Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39339 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penetapan aktivitas laktase usus secara langsung dilakukan dengan mengukur laktase di epitel usus halus. Cara ini merupakan cara yang invasif dan secara etis tidak dapat dilakukan pada bayi sehat. Secara tidak langsung, penetapan aktivitas laktase, yang dinyatakan sebagai rasio ekskresi dan konsumsi laktosa dan laktulosa, memerlukan waktu 30 jam observasi di rumah sakit. Tujuan penelitian ini ialah mencari metoda penetapan aktivitas laktase yang tidak invasif dan tidak memerlukan waktu observasi yang lama. Bayi diberikan laktosa dan laktulosa sekaligus setelah 2 jam puasa, kemudian kadar laktosa dan laktulosa dalam urin diukur dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Aktivitas laktase dinyatakan dengan rasio ekskresi urin konsumsi laktulosa dan laktosa. Penelitian ini membuktikan bahwa cara pemberian laktosa dan laktulosa satu kali setelah puasa 2 jam dapat dipakai untuk penetapan aktivitas laktase dan bayi hanya perlu pengawasan selama 7 jam. (Med J Indones 2003; 12: 8-12)

Determination of intestinal lactase activity is directly done by measuring its activity in intestinal epithelium. This is an invasive method and ethically can not be done in healthy infants. Indirectly, determination of lactase activity, stated as excretion and ingestion ratio of lactose and lactulose, needs 30 hours hospitalized infants. The aim of this study was to look for a method for determination of lactase activity which is not invasive and not necessary hospitalized. Using this method lactose and lactulose were given as a single oral load after 2 hours fasting. Urine were collected for 5 hours starting from consuming sugar solution and then lactose and lactulose concentration in the urine were measured by High Performance Liquid Chromatography. The results showed single oral load of lactose and lactulose can be used for determination of lactase activity in infant and the infants were observed only for 7 hours. (Med J Indones 2003; 12: 8-12)"
Medical Journal of Indonesia, 12 (1) January March 2003: 8-12, 2003
MJIN-12-1-JanMar2003-8
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lindsay, Sandie
Chichester: John Wiley & Sons, 1992
543.8 LIN h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nalia Attala Ramadhieni
"Mikroalga mewakili mikroorganisme paling potensial dalam produksi karotenoid komersial dari berbagai sumber karotenoid alami. Meskipun demikian, informasi mengenai kualitas dan profil kuantitatif senyawa karotenoid pada spesies mikroalga masih kurang. Maka dari itu, determinasi karotenoid untuk mengetahui dan menganalisis kandungan astaxanthin, beta-karoten, dan fucoxanthin pada mikroalga laut dilakukan. Analisis ditentukan menggunakan HPLC dengan fase gerak metanol (MeOH) dan MTBE (1:1; v/v) pada λ 450 dan 477 nm. Hasil menunjukkan astaxanthin ditemukan pada Nannochloropsis oceanica InaCC M207 (0,27 dan 0,04 ppm) dan Synechococcus moorigangaii InaCC M208 (0,37 dan 0,17 ppm), beta-karoten ditemukan pada Chlorella vulgaris InaCC M205 (0,6 dan 0,55 ppm), Tetraselmis subcordiformis InaCC M206 (0,63 dan 0,61 ppm), dan Nannochloropsis oceanica InaCC M207 (1,78 dan 1,7 ppm), serta fucoxanthin ditemukan pada semua sampel Chlorella vulgaris InaCC M205 (0,84 dan 0,25 ppm), Tetraselmis subcordiformis InaCC M206 (0,1 ppm), Nannochloropsis oceanica InaCC M207 (0,28 dan 0,11 ppm), dan Synechococcus moorigangaii InaCC M208 (0,72 dan 0,44 ppm). Perbedaan kandungan karotenoid dapat disebabkan oleh adanya perbedaan spesies, enzim yang berperan dalam sintesis karotenoid, metode ekstraksi, hingga cekaman lingkungan.

Microalgae are the most promising microorganisms for commercial carotenoid production from natural sources. However, there is currently a scarcity of data on the quality and quantitative profile of carotenoid compounds in microalgae species. Therefore, the determination of carotenoids to determine and assess the content of astaxanthin, beta-carotene, and fucoxanthin in marine microalgae was carried out. HPLC with methanol (MeOH) and MTBE (1:1; v/v) mobile phase at 450 and 477 nm was used to determine the analysis. Astaxanthin was discovered in Nannochloropsis oceanica InaCC M207 (0.27 and 0.04 ppm) and Synechococcus moorigangaii InaCC M208 (0.37 and 0.17 ppm), beta-carotene was discovered in Chlorella vulgaris InaCC M205 (0.6 and 0.55 ppm), Tetraselmis subcordiformis InaCC M206 (0,63 and 0,61 ppm), and Nannochloropsis oceanica InaCC M207 (1,78 and 1,7 ppm). Fucoxanthin was found in all samples, Chlorella vulgaris InaCC M205 (0.84 and 0.25 ppm), Tetraselmis subcordiformis InaCC M206 (0.1 ppm), Nannochloropsis oceanica InaCC M207 (0.28 and 0.11 ppm), and Synechococcus moorigangaii InaCC M208 (0.72 and 0.44 ppm). Differences in carotenoid content can be attributed to species differences, enzymes involved in carotenoid production, extraction methods, and environmental conditions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Djeanisa Firdaus
"Pada penelitian ini telah dilakukan uji ketahanan sampel urin terhadap waktu dan kondisi penyimpanan dalam penentuan kadar senyawa asam trans, trans-mukonat, asam S-fenil merkapturat, asam hippurat, asam 2-metil hippurat, asam 3-metil hippurat, serta asam 4-metil hippurat menggunakan instrument HPLC. Setelah sampel urin dan standar melalui proses ekstraksi, dilakukan uji pemisahan dan analisis dengan instrument HPLC menggunakan detektor UV. Metode yang digunakan memenuhi beberapa kriteria validasi dalam hal linearitas, presisi, batas deteksi, batas kuantifikasi, serta persen perolehan kembali. Diperoleh nilai R2 rentang 0.85 ppm 175 ppm. Nilai presisi yang dinyatakan dengan %RSD berada pada 0,331 % - 0.888 %. Batas deteksi dari lima analit berkisar antara 0,255 ppm 􀂱 6.327 ppm dan batas kuantifikasi dari lima analit berkisar antara 0.849 ppm 􀂱 21.091 ppm. Persen perolehan kembali mampu mencapai kisaran 94.37%-100.46%. Kemudian metode ini digunakan dalam menganalisis sampel urin terhadap waktu dan kondisi penyimpanan dalam penentuan kadar senyawa asam trans, trans-mukonat, asam s-fenil merkapturat, asam hippurat, asam 2-metil hippurat, asam 3-metil hippurat, dan asam 4 -metil hippurat. Didapat kondisi penyimpanan yang paling baik adalah dengan penambahan pengawet timol dan disimpan pada suhu 50C. Hasil analisis senyawa metabolit BTX pada urin dengan kondisi penyimpanan tersebut menunjukkan kadar yang stabil selama kurang lebih 30 hari.

In this research, the resistance of urine sample against storage time and condition for the determination of compounds tt-MA, SPMA, HA, 2-MHA, 3-MHA, and 4-MHA by High Performance Liquid Chromatography has been investigated. After urine samples and standards have been extracted, they were then analyzed by HPLC instrument using a UV detector. The method used had met several criteria in terms of validation of linearity, precision, detection limit, quantification limit, and percent recovery. The result showed that the value of R2 exceeded 0.996 with range of 0.85 ppm - 175 ppm. The value of precision showed by % RSD is at 0.331% - 0.888%. Limit of detection of five analytes ranged from 0.255 ppm 6.327 ppm and limit of quantification of five analytes ranged from 0.849 ppm-21.091 ppm. Percent recovery has been to reach a range of 94.37% - 100.46%. This method then used to analyze the resistance of urine sample against storage time and condition for the determination of compound trans, transmuconic acid, s-phenyl mercapturic acid, hippuric acid, 2-methylhippuric acid, 3-methylhippuric acid, and 4-methylhippuric acid. We can conclude that the best storage conditions are at 50C with addition of thymol as preservatives. The analysis results of BTX metabolites in urine with this storage conditions showed a stable amount for approximately 30 days."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabalian, Hanna Lili Natasya
"Krim pemutih sudah menjadi produk kosmetik ldquo;wajib rdquo; di kalangan wanita Indonesia. Krim pemutih merupakan salah satu jenis kosmetik yang merupakan campuran bahan kimia dan bahan lainnya dengan khasiat untuk memudarkan noda hitam pada kulit. Hidrokinon, tretinoin dan betametason merupakan zat aktif berbahaya yang sering ditemukan dalam krim pemutih. Dalam jangka panjang, ketiga zat aktif ini dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan jika digunakan secara berlebihan. Saat ini, penggunaannya telah dilarang di Indonesia kecuali dengan resep.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis yang selektif untuk penetapan kadar hidrokinon, tretinoin dan betametason dalam sediaan krim pemutih menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi KCKT fase terbalik. Kondisi analisis yang optimum yaitu menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 270 nm dan 350 nm dan asetonitril ndash; metanol 90:10 v/v sebagai fase gerak yang ditambahkan sedikit asam asetat glasial untuk mencapai pH 5, serta laju alir 0,8 mL/menit.
Metode analisis telah memenuhi persyaratan validasi mencakup akurasi, presisi, linearitas, selektivitas, batas deteksi, dan batas kuantitasi. Validasi metode analisis hidrokinon, tretinoin dan betametason yang dilakukan telah memenuhi persyaratan dengan nilai koefisien korelasi r berturut-turut 0,9999; 0,9994; dan 0,9995. Terdapat tujuh sampel yang dianalisis dan hanya dua sampel yang positif mengandung hidrokinon, tretinoin dan betametason. Hasil menunjukkan kadar rata-rata hidrokinon, tretinoin dan betametason pada sampel A dan B adalah 1,78 ; 0,07 ; 0,12 dan 2,00 ; 0,07 ; 0,13.

Whitening cream has become a ldquo must have cosmetic product among Indonesian women. Whitening cream is a type of cosmetics which contains a mixture of chemicals and other ingredients with benefit to fade dark spots on the skin. Hydroquinone, tretinoin and betamethasone are harmful active substances that are often found in whitening creams. In the long run, these three active substances can lead to some health issues if used excessively. Currently, their use has been banned in Indonesia except by prescription.
The objective of this study was to obtain a selective analysis method for determination of hydroquinone, tretinoin and betamethasone levels in whitening creams using reversed phase high performance liquid chromatography HPLC. The optimum conditions of analysis were using UV detector at wavelengths of 270 nm and 350 nm and acetonitrile ndash methanol 90 10 v v as a mobile phase with slightly added glacial acetic acid to reach pH 5, and a flow rate of 0.8 mL minute.
The analytical methods have met the validation requirements including accuracy, precision, linearity, selectivity, detection limits, and quantitation limits. Validation of hydroquinone, tretinoin and betamethasone analysis methods has fulfilled the requirements with correlation coefficient r 0.9999 0.9994 and 0.9995. There were seven samples analyzed and only two samples were positive containing hydroquinone, tretinoin and betamethasone. The results showed the mean levels of hydroquinone, tretinoin and betamethasone in samples A and B were 1.78 0.07 0.12 and 2.00 0.07 0.13.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristulovic, Ante M.
New York: John Wiley & Sons, 1982
574.192.85 KRI r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kuswardani
"Metamfetamin merupakan stimulan yang diproduksi secara sintesis dan
termasuk salah satu jenis narkotika yang sering disalahgunakan serta diedarkan
secara ilegal di Indonesia. Investigasi kasus peredaran ilegalnya di Indonesia
selama ini belum didukung pengotor dan karakteristik/profil metamfetamin
tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengotor dan membuat
karakterisasi/profil serta mengetahui rute sintesis metamfetamin yang beredar
ilegal. Penelitian dilakukan pada 20 sampel metamfetamin sitaan penyidik tahun
2011-2012 dengan menggunakan instrumen kromatografi gas spektroskopi massa,
kromatografi gas ionisasi nyala dan kromatografi cair kinerja tinggi. Ekstraksi
sampel dilakukan dengan dua cara yaitu ekstraksi dengan dapar fosfat pH 10,5
dan etil asetat, dan ekstraksi langsung dengan etil asetat. Hasil penelitian
menunjukkan adanya pengotor berupa 1-fenil-2-propanon, (pseudo)efedrin, Nformilmetametamin,
N-asetilmetamfetamin, 1-fenil-2-propanol, naftalen, aziridin,
dan oksazolidin. Kiralitas sampel menunjukkan adanya metamfetamin yang
berbentuk rasemat, levo dan dekstro. Berdasarkan data penelitian di atas dapat
disimpulkan 3 rute sintesis yang digunakan yaitu : reduksi aminasi, Emde dan
Nagai. Sebaran kemurnian sampel metamfetamin berkisar antara 10% hingga
71%.

Abstract
Methamphetamine is a stimulant that is produced in the synthesis and
include any type of drug that is often missused and illegally circulated in
Indonesia. Investigation of cases of illegal circulatian in Indonesia so far has not
been supported by impurities and characteristics/profile of methamphetamine. The
study was conducted to analyze impurities and make the characterization/profile
and find out an out standing synthesis route of illegal methamphetamine. The
study was conducted on 20 samples of seized methamphetamine investigation in
2011-2012 by using gas chromatography mass spectroscopy, gas chromatography
flame ionization detector, and high performance liquid chromatography.
Extraction of samples done in two ways: extraction with phosphate buffer pH 10.5
and ethyl acetate, and direct extraction with ethyl acetate. The results indicate the
presence of impurities in the form of 1-phenyl-2-propanone, (pseudo)ephedrine,
N-formylmethamphetamine, N-acetylmethamphetamine, 1-phenyl-2-propanol,
naphthalene, aziridine, and oxazolidine. Chirality of the sample indicate the
presence of racemic, levo and dextro. Based on research data can be concluded
that the synthesis of 3 routes used are: reductive amination, Emde and Nagai."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
T31035
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Done, John N.
London : John Wiley & Sons, 1974
543.8 DON a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>