Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79109 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Eko Novriansyah
"Banjir Kanal Barat (BKB) merupakan upaya pemerintah DKI Jakarta dalam menanggulangi masalah banjir di DKI Jakarta. BKB di desain untuk dapat mengalirkan debit banjir 100 tahunan yang datang dari sungai Ciliwung, kalikali kecil dan beberapa stasiun pompa. Sungai Ciliwung yang berperan besar menyuplai debit aliran ke BKB sangat tergantung pada tata guna lahannya. Perubahan tata guna lahan yang terjadi saat ini di sepanjang DAS sungai Ciliwung diduga sebagai salah satu faktor penyebab banjir yang terjadi di wilayah DKI Jakarta selain faktor internal BKB sendiri seperti bantaran BKB yang dijadikan sebagai tempat hunian dan kegiatan manusia, BKB sebagai tempat pembuangan sampah, pendangkalan saluran akibat sedimentasi dan lain sebagainya.
Dengan kapasitas saluran BKB saat ini berdasarkan Masterplan for Drainage and Flood Control of Jakarta yang didesain oleh NEDECO pada tahun 1973 apakah BKB masih cukup efektif menanggulangi masalah banjir yang terjadi di wilayah DKI Jakarta dengan adanya perubahan tata guna lahan di daerah aliran sungai Ciliwung.
Analisa efektifitas BKB didasarkan pada data curah hujan BMG Pusat dan data tata guna lahan DAS sungai Ciliwung pda tahun 1982 sampai dengan 2012 dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu SMADA dan HECRAS. Dari analisa didapat bahwa intensitas curah hujan mengalami peningkatan serta tata guna di daerah hulu mengalami perubahan penurunan daya serap. Untuk saat ini BKB kurang efektif lagi mengatasi banjir di DKI Jakarta.

Western Banjir Canal is one of government effort to handle flood at the Jakarta City. Western Banjir Canal designed for flowing the 100 yaers of flood debit which come from Ciliwung, little rivers and many pump system. Ciliwung which the biggest effection of supplyment flowing debit to Western Banjir Canal is depend on it?s functional land system. The exchangement of functional land system happened today along the River Tracking of Ciliwung is accused of one of the caused of flood disaster around Jakarta, except the internal cause of Western Banjir Canal it self like disfunction of its edge as a living place and human activities, Western Banjir Canal as the point of littering, sedimention etc.
With the capacity of Western Banjir Canal line today, according to Masterplan for Drainageand Flood Control of Jakarta designed by NEDECO in 1973, will Western Banjir Canal is effective enough to handle the flood disaster around Jakarta with the exchangement of land use in Ciliwung River River Tracking.
The Western Banjir Canal effective analize based on BMG rainfall and land use Catchment Area Ciliwung River in 1982 to 2012 using the assistance of SMADA and HEC-RAS. The analysis to the resumed increase to intensity rainfall and decrease infiltration capacity on land use rise area. Today, Western Banjir Canal ineffective to handle flood at the Jakarta City.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.21.08.07 Nov p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Noviriansyah
"Banjir Kanal Barat (BKB) merupakan upaya pemerintah DKI Jakarta dalam menanggulangi masalah banjir di DKI Jakarta. BKB di desain untuk dapat mengalirkan debit banjir 100 tahunan yang datang dari sungai Ciliwung, kalikali kecil dan beberapa stasiun pompa. Sungai Ciliwung yang berperan besar menyuplai debit aliran ke BKB sangat tergantung pada tata guna lahannya. Perubahan tata guna lahan yang terjadi saat ini di sepanjang DAS sungai Ciliwung diduga sebagai salah satu faktor penyebab banjir yang terjadi di wilayah DKI Jakarta selain faktor internal BKB sendiri seperti bantaran BKB yang dijadikan sebagai tempat hunian dan kegiatan manusia, BKB sebagai tempat pembuangan sampah, pendangkalan saluran akibat sedimentasi dan lain sebagainya. Dengan kapasitas saluran BKB saat ini berdasarkan Masterplan for Drainage and Flood Control of Jakarta yang didesain oleh NEDECO pada tahun 1973 apakah BKB masih cukup efektif menanggulangi masalah banjir yang terjadi di wilayah DKI Jakarta dengan adanya perubahan tata guna lahan di daerah aliran sungai Ciliwung. Analisa efektifitas BKB didasarkan pada data curah hujan BMG Pusat dan data tata guna lahan DAS sungai Ciliwung pda tahun 1982 sampai dengan 2012 dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu SMADA dan HECRAS. Dari analisa didapat bahwa intensitas curah hujan mengalami peningkatan serta tata guna di daerah hulu mengalami perubahan penurunan daya serap. Untuk saat ini BKB kurang efektif lagi mengatasi banjir di DKI Jakarta.

Western Banjir Canal is one of government effort to handle flood at the Jakarta City. Western Banjir Canal designed for flowing the 100 yaers of flood debit which come from Ciliwung, little rivers and many pump system. Ciliwung which the biggest effection of supplyment flowing debit to Western Banjir Canal is depend on it's functional land system. The exchangement of functional land system happened today along the River Tracking of Ciliwung is accused of one of the caused of flood disaster around Jakarta, except the internal cause of Western Banjir Canal it self like disfunction of its edge as a living place and human activities, Western Banjir Canal as the point of littering, sedimention etc. With the capacity of Western Banjir Canal line today, according to Masterplan for Drainageand Flood Control of Jakarta designed by NEDECO in 1973, will Western Banjir Canal is effective enough to handle the flood disaster around Jakarta with the exchangement of land use in Ciliwung River River Tracking. The Western Banjir Canal effective analize based on BMG rainfall and land use Catchment Area Ciliwung River in 1982 to 2012 using the assistance of SMADA and HEC-RAS. The analysis to the resumed increase to intensity rainfall and decrease infiltration capacity on land use rise area. Today, Western Banjir Canal ineffective to handle flood at the Jakarta City."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35730
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Taufiq
"Tanggul banjir Kanal Barat (BKB) yang terletak pada ruas jembatan guntur- jembatan hailum Jakarta telah mengalami longsor pada bagian tengah ruas tersebut sepanjang 70 m. Berdasarkan pengamatan lapangan kelongsoran tersebut disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut: tanah timbunan yang buruk (banyak plastik dan sampah) disertai nilai sondir yang kecil; diperkirakan dimensi dan kedalaman turap kurang memadai untuk menahan gaya lateral; desain turap sheet pile hanya sampai kedalaman 9 m atau dipancang tidak menembus pasir sehingga diperkirakan tidak mampu menahan gaya lateral; tidak berfungsinya drainase permukaan. Berdasarkan analisis desain penanggulangan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa; alternatif B yaitu sheet pile 12 m di sisi jalan, dan sheet pile 14 m pada sisi kanal ditambah dengan ground anchor dan tanah timbunan diganti dengan tanah yang memenuhi kuat geser yang disyaratkan merupakan alternatif desain terbaik, karena memberikan angka keamanan paling tinggi (FK = 1,40 atau 1:40). Namun, mengingat kemudahan dan ketersediaan dan kemampuan alat kontraktor yang sedang bekerja, maka alternatif c adalah alternatif yang terpilih dengan nilai FK yang 1,25 yang masih memenuhi persyaratan. Desain yang dipilih adalah perkuatan dengan sheet pile 12 m di sisi jalan, dan sheet pile 12 m pada sisi 3 m dari kanal ditambah dengan ground anchor dan tanah timbunan diganti dengan tanah yang memenuhi kuat geser yang disyaratkan."
Bandung: Kementrian Pekerjaan Umum, 2014
627 JTHID 5:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Taufiq
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air - Badan Penelitian dan Pengembangan - Kementerian Pekerjaan Umum, 2014
627 JTHID 5:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Rizqia Farahdilla
"ABSTRAK
Artikel ini membahas struktur jaringan sosial dan karakteristik yang ada di dalam beragam aktor pada tingkatan yang berbeda dalam keberlangsungan pasar informal yaitu Pasar Banjir Kanal Timur. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa orientasi bisnis menjadi dasar utama bagi strategi keunggulan kompetitif bisnis yang menentukan dari keberlangsungan pasar terutama pedagang, namun argumentasi tersebut menunjukkan bahwa studi tersebut tidak memperhatikan elemen-elemen sosial-tradisional yang justru merupakan sumbangan penting bagi keberlangsungan pasar terutama pada pedagang sebagai aktor utama dalam pasar. Penulis berargumen bahwa jaringan sosial menjadi salah satu elemen tradisional yang menjadi penentu dalam menjaga keberlangsungan ekonomi informal khususnya pada pedagang pasar tradisional. Artikel ini melakukan analisis pembentukan dan proses dari sebuah jaringan sosial yang dibangun dengan mengadopsi kerangka kerja tentang kelekatan dari Granovetter dan dengan dibantu oleh pendekatan analisis jaringan sosial dalam pengolahannya pada Pasar Banjir Kanal Timur, Jakarta.

ABSTRACT
This article discusses the structure of social networks and characteristics that exist within a variety of actors at different levels in the sustainability of the informal market, Banjir Kanal Timur Market. Previous studies have shown that business orientation is the main basis for a decisive business competitive advantage strategy of market sustainability, especially traders, but the argument shows that the study did not pay attention to social-traditional elements which were an important contribution to market sustainability, especially to traders as actors main in the market. The author argues that social networks are one of the traditional elements that are decisive in maintaining the sustainability of the informal economy, especially in traditional market traders. This article analyzes the formation and process of a social network built by adopting a framework on the attachment of Granovetter and assisted by an approach to analyzing social networks in its processing in the Banjir Kanal Timur Market, Jakarta.
"
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Irawati
"Hampir setiap tahun betserapa wilayah di Jakarta selalu dilanda banjir dan hal ini sangat merugikan penduduk, terutama daerah langganan banjir.
Atas dasar pemikiran, tersebut di alas, tulisan ini akan membahas mengenai wilayah banjir dan waktu banjir di Jakarta bagian Barat serta faktor-faktor penyebabnya
Sehubungan dengan tujuan tulisan. Masalah yang dikemukakan yaitu ; Di wilayah bagian mana saja terjadi banjir pada DKI Jakarta bagian barat pada tahun 1979? Kapan dan berapa lama terjadi banjir di bagian tersebut? Mengapa?
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rusydi Yazid
"[ABSTRAK
Sudetan Kali Ciliwung - KBT berbentuk terowongan bawah tanah (Shortcut Tunnel) direncanakan sebagai pengendali banjir kali Ciliwung, dimana Sudetan bisa mengurangi daerah rawan genangan khususnya di wilayah Jakarta Timur dan umumnya daerah hilir yang dilewati oleh Kali Ciliwung. Sudetan direncanakan mampu mengalirkan debit sebesar 60 m3/dt sepanjang ± 1200 m dengan 2 buah diameter pipa beton 3,5 m berat 100 ton berdasarkan kontrak sebesar Rp. 492 Milyar. Risiko yang telah diketahui (known risks) adalah yang telah diidentifikasi dan dianalisa, dengan menggunakan tool berupa matriks probabilitas dan dampak (Probabilistic Impact and Matrix) didapatkan pengklasifikasian risiko menjadi risiko rendah/sedang/tinggi, dari setiap kategori risiko dicari yang tertinggi (High Risk) di tiap kategori untuk direncanakan respon terhadap risiko yaitu berupa perencanaan tindahan pencegahan (preventif) dan perbaikan (corrective) terhadap risiko yang telah teridentifikasi.

ABSTRACT
Ciliwung River to East Flood Canals shortcut is an Tunnel that is planned as a Ciliwung River flood control to reduce flooding, especially in East Jakarta and downstream regions generally bypassed by the Ciliwung River. This Tunnel shortcut is planned discharge flow of 60 m3/sec along ± 1200 m with 2 pieces of 3.5 m diameter concrete pipe weighing 100 tonnes under the contract of Rp. 492 billion. Risk is already known (known risks) is that it has identified and analyzed, using tools such as probability and impact matrix obtained the classification of risk into low risk / medium / high, from each sought the highest risk category (high risk) in each category for a planned response to the risk in the form of planning preventive action and repair (corrective) action to the risks that have been identified.;Sudetan Kali Ciliwung – KBT berbentuk terowongan bawah tanah (Shortcut Tunnel) direncanakan sebagai pengendali banjir kali Ciliwung, dimana Sudetan bisa mengurangi daerah rawan genangan khususnya di wilayah Jakarta Timur dan umumnya daerah hilir yang dilewati oleh Kali Ciliwung. Sudetan direncanakan mampu mengalirkan debit sebesar 60 m3/dt sepanjang ± 1200 m dengan 2 buah diameter pipa beton 3,5 m berat 100 ton berdasarkan kontrak sebesar Rp. 492 Milyar. Risiko yang telah diketahui (known risks) adalah yang telah diidentifikasi dan dianalisa, dengan menggunakan tool berupa matriks probabilitas dan dampak (Probabilistic Impact and Matrix) didapatkan pengklasifikasian risiko menjadi risiko rendah/sedang/tinggi, dari setiap kategori risiko dicari yang tertinggi (High Risk) di tiap kategori untuk direncanakan respon terhadap risiko yaitu berupa perencanaan tindahan pencegahan (preventif) dan perbaikan (corrective) terhadap risiko yang telah teridentifikasi, Sudetan Kali Ciliwung – KBT berbentuk terowongan bawah tanah (Shortcut Tunnel) direncanakan sebagai pengendali banjir kali Ciliwung, dimana Sudetan bisa mengurangi daerah rawan genangan khususnya di wilayah Jakarta Timur dan umumnya daerah hilir yang dilewati oleh Kali Ciliwung. Sudetan direncanakan mampu mengalirkan debit sebesar 60 m3/dt sepanjang ± 1200 m dengan 2 buah diameter pipa beton 3,5 m berat 100 ton berdasarkan kontrak sebesar Rp. 492 Milyar. Risiko yang telah diketahui (known risks) adalah yang telah diidentifikasi dan dianalisa, dengan menggunakan tool berupa matriks probabilitas dan dampak (Probabilistic Impact and Matrix) didapatkan pengklasifikasian risiko menjadi risiko rendah/sedang/tinggi, dari setiap kategori risiko dicari yang tertinggi (High Risk) di tiap kategori untuk direncanakan respon terhadap risiko yaitu berupa perencanaan tindahan pencegahan (preventif) dan perbaikan (corrective) terhadap risiko yang telah teridentifikasi]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43487
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>