgunakan NAPZA.


Introduction: Adolescents develop in various aspects and they will provide various responses to their development. Maladaptive responses that are vulnerable to adolescence are drug abuse. Drug abuse can be caused by low self-esteem experienced by adolescents. Factors that cause adolescent low self esteem include emotional and behavioral problems, low prosocial behavior and parenting style. This study aims to determine the factors associated with self-esteem and drug abuse in adolescents. Method: The research design uses descriptive correlative. The technique used was purposive sampling and stratified-cluster sampling with the number of respondents as many as 268 high school adolescents in South Jakarta. Data was taken using six questionnaires, namely demographic data, Strength and Difficulties Questionnaire, Typology of Parenting Style, Coopersmith Self Esteem Inventory, and Drug Abuse Screening Test-20. Results: High school adolescents in South Jakarta have a moderate self-esteem rates of 54,9% and 77,6% are clear of drug abuse. Risk factors for emotional and behavioral problems have a significant relationship with adolescent self-esteem, while prosocial behavior and parenting style do not have a meaningful relationship with self-esteem. Emotional and behavioral problems, prosocial behavior, and parenting style are not related to drug abuse in adolescents. Recommendation: The results of this study are expected to be the basis for developing mental health promotion on the prevention of drug abuse by self-control, problem solving training, and establishment of adolescent health cadres, school nurses, and preventive programs to reduce self-esteem by providing extracurricular activities. In addition, research is expected to be the basis for giving curative and rehabilitative programs to adolescents who abuse drugs.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaifina Dini Ghassani Rizki
"ABSTRAK
Pendahuluan: Remaja merupakan fase pembentukan identitas diri. Identitas diri remaja dapat dipengaruhi oleh faktor risiko dan faktor protektif. Faktor tersebut dapat menimbulkan kondisi stres dan konflik yang berdampak pada penyalahgunaan NAPZA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko dan faktor protektif yang berhubungan dengan identitas diri dan penyalahgunaan NAPZA pada remaja.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif-korelatif dan dua teknik sampling yaitu purposive sampling dan stratified-cluster sampling dengan jumlah sampel sebesar 288 remaja SMA di Jakarta Timur. Pengambilan data menggunakan lima kuesioner yaitu data demografi, Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ), Typology of Parenting Style, Identity Function Scale, dan Drug Abuse Screening Test-20 (DAST-20).
Hasil: Remaja SMA di Jakarta Timur sebagian besar memiliki identitas penundaan dan tidak melakukan penyalahgunaan NAPZA. Masalah emosi dan perilaku dan pola asuh orang tua memiliki hubungan secara bermakna dengan identitas diri. Tidak ada faktor yang berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA.
Rekomendasi: Promosi dan prevensi masalah identitas diri dan penyalahgunaan NAPZA pada remaja dengan cara melakukan stimulasi perkembangan, Terapi Kelompok Terapeutik, dan Cognitive Behavior Therapy.

ABSTRACT
Introduction: Adolescent is a phase of self-identity development. Self-identity on adolescent can be influenced by risk factors and protective factors. These factors have risk to cause stress and conflicts which lead to drug abuse. The purpose of this study was to determine the risk factors and protective factors that related to self-identity and drug abuse in adolescents.
Methods: The study use descriptive-correlational research design with two sampling techniques that are stratified-cluster sampling and purposive sampling which are 288 samples of high school students in East Jakarta. The data was collected by five questionnaires that are demographic data, Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ), Typology of Parenting Style, Identity Function Scale, and Drug-Abuse Screening Test 20 (DAST-20).
Results: Most high school adolescents in Jakarta have identity moratorium and nonuse of drug abuse category. Emotional-behavior problems and parenting have a significant relationship with self-identity. There are no factors related to drug abuse.
Recommendation: Promotion and prevention of self-identity problems and drug abuse on adolescent by developmental stimulation, Therapeutic Group Therapy, and Cognitive Behavior Therapy."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfira Rusiana
"Pendahuluan: Remaja memiliki faktor-faktor yang membuatnya rentan melakukan perilaku berisiko seperti mencederai diri dan penyalahgunaan NAPZA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko dan faktor protektif yang berhubungan dengan perilaku mencederai diri dan penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif-korelatif dengan teknik sampling stratified cluster sampling dan purposive sampling dengan jumlah sampel 263 remaja SMA di Jakarta Barat. Penelitian menggunakan lima kuesioner yaitu data demografi, Strenght and Difficulties Questionnaire (SDQ), Typology of Parenting Styles, Deliberate Self Harm Inventory (DSHI), dan Drug Abuse Screening Test-20 (DAST-20). Hasil: Remaja SMA di Jakarta Barat sebagian besar tidak memiliki perilaku mencederai diri dan penyalahgunakan NAPZA. Masalah emosional dan perilaku, perilaku prososial, dan pola asuh memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku mencederai diri. Tidak ada faktor yang berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Rekomendasi: Promosi dan prevensi perilaku mencederai diri dan penyalahgunaan NAPZA dengan Coping-Skills Training, Problem-Solving Therapy, Cognitive Behavior Therapy (CBT) dan Dialectical Behavioral Therapy (DBT).

Introduction: Adolescent has factors that make them vulnerable to health risky behavior such as self-injury and drug abuse. The purpose of this study was to find risk factors and protective factors related to self-injury and drugs abuse in adolescents. Methods: The study used descriptive correlative design and sampling techniques named stratified-cluster sampling and purposive sampling with a total sample of 263 adolescents in high school in West Jakarta. The data was collected by five questionnaires, which are demographic data, Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ), Typology of Parenting Style, Deliberate Self Harm Inventory (DSHI), and Drug-Abuse Screening Test 20 (DAST-20). Results: Most high school adolescents in Jakarta does not have self-injurious behavior and drug abuse. Emotional-behavior problems, prosocial behavior, and parenting style have a significant relationship with self-injury. There are no factors related to drug abuse. Recommendation: Promotion and prevention of self-injury problems and drug abuse by Coping-Skills Training, Problem-Solving Therapy, Cognitive Behavior Therapy (CBT), and Dialectical Behavioral Therapy (DBT)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raharni
"Penyalahgunaan napza merupakan penyakit endemik dalam masyarakat, penyakit kronik yang berulang kali kambuh dan merupakan proses gangguan mental adiktif. Angka kekambuhan cukup tinggi yaiu: sekitar 43,9%. Akibat penyalahgunaan napza banyak fihak yang dirugikan, bukan hanya individu yang bersangkutan, akan tetapi keluarga, masyarakat dan negara. Masa remaja merupakan masa yang paling rawan dalam kehidupan seseorang, pada masa ini merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.
Berdasarkan data dari Rumah sakit Ketergantungan Obat (RSKO) di Jakarta dalam kurun waktu 4 tahun terakhir yaitu dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2000 angka kunjungan korban napza untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan cenderung mengalami peningkatan. Baik pasien rawat inap maupun rawat jalan sebagian besar berpendidikan SLTA yakni 38% untuk rawat jalan dan 42,5% untuk rawat inap. Sebagian besar berusia 15 - 24 tahun yaitu sebesar 78,l%.
Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi lentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penyalahgunaan napza di kalangan siswa SMU negeri kota Bekasi. Manfaat dari penlitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengelola kurikulum pendidikan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan napza di kalangan siswa SMU. Jenis penelitian ini adalah potong lintang (Cross sectional), populasinya adalah siswa SMU Negeri di kota Bekasi. Cara pengambilan sampel adalah secara gugus bertahap (Multistage sampling) dan secara acak sederhana, besar sampel dihitung dengan rumus uji hipotesis proporsi tunggal, dengan jumlah sampel 386 siswa. Cara pengambilan data dilakukan dengan cara survey, pengolahan data menggunakan perangkat komputer, analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan Uji Chi-Square dan multivariat dengan uji multi regresi logistik ganda, dengan model prediksi.
Hasil univariat didapat bahwa responden pria 53,6% dan responden wanita 46,1%, responder: yang berumur kurang dari 17 tahun 22,6% dan yang bemmur I7 tahun ke atas 77,4%. Prevalensi pengguna napza di kalangan siswa SMU Negeri kota Bekasi sebesar 16,8%.
Hasil analisis bivariat dengan uji Chi-square di mana p < 0,05 diketahui bahwa variabel-variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan penyalahgunaan napza adalah faktor individu yaitu karakteristjk remaja (jenis kelamin dan umur), pengetahuan dan sikap, sedangkan dari faktor lingkungan yaitu pekerjaan ibu, keharmonisan keluarga, kebiasaan merokok di keluarga, teman sebaya, dan penggunaan waktu luang.
Hasil analisis multivariat dengan uji multi regresi logistik didapat variabel yang paling dominan berhubungan dengan penyalahgunaan napza adalah jenis kelamin laki-laki.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan kepada pengelola kurikulum pendidikan perlu segera mencari pemecahan untuk mencegah penyalahgunaan napza di kalangan siswa SMU, dengan bekerjasama dengan orang tua murid, misalnya menambah kegiatan ekstra kurikuler dan memberikan pelajaran tambahan mengenai napza, serta meningkatkan kerja sama secara optimal dengan instansi lain yakni depkes, kepolisian, kehakiman dengan memberikan penyuluhan tentang penyalahgunaan napza mengenai hahaya, akibat dan sangsi penyalahgunaan napza.
Saran untuk peneliti, perlu dilakukan penelitian selanjutnya yang bersifat kualitatif sehingga paduan kedua jenis penelitian akan sangat bermanfaat sebagai masukan ke Institusi SMU dalam upaya pencegahan penyalahgunaan napza di kalangan siswa SMU.

Drug abuse, an endemic illness on society, is one of those cronic illness which continously come up an is a process of addictive mental disorder. From the research 49,3% relaps is obtained. It brings terrible effects not only the individual who consumes the drug itself, but also to the family, society, as well as the nation. Adolescence, a transitional time between childhood and adulthood, is the most crucial and dangerous phase in someone's life.
Based on the data obtained from the Hospital of Dmg Dependence (RSKO) in Jakarta, on the past 4 years those are 1997 up to 2000, the number of drug abuse patient visit for out patient or the hospitalized ones tends to increase. Both out patients or the hospitalized patients are mostly have highschool diploma, those are 38% for out patient and 42,5% forthe hospitalized patient. Most of them are 15-24 years of age, estimated at 78,l%.
The purpose of this research is to gather information about factors corellated to drug abuse among govemment-owned high school students in Bekasi region. It is highly expected that this research can be a source of input for the educational cuniculum experts, in preventing dmg abuse amonghigh school students to occur.
This research is based on cross sectional method. and the population is government-owned high school students in Bekasi region. both male and female. Multistage sampling was used, and randomly, sample amount was calculated by single population proportion test method with the amount of 386 students. Data gathering it as completed by survey, data processing was completed by computer, data analysing was completed by univariat, bivariat with Chi-Square test, and multivariat with multi regression logistic test.
53,6% male respondents and 46,l% are the result of univariat. Respondents who are below 17 years old consist of 22,6% and those above 17 years old are 77,4%. Those who had ever tried or are using drugs, are 65 person ( l6,8%).
The result of bivariat analysis with Chi-square test where p<0,05 determined that variables which have close relation to drug abuse are individual factors teenage characteristics (gender and age), knowledge and behaviour, and environmental factors, those are mont's accupation, family harmony, smoking habit in the family, peer friends. and the usage of leisure time. The result of multivariat analysis with multi regression logistic test determined that the most dominant variables correlated to dnig abuse is the male gender.
Based at the research result, it is vivid that the educational curriculum experts should immediately seek for the solution to prevent further drug abuse among the high school students. with giving extra curricullar activities and giving an extra lesson of drugs. They can also incooperate with another institutions such as Health department, police department, law department in giving brief orientation about drug abuse and its danger, effect, and punishment of misusing drugs.
As the advice for researchers, further quality oriented study is highly recommended, so that the combination of both types of research can be very useliil as an input for High school institution in the efibrt of preventing dwg abuse among high school student."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T6083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusni Elvira
"Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (Napza) merupakan sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan (adiksi) dan ketergantungan (dependensi). Penyalahgunaan Napza tidak hanya beraldbat buruk terhadap fisik, tetapi juga mental, perilaku dan ekonomi masyarakat. Target utama penyalahgunaan Napza adalah remaja, hal ini disebabkan karena remagia merupakan fase yang sangat rawan dengan kondisi kepribadian yang masih Sangat labil dan mudah terpengaruh lingkungan dan dalam banyak hal mereka biasa memuaskan keingintahuannya dengan coba-coba, termasuk Napza.
Pcnelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pencegahan siswa tcrhadap pcnyalahglmaan Napza serta hubunganya dengan faktor sosio-psiko demografi (jenis kelamin, tingkat pengetahuan, konsep diri dan dukungan teman sebaya), faktor persepsi (kerentanan, keseriusan, manfaat dan rintangan) serta faktor dukungan (dari keluarga, sekolah dan media massa). Metode pcnelitian yang digunakan adalah observasional melalui pendekatan kuantitatif dengan disain potong lintang (cross sectional). Data yang digunakan adalah data primer, yang dikumpulkan rnclalui angket. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas satu dan dua di enam SMU di Kota Depok dengan jumlah sampel sebanyak 411 orang dan dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2008.
Hasil penelitian menunjukkan lebih separuh dari responden sudah memiliki perilaku pencegahan yang baik (54,5%). Variabel yang ditemukan berhubungan secara bcrmakna dcngan perilaku pencegahan adalah variabel jenis kelamin, konsep diri, tingkat pengetahuan, dukungan teman sebaya, persepsi manfaat, persepsi rintangan dan dukungan keluarga. Faktor yang dominan berhubungan adalah dukungan keluarga,jenis kelamin, dan dukungan teman sebaya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik, akan berpeluang melakukan pencegahan 2,2 kali dibandingkan responden yang rnemiliki dukungan keluarga kurang baik, responden perempuan memiliki peluang 2,0 kali untuk berperilaku pencegahan baik dibandingkan rcspondcn laki-Iaki dan responden dengan dukungan tcman sebaya yang baik berpeluang 1,9 kali untuk melakukan perilaku pencegahan dibandingkan responden yang memiliki dukungan teman sebaya kurang baik.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Badan Narkotika Depok dan pihak lainnya seperti LSM, komite sekolah dan keluarga bekerjasama dalam meningkatkan perilaku pencegahan terhadap penyalahgmmaan Napza antara lain dengan peningkatan pemberian informasi tentang Napza yang tepat dan benar, melalui mata pelajaran, penyuluhan, konseling, seminar, pelatihan/training of trainers siswa untuk menjadi konselor bagi teman-temannya, serta meningkatkan pengawasan terhadap pergaulan dan perilaku siswa baik disekolah maupun di rumah.

Narcotics, Psychotropics and Others Additive?s Substances (drugs), are the groups of essences that generally have may cause addicted and depended. Drugs abuse not only make physic disorder, but also mental, behavior, and public economic, Main target of drugs abuses is adolescent, it is caused adolescent is a gristle period with personality condition is still really unstable and easy effected by their social life or environmental and In so many occasions, they are so eager to try new things, including drugs abuse.
This research is performed on student first and second class in senor high school at Depok City with the purpose to know behavior preventive student to drug's abuse and its relations to socio-psycho demogtaphy factors (sex, intelligence, self concept and peer group support), perception factors (perceived of susceptibility, and seriousness, perceived of benefits and barriers) and support factors (of family, school and mass media). Data which is utilized is primary data as questionnaire through quantitative observation approach, with design cross sectional. The research perforrned on February to March 2008.
The result show that more than half of respondent has had good prevention behavior (54, 5%). Found variable concerning with variable preventive is sex variable, self concept, intelligence, peer group support, perceived of benefit, and barrier and family support (p<0,05). The dominant factor which is related was family support, sex and peer group support.
The conclusion of this research are respondent who has good family support, will get opportunity to perfomr prevention 2,l time tl1an respondent who have poor family support, female have opportunity 2,0 time to get good prevention behavior than male, and respondent with good peer group support will gets opportunity 1,9 times to do prevention than who have poor peer group support.
Suggested to Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Badan Narkotika Depok and another party as NGO, school committee and family collaborates to improves prevention behavior to drug?s abuse for example with increasing information distribution concerning about drugs clearly, through studies, counseling, seminar, training/training of trainers student to become counselor for its friend, and increases observation to their social life and behavior even at school and also at the house.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, 2008
T33627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>