Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139545 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ferdy
"Perubahan iklim telah memicu perkembangan green technology. Geopolimer berbahan dasar abu terbang merupakan material ramah lingkungan yang dapat digunakan sebagai semen instan untuk bahan reparasi jalan beton. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui kondisi perlakuan temperatur dan waktu curing yang terbaik untuk menghasilkan pasta geopolimer dengan kuat tekan yang optimal.
Dua variabel temperatur dan tiga variabel waktu digunakan dalam penelitian ini untuk ditinjau pengaruhnya terhadap kuat tekan yang dihasilkan oleh pasta geopolimer. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk waktu curing yang sama, temperatur yang lebih tinggi akan menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi. Pada temperatur yang sama kuat tekan dari pasta geopolimer meningkat seiring dengan bertambahnya waktu curing.

Climate change have been develop green technology. Geopolymer fly ash based is categorized as friendly environment material which is used as rapid setting cement for repair material of concrete road. The purpose of this research was aimed to study the best temperature and curing time to produce geopolymer paste with optimum compressive strength.
Two variable of temperature and three variable of time were used in this research to see their effect to compressive strength. The result from this research show that for the same curing time, elevated temperature achieve higher compressive strength. In same temperature, compressive strength from geopolymer paste increase along with curing time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51515
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Supartono
Fakultas Teknik , 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Swastika
"Geopolimer memiliki peluang pemanfaataan sebagai bahan bangunan yang memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan semen Portland. Penelitian ini menyelidiki dan membandingkan ketahanan beberapa material (beton Portland, geopolimer berbahan abu terbang, dan geopolimer berbahan metakaolin) pada berbagai lingkungan perendaman (kering, aquades, dan air laut ASTM). Kedua prekursor geopolimer, yaitu abu terbang dan metakaolin, masing-masing bersifat amorf (XRD) dan diuji komposisinya (XRF). Parameter ketahanan material dilihat dari perubahan kuat tekan (compressive strength) berdasarkan umur perendaman (7, 28, 56, dan 90 hari). Geopolimer abu terbang (GA) menunjukkan kuat tekan awal yang sama seperti beton Portland, kemudian sifat yang stabil selama umur perendaman dalam air laut ASTM. Sedangkan Geopolimer metakaolin (GM) menunjukkan kuat tekan awal yang lebih rendah daripada beton Portland maupun geopolimer abu terbang. Namun kuat tekan geopolimer metakaolin cenderung terus mengalami kenaikan selama waktu perendaman dalam air laut ASTM.
Geopolimer yang direndam dalam aquades dapat melepaskan unsur yang tersisa dari reaksi geopolimerisasi. Geopolimer metakaolin mempunyai rendaman lebih keruh karena reaksi geopolimerisasinya kurang sempurna. Selain itu, geopolimer yang direndam dalam air laut menunjukkan unsur dari beton lebih sedikit larut daripada rendaman aquades. Ditemukan endapan putih pada geopolimer yang direndam air laut, yang kemungkinan besar adalah (CaSO4.2H2O), karena puncak gypsum ditemukan bersama kuarsa pada pola XRD dari geopolymer yang direndam dalam air laut. Secara keseluruhan dapat disimpulkan geopolimer memeiliki ketahanan air laut yang lebih unggul daripada beton Portland, geopolimer abu terbang memiliki kuat tekan lebih unggul, dan geopolimer metakaolin menunjukkan ketahanan paling baik.

Having superior properties compared to Portland Cement, Geopolymers as building material is beneficial. This research investigates and compares the durability of materials (Portland concrete, fly ash based- and metakaolin basedgeopolymer) in dry environment, aquadest and ASTM seawater. Two types of precursor, i.e. fly ash and metakaolin, areused and XRF has been performed to analysed chemical compositions of both precursor. It was found that fly ash based- geopolymer (GA) did not show a decrease in compressive strength during immersion in ASTM seawater. Whereas metakaolin geopolymer showed lower early strength than Portland and fly ash based- geopolymer, even though compressive strength of metakaolin based- geopolymer tend to rise during seawater immersion.
Geopolymer immersed in aquadest released remnant component from geopolimerisation reaction. Metakolin based- geopolymer was muddy because insufficient geopolymerisation reaction. Besides, geopolymer immersed in seawater dissolved less than when immersed in aquadest. White precipitant found in geopolymer immersed in seawater was suspected to be gypsum (CaSO4.2H2O), as peaks of gypsum could be identified together with quartz in XRD pattern of geopolymer immersed in seawater. It can be concluded geopolymer has higher seawater durability than Portland concrete and metakaolin based- geopolymer has excellent seawater durability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27632
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Bangunan-bangunan fisik yaitu bangunan sarana dan prasarana yang diperlukan sehari-hari oleh masyarakat pemakainya, karena itu perlu adanya kemudahan bagi para pemakainya antara lain berupa kedekatan. Agar sarana dan prasarana yang dibangun dapat efisien dan efektif, maka pembangunannya harus dapat dialokasikan di mana saja. Namun tidak mudah untuk merealisasikan hal tersebut, karena ada factor-faktor yang perlu diperhatikan, salah satu diantaranya adalah factor lingkungan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agatha Rona Basa
"ABSTRACT
Dalam proses pengecoran aluminium, suhu leleh yang tinggi dapat meningkatkan kelarutan gas hidrogen dalam logam cair, oleh karena itu pembentukan porositas gas selama pemadatan aluminium tidak dapat dihindari dan menyebabkan kelemahan utama pada sifat mekanik. Metode yang paling umum untuk mengurangi porositas gas dalam produk casting adalah degassing. Dalam studi ini proses degassing konvensional dilakukan menggunakan tablet degasser berdasarkan NaNO3 dan NaF, dengan variasi tablet degasser menggunakan komposisi tambahan KCl atau NH4Cl. Al-Si12 dilebur pada suhu 750 oC kemudian degasser dimasukkan ke dasar tungku dan ditahan selama tiga menit kemudian logam cair dituangkan ke dalam cetakan pada suhu 690 oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan tablet degasser dapat mengurangi porositas gas dan meningkatkan sifat mekanik produk casting. Dengan membandingkan variasi tablet degasser, penggunaan tablet degasser dengan penambahan NH4Cl menghasilkan produk casting dengan kandungan porositas gas terendah sekitar 0,04% dan sifat mekanik tertinggi, termasuk kekuatan tarik pamungkas hingga 203,414 MPa, nilai dampak 0,641 Nilai J / mm2 dan kekerasan sekitar 73.667 BHN. Tablet degasser dengan penambahan NH4Cl dianggap paling cocok dalam casting Al-12Si, karena senyawa tersebut menguap pada 520 oC yang sesuai dengan suhu leleh Al-12Si sehingga lebih efektif dalam membentuk gelembung untuk mengikat gas hidrogen dari aluminium cair.

ABSTRACT
In the aluminum casting process, high melting temperatures can increase the solubility of hydrogen gas in liquid metals, therefore the formation of gas porosity during aluminum compaction is unavoidable and causes major weaknesses in mechanical properties. The most common method for reducing gas porosity in casting products is degassing. In this study the conventional degassing process was carried out using a degasser tablet based on NaNO3 and NaF, with a variation of the degasser tablet using an additional composition of KCl or NH4Cl. Al-Si12 is melted at 750 oC then the degasser is put to the bottom of the furnace and held for three minutes then the molten metal is poured into a mold at 690 oC. The results showed that using a degasser tablet can reduce gas porosity and improve the mechanical properties of the casting product. By comparing variations of degasser tablets, the use of degasser tablets with the addition of NH4Cl results in casting products with the lowest gas porosity content of around 0.04% and the highest mechanical properties, including ultimate tensile strength up to 203,414 MPa, impact value 0.641 J / mm2 value and hardness around 73,667 BHN . Degasser tablets with the addition of NH4Cl are considered to be the most suitable in casting Al-12Si, because the compound evaporates at 520 oC which corresponds to the melting temperature of Al-12Si so that it is more effective in forming bubbles to bind hydrogen gas from liquid aluminum.
"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Beton dengan baja tulangan sebagai penguat merupakan material konstruksi yang memiliki sifat mekanis yang sangat baik dan umur layanan yang relatif tinggi. Beberapa tahun terakhir ini telah muncul sejumlah kasus dalam pengaplikasian beton pada berbagai bidang struktural. Kasus yang sering muncul yaitu korosi pada baja tulangan dalam beton akibat serangan ion klorida yang umumnya terjadi pada bangunan-bangunan dan jembatan-jebatan yang terdapat di sekitar laut. Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan penambahan inhibitor korosi Ca(NO3)2. Mekanisme inhibisi inhibitor Ca(NO3)2 terhadap perilaku korosi baja tulangan diamati dengan menggunakan metode Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS).
Penelitian dilakukan dengan mencelupkan baja karbon rendah yang telah dipreparasi ke dalam larutan pori artifisial yang mengandung 35 gpl NaCl dengan perubahan inhibitor Ca(NO3)2 masing-masing dengan konsentrasi 0 gpl (tanpa inhibitor), 1.302 gpl, 1.860 gpl, dan 2.418 gpl. Pengukuran dilakukan setiap minggu dari minggu kesatu hingga minggu kelima. Dengan metoda EIS, sistem baja tulangan dalam larutan pori digambarkan sebagai rangkaian listrik ekivalen yang harga tahanan dan kapasitasnya dapat diukur pada berbagai frekuensi (5000 Hz sampai 0.002 Hz). Interpretasi perilaku korosi baja tulangan digambarkan melalui enam model rangkaian ekivalen, dan penentuan model yang sesuai dilakukan dengan mengalurkan hasil pengukuran dan hasil interpretasi (fitting) model dalam bentuk kurva Nyquist dan kurva Bode.
Hasil penelitian menunjukkan potensial larutan SPS + 35 gpl NaCl tanpa inhibitor berada antara -538 mV hingga -355 mV. Untuk larutan yang mengandung inhibitor Ca(NO3)2, konsentrasi 1.302 gpl menunjukkan efek inhibisi yang lebih baik. Namun demikian konsentrasi yang digunakan masih belum efektif dalam menginhibisi korosi baja tulangan dalam larutan. Efek inhibisinya dari akhir minggu kesatu hingga akhir minggu kelima ekivalen dengan model 2 yang menunjukkan bahwa telah terbentuk lapisan pasif yang belum merata di seluruh permukaan baja."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif Rahman
"ABSTRAK
Mortar yang terbuat dari semen dan agregat halus dengan perbandingan 1:4, dimodifikasi dengan menambahkan abu sekam padi sebagai material subtitusi parsial yang menggantikan sejumlah proporsi agregat halus sebesar 10%, 20%, 30% dan 40% dari berat agregat halus. Serangkaian uji coba di laboratorium dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap kuat tekan, modulus elastisitas dan permeabilitas mortar. Hasil evaluasi data hingga saat ini memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan abu sekam padi dalam campuran mortar mengakibatkan terjadinya penurunan kekuatan mortar. Semakin banyak penggunaan abu sekam padi semakin besar penurunan kekuatan mortar.
2. Penggunaan abu sekam padi pada campuran mortar menurunkan modulus elastisitas mortar. Semakin banyak penggunaan abu sekam padi semakin besar penurunan modulus elastisitas mortar.
3. Penggunaan abu sekam padi pada campuran mortar menaikkan permeabilitas mortar. Semakin banyak penggunaan abu sekam padi semakin besar permeabilitas mortar."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1502
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marendi Rahman
"Copper Slag in the fomi of waste coming from process purification of copper exploited as material for the construction. Material of Copper slag which has the character of cement was exploited with cement by substituting in concrete mixture and that expected it can improve the compressive strength, flexural strength, and shear strength at the concrete.
This research is done in laboratory by doing examination to test object which have been design with composition 10%, 15%, 20%, 25% and 30% Hom cement weight which required in concrete mixture. Examination of the test objects in the form of examination of compressive strength, flexural strength and shear strength. From composition which have been planned, is expected to get the optimum value which fiom rate of copper slag required as substitution cement.
Pursuant to the research by using slag copper which is have gradation near by sand gradation is got that optimum rate of slag copper as substitution cement is 15% fiom required cement weight. Concrete mixture with rate of copper slag 15% this got compressive strength with degradation 28,488% from compressive strength of normal concrete. While for flexural strength with sameness rate of copper slag is increased 6,25% from flexural strength of normal concrete. And for shear strength with sameness rate of copper slag is got degradation l0,909% from shear strength of normal concrete.

Copper Slug berupa limbah yang berasal dari proses pemurnian tembaga yang dimanfaatkan sebagai material untuk konsu-uksi. Material copper slag yang memiliki sifat cemenric ini dimanfaatkan dengan rnensubtitusi semen dalam campuran beton sehingga diharapkan dapat meningkatkan kuat tekan, kuat lentur, dan kuat geser beton tersebut.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan cara melakukan pengujian terhadap benda uji yang telah didesain dengan komposisi 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% dari berat semen yang dibutuhkan dalam campuran beton. Pengujian benda uji tersebut berupa pengujian kuat tekan, kuat lentur dan kuat geser. Dari komposisi yang telah direnoanakan diharapkan didapat nilai optimum yang dari kadar copper slag yang dibutuhkan sebagai pensubtitusi semen berdasarlcan berat semen yang dibutuhkan.
Berdasarkan penelitian dengan menggunakan copper slag yang bergradasi mendekati gradasi pasir ini didapatkan bahwa kadar optimum copper slag sebagai subtitusi semen adalah sebesar 15% dari berat semen yang dibutuhkan. Campuran beton dengan kadar copper slag sebesar 15% ini didapatkan kuat tekan dengan penurunan sebesar 28,488% dari kuat tekan beton normal. Sedangl-can untuk kuat lentumya dengan kadar copper slag yang sama teljadi kenaikan sebesar 6,25% dari kuat lentur beton normal. Dan untuk kuat gesemya dengan kadar copper slag yang sama pula terjadi penurunan sebesar lO,909% dari kuat geser beton normal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S40787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>