Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5349 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Riza Syahrela
"Gaya hidup adalah `identitas' diri di dalam suatu masyarakat modern, hal ini meliputi bagaimana kita dikenal dan diakui keberadaannya oleh masyarakat. Wujud pengakuan ini dapat berupa apresiasi terhadap aspek-aspek simbolik yang melekat pada tubuh kita. Oleh karena sedemikian besarnya apresiasi masyarakat pada aspek-aspek simbolik, maka gaya bidup sebagai perwujudan seseorang di dalam lingkungannya menjadi alat untuk menentukan dari golongan manakah ia berasal. Untuk mendukung hal ini, penggunaan barang-barang sebagai pendukung identitas diri melalui penampilan misalnya, menjadi pilihan untuk mengapresiasikan din. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan gaya hidup apa saja yang disajikan iklan, dan bagaimana kaitannya dengan kondisi dan perkembangan masyarakat Indonesia.
Dukungan teknologi informasi melalui penggunaan televisi, intemet, radio, dan majalah telah mengkiblatkan diri pada budaya asing yang pada saat ini kondisinya sedemikian mengancam keberadaan budaya Indonesia. Apalagi kondisi ini diperburuk dengan berbagai konflik sosial, upaya-upaya disintegrasi bangsa, dan kondisi ekonorni yang belum sepenuhnya pulih, semakin membuat suatu `keterpurukan budaya'. Budaya asing atau budaya massa, kini telah menghempaskan budaya Indonesia menjadi sesuatu yang kuno sehingga kini budaya Indonesia sulit untuk dikatakan sebagai budaya yang modern.
Teori-teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teori yang ditelurkan oleh pemikir-pemikir atau kritikus budaya yang turut mengkhawatirkan perkembangan budaya massa ini. Oleh sebab menurut mereka, perkembangan budaya massa telah mengarah untuk menjadi satu-satunya budaya pada masyarakat dunia, dan hal ini patut dihindarkan. Paradigma teori kritis yang digunakan, dan sifat penelitian yang interpretatif akan diaplikasikan pada bingkai cultural studies (kajian budaya). Sebagai salah satu cabang dari teori media Marxist, cultural studies adalali tradisi yang berusaha mengetahui, menginterpretasi makna budaya dari suatu produk media. Masyarakat atau penonton dalam dipandang sebagai tempat di mana makna-makna itu dipertarungkan.
Ketiga iklan kosmetik sebagai objek yang diteliti, yaitu iklan Citra Lotion, Ponds Facial Foam, dan Olay Lotion yang dipilih dari sekian banyak iklan kosmetika di televisi. Iklan sebagai sebuah teks yang berfungsi untuk merepresentasikan suatu fenomena di dalam masyarakat, akan selalu terpengaruh oleh nilai-nilai di luar dirinya. Melalui kerangkan analisis van Dijk, dapat dipahami bahwa kehadiran sebuah teks media pun dapat merupakan tanda bagi keberadaan elemen messo struktur atau bagaimana sebuah teks diproduksi, dan bagaimana nilai-nilai diseleksi untuk mendukung tampilan suatu teks.
Gana menemukan gaya hidup apa yang direpresentasikan oleh iklan kosmetik, metode semiotika dapat menjadi pisau analisis mengenai gaya hidup apa dan bagaimana penyajiannya, serta bagaimana keterkaitannya dengan perkembangan dan kondisi masyrakat Indonesia masa kini. Hasil penelitian mengidentifikasi 3 (tiga) bentuk gaya hidup, yaitu: gaya hidup metroseksual, gaya hidup kembali ke alam (back to nature), dan gaya hidup mandiri dan modem.
Sebuah teks iklan adalah produksi dari sebuah institusi yang tersusun atas elemen individual, bagaimana konstruksi sebuah iklan akan ditentukan oleh bagaimana konnisi sosial individu tersebut. Fenomena sosial budaya yang terjadi di masyarakat ternyata dapat turut mempengaruhi representasi gaya hidup di dalam iklan. Melalui pembahasan analisis sosial dapat dijelaskan bahwa di dalam teks iklan gaya hidup ketiga iklan terdapat nuansa budaya massa metalui isu kapitalisme, isu globalisasi, dan bertebarannya budaya asing (massa), yang kesemuanya turut mendesak media massa sehingga mempengaruhi budaya Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djuni Akbar
"Studi ini memfokuskan pada iklan tv, dimana dengan kemunculan berbagai stasiun tv swasta baru maka pemirsa mendapatkan banyak pilihan, disamping itu iklan-iklan yang mensponsori suatu program tayangan juga semakin bertambah frekwensi tayangannya. Peneliti tertarik mengambil iklan media tv karena beberapa alasan antara lain, karena media ini menampilkan aspek komunikasi yang cukup beragam seperti pendengaran, penglihatan, demikian juga akibat tayangan iklan tersebut bagi masyarakat akan membentuk konsumerisme. Pemilihan iklan produk ponsel diambil karena produk ini sedang banyak diperbincangkan.
Sebagai market leader, Nokia sedang berusaha mempertahankan dan memperluas market sharenya di pasar ponsel Indonesia. Teks iklan tv Nokia 8310 diteliti dengan menggunakan metode yang dijelaskan oleh Guy Cook yaitu teks iklan diperlakukan sebagai pesan non-verbal. Pada tataran messo peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap seorang informan yang masuk dalam segmentasi pengguna ponsel tersebut, observasi juga dilakukan dengan mengikuti kegiatan informan ke kafe.Pada tingkat produksi peneliti mencoba menguraikan latar belakang produsen ponsel tersebut, posisi persaingannya, target konsumennya serta proses pembuatan ikian televisi pada umumnya, sehingga dapat diketahui latar belakang diluncurkannya iklan tv tersebut.
Gambaran teks ikian Nokia 8310 pada kenyatannya tidak terlepas dari ideologi yang mendasari beroperasinya produsen ponsel tersebut Penciptaan adegan yang mencitrakan expresi diri serta gaya digunakan dalam menjuai ponsel tersebut. Citra yang diciptakan merupakan salah satu elemen dalam budaya yang berideologi yang dimiliki oleh produsen. Ideologi tersebut juga sedang memasyarakat dikalangan rakyat Indonesia, yaitu Ideologi materialisme dan kapitalisme."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Agustina
"Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis wacana yang didasari oleh model pemroduksian wacana dari Bereiter dana Scandamalia (cf. Renkema) dan menggunakan teori Stilistika dari Sowinski (1991) dan Renkema (2004). Data penelitian ini berupa kata, frase, kalimat, dan paragraf pada wacana iklan. Cakupan penelitian ini dibatasi pada data iklan mobil Volkswagen pada dua majalah Jerman (Der Spiegel dan Stern) tahun 2007. Penelitian ini memiliki tiga tujuan, pertama mengidentifikasi dan menjelaskan tema yang dominan dalam iklan mobil produksi Volkswagen, kedua, mengidentifikasi dan menjelaskan keterkaitan antara tema yang dominan dengan aspek pemasaran, dan ketiga, mengidentifikasi dan menjelaskan fitur stilistik apa saja yang berperan dalam proses transformasi the World yang terjadi dalam positioning.
Fokus penelitian ini adalah analisis pada aspek verbal (copy), sedangkan analisis pada aspek non verbal (visual dan nama produk) digunakan sebagai penunjang analisis utama. Dalam penelitian wacana iklan dari aspek produksinya (wacana sebagai proses). Oleh karena itu, analisis tidak dilihat dari segi penerimaan. Namun, aspek penerimaan hanya terbatas pada pemaknaan oleh peneliti.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tema yang diangkat dalam suatu iklan berperan dalam melakukan positioning dan menunjang aspek pemasaran. Tema yang dominan pada sebelas iklan yang dianalisis adalah tema lingkungan hidup. Tema tersebut memberikan citra positif terhadap mobi produksi Volkswagen. Tema tersebut juga berhubungan erat dengan aspek pemasaran. Melalui tema lingkungan hidup, produsen berusaha menawarkan dua keuntungan, yakni keuntungan secara ekologis karena mobil produksi Volkswagen adalah mobil dengan teknologi ramah lingkungan dan keuntungan secara ekonomis karena mobil tersebut menggunakan teknologi yang efisien.
Temuan penelitian ini juga menunjukkan bahwa beberapa fitur stilistik, yaitu fitur stilistik ranah isi (hal-hal yang dibicarakan terkait dengan topik atau tema yang diangkat dalam suatu wacana), sintaksis (penggunaan kalimat aktif), struktur wacana, leksikon (nomina dan medan makna), dan penggunaan karakter berperan penting dalam melakukan positioning.

This Research is a qualitative research with discourse analysis approach based on discourse production model from Bereiter and Scandamalia (cf. Renkema 2004) and uses stylistic theory from Sowinski (1991) and Renkema (2004). The data are in the form of words, phrases, sentences, and paragraphs on advertisements. This research bounds on Volkswagen advertisements in two German magazines (Der Spiegel and Stern) released in year 2007. This research has three aims; firstly, to identify and explain a dominant theme in doing Volkswagen's positioning; secondly, to identify and explain the relation between the dominant theme and marketing aspect; thirdly, to identify and explain transformation process 'The World' which happens in positioning process.
The focus of this research is the analysis of the verbal aspect (copy). The analysis of the non verbal aspect such as advertisement's visual and product's name is used only to support the focus analysis. In this research, advertisement is seen as a process (discourse as a process) which is not as a product (discourse as a product). Thus, the analysis is focused on the production aspect which is not the reception aspect; furthermore the interpretation of the reception aspect is still given based on the researcher's perspective.
The result shows that the theme in an advertisement supports the positioning and marketing aspect. The dominant theme from the eleven analyzed advertisements is environment and it gives a positive image to Volkswagen's car. That theme related also to the marketing aspect. That theme offers the consumers some benefits; firstly, ecological benefit (the technology is harmless for the environment) and secondly, economical benefit (the efficient technology will give more advantages economically).
The result also shows that some stylistics features, those are content (things are expressed in a discourse related to its topic or theme), syntax, discourse structure, lexicon, and character usage play some important roles in doing positioning of a product.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T25136
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Direktorat Televisi, 1980
659.14 Ind l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kelompok Kerja Penilai Siaran Iklan Televisi Republik Indonesia, 1976
659.14 IND l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kelompok Kerja Penilai Siaran Iklan Televisi Republik Indonesia, 1976
659.14 IND l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Franziska Soehaedi
"Penelitian ini merupakan penerapan Kerangka analisis Norman Farialough, yaitu Analisis Kritis Wacana (Critical Discourse Analysis) pada iklan televisi Sampoema Hijau. Dalam analisis,
peneliti berusaha mel.hat eksekusi iklan ro'Kok Sampoema Hijau tidak dari level ikro saja namun mengkaitkannya ke konteks makro untuk melihat bagai ana distorsi pesan iklan diciptakan dalam
iklan rokok Indonesia melalu · kreatif periklanan. Pem15agian analisis dilakukan pada tiga tingkatan yakni tingkat analisis teks (text), praktik wacana (discourse practise), dan praktik sosio-kultural (sociocultural practise}, dengan tujuan untuk melihat periklanan tidak hanya sebagai industri bisnis semata narrwn mempunyai peran dan da pak erhadap masyarakat dala penciptaan
budaya semu, ata dalam teori Marxis dikenal dengan penciptaan False tf'onciousness.
Sesuai sifat penelitiannya yang kualitatif, penelitian menggunak n metode pengumpulan data berdasarkan wawancara mendalam, observasi da studi kepustakaan dan didukung oleh beberapa data kuantitatif sebagai pelengkap. Dengan mengambil perspektif kritis, penelitian
,. rnt:nekankan pada inte.rpretasi peneliti dalam melihat £enomena "klan di Indonesia.
Hasil analisis di tingkat teks denga mengguroakan kerangka Sermotika Periklanan dan konsep Fetihisme, mengliasilkan kesimpula banwa teroapat pola erulang dalam penciptaan tema dan alur cerita (dalam tiga versi iklan ampoema Hijau) yang menempatkan produk sebagai
pengganti kebutuhan manusia. Dengan kata lain, m€nciptakan budaya materi dalam benak konsumen. Hal ini dilakukan dengan mempermainkan emosi khalayak dengan mengambil tema dasar "keberhasilan" yang dicapai oleh tokoh utama dengan ide besar: kesederhanaan,
kesenangan dan membumi (simple, fun, merakya ). Representasi realitas dalam iklan (yaitu kelas menengah bawah di daerah suburban) meng rah pada 'Penciptaan jarak sosial, dengan timbulnya persepsi "kita-mereka" antar kelas sosial, terutama di kalangan masyarakat dari ekonomi penghasilan rendah. Dan menjadikan merek rokok bukan hanya sebagai komoditi, tapi sudah dianggap menjadi lambang kebanggan (prestige) dan simbol status sosial bagi mereka.
Pada level Praktik Wacana, disimpulkan bahwa produksi dan konsumsi teks cenderung dipengaruhi oleh institusi-institusi sosial yang melingkupi teks, yaitu biro iklan, industri rokok,
pemerintah dan bagaimana masyarakat itu sendiri menkonsumsi pesan iklan. Ide kreatiL yang tercipta dalam proses pembuatan iklan harus mengandung pesan yang dikehendaki oleh klien. Di sirti peneliti mengambil kesimpulan bahwa bisnis pesan, (sebagai indoktinasi ideologi secara halus), memang terjadi dalam masyarakat kita, sehingga sebuah iklan, selain merupakan hiburan juga mengandung maksud-maksud yang sudah dirancang dengan tujuan obyektif si pembuat iklan. Analisis Praktik Sosiokultural menghasilkan kesimpulan bahwa pemegang modal, dalam hal ini adalah industri rokok, masih memegang peranan besar dalam roda perekonomian. Ia tidak hanya berperan di sektor ekonomi, namun juga bersinggungan dengan aspek sosial, politik dan dan budaya. Sebagai industri besar dan kuat, pemilik modal dapat cenderung menentubm apa dan siapa yang dapat beriklan di media. Sementara itu, industri periklanan berperan sebagai
"pembungkus" pesan tersebut secara kreatif Periklanan telah mencapai suatu tahap yang tidak hanya mereleksikan realitas masyarakat namun sekaligus berhasil menciptakan budaya barn
dengan menjadi trend setter terutama bagi pemirsanya. Diambil kesimpulan bahwa penyalahgunaan keku?saan dalam penciptaan makna dalam proses produksi dan reproduksi pesan iklan rokok di Indonesia menggunak'an marjinalisasi nilai-nilai budaya yaitu kebersamaan, nilai senasib sepenanggungan dan gotong royong. Terpaan "klan dan prioritas tampilan program yang muncul di media pada akhimya bisa membentllk persepsi masyarakat tentang dirinya, nilai yang
dianggap penting, dan erilaku yang kemudian dilakukan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>