Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71120 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nur Fitriah
"Virus dengue merupakan virus kelas Flaviviridae yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya telah terinfeksi oleh virus dengue. Diagnostik dini dilakukan dalam upaya menekan penyebaran virus ini agar pasien yang terinfeksi bisa ditangani lebih cepat. NS1 merupakan protein yang terdapat pada virus dengue dapat ditemukan di darah pasien satu hari setelah gejala infeksi primer maupun sekunder. Hal ini menjadikan NS1 penanda biologis serta target nanobodi yang tepat dalam diagnosis infeksi virus dengue. Nanobodi yang mengenali antigen NS1 pada DENV menjadi potensi alat uji diagnostik dengue karena sifatnya yang lebih unggul daripada antibodi konvensional. Penelitian ini berfokus pada pembuatan prototipe tes diagnostik cepat berbasis uji aliran lateral untuk mendeteksi NS1 pada virus dengue menggunakan nanobodi anti-NS1. Pada penelitian ini, nanobodi anti-NS1 klon DD7 dan DD5 diekspresikan pada E. coli BL21(DE3). Dalam pembuatan prototipe, dilakukan optimasi formulasi konjugasi antara nanopartkel emas dengan nanobodi anti-NS1. Sebanyak tiga optimasi dilakukan dalam mendapatkan konjugasi nanopartikel emas dengan nanobodi yang optimal, yaitu optimasi pH buffer, konsentrasi nanobodi, dan diameter nanopartikel emas. pH buffer optimal untuk klon DD5 dan DD7 adalah buffer borat pH 9, konsentrasi nanobodi optimal untuk klon DD5 dan DD7 adalah 10 ng, dan diameter optimal nanopartikel emas untuk klon DD5 dan DD7 adalah 40 nm. Pada pembuatan prototipe, konjugasi antara nanopartikel emas dan nanobodi klon DD5 belum berhasil mendeteksi antigen yaitu berupa virus dengue pada bagian test line prototipe dan untuk konjugasi antara nanopartikel emas untuk klon DD7 menghasilkan reaksi false positive pada prototipe.

Dengue virus is a class of Flaviviridae virus transmitted through the bite of Aedes aegypti mosquitoes that have previously been infected by the dengue virus. Early diagnostics are carried out in an effort to suppress the spread of this virus so that infected patients can be treated faster. NS1 is a protein found in the dengue virus that can be found in the patient's blood one day after symptoms of primary or secondary infection.This makes NS1 a biosensor as well as a precise target for nanobodies in the diagnosis of dengue virus infection. Nanobodies that recognize NS1 antigens in DENV are potential dengue diagnostic test kits because they are superior to conventional antibodies. This research focuses on making rapid diagnostic tests based on lateral flow assay to detect NS1 in dengue viruses using anti-NS1 nanobodies as an alternative diagnostic test on dengue virus. In this study, anti-NS1 nanobodies of DD7 and DD5 clones were expressed in E. coli BL21(DE3). In making prototypes, optimization of conjugate formulations between gold nanoparticles and anti-NS1 nanobodies was carried out. A total of three optimizations were carried out in obtaining the conjugation of gold nanoparticles with optimal nanobodies, namely optimization of buffer pH, nanobody concentration, and diameter of gold nanoparticles. The optimal buffer pH for DD5 and DD7 clones is pH 9 borate buffer, the optimal nanobody concentration for DD5 and DD7 clones is 10 ng, and the optimal diameter of gold nanoparticles for DD5 and DD7 clones is 40 nm. In making the prototype, the conjugation between gold nanoparticles and DD5 clone nanobodies has not succeeded in detecting antigens in the form of dengue virus in the prototype test line and for conjugation between gold nanoparticles for DD7 clones resulting in false positive reactions in the prototype."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Jeruk (Citrus sp) merupakan komoditas buah yang memiliki nilai ekonomi tinggi karena dikonsumsi oleh masyarakat dari berbagai lapisan. Buah jeruk selalau tersedia sepanjang tahun karena tanaman jeruk tidak mengenal musim berbunga yang khusus...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian mengenai optimasi PCR untuk deteksi gen matriks (m) virus
influenza A telah dilakukan. Penelitian bertujuan mendapatkan kondisi
optimum PCR yang digunakan untuk mendeteksi salah satu gen yang
terkonservasi pada virus influenza A, yaitu gen m, menguji sensitivitas, dan
spesifisitas PCR dengan menggunakan metode Reverse transcription
polymerase chain reaction (RT-PCR). Primer yang digunakan yaitu MAF26--
MAR500 dan MAF306--MAR744. Parameter dalam optimasi PCR meliputi
temperature annealing (TA), konsentrasi MgCl2, primer, dan Q-solution
[Qiagen]. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan primer random lebih
sensitif dibandingkan dengan oligo(dT) pada reaksi sintesis cDNA. Selain itu,
hasil penelitian menyimpulkan kondisi optimum pasangan primer MAF26--
MAR500 untuk mendeteksi gen m virus influenza A, yaitu temperature
annealing (TA) 55° C, 3 mM MgCl2, 1 μM primer, dan 0,5x Q-solution
[Qiagen], sedangkan pasangan primer MAF306--MAR744 yaitu TA 59,5° C, 3
mM MgCl2, 1 μM primer, dan 0,5x Q-solution [Qiagen]. Uji sensitivitas
menunjukkan pasangan primer MAF26--MAR500 dapat mendeteksi gen m
virus influenza A sampai 0,05 ng/μl (dengan two-step RT-PCR) dan 0,02048
HA/unit (dengan one-step RT-PCR), sedangkan pasangan primer MAF306--
MAR744 dapat mendeteksi sampai 0,5 ng/μl. Uji spesifisitas dari spesimen
influenza H5N1, H1N1, dan H3N2, menunjukkan bahwa teknik PCR dapat mendeteksi influenza A tanpa adanya cross-reaction pada sejumlah bakteri
saluran pernapasan."
Universitas Indonesia, 2008
S31483
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Hutami
"ABSTRAK
Antibodi poliklonal matriks 1 Virus Influenza A H1N1 dapat dimanfaatkan untuk pendeteksian antigen matriks 1 dalam pengembangan sistem diagnostik maupun pengembangan vaksin virus influenza A. Antibodi poliklonal antara lain dapat diperoleh dengan imunisasi kelinci menggunakan antigen rekombinan M1. Protein rekombinan M1 yang digunakan sebagai antigen diekspresikan pada EscherichiacoliBL21 dan dipurifikasi menggunakan resin Ni¬NTA, kemudian digunakan dalam imunisasi 1 ekor kelinci betina, Oryctalogouscuniculus,galur NewZealandWhite. Respon antibodi spesifik M1 diuji dengan ELISA dan westernblot. Hasil uji ELISA yang dinilai pada panjang gelombang 450 nm, menunjukkan titer antibodi yang tinggi pada serum paska imunisasi terhadap antigen M1 rekombinan (0,544) dibandingkan dengan serum pra imunisasi (0,102).Hasil uji westernblotmenunjukkan adanya reaktivitas serum kelinci paska imunisasi dengan pita protein berukuran ~27 kDa, yang diartikan sebagai adanya respon antibodi spesifik terhadap antigen M1, sedangkan serum kelinci pra imunisasi tidak memperlihatkan reaksi dengan pita protein berukuran 27 kDa tersebut. Terlihat pula adanya reaksi non spesifik yang relatif lemah terhadap pita protein lainnya, baik pada serum paska imunisasi maupun pra imunisasi yang menunjukkan adanya residu protein EscherichiacoliBL21 pada sediaan antigen M1 hasil purifikasi. Antibodi poliklonal yang diperoleh dapat digunakan untuk mendeteksi antigen M1 baik untuk pengembangan uji diagnostik maupun vaksin influenza A H1N1.

ABSTRACT
Polyclonal antibody against influenza A H1N1 matrix 1 protein can be utilized for detection of matrix 1 antigen in the development of Influenza A diagnostic system and vaccine. Polyclonal antibody can be obtained by rabbit immunization using M1 recombinant antigen. M1 recombinant proteins that will be used as antigen was expressed in EscherichiacoliBL21 and purified using Ni-NTA resin. This recombinant antigen was used for immunization of female rabbit, Oryctalogouscuniculus,NewZealandWhitestrain. M1-specific antibody responses were tested by ELISA and westernblot. ELISA test results at a wavelength of 450 nm, showed a high antibody titer in the post-immunization serum against the recombinant antigen M1 (0,544) compared with the preimmunization serum (0,102). Westernblottest results showed reactivity of post-immunized serum against a band of ~ 27 kDa protein, which indicate the presence of specific antibody response against M1 antigen, whereas preimmunization rabbit serum showed no reaction with the 27 kDa protein band. The existence of non-specific reactions that are relatively weak against other protein bands was also observed , both in the post-immunization and pre-immunization sera, indicating the presence of residual E.coliprotein in the purified M1 antigen preparation. The Polyclonal antibody obtained in this study can be used to detect M1 antigen, for development of H1N1 Influenza A diagnostic test and vaccine."
Universitas Indonesia, 2011
S672
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Rahmadewi
"Penelitian bertujuan untuk mendapatkan antibodi poliklonal kelinci yang distimulasi oleh protein rekombinan globular head neuraminidase (NA) dan mengukur titer antibodi poliklonal. Protein rekombinan globular head NA berhasil diekspresikan secara intraseluler pada sel E.coli BL21 codon plus dengan induksi IPTG 0,1 mM dan dipurifikasi menggunakan resin Ni-NTA. Protein rekombinan globular head NA yang telah dipurifikasi digunakan sebagai antigen untuk menstimulasi antibodi poliklonal kelinci.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah dihasilkan antibodi poliklonal terhadap globular head neuraminidase dan titer antibodi paling tinggi dihasilkan sebesar 1,352.

The aim of this study was to determine rabbit polyclonal antibody stimulated by neuraminidase (NA) globular head recombinant protein and also to measure the polyclonal antibody titer. NA globular head recombinant protein has been expressed in E.coli BL21 codon plus intracellularly induced by 0,1 mM IPTG and has been purified by Ni-NTA resin. The purified of NA globular head recombinant was used as antigen to stimulate rabbit polyclonal antibody.
The result shows that rabbit polyclonal antibody of neuraminidase globular head was produced and the highest antibody titer was 1,352.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S1307
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tom Gunadi
Bandung: Angkasa, 1985
R 584.4 TOM a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri Mulyaningsih
"Ruang lingkup dan metode penelitian : Ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh menimbulkan berbagai macam penyakit. 8-OHdG merupakan petanda adanya kerusakan oksidatif DNA. Oleh karena itu perlu diketahui adanya kerusakan tersebut dengan pengukuran 8-OHdG. Pengukuran 8-OHdG dapat dilakukan dengan berbagai macam metoda, seperti GC-MS, LC-MS, TLC, HPLC, RIA dan Comet assay.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu metoda yang sederhana, murah, sensitif dan spesifik. Metoda yang digunakan adalah metoda ELISA, yang berdasarkan reaksi pembentukan kompleks antigen antibodi. Pembuatan antibodi poliklonal anti 8-OHdG dilakukan dengan cara menyuntikkan konjugat 8-OHdG-KLH pada kelinci. Antibodi yang diperoleh direaksikan dengan menambahkan 8-OHdG yang dilabel dengan avidin, disusul dengan penambahan biotin peroksidase dan akhimya 11202 - ortofenildiamin. Pengujian ini dilakukan pada berbagai pengenceran antibodi dan berbagai antibodi dan berbagai konsentrasi konjugat 8-OHdG - avidin.
Hasil dan kesimpulan : Dengan menggunakan pengenceran antibodi antara 112.500 sampai 1120.000 (kelipatan 2) dan konjugat 0,375 µg/ml, pada panjang gelombang 490 nm, diperoleh hasil berupa garis lurus yang menurun dengan R2 = 0,9346. Dengan menggunakan pengenceran antibodi 1/2.500 dan penambahan konjupt antara 0,1 - 0,8 µg/ml, diperoleh hasil berupa garis lurus yang meningkat dengan R 0,9571.
Disimpulkan : Antibodi yang dihasilkan mengikat 8-OHdG. Konjugat 8-OHdG-avidin dengan demikian dapat berikatan secara kuantitatif dengan antibodi.

Scope and the Method : Prolonged oxidative stress can produce various diseases. Oxidative stress may damage biomacromolecules. DNA, a very importance macromolecule, will be modified by an oxidative stress. 8-hydroxydeoxyguanosine (8-OHdG) will be produced and this compound can be used as an indicator of the oxidative DNA damage. Currently, 8-OHdG is assayed by HPLC, a very special technique that needs a special apparatus and a well trained personal.
The objectives of this study are to explore the possibilities of 8-OHdG assays by immunochemical methods, i.e. ELISA. The antibody anti 8-OHdG was developing by injecting rabbits with 8-OHdG - key limpet hemocyanin (8-OHdG-KLH complex). Antibodies obtained were mixed with a 8-OHdG-avidin conjugate. The addition of peroxidase labeled biotin, followed by 1-1202-0rthophenylendiamine as a chromogenic substrate resulted in a coloured product, which indicated that the antibodies reacted with 8-OHdG.
Results and conclusions : A serial dilution of the antibodies, started with 1/2500 to 1120000, reacted 0,375 µg 8-OHdG - avidin conjugate/ ml and read at 490 nm, resulted in a straight line with R2 = 0,9346.
We conclude that (1) the antibodies could bind 8-OHdG; and (2) 8-OHdG-avidin could be bound quantitively by the antibodies.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen Dawitri
"ABSTRAK
Tembakau diketahui memiliki potensi yang besar sebagai pestisida atau pengusir serangga. Anti nyamuk yang beredar di masyarakat, menggunakan zat aktif berupa DEET, zat kimia sintetik yang dapat terserap dalam tubuh, dan menyebabkan gangguan sensorik dan motorik, serta keracunan sistemik. Penelitian ini mengkaji lebih lanjut potensi anti serangga pada daun tembakau. Bio-oil diesktrak dari daun tembakau dengan metode fast pyrolisis pada suhu 500oC, 600oC, dan 700oC untuk mengetahui pengaruh suhu pada kandungannya. Bio-oil hasil pirolisis kemudian dibuat menjadi campuran anti nyamuk berbasis biomassa. Uji kandungan bio-oil dilakukan dengan GC-MS, sementara anti nyamuk diujikan langsung pada manusia untuk mengetahui efeknya pada kulit serta efektivitasnya dalam mengusir nyamuk. Yield bio-oil optimum ditemukan pada suhu 600oC sebesar 24%. Senyawa aktif anti nyamuk yang diperoleh pada hasil pirolisis yaitu nikotin, d-Limonene, indole, dan pyridine. Bio-oil ditambahkan ke dalam anti nyamuk sebagai zat aktif dengan konsentrasi 0%; 0,5%; 1,5%; dan 3%. Anti nyamuk yang diuji ke nyamuk menunjukkan hasil yang memuaskan, dimana selain tidak menimbulkan dampak pada kulit manusia, efektifitas anti nyamuk dari berbagai konsentrasi berturut-turut adalah 38,09%; 45,82%; 46,41%; dan 57,07%.

ABSTRACT
Tobacco is known to have a big potential as a pesticide or repellent. Mosquito repellent which is used by public, contain DEET as its active compound, a synthetic substance which can be absorbed to human body and cause some systemic poisoning. This research study further potential of repellent on tobacco leaves. Bio-oil was extracted from tobacco leaves using fast pyrolysis at temperature of 500oC, 600oC, and 700oC to evaluate the effect of temperature. Bio-oil was then made into bio-mass based repellent. Bio-oil was characterized using GC-MS, while the repellent was tested directly to human to evaluate the effects on the skin and the effectivity as a repellent. Optimum yield of bio-oil was found on 600oC at 24%. The active compund of repellent found was nicotine, d-Limonene, indole, and pyridine. Bio-oil was added to repellent mixture as active compund with different concentration (0%; 0,5%; 1,5%; and 3%). Repellent tested showed a desired result, where not only the repellent didn?t take effect on human skin, the effectivity of each concentration was 38,09%; 45,82%; 46,41%; and 57,07%, respectively."
Depok: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2014
T41810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sjahrurachman
"Salmonellosis, khususnya dalam bentuk demam enterik, merupakan masalah kesehatan utama di negara berkembang, tidak hanya karena insiden dan angka kematiannya yang tinggi, tetapi juga karena waktu yang diperlukan agar penderita "fully recover" dapat berbulan-bulan.
Ditinjau dari segi tatalaksana, angka kesakitan dan kematian yang tinggi itu secara teoritis dapat ditekan jika penderita terdiagnosis secara pasti lebih dini. Sayangnya, gambaran klinisnya seringkali serupa dengan banyak penyakit infeksi lain, seperti rickettsiosis, leptospirosis. Disamping itu baku diagnosis, yaitu isolasi kuman dan pemeriksaan serologis yang ada masih merupakan masalah besar karena rumit dan hasilnya lama, sehingga sangat kurang bermanfaat sebagai panduan untuk tata laksana kasus dan pencegahan transmisi kuman ke orang lain. Karena tata laksana kasus penderita demam enterik dasarnya sama, maka dalam jangka panjang terbuka peluang untuk mengembangkan diagnostik serologik cepat tepat. Pada sisi lain diketahui bahwa flagel adalah struktur kuman terluar dan karenanya merupakan antigen yang paling awal terpapar pada, sistim kekebalan tubuh. Lebih lanjut telah merupakan pengetahuan umum bahwa pada setiap infeksi, respon imun paling awal adalah pembentukan IgM dan keberadaan IgM ini bersifat transient, yaitu hanya untuk beberapa bulan saja. Berdasarkan ide tersebut, disusun rencana penelitian yang tujuannya adalah mendapatkan cara deteksi IgM anti Salmonella sebagai langkah awal untuk pembuatan prototipe diagnostik kit untuk Salmonellosis secara cepat dan mudah.
Dengan metode IgM anti-salmonella capture DIA. Penelitian dimulai dengan menganalisa flagelasi kuman, mengisolasi flagel dan selanjutnya melabel flagel dengan biotin. Dilakukan pula imunisasi kelinci dengan berbagai species Salmonella dan selanjutnya antibodi tersebut diuji reaksi silangnya dengan cara aglutinasi dan direct DIA dengan tujuan memperkirakan komposisi antigen yang selayaknya dipakai pada pengembangan format IgM capture DIA untuk serum manusia. Selain itu dikumpulkan serum dari tersangka penderita demam tifoid, orang normal dan penderita demam berdarah. Konfirmasi diagnosa klinis dilakukan dengan mengisolasi kuman, milakukan uji aglutinasi cara slaid dengan kit komersial dan penetapan kenaikan titer anti H secara makro. Untuk mengembangkan format IgM capture DIA, flagel yang terbiotinilasi telah diuji antigenisitasnya. Saat ini sedang dimulai pengerjaan uji format IgM capture DIA tersebut pada serum manusia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, [2000, 2000]
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>