Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90353 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Gusmansyah
"Konversi gas bumi menjadi hidrokarbon cair setara fraksi tengah minyak
bumi (bensin, solar, dan kerasin) merupakan alternatif menarik untuk
memenuhi kebutuhan produk bahan bakar. Metanol adalah bahan yang baik
untuk proses konversi ini, karena metanol merupakan senyawa monoalkohol
sederhana yang mudah untuk dikonversi untuk membentuk senyawa
hidrokarbon lainnya melalui proses katalitik. Penelitian ini dilakukan untuk
melihat selektifitas dari penggunaan dua katalis asam, yaitu y-alumina dan
zeolit H-ZSM-5, terhadap pengujian konversi metanol menjadi hidrokarbon cair.
Kedua katalis ini ditempatkan bersama di dalam reaktor dengan berat yang
tetap untuk setiap reaksi katalisis, yaitu sebanyak 1 g. Katalis asam y-alumina
disintesis dari gel boehmite yang diperoleh dari campuran larutan aluminium
nitrat dan amonia melalui proses aging dan kalsinasi pada suhu 500 °C selama
24 jam. Sedangkan katalis zeolit ZSM-5 disintesis dari larutan hidrogel dengan
komposisi mol AI20 : 33 Na20 : 100 Si02 : 44 R : 25 H2S04 : 4000 H20,
dimana R adalah zat pengarah TPABr. Sintesis dilakukan pada suhu 180 °C
selama 240 jam yang diikuti dengan tahap pengubahan Na-ZSM-5 menjadi
bentuk H-ZSM-5. Karakterisasi katalis dilakukan dengan analisis secara
difraksi sinar-X dan spektroskopi FT-IR. Proses konversi metanol telah
dilakukan dengan menggunakan variasi suhu reaksi, yaitu pada 200 °, 225 °,
250 °, 275 °, dan 300 °C, dan dengan berbagai fraksi waktu reaksi pada variasi suhu reaksi yang sama terhadap waktu konversi keseluruhan selama satu jam.
Dari analisis kromatografi gas, senyawa-senyawa yang dapat diidentifikasi dari
produk yang dihasilkan adalah sikloheksana dan xilena dengan total %
konversi yang diperoleh berturut-turut sebesar 2,482 %; 17,362 %; 42,550 %;
15,474 %; dan 9,066% untuk reaksi yang dilakukan pada suhu 200 °, 225 °,
250 °, 275 °, dan 300 °C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S41709
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anya Prilla Azaria
"Selulosa yang berasal dari limbah sekam padi telah berhasil dikonversi menjadi asam levulinat. Reaksi konversi berlangsung pada suhu 100°C dengan variasi katalis, yaitu Mn/ZSM-5 mikropori, ZSM-5 mikropori, dan Mn(II). Reaksi dengan Mn/ZSM-5 mikropori, ZSM-5 mikropori, dan Mn(II) berlangsung dengan adanya asam fosfat 40% (v/v) dan hidrogen peroksida 30% (v/v). Penambahan 0.1 gram Mn/ZSM-5 mikropori berhasil memberikan persentase yield asam levulinat yang lebih tinggi, yaitu sebesar 12,9954%, sedangkan katalis ZSM-5 mikropori dan Mn(II) memberikan persentase yield asam levulinat sebesar 12,6046% dan 9,8279%. Selain itu, katalis ZSM-5 dan Mn/ZSM-5 mikropori telah berhasil dipisahkan kembali setelah proses reaksi dan dikarakterisasi kembali dengan instrumen FTIR dan EDX. Karakterisasi dengan FTIR menunjukkan bahwa katalis mengalami perubahan dan pergeseran puncak pada bilangan gelombang 950-1250 cm-1. Karakterisasi dengan EDX menunjukkan bahwa katalis mengalami proses desilikasi dan dealuminasi yang menyebabkan kerusakan pada struktur dan mengalami pelepasan (leaching) logam Mn. Hal ini terlihat dari persen berat Si yang mengalami penurunan sebesar 72,85%, persen berat Al sebesar 100%, dan persen berat Mn sebesar 82,74%.

Cellulose obtained from residual rice husk has been successfully converted to levulinic acid. Conversion reaction was done at 100°C with various catalysts, which are microporous Mn/ZSM-5, microporous ZSM-5, and Mn(II). Reaction with microporous Mn/ZSM-5, microporous ZSM-5, and Mn(II) took place with the presence of 40% (v/v) phosporic acid and 30% (v/v) hydrogen peroxide. By adding 0.1 gram of microporous Mn/ZSM-5, yield percentage of levulinic acid is 12,9954%, higher than catalyst micropororus ZSM-5 and Mn(II) are 12,6046% and 9,8279%. After that, catalysts microporous ZSM-5 and microporous Mn/ZSM-5 have been successfully separated after reaction and has been characterized with FTIR and EDX instruments. Characterization with FTIR showed that catalyst has changed, with friction on its peak at wavenumber 950-1250 cm-1. Characterization with EDX showed that catalyst experienced desilication and dealumination that makes damages on its structure and leaching of Mn. This is showed from weight percent of Si that decreased about 72,85%, weight percent of Al about 100%, and weight percent of Mn about 82,74%."
2016
S62000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Junia Mulyadi
"Glukosa merupakan monosakarida yang paling melimpah keberadaannya di alam. Melalui reaksi katalitik, glukosa dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan senyawa asam 2,5-furandikarboksilat (FDCA). FDCA yang bernilai guna tinggi karena potensinya sebagai material substitusi pembuatan plastik berbahan dasar fosil. Pada penelitian ini, konversi glukosa menjadi FDCA dilakukan menggunakan katalis NiO dengan support zeolit ZSM-5. ZSM-5 sebagai support disintesis terlebih dahulu menggunakan metode double template dan diimpregnasi dengan NiO dengan metode spray. Katalis NiO/ZSM-5 hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan berbagai metode karakterisasi seperti FTIR, XRD, SEM, dan SAA-BET. NiO/ZSM-5 yang diperoleh kemudian diuji aktivitas katalitiknya dalam reaksi konversi glukosa menjadi FDCA. Pelarut yang digunakan dalam reaksi ini adalah gamma-valerolakton (GVL) dan air. GVL merupakan pelarut ramah lingkungan dengan titik didih tinggi, yaitu 207 °C sehingga dipilih pada penelitian ini. Variasi kondisi reaksi yang dilakukan berupa suhu dan rasio pelarut GVL : air. Hasil uji katalitik menunjukkan kondisi optimum reaksi pada suhu 150 °C dan rasio pelarut GVL : air 1 : 1, dimana hasil yang diperoleh berupa persentase yield FDCA sebesar 2,27%.

Glucose is the most abundant monosaccharide in nature. Through catalytic reaction, glucose can be utilized as a raw material to produce a high-use-value compounds, Furandicarboxyluc acid (FDCA) as a subtitute of fossil-based plastics. In this study, the conversion of glucose to FDCA was carried out using double template method and was impregnated with NiO using spray method.  The as-synthesized NiO/ZSM-5 catalyst were then characterized using a various variation of characterization methods such as FTIR, XRD, SEM, and BET. The NiO/ZSM-5 were then tested for catalytic activity in the conversion reaction of glucose to FDCA. The solvents used in this reaction were gamma-valerolactone (GVL) and water. GVL is an environmentally friendly solvent with a high boiling point, which is 207 °C so it was chosen in this study.The factors tests in this study were temperature and the ratio of GVL : water. The catalytic reaction showed the optimum condition at 150 °C and ratio of GVL : water was 3 : 1, in which the yield of FDCA were 2,27%. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhena Nugraha
"Aluminium adalah salah satu logam yang banyak digunakan di dunia otomotif seperti pada piston. Piston aluminium yang ringan akan mempertinggi efisiensi engine. Namun karena sifat dasar aluminium yang begitu lunak maka perlu perlakuan khusus agar sifat kekerasan, ketahanan terhadap aus, dan sifat ketahanan terhadap mulurnya dapat ditingkatkan. Salah satu metode perlakuan akhir yang dapat digunakan adalah anodisasi. Dalam proses anodisasi ini permukaan aluminium dipaksa untuk membentuk suatu lapisan yang berasal dari oksidanya (Al2O3), yang bersifat keras dan tahan aus. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukanlah penelitian terhadap parameter proses seperti jenis larutan, konsentrasi, dan tegangan. Jenis larutan yang dipakai pada penelitian ini adalah larutan asam sulfat ditambah asam oksalat. Dengan memvariasikan konsentrasi asam oksalat (0,5%, 1%, 1,5%, 2,4%, dan 4,8%) dan tegangan (20V, 25V, dan 27,5V) maka diperoleh kondisi optimum untuk mendapatkan sifat-sifat lapisan yang diinginkan. Kondisi optimum yang diperoleh adalah sebagai berikut: konsentrasi asam sulfat 14,6% + oksalat 2,4 %, pH = 1, waktu 60 menit, temperatur 23-25oC, tegangan 25V, dan rapat arus 1,30 A/dm2 dengan menghasilkan ketebalan lapisan optimum 25 µm dan kekerasan maksimum sebesar 250 VHN. Selain itu pada penelitian ini dikaji hubungan antara beberapa parameter yang didapatkan seperti konsentrasi asam oksalat, rapat arus, tegangan, ketebalan dan kekerasan lapisan anodik.

Aluminium is one of metals that used many in Worlds of Otomotif like at piston. Light Aluminium Piston will heighten efficiency of the engine. But, because the behaviour of aluminium which so soften hence needing special treatment to improve the hardness, the creep resistance, and the abrasion resistance. One of the finishing methods is the anodizing. In the anodizing, aluminium surface is forced to form an oxide film (Al2O3). In this research, the parameters of process like electrolyte solution type, concentration, and voltage are combined to get the optimum properties of anodic coating. The sulphuric-oxalic acid is used as electrolyte solutions with combined concentration of oxalic acid ( 0,5%, 1%, 1,5%, 2,4%, and 4,8%) and used voltage ( 20V, 25V, and 27,5V) hence obtained optimum condition to get the wanted coating properties. The optimum condition are: 14,6% sulfhuric acid + 2,4% oxalic acid, pH = 1, 60 minutes, 23-25oC, 25V, and current density 1,30 A / dm2 that give the optimum anodic coating: 25 µm and 250 VHN. Beside that, in this research is studied the relation between some parameters that be compared with theory in some literatures."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muh Nur Afif Luthfi
"Dalam penelitian ini, nanokomposit CoMoO4/SBA-15 disintesis sebagai katalis bimetal untuk mengubah asam lemak menjadi parafin melalui reaksi deoksigenasi tanpa kehadiran hidrogen atau pelarut. SBA-15 disintesis menggunakan metode sol-gel, dan CoMoO4/SBA-15 (Co:Mo = 5:5 wt%) dibuat melalui metode impregnasi kering (incipient wetness), bersama dengan katalis monometalik Co3O4/SBA-15 ( 10% berat Co), dan MoO3/SBA-15 (10% berat Mo) untuk mengamati pengaruhnya terhadap struktur dan yield serta selektivitas produk hidrokarbon. Difraktogram sinar-X dan mikroskop elektron transmisi menegaskan bahwa proses impregnasi kering partikel logam tidak mengubah struktur heksagonal pendukung katalis, SBA-15. Analisis fisisorpsi isoterm N2 menunjukkan bahwa katalis hasil sintesis memiliki struktur meso dengan kisaran diameter pori 5-6 nm. Uji katalitik dilakukan dalam reaktor semi-batch pada suhu 350 °C selama 2 jam, dan produk dianalisis menggunakan metode Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa (GC-MS). Terlihat bahwa komponen utama produk hidrokarbon dari reaksi deoksigenasi adalah pentadekana, salah satu komponen dalam bahan bakar penerbangan. Aktivitas katalitik pada proses deoksigenasi menunjukkan bahwa MoO3/SBA-15 memiliki rendemen tertinggi (94,87%) dan Co3O4/SBA-15 memiliki selektivitas tertinggi untuk C-15 (86,32%). Kondisi reaksi optimal untuk katalis CoMoO4/SBA-15 adalah dengan jumlah katalis 5% wt, dan suhu reaksi 375 °C.

In this study, CoMoO4/SBA-15 nanocomposite was synthesized as a bimetallic catalyst for converting fatty acids into paraffin through a deoxygenation reaction without the presence of hydrogen or solvent. SBA-15 was synthesized using the sol-gel method, and CoMoO4/SBA-15 (Co:Mo = 5:5 wt%) was prepared through dry impregnation (incipient wetness) method, along with monometallic catalysts Co3O4/SBA-15 (10 wt % of Co), and MoO3/SBA-15 (10 wt % of Mo) to observe their effect on the structure and yield and selectivity of the hydrocarbon products. X-ray diffractograms and transmission electron microscopy confirmed that the dry impregnation process of metal particles did not change the hexagonal structure of the catalyst support, SBA-15. Physisorption analysis of the N2 isotherm shows that the as-synthesized catalyst had a meso-structure with a pore diameter range of 5-6 nm. The catalytic test was carried out in semi-batch reactor at 350 °C for 2 hours, and the product was analyzed using Gas chromatography-mass spectroscopy (GC-MS) method. It is shown that the major component of the hydrocarbon product from the deoxygenation reaction is pentadecane, one of components in aviation fuel. The catalytic activity in the deoxygenation process reveals that MoO3/SBA-15 has the highest yield (94.87%) and Co3O4/SBA-15 has the highest selectivity for C-15 (86.32%). The optimal reaction conditions for the CoMoO4/SBA-15 catalyst was 5% by weight of the catalyst, and the reaction temperature was 375 °C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Saputra
"Sources nickel laterite deposit of the world are mostly found in the tropic such as Indonesia. The initial composition of nickel saprolite ore is characterized by XRF. Saprolte ore was reduced use coal 15% wt at 1000°C for 60 minutes. The result of reduction is characterized by XRD. Effect of roasting reduction to recovery nickel also affect the result leaching use solvent sulphuric acid (H2SO4) for 240 minutes at 100°C with varying concentrations of 0.5 M, 1 M, and 2 M. The content of nickel dissolved in pregnant leach solution calculated using Atomic Absorbance Spectroscopy (AAS).
Result of XRD characterization shows phase transformation into Fe3O4, NiO, and FeNi after reduction roasting. Sulphuric Acid at concentration 1 Molar has the highest nickel recovery with 52.75% in reduced saprolite ore."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Lintang Sari Putri
"Bioavtur merupakan alternatif bahan bakar transportasi udara. Indonesia memiliki minyak kelapa sawit terbesar, hasil olahannya dikonversi menjadi senyawa parafin yang merupakan salah satu bahan baku bioavtur. Penelitian ini, NiMoO4/SBA-15 sebagai bahan katalis bimetalik disintesis untuk konversi asam palmitat menjadi parafin melalui reaksi deoksigenasi. SBA-15 disintesis dengan metode sol gel dan variasi NiMoO4/SBA disintesis melalui metode impregnasi basah secara spray beserta katalis monometalik NiO/SBA-15 dan MoO3/SBA-15 dikarakterisasi dengan XRD, FTIR, SAXS, XRF, SEM-EDX Mapping, dan BET. Analisis XRD dan XRF menunjukkan keberhasilan impregnasi NiO, MoO3, dan NiMoO pada SBA-15. Difraktogram sinar-X dan Scanning Electron Microscope (SEM) mengkonfirmasi proses imregnasi basah secara spray dari partikel logam tidak mengubah struktur heksagonal penyangga katalis. Katalis NiMoO4/SBA-15 diuji dalam reaksi deoksigenasi asam palmitat variasri komposisi Ni:Mo, yaitu: 10:0, 2,5:7,5, 5:5, dan 7,5:2,5 waktu 150 menit. Ditinjau dari hasil GC-MS variasi NiMoO4/SBA-15 5:5 memiliki kondisi paling optimum. NiMoO4/SBA-15 5:5 dilakukan pengujian kembali dengan variasi waktu 90 dan 120 menit menunjukan bahwa waktu 120 menit merupakan waktu paling optimum dengan hasil persen yield 86,164 dan persen konversi 61,348. Uji reusabilitas NiMoO4/SBA-15 (5:5) dilakukan dengan menggunakan katalis sebanyak dua siklus. Analisis dengan FT-IR menunjukan bahwa intensitas pada puncak SBA-15 dan NiMoO4 mengalami penurunan intensitas, namun tidak menghasilkan puncak baru.

Bioavtur is an alternative fuel for air transportation. Indonesia has the largest palm oil, the processed product is converted into paraffin compounds which are one of the raw materials for bioavtur. In this study, NiMoO4/SBA-15 as a bimetallic catalyst was synthesized for the conversion of palmitic acid to paraffin through a deoxygenation reaction. SBA-15 was synthesized by sol gel method and variations of NiMoO4/SBA were synthesized by wet spray impregnation method with monometallic catalysts NiO/SBA-15 and MoO3/SBA-15 characterized by XRD, FTIR, SAXS, XRF, SEM-EDX Mapping, and BET. XRD and XRF analysis showed the successful impregnation of NiO, MoO3, and NiMoO4 on SBA-15. X-ray diffractogram and Scanning Electron Microscope (SEM) confirmed that the wet spray imregnation process of metal particles did not change the hexagonal structure of the catalyst support. The NiMoO4/SBA-15 catalyst was tested in a palmitic acid deoxygenation reaction with various Ni:Mo compositions, namely: 10:0, 2.5:7.5, 5:5 and 7.5:2.5 for 150 minutes. Judging from the GC-MS results, the NiMoO4/SBA-15 5:5 variation has the most optimum conditions. NiMoO4/SBA-15 5:5 was tested again with variations of 90 and 120 minutes showing that 120 minutes was the most optimal time with a yield percent yield of 86.164 and a conversion percentage of 61.348. NiMoO4/SBA-15 (5:5) reusability test was carried out using two cycles of catalyst. Analysis with FT-IR showed that the intensity of the SBA-15 and NiMoO4 peaks decreased in intensity, but did not produce new peaks."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>