Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8445 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Prospek agroindustri kelapa sawit di Indonesia sangat cerah. Selama ini Malaysia menjadi eksportir terbesar minyak sawit mentah di dunia yang pangsa pasarnya mencapai 48.26%. Dengan potensi yang ada, Indonesia sebetulnya mampu mengalahkan Malaysia. Untuk mewujudkan hal tersebut ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Pertama memperluar areal perkebunan. Kedua pembangunan infrastruktur yang memadai dan harus terkait dengan unit pengolahannya. Ketiga pengembangan kegiatan penelitiaan dan pengembangan yang selama ini tidak dilakukan. Keempat mengurai jebakan teknolgi. Kelima deregulasi. Selama ini proses perizinan investasi sangat panjang yaitu melalui 17 lemabga di tingkat pusat dan 25 lembaga tingkat daerah."
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (02) Februari 2003: 53-55, 2003
MUIN-XXXII-02-Feb2003-53
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This study was conducted to generate institutional and financing models for the cooperative to build a palm oil processing plant, so that the added value of processing TBS can be taken by farmers. Studies conducted by the feasibility study methodology and FGD (Focus Group Discussion). Study location in south Sumatra province to focus on cooperative study and oil palm farmers. The scope of activities include institutional forms of cooperative, production activities, and financing sources both internal and external. This study yielded three institutional models to manage the plant is built, namely: Business unit cooperative, autonomous business unit, and independent company. Financing models that can be used by the cooperative to build a plant consist of internal financing sources derived from: cooperative, margin TBS-CPO, and transportation, while external financing is from sources: bank lending and capital investment. Each model of the institutional for managing the plant can take advantage of all sources of financing, both internal and external."
JPKUKM 8 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Prihastuti
"ABSTRAK
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) merupakan pembangkit listrik yang
ramah lingkungan yang dapat mengatasi masalah tingginya pertumbuhan sampah
di Indonesia sekaligus memenuhi kebutuhan listrik untuk masyarakat.
Berdasarkan grafik dari kedua model estimasi produksi metana, produksi gas
metana dan laju penurunannya berbeda untuk setiap komposisi dan jenis sampah.
Produksi gas metana menentukan banyaknya listrik yang dihasilkan yang pada
akhirnya mempengaruhi besarnya pendapatan. Oleh karena itu, penentuan waktu
untuk membangun PLTSa menjadi faktor penting untuk diperhatikan karena dapat
mempengaruhi layak atau tidaknya investasi. Penelitian ini menggunakan sampah
padat rumah tangga dan sampah padat industri kelapa sawit yang dibedakan
menjadi 5 skenario komposisi sebagai bahan baku untuk PLTSa dan
menggunakan dua model estimasi produksi metana, yaitu model US EPA dan
model EPER France. Analisis kelayakan investasi yang dilakukan menggunakan
metode NPV, IRR, dan Payback Period. Setelah dilakukan simulasi pembangunan
PLTSa dengan adanya penundaan waktu dalam membangun, maka untuk skenario
1,4, dan 5, waktu untuk membangun PLTSa yang masih layak dan memberikan
keuntungan adalah dalam range tahun pembangunan awal 2014-2015, sedangkan
untuk skenario 2 dan 3 dalam range tahun pembangunan awal 2014-2018 dimana
pada tahun tersebut NPV masih bernilai positif. Sedangkan nilai NPV tertinggi
untuk semua skenario adalah pada tahun 2014 atau tahun tercepat PLTSa dapat
dibangun.
ABSTRACT
Waste Power Plant (PLTSa) is an environmentally friendly power plant that can
overcome the problem of waste growth in Indonesia as well as meet the electricity
needs for the residents. Based on the graphs from the two models for estimating
methane generation, methane generation and the rate of decline is different for
each composition and type of waste. Methane generation determine the amount of
electricity that is generated which eventually affects the income. Therefore, the
determination of time to build PLTSa is an important factor to consider because it
can affect the feasibility of investment. This study uses municipal solid waste and
industrial palm solid waste which is divided into 5 composition scenarios as
feedstock for PLTSa and uses two models for estimating methane generation, the
U.S. EPA and EPER France model. Investment feasibility analysis is performed
using the method of NPV, IRR, and Payback Period. After doing the simulation of
construction PLTSa with a delay time in build, then for scenario 1, 4, and 5, a
time to build PLTSa which still feasible and provide profit is in the range of early
construction years from 2014 to 2015, while for scenario 2 and 3 in range of early
construction years from 2014 to 2018 where the NPV is still positive in that year.
And the highest NPV value for all scenarios is in 2014 or the fastest year PLTSa
can be built."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36076
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ami Moerdhini Marlim
"Industri oleokimia di Indonesia sedang berkembang dengan pesat. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Industri oleokimia terbesar di Indonesia berupa pabrik furry alcohol di Batam. Fatty alcohol dihasilkan oleh industri ini melalui rute metil ester dimana katalis yang digunakan dalam reaksi transesterifikasi untuk menghasilkan metil ester adalah katalis basa NaOCH3.
Katalis ini memberikan yield metil ester sangat tinggi namun merniliki harga yang relatif mahal dibandingkan dengan katalis basa lainnya. Katalis basa NaOH merupakan alternatif yang baik untuk menggantikan katalis basa NaOCH3. Selain rnemiliki harga yang lebih murah, katalis ini juga dapat memberikan yield metil ester yang sama dengan penambahan 1-2% mol.
Peluang untuk menggantikan katalis basa NaOCH3 dengan katalis basa NaOH dipelajari pada studi ini untuk mendapatkan titik terbaik penggunaan katalis NaOH dan untuk mengetahui kualitas dari metil ester dan gliserin yang dihasilkan dari reaksi transesterifikasi dengan katalis NaOH.
Pada penelitian ini dilakukan reaksi transesterifikasi minyak inti kelapa sawit menggunakan katalis basa NaOH. Produk metil ester kemudian difraksionasi lebih lanjut untuk melihat kemumian metil ester yang diperoleh. Produk gliserin dimurnikan lebih lanjut sampai mencapai konsentrasi sekitar 97% untuk melihat kualitas yang dihasilkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa titik terbaik penggunaan katalis NaOH adalah 0.5% berat dari jumlah urnpan minyak nabati dengan yiefd metil ester 94.06% sedangkan titik terbaik penggunaan katalis NaOCH3 adalah 0.4% berat dengan yield metil ester 98%. Kualitas metil ester yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh industri oleokimia di Batam untuk parameter Mono Glyceride, Total Glycerol, Free Giycerol, %H2O, Wama, dan Hydroxyl Value.
Namun acid value dari produk metil ester dengan katalis NaOH tidak memenuhi spesifikasi. Sedangkan produk gliserin yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dengan kandungan soap dan sulfat yang Iebih tinggi dibandingkan dengan gliserin hasil penggunaan katalis NaOCH3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nirwanto Honsono
"Pengembangan energi baru dan terbarukan di Indonesia menjadi salah satu program strategis pemerintah Indonesia untuk mereduksi emisi CO2 dan mengurangi ketergantungan akan bahan bakar minyak. Salah satu sumber energi alternatif yang prospektif untuk dikembangkan adalah bioetanol yang merupakan satu-satunya pengganti bensin yang dikenal saat ini. Singkong dan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi sumber bioetanol yang sangat potensial dikarenakan persediaannya yang melimpah di Indonesia. Studi ini meninjau daur hidup (lifecycle) dari bioetanol berbasis singkong dan TKKSdi Indonesia dengan output berupa reduksi emisi CO2 dan net energi. Batasan yang digunakan dalam studi LCA ini adalah plantation to tankdengan mempertimbangkan pemanfaatan produk samping dan alih fungsi lahan. Hasil Studi ini menunjukan bahwa pengembangan singkong dan TKKS sebagai sumber bioetanol di Indonesia menghasilkan reduksi emisi CO2 dan net energi yang positif. Didapatkan pula bahwa pemanfaatan produk samping dari proses produksi bioetanol akan meningkatkan peforma lingkungan dan net energi bioetanol hingga 30-70%. Studi ini juga menunjukan bahwa pengembangan bioetanol dari kedua bahan baku ini di Indonesia menghasilkan hasil yang baik jika dibandingkan dengan hasil serupa di negara lain.

The development of new and renewable energy resources in Indonesia is one of Indonesia government?s strategic programs to reduce CO2 emission and national dependence for oil. Bioethanol is one of the most promising renewable energy today for its status as the only known substitute for gasoline. Cassava and Empty Fruit Bunch (EFB) become two of the most promising feedstock for Indonesia based on the crops abundant supply. This study observes the lifecycle of cassava and EFBbasedboethanol in Indonesia with output as CO2 emission reduction and net energy. The study uses the plantation to tank scope with consideration of by-products utilization and land use change. This study shows that the development of both cassava and EFB as bioethanol feedstock in Indonesia produce a positive net energy and CO2 emission reduction. It is also shown that the utilization of by-products from bioethanol production process will increase the net energy and environmental performance of bioethanol up to 30-70%. This study also shows that the development of bioethanol from both feedstock in Indonesia give a good results compared to results from research in other countries."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1363
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"lndustri non-migas di Indonesia sedang berkembang dengan pesat. Salah
sam yang menjadi pusat perhatian adalah indnstri yang berbasis pada bahan baku
alam yang dapal diperbaharui, yaitu mlnyak inti kelapa sawit. Perkembangan ini
didukung oleh kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara pemilik pcrkcbunan
kelapa sawit lerbesar kedua di dunia.
Industri yang berbasis pada minyak inti kelapa sawit terbesar di Indonesia
industri oleokimia yang berlokasi di Batam. Produk yang dihasilkannya adalah fatty
alcohol. Fatty alcohol tersebut diproduksi dengan bahan baku metilester yang
dibuat melalui reaksi transesterifikasi antara minyak nabati dengan metanol, dengan
menggunakan kalalis sodium metilat (NaOCH3). Katalis ini dipilih karena dapat
menghasilkan yield metilester yang sangat tinggi. Namun katalis sodium metilat
memiliki harga yang relatif mahal dibandingkan dengan katalis basa lainnya.
Katalis basa lain yang memiliki potensi adalah potassium hidroksida (KOH). Hasil
studi pustaka menunjukkan bahwa katalis KOH dapat memberikan yield metilester
yang sama dengan penambahan 1-2% mol. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui kualiltas dari metilester dan gliserin yang dihasilkan dari reaksi
transesterifikasi dengan katalis KOH.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan kondisi operasi yang
ditetapkan dalam penelitian katalis KOH memberikan hasil yang terbaik pada
penggunaan 0.6% berat dari jumlah umpan minyak nabati dengan yield 97%,
dimana untuk NaOCH3, adalah 0.4% berat dengan yield 98%. Kualitas metilester
yang dihasilkan memenuhi spesifikasi untuk parameter Free Glycerol, Mono
Glyceride, Total Glycerol, warna, % H2O, dan Hyrlroxyl value, namun tidak
memenuhi spesifikasi untuk Acid Value. Hal ini dikarenakan kemampuan KOH
yang lebih rendah dalam menetralisir free fatty acid. Sedangkan gliserin yang
dihasilkan memenuhi spesifikasi untuk parameter pH, % H2O, % Gly, warna, dan
bubble ltest, namun tidak memenuhi spesifikasi untuk parameter soap pada gliserin
35%, sulfat pada gliserin 97%, dan warna pada gliserin 35% dan 97%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>