Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175195 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
"This research aimed to knnow disparity of economic growing in Riau Province between regency. The data was analyzed with Kuadran System, Williamson Indeks, entropi Theil Indeks and the proof of Kuznets Hypotesis. From the research, can conclussion that only Pekanbaru city in first Kuadran (high growth and high income). The area that category into high growth but low income in Pelalawan, Kuantan Singingi, Indragiri Hulu and Siak Regency... Indragiri Hilir, Rokan Hulu and Kabupaten Kampar can categorized into high income but low growth, meanwhile the area categorized into low income and low growth are Rokan Hilir, Dumai, and Bengkalis. …."
JIPUR 12:21 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dianita Jusuf
"Skripsi ini berusaha untuk mengembangkan kerangka analisa yang dapat menaksir secara kuantitatif perbedaan produktifitas faktor antara sektor-sektor ekspor dan sektor-sektor noll-ekspor tersebut dengan menggunakan data agregat. Penggunaan kerangka analisa ini menghasilkan pendugaan produktifitas marjinal sektoral, dan juga mengidentifikasi adanya eksternalitas antar sektoral yang dihasilkan oleh sektor ekspor.
Melalui beberapa regresi dan pengujian hipotesa yang dilakukan terhadap model pertumbuhan output yang dikembangkan, didapat pembuktian bahwa keberhasilan perekonornian di Indonesia karena melaksanakan kebijaksanaan orientasi ekspor adalah karena, setidak-tidaknya dipengaruhi, oleh kenyataan bahwa
Ekspor, Non-ekspor kebijaksanaan semacam ini mengarahkan perekonomian ke pengalokasian sumber-sumber yang mendekati optimal.
Hasil berikutnya juga menunjukkan bahwa produktifitas marjinal sosial lebih tinggi di sektor ekspor, dan pergerseran sumber-sumber produksi ke sektor ekspor akan memberikan hasil lebih besar daripada pergeseran ke sektor-sektor yang berorientasi ke dalam. Hasil empiris dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa meskipun entrepreneurs dapat mengalokasikan sumber-sumber secara optimal dengan tingka‘t harga yang mereka terima, masih terdapat keuntungan yang diperoleh karena adanya pengaruh eksternalitas.
Dari pengujian kausalitas Granger terhadap beberapa hipotesa yang dilakukan, ternyata ada dukungan terhadap hasil empiris dari regresi model pertumbuhan yang dilakukan sebelumnya, yaitu terdapat eksternalitas positif yang signifikan yang bekerja dari pertumbuhan ekspor ke pertumbuhan output non-ekspor. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Arhansya
"Ekspor seringkali dinyatakan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi (engine of growth) berdasarkan diantaranya bahwa dengan mengekspor, perdagangan akan meluas, teknologi akan berkembang, dan Skala ekonomis tercapai sehingga produktivitas negara meningkat. Preposisi ini juga didukung adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat bagi negara-negara yang mengubah orientasi kebijakan perdagangannya dan substitusi impor menuju promosi ekspor. Studi empiris mengenai peranan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Selama ini, studi tersebut membentuk analisanya pada bentuk persamaan tunggal dengan mengabaikan adanya kemungkinan masalah simultanitas dalam model. Perbaikan terhadap masalah simultanitas ini kemudian dilakukan oleh model yang dibentuk Khan dan Sagib dengan cara memasukkan unsur permintaan dan penawaran ekspor. Model tersebut merupakan model dasar di skripsi ini dalam menganalisa ekspor, khususnya ekspor non-migas terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menggunakan metode regresi 2SLS pada kurun waktu pengamatan 1983.I-1997.II. Dan hasil penelitian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa ekspor non-migas secara signifikan berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hubungan ini diperkuat oleh hasil pengujian dengan Granger Causality Test yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor non-migas mengakibatkan pertumbuhan ekonomi. Studi ini juga menunjukkan bahwa kebijakan dalam harga dan nilai tukar untuk mendorong kinerja ekspor non-migas Indonesia harus diperhatikan karena korelasinya dengan penawaran ekspor non-migas tidak sesuai dengan ekspetasi awal. Sebagai kesimpulan akhir, demi mendukung ekspor non-migas, fokus pemerintah harus ditekankan kepada implementasi kebijakan yang telah ditetapkan dan berusaha untuk terus mempererat hubungan dengan negara mitra dagang Indonesia mengingat besarnya pengaruh luar negeri terhadap permintaan ekspor non-migas Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hastuti Usman
"Lima tahun pertama adalah masa penting dalam proses tumbuh kembang anak. Anak lahir dan tinggal di daerah rawan bencana (bencana alam, perang, atau konflik bersenjata) berisiko mengalami kegagalan pertumbuhan dan keterlambatan perkembangan. Penelitian ini bertujuan mengukur perbedaan pertumbuhan dan perkembangan anak usia 3 - 24 bulan antara yang tinggal di daerah konflik dan bukan konflik dan menganalisis korelasi tempat tinggal daerah konflik dengan pertumbuhan serta perkembangan anak usia 3 - 24 bulan. Metode penelitian secara potong lintang dilakukan di Kabupaten Poso periode Februari - Maret 2014 terhadap 40 anak usia 3 - 24 bulan di daerah konflik dan bukan konflik. Data dianalisis menggunakan kai kuadrat dan korelasi point biseral. Hasil pertumbuhan berdasarkan berat badan/panjang badan di daerah konflik dan bukan konflik, kurus berturut-turut 32% dan 2% (p<0,001), sedangkan perkembangan yang meragukan berturut-turut 30% dan 5% (p=0,006). Berdasarkan lingkar kepala pertumbuhan tidak normal masing-masing 17% dan 0% (p=0,006). Variabel perancu (jenis kelamin, pendidikan ibu, penghasilan) tidak memengaruhi pertumbuhan anak usia 3-24 bulan di daerah konflik (p>0,05), tetapi jenis kelamin memengaruhi perkembangan (p=0,010). Pertumbuhan dan perkembangan anak usia 3-24 bulan yang tinggal di daerah konflik lebih terganggu dibandingkan dengan yang tinggal di daerah bukan konflik. Terdapat korelasi antara tempat tinggal daerah konflik dan jenis kelamin anak dengan pertumbuhan dan perkembangan anak usia 3-24 bulan.

The first five years are an important period in the development of the child. Children born and living in areas prone to disasters (natural disasters, war or armed conflict), risk of growth failure and developmental delay. This study aimed to measure the difference in the growth and development of children aged between 3 - 24 months who live in areas of conflict and not conflict and analyze correlations residential areas of conflict with the growth and development of children aged 3 - 24 months. Method of cross-sectional studies conducted in Poso regency February - March 2014 to children aged 3 - 24 months in areas of conflict and not conflict. Data were analyzed using chisquare and correlation point biseral.The results based on the growth of weight /height in conflict areas and not conflict, successive thin 32% and 2% (p<0.001), whereas the development of the doubt in a row 30% and 5% (p=0.006). Based on head circumference abnormal growth respectively 17% and 0% (p=0.006). Confounding variables (gender, maternal education, income) does not affect the growth of children aged 3 - 24 months in areas of conflict (p>0.05), but influence the development of gender (p=0.010). Conclusions growth and development of children aged 3 - 24 months who live in areas of conflict more disturbed than those living in areas not conflict. There is a correlation residential areas of conflict and gender of children with the growth and development of children 3-24 months of age."
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Soemitro Djojohadikusumo
Jakarta: LP3ES, 1994
338.9 Djo d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"As known, the increase in exports can generate more foreign currency that facilitates importing countries to meet domestic production input and output expansion. For a country, The foreign currency is one pillar of the country's development. Moreover, exports are also a very efficient tool for the development needs of the foreign debt currency that is vulnerable to shocks and could push the debt currency that is vulnerable to shocks and could push the debt default (failure to pay). Several pmembers of the OIC in the ASEAN-in this case, Indonesia and Malaysia have export activities that allegedly helped boost economic growth as well as individual countries. "
EDISMIKA 5:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>