Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179487 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Pipa yang telah beroperasi pada suhu tinggi umumnya berada di industri perminyakan, petrokimia, pengolahan tambang, pembangkit listrik dan reaktor nuklir. Pipa tersebut memerlukan pengkajian sisa umur, untuk menentukan batas waktu pemakaian yang optimal dari masing-masing pipa yang telah beroperasi dan mengantispasi terjadinya kerusakan yang lebih fatal. Pada makalah ini disajikan suatu hasil penelitian mengenai teknik pengkajian sisa umur pipa yang telah beroperasi pada suhu tinggi. Teknik pengkajiannya meliputi : uji tanpa merusak dengan insitu metalografi, pengukuran panjang keliling pipa, pengukuran ketebalan pipa dan loss of attenuation, serta uji kekerasan permukaan pipa. Akan tetapi bila kondisi pipa telah mengalami pembengkakan (bulging) maka dilakukan uji merusak berupa uji accelerated creep. Penelitian yang dilakukan di salah satu peralatan yang ada pada industri perminyakan menunjukkan bahwa pipa yang digunakan sebanyak 168 batang, mengalami kerusakan sebanyak 3 batang pipa berupa crack, bursting dan berlubang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua pipa yang digunakan harus diganti, dengan suhu operasi maksimal 940 DC."
MKK 11:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam sebuah pepatah sering kita dengar tentang "Tidak ada gading yang tak retak”, ternyata ungkapan ini juga berlaku pada suatu bahan struktur yang disebut dengan beton, sebaik-baiknya proses pengawasan dan pengerjaan beton di lapangan, seringkali dapat ditemukan adanya keretakan pada pada material beton tersebut.
Bila keretakan yang terjadi masih berada dalam batas-batas yang diijinkan maka permasalahan retak tidaklah terlalu membahayakan bagi struktur bangunan, namun bila keretakan yang terjadi sudah merupakan keretakan yang dapat mempengaruhi struktur bangunan maka disinilah akan ditemukan masalah-masalah yang perlu rnendapat perhatian dari seseorang yang berkecimpung di bidang Teknik Sipil.
Untuk itu dalam makalah seminar ini akan dibahas masalah keretakan yang terjadi pada beton akibat dari korosi tulangan sehingga dihasilkan metode untuk mengantisipasi keadaan-keadaan yang tidak diinginkan (sampai pada akibat yang paling parah yaitu bangunan menjadi runtuh/failure karena retak.
Penelusuran terhadap literatur-literatur, laporan pengujian terhadap keretakan yang terjadi pada beton, standar-standar serta buku-buku yang membahas keretakan pada beton merupakan langkah yang digunakan untuk menyusun makalah seminar ini.
Beberapa tujuan penulisan makalah “Korosi pada Beton, penyebab dan akibat yang ditimbulkan serta metode pencegahan dan perbaikan kerusakan akibat Korosi" diantaranya adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadi keretakan terutama akibat korosi dan mencari cara pencegahan sebelum terjadi keretakan serta cara mengatasi ketika telah terjadi keretakan.
Hasil akhir yang akan didapatkan adalah mengetahui bahwa struktur beton bertulang walaupun biaya konstruksinya Iebih murah dibandingkan dengan konstruksi lainnya akan tetapi memiliki kelemahan yaitu dapat mengalami keretakan yang cukup berpengaruh terhadap struktur beton bertulang itu sendiri maupun struktur gedung/bangunan secara keseluruhan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinugroho Anindito
"Salah satu komponen penting dalam kendaraan adalah sistem pengereman. Fungsi utama dari sistem pengereman adalah memberikan deselerasi sehingga dapat memberhentikan laju kendaraan. Bagian penting dari komponen pengereman salah satunya adalah kampas rem. Namun unttuk mengetahui kondisi fisik dari kampas rem perlu dilakukan pembongkaran komponen roda dan rem. Sehingga salah satu tahap awal pengembangan adalah dibuatnya sebuah aplikasi yang dapat melakukan prediksi sisa umur dari kampas rem tersebut tanpa harus melakukan pembongkaran. Namun aplikasi tersebut belum 100% sempurna, perlu adanya verifikasi hasil yang dapat membuktikan bahwa aplikasi siap digunakan. Maka dari itu penelitian kali ini akan melakukan verifikasi aplikasi tersebut melalui pendekatan pemantauan kondisi fisik dari kampas rem itu sendiri. Selain itu pada penelitian kali ini, penulis akan mencoba mencari hubungan antara perilaku berkendara dengan pengaruhnya terhadap laju aus kampas rem. Setelah dilakukan pengujian jalan dengan 3 perilaku berkendara berbeda, didapatkan hasil bahwa pengendara dengan perilaku eco akan terjadi aus sebesar 0.42%, perilaku normal sebanyak 1.65% dan perilaku sport sebanyak 44.96% dari tebal kampas rem semula. Terdapat hasil yang signifikan pada perilaku berkendara sport karena pada perilaku ini tekanan dan suhu pengereman akan sangat tinggi jika dibandingkan dengan eco dan normal. Selain itu juga diketahui bahwa masih terdapat salah alur perhitungan pada program yang dijalankan pada aplikasi dengan faktor koreksi sebesar 33.37. Setelah dilakukan koreksi pada program, faktor koreksi menjadi 0.99. Faktor koreksi ini adalah rasio perbandingan dengan hasil prediksi umur kampas rem berdasarkan pengamatan langsung perubahan ketebalan kampas rem hasil uji jalan.

One important component in a vehicle is the braking system. The main function of the braking system is to provide deceleration so as to stop the vehicle speed. One important part of the braking component is the brake lining. But to know the physical condition of the brake lining, it is necessary to dismantle the wheel and brake components. So that one of the initial stages of development is to make an application that can predict the remaining life of the brake lining without having to do the demolition. However, the application is not 100% perfect, it is necessary to verify the results that can prove that the application is ready to use. Therefore this study will verify the application with the physical condition monitoring approach of the brake lining itself. In addition, in this study, the author will try to find a relationship between driving behavior and its effect on the wear rate of the brake lining. After testing the road with 3 different driving behaviors, it was found that the driver with eco behavior would consume 0.42%, normal behavior as much as 1.65% and sport behavior as much as 44.96% of the thickness of the original brake lining. There is a significant result in sports driving behavior because in this behavior the braking pressure and temperature will be very high when compared to eco and normal. In addition, it is also known that there is still a wrong calculation flow in the program running in the application with a correction factor of 33.37. After making corrections to the program, the correction factor becomes 0.99. This correction factor is the ratio of the ratio with the results of prediction of the age of the brake lining based on direct observation of changes in the thickness of the brake lining on the results of the road test."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulil Amri Nizhamul
"Fluid Catalytic Cracking (FCC) merupakan tempat dilakukannya proses pemutusan rantai karbon dengan menggunakan katalis pembagi (id cracker). Adapun, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sisa umur pakai dan kelayakan operasi kekomponen tersebut, yang merupakan salah satu bagian dari program pemeliharaan PT. X. Dengan demikian, hasil ini dapat digunakan dalam merencanakan sistem evaluasi, inspeksi, proses perbaikan bahkan penggantian komponen tersebut kedepannya.
Hasil inspeksi pada Fluid Catalytic Cracking tersebut ditemukan adanya retak sebesar 12 mm pada bagian shell plenum Riser Fluid Catalytic Cracking Unit (RFCCU). Material dari shell plenum ini baja tahan karat austentitik 304H dengan spsesifikasi ASTM A-240 dan beroperasi pada temperatur 690°C. Dengan adanya retak tersebut maka akan dapat mempengaruhi kinerja dari komponen tersebut. Tercatat sebelum terjadi retak telah terjadi temperatur up-set sebesar 930°C selama 200 jam. Oleh karena itu selanjutnya akan dilakukan pengujian kelayakan operasi pada komponen tersebut, apakah dengan kondisi yang mengandung retak komponen masih dapat tetap dioperasikan. Pengujian kelayakan operasi ini dilakukan berdasarkan API 579 section 9. Selain itu dilakukan pula pengkajian umur sisa dari komponen tersebut berdasarkan kondisi yang telah terjadi, apakah kondisi yang telah dialami oleh komponen tersebut mempengaruhi umur sisa pakai komponen yang menyebabkan timbulnya retak pada komponen tersebut.
Setelah dilakukan analisa didapatkan bahwa dengan terjadinya up-set temperature menyebabkan habisnya umur pakai komponen RFCCU yang juga menyebabkan terjadinya retak. Selanjutnya pada pengkajian kelayakan operasi, ditemukan bahwa dengan kondisi adanya retak sebesar 12 mm, komponen RFCCU sudah tidak layak lagi untuk digunakan dalam operasi pada kondisi operasi normal.

Fluid Catalytic Cracking (FCC) is component that cracking the carbon chain with fluid cracker. Objective of this research is for assessing remaining life and fitness for service of the component, as a part of FCC maintenance program at PT. X. Thereby the results can be used in planning evaluation system, inspection, reconditioning even replacement program to that component in the future.
The inspection result of Fluid Catalytic Cracking Unit (FCCU) found that there is a crack about 12 mm at the shell of plenum Riser Fluid Catalytic Cracking Unit (RFCCU). The material of this shell plenum is Austenitic Stainless Steel 304H with specification ASTM A-240 and operated at 690°C temperature. With existence of the crack, it can be influence performance of the component. It?s recorded, that before found of the crack there are up-set temperature about 930°C in 200 hours. Therefore, fitness for service assessment will be apply for the component, whether the component is acceptable or no to continue the operation. Fitness for Service assessment will be appropriate with API 579 section 9. Else, remaining life assessment also will apply for the component, to know if the condition that has been happened on the component influencing the remaining life of the component that causing the crack of the component.
After analyzing, it found that up-set temperature influence the remaining life the component, and causing the crack. Furthermore on the fitness for service assessment, existence of the 12 mm crack, make the RFCCU component are not acceptable to used on the operation on the normal operation condition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S41675
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anwar Maulana
"Tube High Temperature Superheater (HTSH) merupakan komponen dalam boiler yang berfungsi untuk mengubah uap jenuh (saturated steam) menjadi uap kering (superheated steam) bertekanan tinggi yang dapat menggerakkan turbin. Adapun, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sisa umur pakai komponen tersebut yang merupakan salah satu bagian dari program pemeliharaan boiler di PLTU PT. X. Dengan demikian, hasil ini dapat digunakan dalam merencanakan sistem evaluasi, inspeksi, proses perbaikan bahkan penggantian komponen tersebut kedepannya. Tube HTSH ini termasuk Cr-Mo steel dengan ASME specification number SA-213 T22 dan beroperasi pada temperatur 5400C. Dari karakterisasi awal ditemukan adanya retak pada scale steam side yang dapat berakibat pada penurunan umur sisa. Selanjutnya, pengkajian umur sisa dilakukan dengan metode creep kuantitatif menggunakan Parameter Larson Miller. Selain itu, pengkajian juga dilakukan melalui metode ketebalan scale steam side. Kemudian, perubahan mikrostruktur berupa creep void dan spheroidisasi dievaluasi selang waktu tertentu dengan creep kualitatif sebagai indikasi terjadinya creep. Dengan metode creep kuantitatif didapatkan umur sisa selama 6,95 tahun dengan probabilitas 50%. Sedangkan dari metode ketebalan scale steam side diapatkan umur sisa selama 5,96 tahun. Selanjutnya, dari creep kualitatif diketahui perubahan mikrostruktur yang semakin berkembang menuju kegagalan creep. Dari sini, diketahui bahwa scale memiliki pengaruh terhadap penurunan umur sisa. Oleh karena itu, pertumbuhan scale harus dijaga agar relatif lebih lambat sehingga umur sisa menjadi lebih panjang.

High Temperature Superheater (HTSH) tubes are boiler component that deliberately designed to change saturated steam to become high pressure superheated steam whereby have a power to make movement of turbine. This research is purposed to assess remaining life of HTSH tubes as a part of boiler maintenance program at PLTU PT.X. Accordingly, the results can be used in planning evaluation system, inspection, reconditioning even replacement program to that component in the future. HTSH tubes are included Cr-Mo steel conform to ASME specification number SA-213 T22 and operate at 5400C. From sample characterization, is found crack along scale steam side that can lead in decreasing of life time. Hereafter, remaining life assessments are performed by quantitative creep method with Larson Miller parametric. Then, the second method is scale steam side thickness. In following, microstructure degradation such as creep void and spheroidisation are evaluated by qualitative creep as creep failure indication. The first method produces remaining life for 6.95 years with 50% in probability. Whereas, 5.96 years of remaining life is shown by the second method. Further investigation by qualitative creep, is observed development of microstructure degradation which toward to creep failure. As conclusion, scale has an effect in decreasing remaining life of HTSH tubes. Therefore, scale growth need to be prevented became relatively slow in order to increase remaining life."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S41687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafidz Nurhantoko
"Getaran suatu komponen mesin yang telah melewati standar yang ditentukan dapat menurunkan performa kerja mesin dan menyebabkan kerusakan sehingga dapat terjadi overhaul. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem pemantauan kondisi getaran pada komponen mesin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan waktu dimana komponen akan mengalami kerusakan berdasarkan data kondisi terdahulu dan mendiagnosa penyebab getaran yang terjadi sehingga dapat menghasilkan suatu penjadwalan pemeliharaan berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan. Metode yang digunakan ialah analisa kecenderungan yang disesuaikan dengan ISO 10816 dan analisa spectrum getaran. A Kondisi getaran yang terjadi pada unit High Pressure Boiler Feed Pump 2 yaitu DE Pompa = 7,19 mm/s pada bulan Maret tahun 2019, DE Motor = 4,60 mm/s pada bulan Agustus tahun 2019, NDE Pompa = 4,51 mm/s pada bulan September 2019, dan NDE Motor = 4,53 mm/s pada bulan Juli tahun 2020. Pada analisa spectrum ditemukan bahwa terjadi gejala kerusakan antara lain Blade Pass Frequency, Rotor Bar Pass Frequency, Journal Bearing Looseness, Resonansi, dan Unbalance.

Vibrations of a machine components that have passed the prescribed standards can decrease the performance of the work of the machine and cause damage that can happen to an overhaul. Therefore it takes a vibration condition monitoring system on the engine components. The purpose of this research is to determine the time in which the components will be damaged based on the previous conditions and diagnose the cause of the vibration that occurs so it can generate a maintenance scheduling based on the time period specified. The method used is the trending analysis that adapted to ISO 10816 and vibration spectrum analysis. Measurement of vibration conditions has been conducted on two units High Pressure Boiler Feed Pump, as measured at four points, namely the Drive End of the pump, the Motor Drive End, Non Drive End of the pump, the Non Drive End Motor on each point made on the axial axis, horizontal and vertical. The conditions of the vibration that occurs at the unit 39 s High Pressure Boiler Feed Pump 2 IE DE Pump 7.19 mm s in March 2019, DE Motors 4.60 mm s in August of 2019, NDE Pump 4.51 mm s in September 2019, and NDE Motor 4.53 mm s in July to know 2020 n. On the analysis of the spectrum found that symptoms of damage among other Blade Pass Frequency, Rotor Bar Pass Frequency, Journal Bearing Looseness, Resonance, and Unbalance. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charlene Tan
"Koperasi memiliki peran yang cukup besar dalam menyediakan akses keuangan bagi masyarakat
Indonesia yang sebelumnya mengalami kesulitan ekonomi. Meskipun Koperasi memberikan
kontribusi yang besar terhadap perekonomian Indonesia, namun masih banyak tantangan yang
harus dihadapi. Seperti kualitas sumber daya manusia dan regulasi yang kompleks. Dengan
pengelolaan yang lebih baik dan peningkatan efektivitas, Koperasi Simpan Pinjam berpotensi
memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk memahami ketentuan hukum yang mengatur penyelesaian sengketa
dan pengawasan terhadap rentenir berkedok Koperasi Simpan Pinjam yang melakukan
penggelapan dana serta menganalisis P2SK pada Koperasi Simpan Pinjam. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Hukum Doktrinal (fokus pada analisis dan
penafsiran bahan hukum yang ada, seperti UU Perkoperasian) dan Penelitian Hukum Non
Doktrinal (penelitian sosio-hukum untuk mengambil pendekatan yang lebih luas dalam memahami
hukum). Penulis dapat menyimpulkan bahwa P2SK harus mengutamakan pembuatan pedoman
yang jelas tentang Koperasi Open Loop dan Koperasi Close Loop serta mekanisme
pengawasannya untuk meminimalisir penyalahgunaan Koperasi Simpan Pinjam. Penulis juga
dapat menyimpulkan bahwa meneruskan keberadaan Koperasi Open Loop dengan pengawasan
yang lebih ketat dapat menjadi solusi yang paling ideal saat ini.
Kata Kunci: Koperasi, Ekonomi, P2SK, UU Perkoperasian.

Cooperatives have a significant role in providing financial access for Indonesian people who previously experienced economic difficulties. Although Cooperatives contribute greatly to the Indonesian economy, there are still many challenges to be faced. Such as the quality of human resources and complex regulations. With better management and increased effectiveness, Saving and Loans Cooperatives have the potential to make a greater contribution to community empowerment. Therefore, this study aims to understand the legal provisions governing dispute resolution and supervision of loan sharks disguised as Savings and Loan Cooperatives who embezzle funds and analyze the P2SK on Savings and Loan Cooperatives. This study was conducted using the Doctrinal Legal Research approach (focusing on analyzing and interpreting existing legal materials, such as the Cooperative Law) and Non-Doctrinal Legal Research (socio-legal research to take a broader approach to understanding the law). The author can conclude that P2SK must prioritize the creation of clear guidelines on Open-Loop Cooperatives and Close-Loop Cooperatives and their supervision mechanisms to minimize misuse of Savings and Loan Cooperatives. The author can also conclude that continuing the existence of the Open-Loop Cooperative with stricter supervision can be the most ideal solution at this time."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charlene Tan
"Koperasi memiliki peran yang cukup besar dalam menyediakan akses keuangan bagi masyarakat
Indonesia yang sebelumnya mengalami kesulitan ekonomi. Meskipun Koperasi memberikan
kontribusi yang besar terhadap perekonomian Indonesia, namun masih banyak tantangan yang
harus dihadapi. Seperti kualitas sumber daya manusia dan regulasi yang kompleks. Dengan
pengelolaan yang lebih baik dan peningkatan efektivitas, Koperasi Simpan Pinjam berpotensi
memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk memahami ketentuan hukum yang mengatur penyelesaian sengketa
dan pengawasan terhadap rentenir berkedok Koperasi Simpan Pinjam yang melakukan
penggelapan dana serta menganalisis P2SK pada Koperasi Simpan Pinjam. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Hukum Doktrinal (fokus pada analisis dan
penafsiran bahan hukum yang ada, seperti UU Perkoperasian) dan Penelitian Hukum Non
Doktrinal (penelitian sosio-hukum untuk mengambil pendekatan yang lebih luas dalam memahami
hukum). Penulis dapat menyimpulkan bahwa P2SK harus mengutamakan pembuatan pedoman
yang jelas tentang Koperasi Open Loop dan Koperasi Close Loop serta mekanisme
pengawasannya untuk meminimalisir penyalahgunaan Koperasi Simpan Pinjam. Penulis juga
dapat menyimpulkan bahwa meneruskan keberadaan Koperasi Open Loop dengan pengawasan
yang lebih ketat dapat menjadi solusi yang paling ideal saat ini.
Kata Kunci: Koperasi, Ekonomi, P2SK, UU Perkoperasian.

Cooperatives have a significant role in providing financial access for Indonesian people who previously experienced economic difficulties. Although Cooperatives contribute greatly to the Indonesian economy, there are still many challenges to be faced. Such as the quality of human resources and complex regulations. With better management and increased effectiveness, Saving and Loans Cooperatives have the potential to make a greater contribution to community empowerment. Therefore, this study aims to understand the legal provisions governing dispute resolution and supervision of loan sharks disguised as Savings and Loan Cooperatives who embezzle funds and analyze the P2SK on Savings and Loan Cooperatives. This study was conducted using the Doctrinal Legal Research approach (focusing on analyzing and interpreting existing legal materials, such as the Cooperative Law) and Non-Doctrinal Legal Research (socio-legal research to take a broader approach to understanding the law). The author can conclude that P2SK must prioritize the creation of clear guidelines on Open-Loop Cooperatives and Close-Loop Cooperatives and their supervision mechanisms to minimize misuse of Savings and Loan Cooperatives. The author can also conclude that continuing the existence of the Open-Loop Cooperative with stricter supervision can be the most ideal solution at this time."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusman Kosasih
"Efisiensi produksi di Industri Casting alumunium untuk komponen otomotif saat ini hanya berada di angka 65%, dari target 85%. Ke tidak efisien an terbesar adalah adanya waktu produksi yang hilang akibat kerusakan pada cetakan, yaitu sekitar 14%. Masalah utamanya adalah Over heat, Insert pin rusak/ patah, dan kesulitan pergantian cetakan. Kerusakan Insert pin yang terbuat dari material SKD61 menyebabkan terhentinya proses produksi dalam waktu yang cukup lama (lebih dari 4 jam produksi), akan mengakibatkan penurunan produktifitas yang signifikan bagi pabrikan.
Pulsed Laser Deposition (PLD) adalah teknik pelapisan khusus untuk deposisi uap secara fisik (PVD) yang menggunakan plasma yang dibentuk oleh interaksi antara sinar laser dan bahan target. PLD saat ini digunakan untuk menghasilkan film tipis berkualitas tinggi untuk superkonduktor, lapisan listrik, aplikasi medis, lapisan magnet, dan lapisan coating. Penelitian ini merupakan rangkaian penelitian PLD yang bertujuan untuk menemukan coating terbaik dengan PLD yang dapat meminimalkan kerusakan pada insert pin baja perkakas berbahan SKD61 yang digunakan sebagai komponen cetakan pada pabrik Alumunium Die Casting. Penyebab utama kerusakan Pin SKD61 adalah terjadinya fenomena Die soldering pada permukaan pin yang bersentuhan dengan alumunium cair pada kecepatan aliran yang tinggi. Cara yang paling efektif saat ini untuk mengatasi die soldering adalah melapisi permukaan dies dengan material coating, sehingga meminimalkan terjadinya kontak langsung antara material alumunium dengan cetakan. Lapisan coating yang baik didapatkan dari pemilihan material coating yang tepat, dan penggunaan metode coating yang maksimal.
Material Al, Ti, dan gas N2 digunakan sebagai bahan pelapis dikarenakan kemampuannya untuk mencegah terjadinya soldering dengan menaikkan temperature kritis terjadinya soldering. Pemakaian komposisi AlTi 50/50, AlTi 40/60 dan AlTi 30/70 digunakan untuk melihat pengaruh kandungan Ti terhadap hasil coating. Pada metode PLD digunakan laser Nd:YAG Q switch dengan panjang gelombang 532 nm dan 1064 nm dan energi 50 mJ sampai 140 mJ. Sedangkan tekanan pada ruang vakum berkisar 1,16 -1,35 Torr, yang dilengkapi dengan gas N2 uhp. Selanjutnya hasil coating di annealing pada temperatut 6000 C pada kondisi vacuum dengan gas inert Nitrogen UHP selama 2 jam. Karakterisasi secara kualitatif dan kuantitatif dilakukan menggunakan Scanning Electron Microscope – Energy Dispersion Spectroscopy (SEM - EDS), Field Emission Scanning Electron
Microscope (FESEM), Hardness tester, Surface tester dan Projector profile. Simulasi dan Uji Aplikasi pada cairan aluminium ADC12 juga dilakukan di bagian produksi Casting PT X untuk membuktikan hasil uji Laboratorium pada kondisi produksi sebenarnya di temperature cairan Al 6500 C~6800 C dan waktu proses 60 detik.
Lapisan yang dihasilkan memiliki morfologi partikel Al-Ti-N amorf berukuran 10-20 nm dengan kekerasan permukaan dalam kisaran 333-384 mHv, dan setelah anil terjadi peningkatan kekerasan dalam kisaran 410 - 455 mHv Hasil coating terbaik dalam penelitian ini diperoleh pada penggunaan Panjang gelombang 1064 nm dan energi 120 mJ dengan lama deposisinya 20 menit pada frekuensi 10 Hz. Kekerasan permukaan memiliki hubungan yang erat dengan kandungan% Ti dan pemberian gas N2 pada proses PLD. Semakin tinggi % Ti cenderung menurunkan kekerasan permukaan coating karena gumpalan yang semakin banyak tapi tidak merata, sedangkan gas N2 memungkinkan terbentuknya senyawa nitride AlTiN yang menaikkan kekerasan permukaan. Kenaikan % Ti, relatif tidak berpengaruh terhadap tingkat adhesivitas. Proses anil meningkatkan kekerasan dan kekasaran, sedangkan tingkat adhesivitas kurang terpengaruh. Tingkat adhesivitas dari riset ini dipengaruhi oleh keberadaan gas N2 yang membentuk senyawa AlTiN yang lebih adhesive dari senyawa AlTi. Pengujian simulasi dan aplikasi menunjukkan bahwa pin dengan lapisan PLD AlTiN dapat memperpanjang umur tool dua kali hingga ketiga kalinya daripada pin standar. Umur insert pin PLD adalah sekitar 60.000 injeksi. Sedangkan umur insert pin standar hanya 20.000 injeksi. Hasil ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian lebih lanjut dengan penambahan seperti pemanas pada substrat dan sistem holder substrat yang disesuaikan dengan bentuk substrat untuk memperoleh optimasi dari proses PLD.

The aluminum casting industry for automotive components achieves only 65% of the targeted 85% production efficiency. Approximately fourteen percent of production time is wasted due to mold damage. Overheating, damaged/broken Insert pins, and difficulty changing molds are the primary issues. Damage to an insert pin made of SKD61 material causes the production process to be stopped for an extended period of time, as changing pins, repairing, and replacing molds requires the use of special techniques to protect the mold, the product components, and the safety of maintenance personnel. Extended stops in the production process (more than four hours) will result in a significant decrease in the manufacturer's productivity.
Pulsed Laser Deposition (PLD) is a particular kind of physical vapour deposition (PVD) that utilises plasma generated by the interaction of laser light and the target material. Today, PLD is used to create high-quality thin films for superconductors, electric layers, medical applications, magnetic layers, and resistant coatings. This round of of PLD research aims to identify the most effective PLD coating for minimised damage to SKD61 tool steel instruments used in Aluminium Die Casting manufacturing. Die soldering, which occurs when the pin's surface comes into contact with molten aluminium at rapid flow rates, is the primary cause of injury to the SKD61 Pin. The most effective approach to die soldering is to protect the surface of the die with a coating material, thereby minimising direct contact between the aluminium and mould. The selection of a suitable coating material and the application of the optimum coating method results in the formation of an excellent coating layer.
Al, Ti, and N2 gas are utilised as coating materials due to their ability to prevent soldering by raising the soldering temperature critical point. AlTi 50/50, AlTi 40/60, and AlTi 30/70 were used to determine the effect of Ti percentage on coating performance. The PLD technique applies a Nd: YAG Q switch laser with a wavelength between 532 nm and 1064 nm and an energy with 50 mJ up to 140 mJ. While the vacuum chamber's pressure ranges from 1.16 to 1.35 Torr, it is equipped with UHP N2 gas. In addition, the coating results were annealed for two hours at 600 degrees Celsius under vacuum conditions with UHP Nitrogen inert gas. Using Scanning Electron Microscope – Energy Dispersion Spectroscopy (SEM-EDS), Field Emission Scanning Electron Microscope (FESEM), Hardness tester, Surface tester, and Profile projector, qualitative and quantitative characterization was carried
out. Simulation and Application tests in ADC12 Alumunium molten have also been conducted at casting section PT X to validate the Laboratory test result under actual production conditions of 650o C to 680o C and a 60-second cycle time.
The surface coatings have morphology of amorphous Al-Ti-N particles varying in size from 10 to 20 nm, with surface hardnesses between 333 and 384 mHv; after annealing, the hardness increases around 410 and 455 mHv. In this study, the best coating results were obtained with a wavelength of 1064 nm, an energy of 120 mJ, a deposition time of 20 minutes, and a deposition frequency of 10 Hz. N2 gas causes the formation of AlTiN nitride compounds, which increase the surface hardness, whereas an increase in the percent of Ti decreases the surface hardness of the coating due to an increase in agglomerate in a surface area. The increase in percent Ti has no significant impact on the intensity of adhesion. The annealing procedure increases hardness and surface roughness while adhesion is affected less. The presence of N2 gas, which generates AlTiN compounds that are more adhesive than AlTi compounds, affects the adhesiveness of this research. Simulations and application tests indicate that a pin with a PLD AlTiN coating can double or triple the tool life of a standard pin. A PLD pin has a tool life of approximately 60,000 shots, whereas a standard pin only has a tool life of 20,000 shots. To optimize the PLD process, these findings are anticipated to serve as a reference for future research involving modifications such as substrate heaters and a substrate holder system
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>