Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51926 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Pricellya
"Penyakit Diabetes Melitus bila tidak dikontrol dengan baik dapat mengakibatkan
berbagai komplikasi, salah satunya hipertensi. Losartan merupakan antihipertensi
golongan Angiotensin Receptor Blocker yang umum digunakan oleh penderita
hipertensi-diabetes. Metformin merupakan obat antidiabetes golongan biguanid
yang biasa digunakan oleh penderita diabetes tipe II. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian losartan terhadap penurunan kadar glukosa
darah oleh metformin pada tikus putih jantan. Penelitian dilakukan dengan
rancangan acak lengkap menggunakan 25 ekor tikus putih jantan galur Sprague-
Dawley yang terbagi dalam 5 kelompok : (1) kontrol normal yang hanya diberi
akuades; (2) kontrol metformin (90mg/200 g bb); (3) kontrol losartan (18mg/200g
bb); (4) diberikan larutan kalium losartan dosis I (9 mg/200 g bb) dan larutan
metformin hidroklorida (90 mg/200 g bb); (5) diberikan larutan kalium losartan
dosis II (18 mg/200 g bb) dan larutan metformin hidroklorida (90 mg/200 g bb).
Semua larutan uji diberikan secara per oral. Satu setengah jam setelah perlakuan,
masing-masing tikus diberikan larutan glukosa monohidrat secara per oral dengan
dosis 440 mg/200 g bb tikus. Kadar glukosa darah diukur pada menit ke 0,90,
105,120,135,150,165,180,195,dan 210 menggunakan glukometer. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian losartan memberikan pengaruh terhadap
penurunan kadar glukosa darah oleh metformin pada tikus putih jantan dengan
menurunkan kadar glukosa darah pada waktu 15-120 menit setelah pemberian
glukosa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33124
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Luciana
"ABSTRAK
Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan 2 atau lebih obat secara bersamaan contohnya pada pasien Diabetes Melitus yang mengalami komplikasi sehinggaharus mengkonsumsi baik obat antidiabetik maupun antihipertensi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui interaksi antara antidiabetik metformin HCl dan antihipertensi kaptopril yang difokuskan terhadap kadar menggunakan 25 ekor tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang terbagi dalam 5 kelompok. Larutan uji diberikan secara per oral, yaitu metformin HCldiberikan hanya dengan 1 dosis (90 mg/200 g bb tikus), sedangkan larutan kaptopril diberikan dengan 2 dosis, yaitu dosis 1 (4,5 mg/200 g bb tikus) dan dosis 2 (9 mg/200 g bb tikus). Penelitian ini menggunakan 2 kelompok kontrol, yaitukontrol metformin (90 mg/200 mg bb tikus) dan kontrol kaptopril (9 mg/200 g bb tikus). Setelah perlakuan, 1 jam kemudian setiap kelompok diberikan larutan glukosa dengan dosis 440 mg/200 g bb tikus per oral. Darah diambil pada menitke 30, 60, 90, 120, dan 150 untuk dihitung kadar glukosanya mengunakan glukometer AccuCheck Active. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kaptopril dapat meningkatkan kadar glukosa darah pada menit ke 60-90 setelah pemberian glukosa sehingga mengganggu kerja metformin HCl dalam menurunkan glukosadarah namun masih dalam batas kadar glukosa darah normal.

ABSTRACT
Drug interaction can happen when 2 or more drugs were consumed altogether inthe same time, for example a diabetic patien who has hypertension as complication has to consume antidiabetic and antihypertensive drug altogether. This research has been done to know the interaction between antidiabeticmetformin HCl and antihypertensive captopril on blood glucose level, which using complete random design on 25 Sprague-Dawley male albino rats. The ratswere divided into 5 groups. Drug solution were given orally. There were no variant dose for metformin HC1 (90 mg/200 g body weight of rat), but captopril were given in 2 variant dose (4,5 and 9 mg/200 g body weight of rat). There were 2 control groups, metformin control group (90 mg/200 g body weight of rat) andcaptopril control group (9 mg/2o0 g body weight of rat). One hour after giving drug solution, each rat was given glucose solution 440 mg/200 g body weight of rat orally. Blood was collected at 30, 60, 90, 120, and 150 minutes. Glucose blood level was determined by glucometer AccuChek Active. The result of the researchshows that captopril can disturb the work of metformin on reducing blood glucose level by increasing blood glucose level on 60-90 minutes after giving glucose solution but still in normal blood glucose range."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33170
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Ismayani Fatimah
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Oriza Safrini S.
"Penggunaan kulit salak sebagai antidiabetes belum populer di Indonesia. Kemampuan hipoglikemiknya ini telah dibuktikan oleh beberapa penderita diabetes di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode Tes Toleransi glukosa Oral (TTGO) menggunakan tikus putih jantan galur Spargue Dawley umur 2 - 3 bulan dengan berat 150 - 200 g. Setelah diberikan perlakuan sesuai dengan rancangan, darah diambil pada interval waktu tertentu. Air rebusan kulit salak diberikan secara oral dengan dosis 9 g/200g bb, 18 g/200 g bb dan 36 g/200 g bb. Sebagai pembanding digunakan glibenklamid 0,9 g/200 g bb. Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan metode otoluidin dilakukan dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 632,0 nm. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Anova dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa air rebusan kulit salak dosis 9 g/200g bb tidak dapat menurunkan secara bermakna (P>0,05) kadar glukosa darah tikus. Pemberian air rebusan kulit salak dosis 18 g/200 g bb dapat menurunkan secara bermakna (P<0,05) kadar glukosa darah tikus, sedangkan dosis 36 g/200g bb menunjukkan potensi yang lebih tinggi. Meskipun demikian, efek hipoglikemiknya masih dibawah glibenklamid.
The use of salak skin as anti-diabetes has been attested by some diabetic people in Indonesia.The study was analyzed further by The Oral Glucose Tolerance Test (TTGO) ang was conducted using male white rats of Spargue Dawley (age 2-3 month, 150-200 g). After the design treatment, the blood sample were collected at certain time interval. Aqueous of salak skin was given orally with a dosage 9 g/200 g bb, 18 g/200 g bb and 36 g/200 g bb. As a comparison it using Glibenclamide 0,9 g/200 g bb. A measurement of blood glucose degree is using o-toluidin method and was conducted employing spectrophotometer at 632,0 nm. The acquired data analyzed using Anova test (95%).
The result show that aqueous of salak skin with dosage 9 g/200g bb were unable to decrease significantly ( P>0,05) the blood glucose level in glucose-preloaded glucose. Aqueous of salak with dosage of 18 g/200 g were capable to decrease significantly (P<0,05) blood glucose degree of male white rats, whereas a 36 g/200g bb dose shows a higher potential. Nevertheless, the highest hypoglycaemic effect of aqueous of salak skin still lower than of Glibenklamid.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Maria Ulfa
"Khasiat daun pletekan (Ruellia tuberosa L) sebagai antidiabetes telah diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat di daerah Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah ada pengaruh air rebusan daun pletekan terhadap kadar glukosa darah tikus yang dibebani glukosa. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap pola searah menggunakan tikus putih jantan galur Spargue Dawley (SD) usia 2 - 3 bulan, berat 150 - 200 g. Setelah diberikan perlakuan sesuai dengan rancangan, cuplikan darah diambil dalam interval waktu tertentu menggunakan metode Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA (Analisis Varians). Hasil penelitian menunjukkan bahwa air rebusan daun pletekan pada ketiga variasi dosis (2,7 g/200 g bb, 5,4 g/200 g bb dan 10,8 g/200 g bb) mampu menurunkan secara bermakna (<0,05) kadar glukosa darah tikus. Meskipun demikian, efek hipoglikemianya masih di bawah glibenklamid.
The use pletekan leaf (Ruellia tuberosa L) as a antidiabetic agents, has ben known and used by people in Central Java. This study has been carried out to obtain information on the effect of pletekan leaf extract on the blood glucose level in glucose - preloaded rats. A complete random design was employed in this study on male Sprague Dawley (SD) rats (age 2 - 3 months, 150 - 200 g). After the treatments, the samples of bloods are using Oral Glucose Tolerance Test (OGTT) that the time have an interval. The result showed that the variance of doses (2,7 g/200 g bb, 5,4g/200 g bb and 10,8 g/200 g bb) of pletekan leaf extract were able to decrease (< 0,05) the blood glucose level were significantly. Eventhought, in the present study, the highest hypoglycaemic effect of pletekan leaf extract was lower than that of Glibenclamid."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Evi Yuliana
"Ekstrak etanol kulit kayu jamblang (Syzygium cumini Skeels) telah diuji untuk mengetahui efek penurunan kadar glukosa darah tikus yang diberi diit glukosa. Hewan percobaan dibagi menjadi lima kelompok dan tiap kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Kelompok 1 (kontrol normal), kelompok II (kontrol pembanding), Kelompok III, IV, dan V (kontrol perlakuan). Kontrol normal diberi larutan CMC 0,5%, kontrol pembanding diberi suspensi glibenklamid, dan kelompok perlakuan diberi ekstrak etanol kulit kayu jamblang secara oral dengan dosis berturut-turut 0,72 g/200 g bb; 1,44/200 g bb; dan 2,88 g/ 200 g bb. Ekstrak etanol kulit kayu jamblang dibuat menjadi suspensi dengan menggunakan CMC 0,5%. Pada 1/2 jam setelah perlakuan, menunjukkan adanya penurunan kadar glukosa darah yang signifikan pada semua kelompok perlakuan setelah dianalisis secara statistik dengan uji ANOVA (α < 0,05). Penurunan kadar glukosa darah terhadap kontrol normal paling besar ditunjukkan oleh kontrol perlakuan yang diberi dosis 2,88 g/200 g bb, yaitu sebesar 30,07% setelah 1/2 jam.

Ethanol extract of bark of jamblang (Syzygium cumini Skeels) has been examined to find out effect of blood glucose concentration of rat that was treated with glucose diet. The animal divided to five groups and each group consisted of five rats. Group I was normal control, group II was comparison control), and group III , IV, V were treated control. Normal control group was treated with 0,5% CMC solution, comparison control group was treated with glibenclamid suspention and treated control group was gived orally with etanol extract of bark of Syzygium cumini with the following doses; 0,72 g/200 g bw; 1,44/200 g bw; and 2,88 g/ 200 g bw. Ethanol extract of jamblang?s bark was made into suspention in 0,5% CMC solution. At half an hour after the treatment, blood glucose concentration showed a significant decrease in the treated control group. After being analyzed statistically with ANOVA test (α < 0,05). The highest decrease of blood glucose concentration compared to normal control group was showed by the treated control group (2,88 g/200 g bw) by 30,07% after half an hour."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S33022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Sutarmaji
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S31979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>