Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176378 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Penelitian ini tidak menghubungkan dua variabel atau mengkaji pengaruh life skill education dengan masalah HIV/AIDS,tetapi ingin mengetahui keadaan masing-masing variabel secara lepas
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Agustin
"Penelitian ini membahas tentang psikososial remaja dengan HIV pasca pembukaan status yang ditinjau menggunakan kerangka analisis penyesuaian psikososial dari tahapan Stage Models dan mengidentifikasi bentuk serta sumber dukungan sosial yang diterima. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi fenomenologi dan pencarian informan menggunakan teknik snowball sampling. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi lapangan terhadap 5 (lima) informan utama usia 18-20 tahun yang telah mengetahui status seropositif HIV yang dimiliki, dan 3 (tiga) informan pendukung sebagai pengasuh. Waktu pengumpulan data dilakukan mulai dari bulan Maret hingga bulan Mei 2023. Penelitian ini juga bertujuan untuk memahami bagaimana proses pembukaan status HIV kepada ADHA, kondisi psikososial yang dialami remaja ketika mengetahui status HIV, dan bentuk-bentuk dukungan sosial yang diterima oleh remaja selama proses penerimaan diri terhadap status HIV yang dimiliki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembukaan status yang tidak diimbangi dengan informasi memadai tentang HIV, membuat anak kebingungan sehingga memiliki pengetahuan dan regulasi diri yang rendah. Selain itu, dinamika psikososial yang terjadi pada remaja pasca mengetahui status HIV mengalami kondisi akhir yang dicapai dalam bentuk penerimaan diri ataupun penolakan diri. Penerimaan diri dicerminkan dengan adanya kemandirian, penguasaan diri, serta kepatuhan menjalani pengobatan, sedangkan penolakan diri ditunjukkan dengan kecemasan, depresi, rendahnya harga diri, dan ketidakpatuhan menjalani pengobatan. Di samping itu, dukungan sosial pasca pembukaan status berasal dari anggota keluarga, teman sebaya, pasangan, maupun lembaga. Kehadiran dukungan sosial mendorong penerimaan diri pada remaja dengan HIV. Remaja dengan dukungan sosial yang penuh dan konsisten memiliki harga diri yang tinggi serta pandangan hidup lebih positif jika dibandingkan dengan remaja yang kurang mendapatkan dukungan sosial.

This study discusses the psychosocial adjustment of adolescents with HIV after the disclosure of their status using the Stage Models' psychosocial adjustment analysis framework and identifies the forms and sources of social support received. This research uses a qualitative method with a phenomenological study research type and informant search using snowball sampling technique. Research data was collected through in-depth interviews and field observations of 5 (five) main informants aged 18-20 years who already knew their HIV seropositive status, and 3 (three) supporting informants as caregivers. The time of data collection was carrie out from March to May 2023. This study also aims to understand how the process of opening HIV status to ADHA, psychosocial conditions experienced by adolescents when knowing HIV status, and forms of social support received by adolescents during the process of self-acceptance of their HIV status. The results showed that the disclosure of status that is not balanced with adequate information about HIV, makes children confused so that they have low knowledge and self-regulation. In addition, the psychosocial dynamics that occur in adolescents after knowing their HIV status experience the final condition achieved in the form of self-acceptance or self-rejection. Self-acceptance is reflected in the presence of independence, self-control, and compliance with treatment, while self-rejection is indicated by anxiety, depression, low self-esteem, and non-compliance with treatment. In addition, post-opening social support comes from family members, peers, partners, and foundations. The presence of social support promotes self-acceptance in adolescents with HIV. Adolescents with full and consistent social support have high self-esteem and a more positive view on life when compared to adolescents who lack social support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pohan, Herdiman Theodorus
Jakarta: UI-Press, 2006
PGB 0168
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
"One goal of MDG's is againts HIV/AIDS, malaria and other infection disease. Now HIV/AIDS not only infects high risk population like MSM, injection drugs user, comercial sex worker, but also on woman and child, especially on poor woman. This articel used descriptive analitic method with logical thinking abot the fenomena of poor woman in HIV/AIDS case and the solution to solve them. The conclution of this articel is woman is more poor than man refers on economical and political perspective. It impacts that woman has more risk on HIV/AIDS than man because of biological, gender, social, economic, and cultural. Comprehensive efforts is needed from multi sector to decrease HIV/AIDS case on woman, such as (1) gender equility and woman empowerment, (2) Increase the access of health services for woman, and (3) Mentoring process to woman sex workir in preventing HIV/AIDS. Decision maker is important including gender equility issue in HIV/AIDS countermeasures program in each level from regency to national, and in health, education, and cultural, social, economy, and political and power sector"
EDISMIKA 5:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Sosial R.i., 2006
361.3 MAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Firman
"Pandemi COVID-19 berdampak sangat luas, khususnya pada orang dengan HIV/AIDS sering mengalami stress dan cemas lantaran takut tertular COVID-19, yang dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup mereka. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dan dukungan sosial dengan kualitas hidup pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) selama masa pandemi COVID-19. Metode penelitian ini adalah cross sectional, jumlah sampel sebanyak 133 orang diambil secara convenience sampling. Resiliensi diukur menggunakan kueosiner (CD-RISC-25), dukungan sosial (MSPSS) dan kualitas hidup menggunakan (WHOQoL-HIV-BREF). Dari hasil analisis Chi-Squaire bahwa resiliensi memiliki hubungan signifikan terhadap kualitas hidup dengan (p=0,000 < α=0,05). Demikian juga dukungan sosial memiliki hubungan signifikan terhadap kualitas hidup dengan (p=0,000 < α=0,05). Sedangkan dari hasil analisis regresi logistic berganda menunjukkan bahwa resiliensi menjadi variable dominan yang mempengaruhi kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS dengan nilai OR=59,533. Kesimpulan ada hubungan antara resiliensi dan dukungan sosial dengan kualitas hidup, dan responden yang memiliki resiliensi tinggi memiliki kecenderungan 59,53 kali lebih tinggi memiliki kualitas hidup baik dibandingkan dengan responden yang memiliki resiliensi sedang dan rendah setelah dikontrol oleh status pernikahan, tingkat penghasilan dan lama didiagnosa HIV.

During the COVID-19 pandemic the impact was very broad, including people with HIV/AIDS, eexperienced fear of contracting COVID-19. The aim of this study was to determine the relationship between resilience and social support with the quality of life among people living with HIV/AIDS (PLWH) during pandemic. Methods: This research was a cross sectional study, involved 133 respondents that took part in the survey. The resileience was measured by (CD-RISC-25) questionnaire, and the social support was measured by (MSPSS), while the quality of life was measured by (WHOQoL-HIV-BREF). Results: resilience has a significant relationship with quality of life with (p = 0.000 < = 0.05). Likewise, social support has a significant relationship with quality of life (p = 0.000 < = 0.05). Multiple logistic regression analysis show that resilience is the dominant variable that affected the quality of life in people with HIV/AIDS with OR=59,533. The conclusion : resilience and social support with quality of life, and respondents who have high resilience have a 59.53 times higher tendency to have a good quality of life compared to respondents who have moderate and low resilience after being controlled by marital status, income status and duration of HIV diagnosis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Martua Hidayana
"ABSTRAK
Beberapa studi epidemiologi yang pernah dilakukan di Indonesia memperlihatkan bahwa prevalensi HIV/AIDS rendah dan beberapa PMS, seperti chlamidia, cukup problematik. Dari penelitian ini juga terungkap bahwa beberapa kegiatan surveilans sentinel sedang berjalan yang seringkali tumpang tindih. Pekerja seks di Surabaya misalnya mengeluhkan bahwa mereka dites oleh beberapa tim peneliti yang berbeda.
Dalam meninjau kegiatan-kegiatan HIV/AIDS dan PMS yang ada, ditemukan 2 bidang yang masih lemah yaitu advokasi dan pengembangan kebijakan strategi. Pengembangan penelitian sebaiknya diarahkan untuk memperbaiki 2 bidang penting ini.
Penelitian-penelitian berikut sebaiknya mengkombinasikan metode kualitatif dan kuantitatif, tetapi bukan merupakan kombinasi antara penelitian epidemiologi dengan penelitian sosial/behavorial karena bisa menimbulkan persoalan. Orang akan cemas atau khawatir karena adanya komponen surveilans dan mungkin tidak akan terbuka dan jujur dalam penelitian behavioral atau perilaku.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kegiatan dan penelitian tentang PMS dan HIV/AIDS. Pertama, masalah etika yang menyangkut kerahasiaan dan anonimitas dalam penelitian, termasuk akuntabilitas dan transparansi. Kedua, aspek gender yang belum nampak kuat dalam berbagai kegiatan PMS dan HIV/AIDS yang ada sekarang. Organisasi-organisasi perempuan banyak yang masih manganggap bidang ini tidak sebagai prioritas. Ketiga, proses partisipatoris yaitu dengan melibatkan kelompok sasaran, misalnya pekerja seks atau waria dan juga LSM, dalam perencanaan program. Keempat, pengembangan jaringan di antara lembaga pemerintah, LSM dan universitas yang bergerak daiam kesehatan reproduksi untuk mengurangi tumpang tindih kegiatan, bahkan konflik. Kelima, pengembangan self-help activities di dalam kelompok sasaran, misalnya kelompok Berdaya di Surabaya atau Bandungwangi di Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Zubairi Djoerban
Jakarta: UI-Press, 2003
PGB 0207
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>