Ditemukan 7745 dokumen yang sesuai dengan query
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Rif'ats Fachir
"Perkembangan ilmu hubungan internasional semakin mengetengahkan isu-isu yang dianggap baru dan non-konvensional (low politics) untuk dijadikan sorotan. Tesis ini membahas mengenai diplomasi yang dilakukan Korea Utara sebagai upaya untuk mengatasi krisis pangannya; dengan fokus pembatasan waktu dari tahun 1995 yang dianggap sebagai awal terjadinya krisis, pangan, hingga tahun 2006. Pada pertengahan dekade 1990an akibat runtuhnya Uni Soviet dan sistem perdagangan sosialis, serangkaian kebijakan pemerintahan yang buruk, serta bencana alam, Korea Utara ditimpa krisis pangan dan kelaparan yang diestimasikan telah memakan korban jiwa hingga 1,5 juta dari penduduknya. Penelitian dilakukan secara kuantitatif, dengan menggunakan desain penulisan secara deskriptif-analitis. Adapun data yang diproses diperoleh melalui riset kepustakaan, maupun interaksi (melalui wawancara langsung ataupun korespondensi melalui email) dengan sejumlah narasumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diplomasi yang dipraktekkan secara multi-jalur merupakan suatu strategi yang dibutuhkan untuk mengatasi krisis pangan dan kelaparan di Korea Utara. Adapun jalur-jalur diplomasi yang ditempuh oleh Korea Utara dalam pengatasan krisis tersebut yakni jalur-satu (pemerintahan), jalur-tiga (bisnis), dan jalur-sembilan (media massa). Masing-masing jalur memiliki keunggulannya dalam penanganan dan pengatasan krisis pangan dan kelaparan. Meskipun pengatasan secara tuntas belum tercapai hingga tahun 2006, telah terbukti bahwa diplomasi multi-jalur menjadi suatu langkah yang telah diterapkan secara de facto oleh Korea Utara untuk menangani masalah krisis pangan dan kelaparannya; hingga semakin mencapai tujuan pengatasannya pula secara tuntas.
The growth of international relations studies has surfaced such issues which has been considered new and non-conventional issues (low politics). The focus of this thesis is to discuss the diplomacy that has been carried out by North Korea as an effort to solve its food crisis, with a time flame focus from the year 1995, where the crisis supposedly began, until 2006. In the mid-1990s initiated by the fail of the Soviet Union and the socialist trade route, a series of bad government policy, and natural disasters, North Korea suffered a food crisis and famine which has resulted in the death of an estimated 1,5 million of its people. The research is carried out through a quantitative approach, with a research report designed in a descriptive-analytical marmer Data’s processed are acquired through library research, as well as interaction (through direct interview and email correspondents) with a number of sourccs.Result of the study has shown that diplomacy canied out in a multi-track manner is a strategy that is needed to solve the food crisis and famine in North Korea. The different tracks of diplomacy carried out by North Korea, in its effort to solve its crisis, includes track-one (government), track-three (business), and track-nine (mass media). Each track has shown its ability in dealing and solving the problems of food crisis and famine. Although the goal of long term solution has yet to be reached by the end of the year of analysis of 2006, it has been proven that a multi-track diplomacy has been a de facto strategy and policy carried out by North Korea in order to handle its current food crisis and famine problem; until it reaches its final goal of long term solution to food crisis and famine."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T26119
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Krispina Nadya Feranda
"Kehadiran Korean Wave menjadi titik kebangkitan Korea Selatan di kancah internasional. Setelah keluar dari keterpurukan, Korea Selatan menjadikan Korean Wave ini sebagai produk kebangsaan yang terus dipupuk. Salah satu bentuk Korean Wave di bidang musik adalah BTS, yang kini dijadikan sebagai salah satu alat diplomasi publik Korea Selatan. Oleh karena itu, rumusan masalah yang diangkat adalah mengkaji pengaruh Korean Wave melalui BTS terhadap ekonomi, citra negara dan sosial-budaya Korea Selatan. Argumentasi penulis ialah menunjukkan bahwa sebagai alat diplomasi publik Korea Selatan di kancah global, BTS telah memberikan pengaruh yang besar terhadap sektor ekonomi, citra negara dan sosial budaya. Dalam menjalankan analisa tersebut, dilakukan telaah literatur terhadap 20 jurnal yang turut membahas topik yang berkaitan dengan BTS sebagai diplomasi publik. Di antara 20 jurnal ilmiah tersebut, jurnal selanjutnya diklasifikasi berdasarkan setiap sektor yang mendapatkan pengaruh dari BTS, yakni ekonomi, citra negara dan sosial budaya. Telaah literatur ini menghasilkan sejumlah konsensus dan perdebatan bahwasanya di balik BTS sebagai diplomasi publik yang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan Korea Selatan di sektor ekonomi, citra negara dan sosial-budaya, kenyataannya BTS belum mampu berdiri sendiri secara mandiri dalam melakukan hal tersebut. Terdapat dukungan beberapa lembaga pemerintah yang menekankan pada advokasi dan pengembangan budaya dan praktik BTS.
The presence of the Korean Wave became the point of South Korea's rise on the international stage. After emerging from adversity, South Korea made the Korean Wave a national product that continues to be cultivated. One form of the Korean Wave in the music sector is BTS, which is now used as a tool of South Korean public diplomacy. Therefore, the problem formulation raised is to examine the influence of the Korean Wave through BTS on the economy, state image and socio-culture of South Korea. The author's argument is to show that as a tool of South Korean public diplomacy on the global stage, BTS has had a major influence on the economic sector, the country's image and social culture. In carrying out this analysis, a literature review was carried out on 20 journals which also discussed topics related to BTS as public diplomacy. Among the 20 scientific journals, journals are further classified based on each sector that is influenced by BTS, namely economics, country image and social culture. This literature review produces a number of consensus and debates that behind BTS as public diplomacy which has had a significant influence on South Korea's development in the economic sector, state image and socio-culture, in reality BTS has not been able to stand independently in doing this. There is support from several government agencies that emphasize advocacy and development of BTS culture and practices."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Hanan Syahidah
"Penelitian ini membahas upaya Korea Selatan mengembangkan produk makanan bersertifikasi halal untuk memperkuat citra mereka. Pengembangan produk makanan bersertifikasi halal merupakan salah satu diplomasi budaya yang dilakukan oleh Korea Selatan di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas muslim di dunia. Oleh karena itu, pasar halal masih sangat terbuka bagi Korea Selatan. Terlebih dengan perkembangan hallyu yang semakin diterima di Indonesia. Korea Selatan mulai mengembangkan produk makanan yang terbuat dari bahan-bahan yang halal bekerja sama dengan beberapa lembaga sertifikasi halal seperti KMF dan MUI untuk masuk ke dalam pasar halal Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah upaya diplomasi budaya yang dilakukan oleh Korea Selatan dengan sertifikasi halal produk makanannya membuat citra negara Korea menjadi negara yang ramah muslim atau tidak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara terhadap sepuluh narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penikmat makanan Korea muslim yang bertempat tinggal di Depok masih belum melihat Korea Selatan sebagai negara yang ramah muslim. Hal ini dikarenakan para narasumber tidak melihat Korea Selatan hanya melalui satu sisi saja, sehingga persepsi mereka terhadap citra ramah muslim Korea Selatan juga dipengaruhi pengalaman mereka.
This study discusses how South Korea's efforts to develop halal-certified food products are to strengthen its image. The development of halal-certified food products is one of the cultural diplomacies carried out by South Korea in Indonesia. Indonesia is a country with a majority muslim population in the world. Therefore, the halal market is still very open for South Korea. Especially with the development of hallyu which is increasingly being accepted in Indonesia. South Korea has begun to develop food products made from halal ingredients in collaboration with several halal certification bodies such as KMF and MUI to enter the Indonesian halal market. The purpose of this study is the cultural diplomacy efforts carried out by South Korea with halal certification of food products to create the image of Korea as a muslim-friendly country or not. This study uses a qualitative-descriptive method by conducting interviews with ten respondents. The results show that muslim Korean food lover who live in Depok still do not see South Korea as a muslim-friendly country. This is because the respondents do not see South Korea only from one side, so their views on the image of muslim-friendly are also influenced by their experiences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Australia:
1992
951.9 Kor
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Korea: International Cultural Society of Korea , 1988
320.9 SOU
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Nilsen, Robert
Seoul: Avalon Travel, 2003
R KOR 951.9 NIL s
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Seoul: International Cultural Society of Korea, 1983
951.9 SOU
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Guile, Melanie
"Buku ini ditulis oleh Melanie Guide berisi tentang budaya di Korea Utara maupun Selatan, mulai dari kehidupan sehari-hari, pakaian, seni, film, dll. Terdapat gambar foto sebagai penjelas isi buku"
Melbourne: Heinemann Library, 2003
KOR 951.9 GUI c
Buku Teks Universitas Indonesia Library