Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93018 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Undang S. Mulyana
"Gaya Kepemimpinan adalah suatu cara yang dipergunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya. Gaya kepemimpinan akan membuka peluang pegawai untuk meningkatkan kinerjanya sehingga diperlukan adanya peningkatan kemampuan kepemimpinan yang, lebih profesional serta menerapkan gaya kepemimpinan yang cocok sesuai dengan tingkat kematangan bawahan.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran deskriftif tentang pengaruh (1) gaya kepemimpinan terhadap kinerja, (2) kemampuan kepemimpinan terhadap kinerja, (3) gaya dan kemampuan kepemimpinan secara kumulatif terhadap kinerja pegawai.
Metode penelitian yang digunakan deskriftif analitik dengan kerangka pendekatan kuantitatif serta teknik pengumpulan data berupa angket/kuesioner. Instrument penelitian yang digunakan adalah (1) gaya kepemimpinan dari Paul Hersey dan Kenneth Blanchard yang dikembangkan oleh Leader Adaptability Style Inventory (LAST), (2) kemampuan kepemimpinan dari Roberth L. Katz dengan instrumen penelitian yang dikembangkan sendiri, (3) kinerja pegawai dikemukan oleh Sastrohadiwiryo.
Pengujian penelitian mempergunakan Analisis Multivariat, sedangkan pengolahan data dibantu dengan bantuan Soft Ware for Windows versi 11,0 dan Microsot Excel dan disajikan dalam bentuk ouput SPSS dan persamaan matematik.
Berdasarkan hasil pengujian dan pengolahan data dapat ditemukan bahwa (1) gaya kepemimpinan yang paling banyak dilakukan adalah gaya kepemimpinan konsultasi dan instruksi dengan dukungan gaya partisipasi dan delegasi, (2) kemampuan yang memberikan kontribusi paling besar adalah keterampilan knseptual (Conceptual Skill) diikuti keterampilan teknik (Technical Skill) dan keterampilan bekerja sama (Human Skill). (3) gaya dan kemampuan kepemimpinan secara kumulatif terdapat pengaruh yang signiftkan yang besarnya ditunjukkan dengan nilai r square sebesar 20,9%. Artinya apabila kedua perilaku gaya dan kemampuan kepemimpinan dikombinasikan akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kinerja pegawai.

Leaders try to implement style of leadership that is democratic, participative, and consider social and economic condition. However, style of leadership implemented by the leader has not been able to increase employee's performance. Style of leadership of a leader influences the utilization of human resources. It also encourages someone to increase his/her performance.
This research aims to identify and analyse the influence of style of leadership, leader's capability, and those two variables concurrently on employee's performance.
In this research, there are three variables using survey. The population of the research is 78 people. The technique of data collection is literature study as secondary data and interview with questionnaire as prime data.
Based on the research, the influence of style and capability of leadership on employee's performance is 20.9% and it is categorized as significant. The influence of style and capability of leadership partially is also significant.
There is a significant relation continuously and partially of the style and capability of leadership on employee's performance. It is suggested to increase knowledge and skill of the leader formally of informally. Formally it can be obtained by continuous education and training, hence every leader can direct their staff. Informally it can be obtained by instruction on their job.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herawati
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26817
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Widodo
"ABSTRAK
Pneumonia adalah radang paru-para dengan diagnosa nafas ccpat dan sesak serta
adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke daiam. Pneumonia disebabkan oleh
milcroorganisme patogen (bakteri, virus, mikoplasma), aspirasi bahan atau produk
berbahaya Pneumonia dipengaruhi antara lain faktor linglcungan tisik rumah dan
karalcteristik anak. Pneumonia masih menjadi masalah di Indonesia khususnya di Kota
Tasikmalaya. Diperkirakan proporsi penyakit pneumonia penyebab keniatian pada bayi
sebesar l6,4%, sedangkan proporsi penyakit pneumonia pada balita sebesar 25%.
Tujuan penelitian ini adaiah untuk mengetahui hubungan kcjadian pneumonia pada
balita dengan faktor lingkungan Esik kamar tidur dan karakteristik anak.
' Desain penelitian case control dengan pendekatan retrospektifl Sampel sebanyak
300 responden terdiri dari 150 orang kasus dan _150 orang kontrol. Hasil analisis data
diperoleh hasil yaitu dari sepuluh variabel diteliti, yang mempunyai hubungan bermakna
dengan kejadian pneumonia yaitu hanya delapan variabel terdizi dari jenis kelamin
(p=0,00l;OR=2,3), status imunisasi (p=0,009;OR=1,9l), status gizi (p=0,013;
OR=5,04), pembeiian ASI(p=0,028;OR=0,58), ventilasi (p=0,003;OR=0,48),
pencahayaan (p=0,022,0R=0,55), kepadatan hunian (p=o,oo9;oR=o,s) dan asap obat
nyamuk bakar (p=0,003; OR=2,l ). -
Dari hasil uji multivariat tanpa interaksi, faktor dominan yang mempengaruhi
kejadian penyalcit pneumonia pada anak balita adalah status gizi dengan nilai B 1,799
dan OR = 6,041 (CI 95%=l,607-22,713). Scdangkan hasil uji multivariat dengan
intemksi diperoleh' hasil bahwa faktor dominan yang mempengaruhi kejadian
pneumonia anak balita adalah interaksi antara asap obat nyamuk dengan status gizi
dengan nilai B 1,040 dan OR-2,828 (CI 95%=1,66?7-4,7988). Pada perhitungan
probabiiitas didapatkan hasii bahwa balita yang menderita pneumonia memiliki
probabililas adds 15,6 kali punya riwayat status imunisasi tidak Iengkap (DPT dan
Campak), status gizi kurang dan ada asap obat nyamuk bakar di dalam kamar tidur
dibanding balita yang tidak menderita pneumonia Dari hasil penelitian ini disarankan agar anak balita diimunisasi Iengkap (DPT
dan Carnpak), diberi asupan makanan dengan gizi seimbang, dan tidak menggunakan
obat anti nyamuk bakar di dalam kamar tidur, serta perlu disosialisasikan faktor-faktor'
yang berhubungan dengan kcjadian pneumonia pada balita.

ABSTRACT
Pneumonia is implementation of lengs with fast breath and short - winded
diagnosis and existence of chest wall with drawal at down part move inside. Pneumonia
is caused of pathogen microorganism (bacterium, virus, rnicoplasma), materials
aspiration or dangerous product Pneumonia is aifected by the factors of house physical
environment and children characteristics. Pneumonia still become serious problem in
Indonesia especially at T asikmalaya City. It was predicted that proportion of pneumonia
disease caused to the death of baby is l6,4%, while proportion of pneumonia desease of
chlidren imder Eve is 25%. The objective of this research was to lcnow the relation
between pneumonia case of children under tive years with physical environment factor
of badroom and child characteristic.
The research design was case control design and retrospective approach. The
samples were 300 respondents consist of 150 and 150 controls. The result of data
analysis was got : fiom ten variables studied, the variables that have significant relation
ave 8 varables consisted of sex (p=0,00l,OR=2,3), immunization status (p=0,009,
OR=l,9l), nutrition status (p=0,0l3,0R=5,04), giving ASI (p=0,027,0R=0,58),
ventilation (p=0,022,0R=0,48), lighting (p=0,22,0R=0,55), bed room density
(p=0,009,0R=0,5), smoke of medicine for fighting mosquito (p=0,003,0R=2,l). From
multivariate test result without interaction was indicated that dominant factors which
affected on pneumonia disease occurrence of children under live years old were
nutrition status by B-value = l,799 and OR-value == 6,041 CI 95% = 1,607-22,7l3,
whereas multivariate test by interaction was obtained a result that dominant factors
which affected on pneumonia occurrence of children gander five years old were
interaction between smoke of medicine for fighting mosquito and nutrition status by B-
value = 1,040 and OR~value = 2,828 Cl 95% = 1,667-4,7988. At probability calculation,
it was got the result that children under tive years old who suliered from pneumonia had
odd probability 15,6 times of having incomplete immunization status (DPT and
Measles), less nutrition statins and there were smoke of bumed mosquito repellent in the bed room compared to chlidren under tive years who suffered from pneumonia. From
the result ol' research, it was suggested that children under five years old should be
immunized completely (DPT and Measles immunization) it must be given thc lbod
suply with ballanced nutrient and don't use burned mosquito repellent in bad room and it
need to be sosialized the factors which have relation with pneumonia cases of children
under five years old.

"
2007
T34530
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1993
S33429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Saputra
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34194
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Sahat
Jakarta: Kelompok Studi Masalah Kesehatan Masyarakat Kota, Pusat Penelitian UNIKA Atma Jaya, 1986
R 312.23 SIT k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Baharuddin Wahid
"Ringkasan
Jumlah penduduk yang besar, ketimpangan penduduk antar wilayah dan pertumbuhan penduduk yang masih tinggi adalah merupakan ciri-ciri kuantitatif penduduk Indonesia. Sedangkan rendahnya tingkat pendidikan penduduk, tingginya angka kematian bayi dan rendahnya angka harapan hidup waktu lahir adalah merupakan ciri-ciri kualitas penduduk. Dengan memperhatikan ciriciri penduduk tersebut, serta adanya variasi angka kematian bayi antar wilayah dan daerah tempat tinggal (pedesaan-perkotaan); maka dalam tesis ini akan dipelajari kematian bayi di Sulawesi.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mempelajari asosiasi atau pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap kematian bayi di Sulawesi. Dalam hal ini, faktor-faktor yang mempengaruhi kematian bayi akan dilihat dari karakteristik individu dari responden itu sendiri seperti : pendidikan, pendidikan suami, status pekerjaan, pekerjaan suami dan tempat tinggal.
Secara teoritis dapat dikemukakan bahwa di antara sekian banyak faktor yang mempengaruhi kematian bayi, pendidikan ibu merupakan faktor yang sangat penting. Tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap tingkat pengertiannya terhadap perawatan kesehatan, higiene, perlunya pemeriksaan kehamilan dan pasta persalinan serta kesadarannya terhadap kesehatan anak-anak dan keluarganya. Di samping itu pendidikan berkaitan erat dengan faktor sosial ekonomi lainnya seperti pekerjaan, penghasilan, perumahan dan tempat tinggal. Penduduk dengan pendidikan rendah biasanya berpenghasilan rendah, bertempat tinggal di lingkungan yang kurang sehat atau miskin, sehingga mempunyai resiko kesakitan dan kematian yang tinggi.
Sumber data dalam penelitian ini adalah Survey Prevalensi Indonesia (SPI) 1987, SPI merupakan proyek kerja sama antara Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), The Institute for Research Development (IRD), dan Biro Pusat Statistik (BPS). Survey ini dilaksanakan pada bulan September - Desember 1987 di 20 propinsi di Indonesia dengan maksud untuk mengumpulkan data mengenai fertilitas dan Keluaga Berencana. Kelompok sasaran dari SPI adalah wanita berumur 15-49 tahun yang pernah kawin. Sebanyak 11.844 responden di hampir 15.000 rumah tangga terpilih diwancarai secara mendalam oleh 90 orang pewawancara wanita yang telah dilatih secara intensif. Untuk empat propinsi di Sulawesi yang tergabung dalam 14 propinsi di luar Jawa - Bali I dan II, cakupan sampel meliputi 1.268 rumah tangga dengan jumlah responden sebanyak 1069 orang.
Untuk mempelajari asosiasi atau pengaruh variabel sosial ekonomi terhadap kematian bayi dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah 1). Statistik deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik variabel sosial ekonomi dan antara yang diperhatikan dan 2). Statistik inferensial yang bertujuan untuk mempelajari besarnya hubungan serta kuatnya peran variabel bebas dalam mempengaruhi variabel tak bebas yaitu kematian bayi, di samping itu dipakai untuk mempelajari perbedaan proporsi dan perbedaan resiko kematian bayi menurut tempat tinggal.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kematian bayi lebih tinggi di pedesaan dibanding di perkotaan. Namun dalam penelitian ini, berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diperoleh proporsi kematian bayi yang lebih tinggi di perkotaan dibanding di pedesaan. Sedang berdasarkan hasil uji statistik inferensial dengan menggunakan statistik Odd-Ratio bersyarat, menunjukkan adanya variasi angka kematian bayi yang lebih tinggi di daerah perkotaan atau di pedesaan, tergantung dari indikator variabel yang digunakan dalam model. Hal ini ditunjukkan oleh hasil analisis dari setiap model yang diperhatikan, dalam Model Pertama yang digunakan dalam penelitian ini.
Dari semua variabel antara yang diperhatikan dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa variabel jarak kelahiran (VIC), sumber air minum (SAM), tempat buang air besar (TBA) dan tempat melahirkan (ITM) mempunyai pengaruh langsung yang berarti secara statistik terhadap kematian bayi di Sulawesi.
Demikian pula ditunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistik inferensial, asosiasi atau pengaruh variabel sosial ekonomi dan antara secara bersama-sama terhadap proporsi kematian bayi, interaksi indikator variabel pendidikan tamat SLTP+ (IPI2) dan status pekerjaan (IKI) dengan tempat tinggal (ITT) mempunyai pengaruh yang berarti tehadap proporsi kematian bayi. Hal ini menunjukkan bahwa indikator variabel pendidikan tamat SLTP+ dan status pekerjaan mempunyai perbedaan pengaruh yang berarti terhadap proporsi kematian bayi menurut tempat tinggal. Sedang interaksi indikator variabel pendidikan suami (IPS1 dan IPS2) dan pekerjaan suami (IKS) dengan tempat tinggal (ITT) tidak mempunyai perbedaan pengaruh secara statistik dengan tempat tinggal. Demikian pula variabel utama yang diperhatikan indikator variabel pendidikan (IPI1 dan IPI2), status pekerjaan (IKI) yang signifikan pada a = 0,05; yang berarti bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kematian bayi.
Pengaruh tidak langsung faktor sosial ekonomi berdasarkan Model Kedua (berlakunya model Mosley dan Chen), ditunjukkan bahwa indikator variabel pendidikan suami (IPS1 dan IPS2) yang tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kematian bayi melalui variabel tempat buang air besar (TBA) dan variabel tempat melahirkan (ITM). Demikian pula variabel status pekerjaan responden (IKI) dan pekejaann suami (IKS) tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kematian bayi melalui Variabel sumber air minum (SAM). Sedang variabel tempat tinggal (ITT) tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kematian bayi melalui variabel jarak kelahiran (VIC) dan tempat melahirkan (ITM).
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>