Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84217 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
"Produksi alkohol dari kulit pisang kepok merupakan hal baru dalam dunia industri yang menarik untuk dikembangkan, hal ini dikarenakan bahan bakunya yang memanfaatkan limbah hayati yang mudah didapat dan prosesnya mirip dengan proses pengawetan makanan. Tahapan utama produksi adalah proses hidrolisis dengan menggunakan asam dan fermentasi oleh ragi. Pemilihan asam dan ragi dilakukan dengan alasan biaya yang rendah dan faktor ketersedian bahan.
Hidrolisis adalah suatu reaksi kimia dimana air bereaksi dengan substansi/zat lain untuk membentuk dua atau lebih senyawa baru. Fementasi adalah proses konversi dari molekul gula menjadi gas karbon dioksida (CO2) dan alkohol Zat yang umum digunakan dalam melakukan hidrolisis adalah asam dan enzim, sedang fermentasi secara umum menggunakan media ragi.
Prosedur yang digunakan pada sintesis alkohol dari bahan baku kulit pisang kepok dengan mengunakan asam sebagai media hidrolisis dibedakan menjadi tiga macam yaitu prosedur 1 yang menggunakan waktu hidrolisis selama satu hari; prosedur II dengan jumlah asam yang digunakan sebanding dua kali berat sampel; dan prosedur III yang metode netralisasi sampel menggunakan basa berlebih dan sedikit asam. Asam yang digunakan untuk melakukan hidrolisis adalah larutan HCI.Fermentasi monosakarida menjadi alkohol mengunakan ragi Sacharromyces cereviceae.
Tujuan penelitian ini adalah memilih prosedur terbaik untuk pemanfaatan kulit pisang kepok menjadi alkohol ditinjau dari besarnya persentase alkohol yang dihasilkan. Tahapan utama dari ketiga prosedur yang digunakan adalah proses hidrolisis asam dan fermentasi gula menjadi alkohol.
Prosedur terbaik yang didapatkan dari penelitian ini akan memiliki pH awal fermentasi mendekati 5. Waktu optimal yang dibutuhkan ragi untuk melakukan fermentasi berkisar antara 5-6 hari sedangkan jumlah ragi optimal yang digunakan sebanyak tiga gram tiap 50 ml sampel."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
AIDR 5(1-2)2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Muhammad Kafka Alghifari
"Air bersih adalah suatu aset yang sangat berharga, tetapi jumlahnya terbatas dan tentunya tidak dapat mencukupi kebutuhan miliaran manusia seiring bertambahnya waktu. Untuk itu, urgensi pengolahan berbagai macam sumber alternatif air bersih meningkat, salah satunya adalah pengolahan air laut. Tantangan dalam pengolahan air laut pun juga menghadirkan permasalahan baru sehingga diperlukan adanya teknologi rendah biaya yang bisa menyisihkan polutan di dalam air laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi metode desalinasi terbaru dengan menggunakan adsorben dengan bahan dasar biomassa, diantaranya adalah kulit pisang kepok dan tempurung kelapa. Kapabilitas kulit pisang kepok dan tempurung kelapa sebagai karbon aktif terbukti bisa menyisihkan berbagai macam polutan di dalam air laut. Namun, diperlukan analisis lebih lanjut terkait penyisihan senyawa organik. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi performa karbon aktif kulit pisang kepok dan tempurung kelapa dalam menyisihkan polutan di dalam air laut, yaitu senyawa organik berdasarkan karakteristik material, kapasitas, adsorpsi, hingga model adsorpsi yang ditempuh. Berdasarkan hasil penelitian, adsorben kulit pisang kepok mencapai penyisihan tertinggi pada variasi waktu kontak, spesifiknya pada waktu kontak 30 menit, dengan nilai sebesar 80,4% untuk sampel air laut dan 56,7% untuk sampel brine. Di satu sisi, pada kasus adsorben tempurung kelapa, penelitian mengenai variasi dosis mencapai penyisihan tertinggi pada dosis 20 g/L sebesar 4,69% untuk sampel air laut sedangkan pada variasi waktu kontak, diperoleh penyisihan tertinggi 80,4% pada waktu kontak 30 menit untuk sampel brine.

Clean water is a valuable asset, yet its quantity is limited and cannot meet the needs of billions of people as time progresses. Thus, processing alternative sources of clean water is an utmost priority. One proposed solution is desalination. However, the challenges in seawater treatment present new problems, necessitating low-cost technology that provides alternative desalination methods as a solution. A new desalination method using biomass-based adsorbents, such as kepok banana peels and coconut shells, has been proposed. The adsorption capability of these materials as activated carbon has been proven effective in removing various pollutants from seawater. However, the removal of Natural Organic Matter (NOM) as a pollutant in seawater remains unidentified. Consequently, this study was conducted to identify the adsorption performance of biomass-based activated carbon (or bioadsorbents) made from kepok banana peels and coconut shells in removing organic compounds or NOM from seawater based on its material characteristics, adsorption capacity, and adsorption model. Based on its results, the kepok banana peel adsorbent achieved the highest removal rate at a contact time variation, specifically at a contact time of 30 minutes, with a value of 80.4% for seawater samples and 56.7% for brine samples. On the other hand, in the case of coconut shell adsorbent, research on dose variation achieved the highest removal rate at a dose of 20 g/L of 4.69% for seawater samples, while in the contact time variation, the highest removal rate was 80.4% at a contact time of 30 minutes for brine samples."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Tasyah
"Kulit pisang pada umumnya hanya dibuang dan pemanfaatannya masih sangat rendah padahal memiliki kandungan pati sebesar 27,7% yang dapat dimanfaatkan sebagai superdisintegran. Superdisintegran merupakan bahan yang sangat penting dalam pembuatan tablet cepat hancur. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit pisang kepok untuk menghasilkan tepung kulit pisang dan mengkarakterisasinya sebagai superdisintegran serta membandingkan karakteristik tablet cepat hancur piroksikam yang menggunakan tepung kulit pisang dengan yang menggunakan croscarmellose sodium sebagai superdisintegran. Dalam penelitian ini, dibuat 4 formula tablet cepat hancur dengan perbedaan konsentrasi tepung kulit pisang sebagai superdisintegran yaitu 3%, 5% dan 9% serta satu formula pembanding menggunakan superdisintegran croscarmellose sodium. Tablet diuji mutu fisiknya meliputi organoleptis, keseragaman ukuran, keseragaman kandungan, kekerasan, keregasan, waktu hancur, waktu pembasahan, penetapan kadar dan profil disolusi. Tepung kulit pisang yang dihasilkan berwarna putih kecoklatan, kadar air 7,79%, pH 6,12, kandungan amilosa 20,23%, swelling power 4 g/g dan indeks kelarutan dalam air 0,87%. Tepung kulit pisang dengan konsentrasi 3% memiliki waktu hancur 14,02 detik dimana kurang dari yang menggunakan croscarmellose sodium tetapi dapat hancur kurang dari 30 detik sesuai persyaratan. Dapat disimpulkan limbah kulit pisang dapat dimanfaatkan sebagai tepung kulit pisang dan karakteristiknya sebagai superdisintegran baik serta dapat dijadikan sebagai superdisintegran pada tablet cepat hancur piroksikam.

Banana peels are generally just thrown away and their utilization is still very low even though it has a starch content of 27.7% which can be used as a superdisintegrant. Superdisintegrant is a very important ingredient in the manufacture of fast disintegrating tablets. This study aimed to utilize kepok banana peel waste to produce banana peel flour and to characterize it as a superdisintegrant and to compare the characteristics of piroxicam fast disintegrating tablets using banana peel flour with croscarmellose sodium as a superdisintegrant. In this study, 4 formulas of fast disintegrating tablets were made with different concentrations of banana peel flour as superdisintegrant, which is 3%, 5% and 9% and one comparison formula used the superdisintegrant croscarmellose sodium. The tablets were tested for physical quality including organoleptic, size uniformity, content uniformity, hardness, friability, disintegration time, wetting time, piroxicam content and dissolution profiles. The banana peel flour produced was brownish white, water content 7.79%, pH 6.12, amylose content 20.23%, swelling power 4 g/g and water solubility index 0.87%. Banana peel flour with a concentration of 3% had a disintegration time of 14.02 seconds which is less than the fast disintegrating tablets using croscarmellose sodium but could be disintegrated in less than 30 seconds according to the requirements. It was concluded that banana peel waste can be used as banana peel flour and its characteristics as a superdisintegrant was good and can be used as a superdisintegrant in piroxicam fast disintegrating tablets."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Rizki Maharani
"Kulit pisang yang menjadi limbah industri dan rumah tangga dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi bahan tambahan pada sediaan farmasi. Kulit pisang dapat memiliki kandungan kadar pati sebesar 70-80% pada keadaan belum matang. Hal ini menunjukkan bahwa kulit pisang berpotensi untuk dapat dijadikan sebagai superdisintegran alami dalam formulasi sediaan tablet cepat hancur. Penelitian ini bertujuan memperoleh tepung dari limbah kulit pisang, mengkarakterisasi superdisintegran dari tepung kulit pisang, serta membandingkan karakteristik tablet cepat hancur yang menggunakan tepung kulit pisang dan croscarmellose sodium sebagai superdisintegran. Tepung kulit pisang dikarakterisasi secara fisik, kimia, dan fungsional. Tablet cepat hancur yang menggunakan tepung kulit pisang diformulasikan dengan konsentrasi yang bervariasi, yaitu konsentrasi 3%, 5%, dan 9%. Tablet cepat hancur dengan konsentrasi croscarmellose sodium sebanyak 5% dijadikan sebagai pembanding dalam penelitian. Tepung kulit pisang yang dihasilkan berupa serbuk halus berwarna putih hampir cokelat muda, berbau khas aroma pisang, tidak berasa, memiliki nilai swelling power sebesar 4 kali dibanding volume awal, indeks kelarutan dalam air sebesar 0,87%, kadar air 7,79%, ukuran partikel 125-355 Î¼m, sifat alir buruk, dan kandungan amilosa sebesar 22,23%. Evaluasi tablet cepat hancur yang menggunakan superdisintegran dari tepung kulit pisang menghasilkan waktu hancur cepat selama 5-10 detik dan waktu pembasahan selama 2-5 detik untuk semua formula. Dapat disimpulkan bahwa, tablet cepat hancur yang menggunakan tepung kulit pisang memenuhi persyaratan waktu hancur dan dapat menyamai karakteristik tablet cepat hancur yang menggunakan croscarmellose sodium sebagai superdisintegran, serta tablet cepat hancur yang menggunakan formulasi tepung kulit pisang sebanyak 3% menghasilkan waktu hancur yang paling cepat.

Banana peels as industrial and household waste can be processed and used as additives in pharmaceutical preparations. Banana peels can contain 70-80% of starch levels in an immature state. It shows that banana peel has the potential to be used as a natural superdisintegrant in the formulation of fast disintegrating tablets. This study aims obtain to characterize the flour from banana peel waste and also compare the characteristics of fast disintegrating tablets using banana peel flour and croscarmellose sodium as super disintegrants. Banana peel flour has been characterized physically, chemically, and functionally. The fast disintegrating tablets with banana peel flour has formulated in varying concentrations such as 3%, 5%, and 9%. Align with that, Fast disintegrating tablets with 5% of croscarmellose sodium concentration have been used as comparisons in the study. The banana peel flour produced is in the form of a white and almost light brown fine powder. It has a distinctive banana aroma, tasteless, has a swelling power value of 4 times compared to the initial volume, and has a 0.87% for solubility index in water, 7.79% of water content, a particle size of 125-355 Î¼m, poor flowability, and has 22.23% of amylose content. Evaluation of fast disintegrating tablets using superdisintegrant from banana peel flour resulted in a quick disintegration time of 5-10 seconds and wetting time of 2-5 seconds for all formulas. It concluded that the fast disintegrating tablets using banana peel flour fulfilled the disintegration time requirements. Fast disintegrating tablets using banana peel flour has similar characteristics to the fast disintegrating tablets using croscarmellose sodium as a super disintegrant. Fast disintegrating tablets with concentration of banana peel flour of about 3% have the fastest disintegration time."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>