Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141887 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Murdiyono Triwidodo
"ABSTRAK
Pokok masalah penelitian ini ialah hubungan antara karakteristik investasi di pasar perdana dengan perilaku perubahan harga di pasar sekunder (Bursa Efek) dan saham emisi baru pada pasar modal global Indonesia.
Tujuan penelitian ini ialah mencoba menjawab pokok masalah yang secara lebih rinci menjelaskan : penentuan harga saham perdana berdasarkan kriteria karakteristik investasi saham; melihat hubungan karakteristik investasi dengan perilaku perubahan harga di pasar sekunder; menguji perbedaan karakteristik dari saham yang berbeda perilaku perubahan harganya tersebut dan menguji korelasi antara karakteristik investasi saham dengan perilaku perubahan harganya. Penelitian ini diakhiri dengan membuat prediksi atas perilaku perubahan harga saham berdasarkan karakteristik investasinya.
Karakteristik investasi di pasar perdana ialah variabel harga perdana, earning dan nilai buku serta total penjualan per tahun dari saham emisi bare yang disajikan dalam bentuk rasio, yaitu.PER (Price Earnings Ratio), PVR (Price Values Ratio), dan PSR (Price Sales Ratio) yang melekat pada saham yang diemisikan di pasar perdana. Sedangkan perilaku perubahan harga akan dilihat besar kenaikan atau penurunan harga pada pasar sekunder, diukur dari harga pasar perdananya, enam bulan setelah waktu listing di bursa. Penentuan harga di pasar sekunder tersebut di dasarkan pada pertimbangan, jangka waktu enam bulan cukup memadai bilamana pasar melakukan koreksi dan informasi bare yang masuk pasar belum terlampau banyak sehingga faktor- faktor fundamental masih relevan untuk dipakai sebagai variabel prediksi.
Pengujian hubungan antara karakteristik investasi di kedua pasar digunakan analisis statistika, yaitu : (1) analisis korelasi untuk menentukan hubungan (korelasi) signifikan antara karakteristik investasi dengan perilaku harga pasar bursa; (2) analisis Chi square, untuk mengetahui perbedaan signifikan antara karakteristik investasi saham emisi baru yang pernah mengalami penurunan harga di bawah harga perdana dengan karakteristik investasi saham yang tak pernah; (3) analisis diskriminan, untuk memprediksi dan mengidentifikasi saham-saham mama yang kemungkinan besar akan mengalami penurunan harga setelah memasuki pasar sekunder (bursa efek).
Data yang dianalisis sebanyak 71 saham yang diterbitkan untuk pertama kali (emisi baru) dari Januari 1990 sampai Maret 1993. Jumlah sampel ini sebanyak 43,03 % dari jumlah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sampai September 1993.
Hasil penelitian ini memperlihatkan : (1) tingkat PER yang wajar dari saham emisi baru menunjuk padsa angka 31,63. Dari PER yang wajar itu, temyata banyak saham yang kemurahan dan PER dari saham-saham sangat bervariasi; (2) tingkat PVR yang wajar dari saham emisi baru menunjuk pada angka 2,92. Berdasarkan PVR yang wajar, terbukti lebih banyak pula saham yang kemurahan; (3) tingkat PSR yang wajar terletak pada angka 1,13. Berlandaskan PSR yang wajar, hasil penelitian mengungkapkan saham-saham lebih banyak yang kemurahan, namun dilihat dari PSR-nya, saham-saham paling tidak variatif; (4) terdapat korelasi antara karakteristik investasi saham PER dan PVR dengan harga di pasar sekunder, tetapi tingkat keeratan hubungan sangat lemah dan korelasinya tidak signifikan; (5) terdapat korelasi antara karakteristik investasi PSR dan harga pasar sekunder, agak erat dan signifikan; (6) terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara karakteristik investasi saham PER dan PVR dengan perilaku perubahan harga sajam di pasar sekunder; (7) terdapat perbedaan yang signifikan antara karakteristik PSR dengan perilaku perubahan harga saham di pasar sekunder. (8) secara serentak, harga perdana, PER, PVR dan PSR mempengaruhi harga saham di pasar sekunder secara kurang signifikan ; (9) hasil prediksi memperkirakan, kebanyakan saham berperilaku tidak pasti: harga pasar sekunder dari saham-saham itu bisa naik atau bisa turun dilihat dari harga perdananya.
Jadi, secara umum dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan, faktor-faktor fundamental -- dibatasi karakteristik investasi kuantitatif dalam pengertian yang dipakai dalam penelitian ini -- ternyata mempengaruhi perilaku harga pasar sekunder, dengan asumsi-asumsi tertentu yang digunakan dalam penelitian ini. "
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research examines whether there is any market overreaction in Indonesia Capital Market during period 2003 - 2005. Market overreaction in this research means the short term overreaction indicated by stocks price reversal that has the highest positive and negative returns in one trading day..."
TEMEN 4:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Silvester Mario Limopranoto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Anton Arie
"Pasar modal sangat berperan dalam sektor perekonomian suatu negara. Peranan tersebut dapat berbentuk sebagai sumber penghimpun dana, sebagai alternatif investasi para pemodal, efisiensi bagi dunia usaha, mendorong perkembangan investasi. Aktivitas pasar modal sarat dengan keuntungan yang sangat menjanjikan, oleh sebab itu banyak terdapat perbuatan-perbuatan yang dilakukan untuk dapat menarik keuntungan tersebut tetapi dilakukan dengan cara-cara yang tidak benar. Salah satu perbuatan yang tidak dibenarkan oleh hukum sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) adalah tindak pidana perdagangan orang dalam (insider trading). Perdagangan orang dalam dilarang karena berbahaya bagi mekanisme pasar yang fair dan efisien, berdampak negatif bagi emiten, menimbulkan kerugian bagi investor, dan seharusnya kerahasiaan suatu perusahaan itu dilindungi. Untuk dapat dikatakan telah terjadi tindak pidana dan pelaku tindak pidana tersebut dapat dihukum maka Setiap unsur suatu tindak pidana harus dibuktikan agar terpenuhi asas nullum delictum sine praevia lege poenali (peristiwa pidana tidak akan ada, jika ketentuan pidana dalam undang-undang tidak ada terlebih dahulu). Demikian juga dengan salah satu unsur tindak perdagangan orang dalam yaitu unsur informasi orang dalam harus dibuktikan dengan mengacu kepada Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) sebagai hukum formil yang mengatur tentang pembuktian dengan alat-alat bukti yang limitatif sifatnya yaitu keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa. Dalam penulisan skripsi ini penulis mencoba menganalisa unsur informasi orang dalam sebagai alat bukti dan nilai kekuatan pembuktian dari alat bukti yang diperoleh dari unsur informasi orang dalam tersebut dengan berlandaskan sistem pembuktian yang dianut oleh KUHAP dengan melihat pada kasus tindak pidana orang dalam yang terjadi di pasar modal Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
S22314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Agus Bimantara
"
ABSTRACT
This study discusses whether there an influence from the announcement of the newcalculation of LQ45 and IDX30 index. This study uses indicators of abnormal return, cumulative abnormal return, and trading volume activity as a measure of market reaction. The population of this study is the companies incorporated in the IDX30 index. The sampling method uses purposive sampling method and obtained sample of 20 companies.The window period in this study is 11 days. Statistical tests using paired sample t-test and Wilcoxon sign rank test. The results of this study indicate there are no differences in the average abnormal return and trading volume activity before and after the event. There are differences in cumulative abnormal returns before and after events. This shows that investors have anticipated the news and the market has adjusted to a new balance before the announcement of the new LQ45 and IDX30 index calculations officially applied."
Jakarta: Fakultas Ekonomis dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, 2019
650 ESENSI 9:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yayan Ahdiat
"Setiap individu dari kalangan manapun, pasti membutuhkan informasi, membutuhkan pengetahuan yang relevan untuk mengatasi persoalan-persoalan kehidupan yang dihadapinya. Itu sebabnya informasi menjadi sangat bernilai bagi siapapun. Bahkan pada era Masyarakat Informasi seperti saat ini informasi sudah menjadi komoditi yang diperdagangkan dan sangat menguntungkan. Dunia pasar modal menjadi contoh paling tepat untuk memahami betapa informasi menjadi sedemikian berharga, karena informasi sudah setara dengan untung dan rugi, informasi sepadan dengan uang. Dengan kata lain, informasi dapat digunakan untuk mengumpulkan kekayaan.
Mengingat potensi kekuatan informasi itulah sejumlah pihak berlomba-lomba memproduksinya. Sayangnya beberapa di antara produsen informasi itu menempuh cara-cara tidak Iazim bahkan ilegal. Mereka memanipulasi fakta, mereka merancangbangun kejadian fiktif, mereka membesar-besarkan persoalan sepele, pendek kata mereka mendistorsi informasi. Bagi para manipulator, informasi yang sudah menyimpang dari fakta dan kebenaran itu memang membawa manfaat. Tetapi, bagi publik pada umumnya tentu saja hanya akan mendatangkan mudarat.
Penelitian ini berusaha memetakan pola-pola distorsi informasi yang terjadi di pasar modal Indonesia, dalam hal ini di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Untuk mendapatkan jawaban yang Iengkap atas pokok permasalahan itu, penelitian ini menggabungkan dua teknik pengumpulan data sakaligus. Selain mengamati langsung proses transaksi perdagangan saham baik di lantai bursa maupun di galeri sekuritas, penelitian ini juga melakukan kajian kepustakaan dan dokumentasi, serta mewawancarai narasumber yang berkompeten.
Secara garis besar narasuniber dimaksud terdiri dari tiga kelompok, Pertama kelompok pelaku pasar, meliputi Bapepam selaku regulator, BEJ, perusahaan emiten, perusahaan sekuritas, analis atau pengamat pasar modal, pengelola dana, dan kalangan investor bank individual maupun institusi. Kedua dari kelompok wartawan media cetak, meliputi Bisnis Indonesia, Investor Daily, Kompas, Kontan, dan Warta Ekonomi. Ketiga dari kelompok pakar, dalam hal ini ahli komunikasi dan juga ekonom.
Penelitian ini menemukan bukti bahwa potensi teradinya distorsi informasi di pasar modal Indonesia relatif sangat tinggi. Praktik manipulasi informasi itu, langsung atau tidak langsung, dapat dilakukan oleh semua pelaku pasar termasuk juga media. Faktor kepentingan merupakan penyebab utama teijadinya distorsi informasi tersebut. Berdasarkan keterangan verbal para responden, sedikitnya ditemukan tiga pola distorsi, yaitu distorsi Pola Satu (Kebocoran), Pola Dua (Rekayasa) dan Pola Tiga (Manipulasi). Media massa, bisa karena rendahnya kualitas profesional wartawan atau karena adanya kepentingan wartawan juga lembaganya, ikut serta berkontribusi menyebarluaskan informasi sampah ini.
Penelitian ini menjadi penting dan signifikan karena beberapa alasan. Sebagai penelitian awal atau pertama, minimal memperkaya hasil kajian ilmiah di bidang komunikasi khususnya di Program Pascasaljana Departemen Iimu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dau Ilmu Politik Universitas Indonesia. Selain itu, secara akademis penelitian tentang distorsi informasi di pasar modal, sebenamya terkait dengan persoalan-persoalan komunikasi seperti distribusi atau transmisi informasi, konsep noise dan bias informasi, serta bobot atau nilai informasi.
Secara praktis penelitian ini sebenarnya dapat dipandang sebagai salah satu upaya untuk mencari solusi atas persoalan, bahwa masalah mendasar di era Masyarakat Informasi sebetulnya bukan pada cara mendapatkan informasi, melainkan bagaimana menimbang, menyeleksi, dan memilah informasi dimaksud sebelum memanfaatkannya."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22356
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Caterina
"Mulai tanggal 6 Januari 2014, Bursa Efek Indonesia telah memberlakukan kebijakan baru yang merubah satuan perdagangan dari 500 lembar per lot menjadi 100 lembar per lot; dan mengurangi kelompok fraksi harga dari 5 kelompok menjadi 3 kelompok harga berdasarkan Surat Keputusan Nomor: Kep-00071/BEI/11-2013. Tujuan kebijakan perubahan satuan perdagangan dan fraksi harga adalah untuk meningkatkan likuiditas dan kapitalisasi pasar serta untuk meningkatkan daya saing bursa. Penelitian ini dilakukan untuk melihat likuiditas pasar modal Indonesia setelah kebijakan diberlakukan dengan membandingkan likuiditas pada 3 bulan sebelum dan sesudah kebijakan diberlakukan. Setelah menggunakan data harian, parametric paired samples t-test, dan regresi panel, ditemukan bahwa kebijakan tersebut mampu menurunkan rentang tawar-menawar pasar dan meningkatkan aktivitas perdagangan, namun kedalaman pasar tidak signifikan menurun. Hasil ini memberikan informasi bahwa likuiditas pasar meningkat berdasarkan dimensi width dan immediacy; aktivitas perdagangan meningkat melalui volume, nilai, dan frekuensi perdagangan yang meningkat. Akan tetapi, kedalaman pasar yang tidak signifikan menurun menunjukkan bahwa kebijakan yang baru tidak mengurangi likuiditas keseluruhan pasar.

On January 6, 2014, the Indonesia Stock Exchange has introduced a new policy that changes the trading unit (lot size) of 500 shares per lot into 100 shares per lot; and reduces the tick size of 5 price groups into 3 price groups based on the Decree No. Kep-00071/BEI/11-2013. The purpose of the lot size and tick size change policy is to increase the liquidity and market capitalization as well as to improve the competitiveness of the exchange. This study was conducted to see the Indonesian capital market liquidity after the policy enforced by comparing liquidity in the 3 months before and after the policy is enforced. By using daily data, a parametric test of paired samples t-test, and panel regression, then the policy is able to reduce the market spread and increase trading activity, but market depth is not significantly decreased. These results provide information that increases market liquidity based on the dimensions of width and immediacy; increased trading activity by volume, value, and increased trading frequency. However, market depth is not decline significantly shows that the new policy does not reduce the overall liquidity of the market.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahid Ramadian
"Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI) merupakan lembaga yang didirikan dengan tujuan untuk menjadi lembaga arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa di bidang pasar modal. Selama ini tidak ada kejelasan dalam penyelesaian sengketa perdata di bidang pasar modal. Oleh karena itu, BAPMI diharapkan dapat menjalankan peran yang vital sebagai jalan keluar atas masalah tersebut. Sampai saat ini, belum ada satu pun kasus yang diselesaikan melalui BAPMI, tetapi di sisi lain pasar modal Indonesia sedang mengalami perkembangan yang pesat. Untuk memahami masalah ini, perlu diketahui bagaimana sifat dan sengketa pasar modal itu sendiri. Selain itu, perlu diketahui pula bagaimana BAPMI menyelesaikan sengketa pasar modal tersebut dan hal-hal apa saja yang dapat diterapkan untuk penyempurnaan penyelesaian sengketa pasar modal melalui BAPMI dengan tujuan agar masyarakat pasar modal memilih BAPMI sebagai forum penyelesaian sengketa yang mereka miliki. Dalam menyelesaikan sengketa, BAPMI telah menetapkan persyaratan khusus dalam menyeleksi sengketa apa sajakah yang dapat diselesaikan olehnya sebagaimana yang termuat dalam Peraturan dan Acara BAPMI, yaitu sengketa perdata yang berkenaan dengan kegiatan di bidang pasar modal serta adanya perjanjian penyelesaian sengketa yang dibuat oleh para pihak, baik melalui forum arbitrase, mediasi, maupun pendapat mengikat. Di samping, itu, Peraturan dan Acara BAPMI juga mengatur secara rinci proses penyelesaian sengketa dalam ketiga forum tersebut serta upaya-upaya dalam menegakkannya. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk membumikan BAPMI sebagai lembaga arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa di bidang pasar modal yang membutuhkan kerjasama dari semua elemen pasar modal. Pada akhirnya, perlu dipertimbangkan penerapan hal-hal baru yang dapat menyempurnakan penyelesaian sengketa pasar modal di Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junaidi
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1992
S23087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>