Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35512 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Teguh Rahardjo
"Kegagalan proses produksi batang kawat tembaga di P.T. "X" sering terjadi, hal ini menyebabkan penurunan produksi bampir 4.800 ton/tahun dari total produksi 60.000 ton/tahun. Untuk menganalisa sumber dari kegagalan produksi ini perlu ditelusuri mulai dari komposisi unsur kimia yang terdapat pada bahan baku sampai dengan proses pembuatan batang kawat tembaga. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan batang kawat tembaga terdiri dari tembaga mumi dan scrap tembaga hasil pemurnian.
Dari basil analisa komposisi dapat diketahui bahwa bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan batang kawat tembaga sesuai standar kwalitas produksi ASTM. B. 49. Dan observasi dipabrik untuk proses pengecoran (casting) dan pengerolan, ternyata perubahan temperatur prosesnya masih sesuai standar operasi produksi di P.T. ?X?. Pada pengujian komposisi terhadap batang kawat tembaga yang mengalami cacat permukaan bentuk V dan bentuk lubang, prosentase unsur pengotor seperti Pb, Sn, Ag, As, Te, Fe, tidak terjadi penyimpangan terhadap standar kwalitas produksi ASTM B. 49. Dari hasil uji ini terbukti bahwa pengaruh unsur pengotor tidak memberikan kontribusi terhadap penyebab terjadinya kegagalan batang kawat tembaga.
Dari hasil pengujian struktur mikro dan pengamatan dengan (Scanning Electron Microscope) SEM terlihat bahwa kegagalan proses pembuatan batang kawat tembaga diakibatkan oleh peristiwa mekanis yaitu retaknya ml sewaktu batang tembaga direduksi dari stand OV ke stand 1 H. Dari analisa kegagalan rol didapat bahwa retak yang terjadi di permukaan rol berupa celah. Hal ini merusak permukaan batang tembaga berupa cacat bentuk V dan bentuk berlubang. Untuk menurunkan persentase kegagalan batang kawat tembaga, maka pendinginan proses pada rolling mill perlu dioptimasikan lagi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Rahardjo
"Kegagalan proses produksi batang kawat tembaga di P.T. "x" sering terjadi, hal ini menyebabkan penurunan produksi hampir 4. 800 ton/tahun dari total produksi 60.000 ton/tahun. Untuk menganalisa swnber dari kegagalan produksi ini perlu ditelusuri mulai dari komposisi unsur kimia yang terdapat pada bahan baku sampai dengan proses pembuatan batang kawat tembaga. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan batang kawat tembaga terdiri dari tembaga mumi dan scrap tembaga hasil pemurnian. Dari hasil analisa komposisi dapat diketahui bahwa bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan batang kawat tembaga sesuai standar kwalitas produksi ASTM. B. 49. Dari observasi dipabrik untuk proses pengecoran (casting) dan pengerolan, ternyata perubahan temperatur prosesnya masih sesuai standar operasi produksi di P.T. "x". Pada pengujian komposisi terhadap batang kawat tembaga yang mengalami cacat permukaan bentuk V dan bentuk lubang, prosentase unsur pengotor seperti Pb, Sn, Ag, As, Te, Fe, tidak terjadi penyimpangan terbadap standar kwalitas produksi ASTM. B. 49. Dari hasil uji ini terbukti bahwa pengaruh unsur pengotor tidak memberikan kontribusi terhadap penyebab terjadinya kegagalan batang kawat tembaga. Dari hasil pengujian struktur mikro dan pengamatan. dengan (Scanning Electron Microscope) SEM terlihat bahwa kegagalan proses pembuatan batang kawat tembaga diakibatkan oleh peristiwa mekanis yaitu retaknya rot sewaktu batang tembaga direduksi dari stand OV ke stand 1 H. Dari analisa kegagalan rol didapat bahwa retak yang terjadi di permukaan rol berupa celah. Hal ini merusak permukaan batang tembaga berupa cacat bentuk V dan bentuk berlubang. Untuk menurunkan persentase kegagalan batang kawat tembaga. maka pendinginan proses pada rolling mill perlu dioptimasikan lagi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T40977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit M. Yacop
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Bumowarso
"ABSTRAK
Tembaga murni merupakan bahan yang umum digunakan dalam pembuatan kawat penghantar untuk konduktor instalasi listrik. Pada proses pembuatan kawat tembaga yaitu pada saat penarikan (drawing), sering dijumpai adanya kawat putus. Kawat yang putus itu biasanya disambung kembali dengan metode las.
Proses penyambungan kawat digunakan dengan tiga proses las yaitu :
1. Las tekan dingin.
2. Las tekan panas.
3. Las tekan panas dengan penuaan/anil sesaat.
Dari ketiga proses penyambungan untuk memperbaiki struktur dan menghilangkan tegangan sisa akibat proses pengelasan dilakukan proses anil. Proses dilaksanakan dalam suhu 200°C, 250°C, 300°C, 350°C dan 400°C dengan waktu anil 60 menit. Selanjutnya untuk membuktikan keandalan sambungan diuji dengan SPLN dan dibantu dengan pengujian metalografis.
Pengujian sambungan kawat dimaksudkan untuk mendapatkan penyimpangan yang terjadi pada sifat elektris maupun sifat mekanis dan mempelajari perubahan struktur mikro sesudah dan sebelum diadakan proses anil.
Dari hasil pengamatan dan pengujian sambungan kawat dapat memberi gambaran bahwa sebagian besar dari sambungan kawat tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan SPLN.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handrijono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
George A. Praduta
"Teknologi penarikan kawat (wire drawing) merupakan salah satu proses pembentukan logam. Prinsipnya adalah melewatkan material kawat melalui batu tarik sehingga kawat akan mengalami reduksi diameter. Untuk mempelajari teknologi tersebut, dibuat untuk meemnuhi kebutuhan pengujian penarikan kawat di jurusan Metalurgi FTUI. Alat tersebut menggunakan motor listrik berdaya 0,5 hp dan putaran 1420 rpm. Terdapat pula pereduksi kecepatan (gear box) dengan perbandingan reduksi 1 : 50. Sistem pelumasan didesain untuk pelumas cair. Sedangkan sistem transmisi kecepatan dengan menggunakan transmisi rantai rol. Pengaturan kecepatan dilakukan dengan merubah roda gigi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41176
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilar Bagaskoro Buono
"Proses roll-drawing adalah kombinasi dari proses rolling dan drawing dimana dalam arah memanjang, gaya diterapkan dan satu set idle roll ditempatkan sebagai die. Tembaga merupakan logam mulia dan sangat berguna dalam bidang industri, misalnya dalam aplikasi listrik karena sifat-sifatnya termasuk konduktivitas termal dan listrik yang tinggi, ketahanan korosi, mudah paduan dengan elemen lain, dan terakhir kelenturannya. Wire drawing adalah cold working process yang biasanya digunakan dalam produksi kawat tembaga. Bentuk kawat tergantung pada bentuk die. Bentuk yang biasa digunakan untuk kawat tembaga adalah round cross-section yang banyak diproduksi untuk industri kelistrikan. Tembaga sendiri dapat ditarik dari batang menjadi kawat dengan ukuran yang sangat halus, karena sifat mampu bentuk atau kelenturannya yang unggul, dan tembaga tidak memerlukan proses annealing. Ketika kawat tembaga melewati proses roll-drawing, akan ada dua deformasi yang berlangsung secara bersamaan pada bagian tersebut; deformasi lateral dan longitudinal karena ketika kawat melewati rolling dies, terjadi deformasi lateral dan ketika sampel masuk ke proses penarikan, terjadi deformasi longitudinal. Prediksi perilaku deformasi kawat tembaga dalam proses roll-drawing ini perlu dijelaskan, karena kebutuhan akan informasi lebih lanjut tentang proses ini semakin meningkat. Dengan demikian, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memprediksi pelebaran lebar kawat tembaga pada proses roll-drawing dengan tinggi dan lebar tertentu, dengan membuat model berdasarkan model yang sudah ada untuk proses rolling dan kemudian membandingkannya dengan data eksperimen. Hasilnya sangat menjanjikan, model baru cocok dengan data eksperimen dan akurasinya bagus untuk analisis kuantitatif. Investigasi lebih lanjut terhadap topik khusus ini dapat dilakukan untuk lebih meningkatkan akurasi model baru.

Roll-drawing process is a combination of rolling and drawing process where in a longitudinal direction, force is applied and a set of idle rolls is placed as a die. Copper is a noble metal and very useful in industrial sector, for example in electrical applications because of its properties including high thermal and electrical conductivity, corrosion resistance, easy to alloy with other elements, and lastly its malleability. Wire drawing is a cold working process usually used in production of copper wire. The shape of wire depends on the shape of the dies. The shape that usually is used for copper wire is a round cross-section, mostly produced for electrical industries. Copper itself can be drawn from rod into wire with a very fine size, due to its superior formability or malleability, and copper does not need intermediate annealing process. When copper wire goes through a roll-drawing process, there will be two simultaneously ongoing deformations on the section; lateral and longitudinal deformation because when the wire goes through the rolling dies, a lateral deformation happens and when the sample goes to the drawing process, the longitudinal deformation happens. A prediction of this deformation behavior of copper wire in roll-drawing process need to be described, as the needs for more information about this process is growing. Thus, the main objective of this study is to predict the spread of copper wire in a roll drawing process with specific height and width, by creating a model based on the pre-existing model for rolling process and then comparing it to the experimental data. The results came out are very promising, the new model fits with the experimental data and the accuracy is good for the quantitative analysis. More investigations towards this particular topic can be done to further increase the accuracy of the new model.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yohanes David Kristianto
"ABSTRAK
Trend pasar otomotif yang sangat baik dewasa ini membawa implikasi positif bagi lndustri busi. Permintaan yang meningkat harus diimbangi dengan pemeliharaan, pengendalian, dan peningkatan kualitas produk untuk kepuasan konsumen.
Studi kasus terhadap kegagalan produk bus yang terjadi di sebuah perusahaan manufaktur busi ini dimaksudkan untuk melakukan suatu analisis kegagalan agar dapat diidentifikasi penyebab kegagalan yang terjadi dan sekaligus merekomendasikan langkah-langkah pencegahan agar kegagalan serupa tidak terjadi lagi di masa rnendatang.
Melalui pengamatan visual analisis makroskopik kekerasan, analisis mikroskopik mikrostruktur dan bantuan studi literatur diperoleh penyebab terjadinya kegagalan adalah ketidaksempurnaan dalam fabrikasi dan produksi Serta ketidaksempurnaan material. Perlakuan intercritical annealing yang selama ini dilakukan memberikan kontribusi kekerasan yang minimum yang menyebabkan material mengalami kegagalan saat assembly. Di samping itu rata-rata nilai kekerasan pada daerah sekitar permukaan material yang lebih rendah dibandingkan bagian sekitar inti/pusat memberikan kontribusi terjadinya kegagalan.
Melalui analisis kegagalan ini diberikan pula rekomendasi perbaikan kuantas proses produksi melalul dilakukannya proses full-annealing dan perlakuan case hardenng secara carbonitriding.
Selain itu ilmu statistik di sini juga memiliki peranan penting di dalam pengendalian dan peningkatan kualitas produk. Penerapan metode sampling penerimaan MIL STD 1050 yang benar dan tepat akan sangat menolong produsen dalam mengenali kualitas produk buatannya sekaligus menentukan tindakan lanjutan yang diambil berkenaan dengan kualitas produk tersebut."
2000
S41611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>