Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11552 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Sri Indriati
"ABSTRAK
Keadaan perekonomian masyarakat yang terus terbelenggu dengan naiknya harga BBM (Bahan Bakar Minyak), perlu dicarikan solusi untuk mencari alternatif pengganti minyak tanah. Telah banyak sumber energy yang dikembangkan mulai dari berbasis teknologi tinggi hingga sederhana, namun nilai jualnya masjh relatif mahal. Ada satu sumber energi alternatif yang belum tersentuh yaitu limbah minyak berupa lumpur minyak atau sering disebut sludge oil. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan sludge oil menjadi briket sebagai bahan bakar alternatif yang relatif mur.eh sehingga dapat dijadikan alternatif pengolahan limbah sludge oil. Dibuat tiga tipe percobaan briket dengan penambahan filler seperti jerami, serbuk gergaji dan arang dengan mencari hasil dan kondisi optimum. Parameter uji dilakukan secara fisika dan kimia. Parameter fisika adalah pencetakan, waktu pengeringan, tekstur, uji kekerasan, uji nyala, uji lelehan, uji jelaga dan untuk parameter kimia adalah kadar air, kadar abu, kandungan energi, kandungan logam berat (Cd, Cr, Cu, Hg, Pb), kandungan SOx dan NOx. Dari hasil penelitian didapatkan formulasi optimum, untuk brikeLsludge oil+ jerami optimum pada perbandingan komposisi sludge oil : jerami (3: 1 ); suhu pemanasan T 300°C; waktu pemanasan 90 men it, briket sludge oil + serbuk gergaji optimum pada perbandingan komposisi sl~dge oil : serbuk gergaji (3: 1 ); suhu pemanasan T 250°C; waktu pemanasan 150 men it dan briket sludge oil T arang optimum pada perbandingan komposisi (1: 1 ); suhu pemanasan T 250°C, waktu pemanasan 120 menit. Secara keseluruhan tipe briket yang paling baik adalah briket sludge oil+ arang. Selain dari bentuk fisiknya yang keras dan - . pad at, hasil parameter uji kimianya juga menghasilkan data analisa yang paling baik. Briket ini memiliki kandungan energi paling tinggi sebesar 4000 kkal/kg, kadar logam berat yang paling rendah bila dibandingkan dari kedua tipe briket yang lainnya, l"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martino Ratmono
"Kebutuhan energi Indonesia semakin besar, sementara itu minyak bumi yang selama ini berperan sebagai sumber energi utarna Indonesia kian menipis persediaannya.Untuk itu perlu adanya altematif sumber energi yang dapat memenuhi kebutuhan di masa mendatang. Batubara dengan cadangan yang mencapai 39 milyar ton merupakan sumber energi yang sangat potensial untuk dapat bezperan di masa datang.
Dalam memanfaatkan batubara tentunya kita perlu mengetahui segala sesuatunya mengenai batubara. Untuk itu studi ini dilakukan untuk mempelajari hal-hal yang menyangkut pemanfaatan batubara, meliputi karakteristik dan potensi cadangan batubara Indonesia, masalah-masalah yang ada dalam pemanfaatannya serta infommasi-infomaasi lain yang sckiranya panting bgi rencana pemanfaatan batubara. Selain itu perlu diketahui pula sektor-sektor pemakai batubara.
Pengumpulan data-data dilakukan dengan melakukan studi literatur, kunjungan ke instansi-instansi yang terkait dalam bidang batubara seperti Direktorat Batubara., laboratorimn batubara PPTM, Bandung Serta PLN sebagai pernakai batubara. Di samping itu penulis juga membuat kuesioner yang ditujukan bagi perusahaan-perusahaan penambang batubara untuk memperoleh data-data karakteristik dan potensi cadangan.
Data-data karakteristik dan potensi cadangan yang diperoleh, dianalisa lalu digambarkan pada suatu peta sehingga dapat dilihat karakteristik batubara yang menonjol di daerah-daerah di Indonesia. Masalah-masalah yang sekiranya timbul dalam pemanfaatan batubara Indonesia diidentiiikasi dan diberikan suatu usulan bagi pemccahannya. Tenyata dari hasil analisa tadi diperoleh bahwa karakteristik batubara Indonesia secara umum sebagai berikut :
1. Kelas batubara rendah hingga menengah
2. Nilai kalor sebagian tinggi (di Kalimantan) dan sebagian tidak terlalu tinggi (Sum-sel)"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36670
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Martha Leni
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Awal millenium ke dua ,keberadaan hutan sudah menjadi masalah global dan diambang kritis. Terlihat pemanasan global sudah menjadi kenyataan yang menakutkan...."
JUILABI
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pingkan Aditiawati
"Sludge oil contains 30%?50% hydrocarbon fractions that comprise saturated fractions, aromatics, resins, and
asphaltene. Asphaltene fraction is the most persistent fraction. In this research, the indigenous bacteria that can degrade
asphaltene fractions from a sludge oil sample from Balikpapan that was isolated using BHMS medium (Bushnell-Hass
Mineral Salt) with 0.01% (w/v) yeast extract, 2% (w/v) asphaltene extract, and 2% (w/v) sludge oil. The ability of the
four isolates to degrade asphaltene fractions was conducted by the biodegradation asphaltene fractions test using liquid
cultures in a BHMS medium with 0.01% (w/v) yeast extract and 2% (w/v) asphaltene extract as a carbon source. The
parameters measured during the process of biodegradation of asphaltene fractions include the quantification of Total
Petroleum Hydrocarbon (g), log total number of bacteria (CFU/ml), and pH. There are four bacteria (isolates 1, 2, 3, and
4) that have been characterized to degrade asphaltic fraction and have been identified as Bacillus sp. Lysinibacillus
fusiformes, Acinetobacter sp., and Mycobacterium sp., respectively. The results showed that the highest ability to
degrade asphaltene fractions is that of Bacillus sp. (isolate 1) and Lysinibacillus fusiformes (Isolate 2), with
biodegradation percentages of asphaltene fractions being 50% and 55%, respectively, and growth rate at the exponential
phase is 7.17x107 CFU/mL.days and 4.21x107 CFU/mL.days, respectively.
Isolasi Bakteri Pendegradasi Fraksi Aspaltik dari Lumpur Minyak Bumi. Lumpur minyak bumi mengandung
30%-50% fraksi hidrokarbon yang terdiri dari fraksi jenuh, aromatik, resin, dan aspaltik. Fraksi aspaltik merupakan
fraksi yang paling sulit didegradasi. Pada penelitian ini, bakteri pendegradasi fraksi aspaltik merupakan bakteri
indigenos yang diisolasi dari sampel lumpur minyak bumi di Balikpapan dengan menggunakan media Bushnell-Hass
Mineral Salt (BHMS) dengan 0.01% (b/v) ekstrak ragi, 2% (b/v) ekstrak fraksi aspaltik, dan 2% (b/v) lumpur minyak
bumi. Kemampuan isolat mendegradasi fraksi aspaltik diuji menggunakan media BHMS yang ditambahkan 0.01% (b/v)
ekstrak ragi dan 2% (b/v) ekstrak fraksi aspaltik sebagai sumber karbon. Selama uji biodegradasi dilakukan pengukuran
parameter yaitu Total Petroleum Hydrocarbon (g), jumlah total bakteri (CFU/mL), dan pH. Empat isoat bakteri (isolat
1,2,3, dan 4) yang telah dikarakterisasi mampu mendegradasi fraksi aspaltik dan teridentifikasi secara berurutan
sebagai, Acinetobacter sp., and Mycobacterium sp. Berdasarkan hasil penelitian, Bacillus sp. (isolat 1) dan
Lysinibacillus fusiformes (Isolat 2) memiliki kemampuan terbaik dalam mendegradasi fraksi aspaltik, kemampuan
biodegradasi fraksi aspaltik secara berurutan adalah 50% dan 55%, dan laju pertumbuhan pada fase eksponensial secara
berurutan adalah 7.17x107 CFU/mL.hari dan 4.21x107 CFU/mL.hari."
Institut Teknologi Bandung,Microbial Biotechnology Research Division, Department of Microbiology, School of Life Science and Technology, 2015
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Munir
Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1996
631.44 MOC t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dandy Fadhilah
"Cadangan minyak bumi pada saat ini akan semakin menipis. Diperkirakan akan habis selama 15-20 tahun ke depan. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya kendaraan bermotor. Akibatnya, polusi udara yang disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor juga semakin meningkat. Penelitian mengenai bahan-bahan alami pengganti bensin ataupun aditif bensin juga semakin banyak diteliti untuk menurunkan konsumsi bahan bakar dan juga mengurangi emisi gas buang. Salah satunya adalah penelitian mengenai minyak serai wangi sebagai bioaditif bensin. Metode yang digunakan dalam penelitian minyak serai wangi sebagai bioaditif pada bahan bakar bensin digunakan metode ekstraksi tanaman serai wangi dengan menggunakan pelarut metanol. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah waktu operasi ekstraksi yaitu selama 1, 3, dan juga 5 jam dan juga divariasikan ukuran pengecilan bahan dan juga penempatan bahan yang akan diekstraksi. Didapatkan hasil terbaik untuk ekstraksi adalah dengan metode “Diblender – Diletakan Pada Labu Leher 1 – Selama 5 Jam”. Didapatkan Yield minyak serai wangi sebesar 9,2% - 9,5%. Kandungan terbesarnya adalah Sitronella. Dengan Densitas dan Viskositas masing-masing adalah 0,8678 g/cm3 dan 3,416 cSt. Flash Point dan Kadar Air didapatkan masing-masing 84°C dan 0,75%. Pengujian Performa Bioaditif Minyak Serai Wangi pada bahan bakar bensin RON 88 dapat menghemat kendaran sebesar 20% dan juga menurunkan Emisi Gas Buang. Serta dapat menyempurnakan pembakaran karena terdapat senyawa oksigenat untuk menambahkan kadar oksigen dan memberikan energi tambahan sebesar 5687,3 – 7112,9 kj.

Petroleum reserves at this time will be depleting. It is estimated that it will run out over the next 15-20 years. This is due to the increasing number of motorized vehicles. As a result, air pollution caused by motor vehicle exhaust emissions has also increased. Research on natural ingredients to replace gasoline or gasoline additives is also increasingly being studied to reduce fuel consumption and also reduce exhaust emissions. One of them is research on citronella oil as a bioaditive gasoline. The method used in citronella oil research as a bioaditive in gasoline fuels used the citronella extraction method using methanol as a solvent. The independent variable used in this study was the extraction operation time, which was 1, 3, and also 5 hours and also varied the size of the reduction in material and also the placement of the material to be extracted. The best results obtained for extraction are by the method "Blend - Put on Glass Neck 1 - For 5 Hours". Obtained citronella oil yield of 9.2% - 9.5%. The biggest ingredient is Sitronella. With Density and Viscosity respectively 0.8678 g/cm3 and 3.416 cSt. Flash Point and Water Content were 84°C and 0.75%, respectively. Testing the Bioaditive Performance of Citronella Oil in RON 88 gasoline can save vehicles by 20% and also reduce exhaust emissions. And can improve combustion because there are oxygenate compounds to add oxygen levels and provide additional energy of 5687.3 - 7112.9 kj.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Widiadnyana Wardiha
"ABSTRAK
Bambu laminasi dan gewang laminasi merupakan dua jenis produk bahan bangunan pengganti kayu. Dalam pemanfaatannya sebagai pengganti kayu, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah ketahanan terhadap faktor luar. Upaya untuk meningkatkan ketahanan terhadap faktor luar adalah pengawetan. Bahan pengawet yang sering digunakan adalah Boron dan Copper-Chrome-Boron (CCB) dan diawetkan dengan metode perendaman dingin. Kendala yang dihadapi dalam proses pengawetan ini adalah dihasilkannya limbah bahan pengawet yang tersisa yang perlu dikelola. Namun, agar bisa diketahui alternatif pengelolaannya, perlu diketahui karakteristik limbahnya terlebih dahulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik limbah pengawet yang mengandung Boron dan CCB dan menganalisa alternatif pengelolaannya. Pengumpulan data karakteristik limbah dilakukan dengan pengujian laboratorium. Data karakteristik direkapitulasi dan dibandingkan dengan baku mutu air limbah berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014. Analisis alternatif pengelolaannya dilakukan dengan kajian referensi hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hasil yang diperoleh yaitu: 1) limbah pengawet yang mengandung Boron dan CCB tidak memenuhi baku mutu air limbah, dan kandungan pencemar pada limbah CCB lebih tinggi daripada Boron; 2) pengolahan limbah pengawet yang mengandung Boron dapat dilakukan dengan pengolahan alami. Sedangkan limbah pengawet yang mengandung CCB perlu dilakukan pengolahan secara fisika dan kimia. "
Bandung: Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2017
728 JUPKIM 12:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>