Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22497 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Sri S. Margono
"An integrated study was conducted on nutrition, physical examination and soil transmitted helminthes (S-TH) in four
priminary schools in Cibubur, East Jakarta. In this report is shown data on prevalence and intensity of S-TH infections.
Very low prevalences were found for Ascaris lumbricoides (0.0 – 1.6 %) and Trichuris trichiura (2.5 – 8.9 %). Also
egg counts per gram (EPG) were very low. The prevalence and intensity rates were very low possibly due to factors
such as self-medication, reguler health education and efforts of surrounding factories to improve the health of the
community."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusra Firdaus
"Infeksi parasit usus yang terjadi pada anak anak dapat berakibat terhambatnya pertumbuhan serta perkembangan kognitif Pengetahuan dan informasi mengenai parasit usus berperan penting dalam menanggulangi infeksi parasit tersebut Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi parasit usus murid SD di Bantargebang pada tahun 2012 Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional Data diambil pada tanggal 19 Januari 2012 sampai 22 Januari 2012 Total subjek penelitian sebanyak 246 murid dengan diminta untuk membawa feses Feses akan diperiksa secara mikroskopis dengan teknik pewarnaan lugol 1
Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji chi square Murid yang positif terinfeksi akan ditatalaksana dengan antiparasit yang sesuai Hasil penelitian menunjukkan dari 121 murid yang mengumpulkan feses terdapat 75 murid 62 yang terinfeksi dengan rincian B hominis 42 78 G lamblia 8 14 T trichiura 3 6 B hominis G lamblia 11 73 B hominis T trichiura 3 20 G lamblia T trichiura 1 7 Tidak terdapat perbedaan bermakna antara prevalensi infeksi parasit usus dengan jenis kelamin p 0 05 dan tingkat pendidikan p 0 05 Disimpulkan prevalensi infeksi parasit usus pada murid SD di Bantargebang 2012 adalah 62 dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin dan tingkat pendidikan Kata kunci parasit usus soil transmitted helminth protozoa Bantargebang.

Intestinal parasitic infection that occurs in children may result in growth retardation and impaired cognitive development Knowledge and information on intestinal parasites play an important role in fighting parasitic infections This study aims to determine the prevalence of intestinal parasitic infections among students in primary school in Bantargebang 2012 The study design is a cross sectional view Data taken on 19th January 2012 to 22nd January 2012 Common research subject with the most 246 students were asked to collect stool Stool will be examined under microscope with 1 Lugol 39 s staining technique Results were analyzed using the chi square test Students who are infected are given appropriate antiparasitic
Results showed that of the 121 students collect faeces contains 75 students 62 were infected with details B Hominis 42 78 G lamblia 8 14 T trichiura 3 6 B Hominis G lamblia 11 73 B Hominis T trichiura 3 20 G lamblia T trichiura 1 7 There was no significant difference between the prevalence of intestinal parasitic infections with gender p 0 05 and education level p 0 05 It is concluded that the prevalence of intestinal parasitic infections among students in primary school in Bantargebang 2012 is 62 and does not refer to gender and level of education Keywords intestinal parasite soil transmitted helminths protozoa Bantargebang"
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idah Rifdah
"Kecacingan merupakan salah satu penyakit infeksi berbasis lingkungan, meskipen tidak menjadi masalah kesehatan masymkat ditinjau dari tingkat penyebab kematian di halonesio, namun ditinjau dati tingginya prevalensi merupakan masalah besar.Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain iklim tropis, sarana air bemih dlU1 jamhan keluarga yang belum memadai, perllaku masyarakat yang bebun menempkan norma perilaku hidup bersih dan sehat serta kondisi sosial ekonomi yang belum mapan(Depkes, 2006).
Penelitian menggunakan disain Cross sectional yang betinjuan untuk memperoleh infonnasi tentang kejadian kecacingan pada murid sekolah dasar negeri di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor dengan jumlah responden 297 murid kelas satu sampai dengan kelas lima di enam sekolah dasar negeri. Variabel independen dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan kepada responden dengan menggunakan kuisioner dan pemeriksaan tinja untuk menegakkan diagnosis ada tidaknya satu atau lebih telur cacing. Selanjutnya hasil yang didapat dianalisa dengan uji Chi Square dan regresi logistik ganda.
Dari 15 variabel independen ada 9 variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian kecacingan pada murid sekolah dasar negeri yaitu: Jenis SPAL (P=0,024; OR=1,738; 95%CI=1,04-2,90), Kebiasaan BAB (P=0,024; OR=6,88; 95%CI=0,892-5,318), Kebiasaan mencuci tangan (P=0,003l OR=3,378; 95%CI=1,375-8,300); Kebiasaan Bermain kontak tanah (P=0,022; OR=2,857; 95%CI=1,141-7,152), Kebiasaan menggunakan sandal (p=001; OR=2,857; 95%CI=1,700-4,945, Kebiasaan menghisap/menggigit jari (P=0,042; OR l,768; (P=0,03l; OR I,647; 95%Cl$l,006-2,694), Pengetahuan orangtua (P=O,Ol8; OR &I4; 95%CI=l,l74-3,413).
Faktor risiko yang paling dominan terhadap kejadian kecacingan pada murid sekolah dasar negeri di Kecamatan Cibinong Kahupaten Bogor adalah kebiasaan mencuci tangan (P=O,OOO; OR=3,3; 95%CI=I,858-S,817). Tidak ditemukan adanya interaksi antara variabel.
Program Pengendalian kecacingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan melalui pemberdayaan masyarakat dan peran serta swasta sehingga masyarakst mampu dan mandiri dalam meleksanukan pcnanggulangan kecacingan, berperilaku bidup bersih dan serta meningkalkan kesehatan perorangan, dan lingkungan. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Pada survei ini telah dikumpulkan sejumlah sampel tinja untuk pemeriksaan terhadap cacing yang ditularkan melalui tanah dan terhadap Protozoa pada anak kelas tiga sekolah dasar. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian program penanggulangan cacing yang ditularkan melalui tanah. Ketiga sekolah berlokasidi dua pulau yaiut Pulau Panggang dan Pulau Pramuka, yang termasuk sekelompok pulau dekat pantai Utara Jakarta. Sekolah-sekolah ini belum pernah ikut serta dengan kegiatan program penanggulangan S-TH. Untuk pemeriksaan digunakan cara semi kuantitatif Kato sediaan tebal dan cara sediaan langsung dengan larutan yodium 2%. Empat spesies cacing dan lima spesies Protozoa telah ditemukan pada 101 sampel tinja. Infeksi Ascaris dan Tichuris ditemukan sebanyak 68.8% atau lebih. Infeksi cacing tambang hanya ditemukan di satu sekolah (2.9%). Telur Hymenolepis nana ditemukan pada satu sampel. Diantara 101 sample ini ditemukan 5% Entamoeba histolytica dan Entamoeba coli, sedangkan 2% Endolimax nana ditemukan pada 2.0% diantara sampel tinja ini. Tercata prevalensi tinggi untuk Blastocystis hominis (36.0%) dan Giardia lamblia (30.0%). Kebanyakan infeksi Ascaris termasuk infeksi ringan di SD I (69.0%) dan tidak ditemukan infeksi berat di SD ini. Kebanyakan infeksi di SD II dan III merupakan infeksi sedang yaitu untuk masing masing sekolah 51.4 dan 81.8%. Di SD II dan III juga ditemukan infeksi berat yaitu untuk masing masing sekolah 11.4 dan 5.8 %. Telur Ascaris yang dibuahi ditemukan pada 93.1%, 100% dan 95.5% berturut-turut di SD I , II dan III. Diantara 86 sampel yang positif 96.5% sampel mengandung telur yang dibuahi, sedangkan pada 3.5% sampel ditemukan telur yang tidak dibuahi. Prevalensi infeksi Ascaris dan Trichuris dapat diduga sebelumnya mengingat derajat hygiene lingkungan dan sanitasi yang rendah di daerah ini. Diantara infeksi Protozoa spesies yang dominan adalah B. hominis danG. lamblia.
Stool samples were collected and examined for soil-transmitted helminthic and protozoal infection in the first grade of three
primary schools, located on Pulau Panggang and Pulau Pramuka, which are parts of a group of islands not far from the north
coast of Jakarta. The stool examinations were part of activities during a control program on soil-transmitted helminthic
infections. The schools have never participated with control programs on soil-transmitted helminthiases. For the examination
of the samples a semi-quantitative Kato thick smear method was used and the direct smear with a 2% iodine solution. Four
intestinal helminth species and five protozoa species were found in a total of 101 stool samples. Ascaris and Trichuris
infections were found in 68.8% or more. Hookworm infection was only found in one school (2.9%). Eggs of Hymenolepis
nana were detected in one sample. Cysts of Entamoeba histolytica and Entamoeba coli were both found in 5.0% of the
samples, whereas Endolimax nana was recovered from 2.0% of the samples. High prevalence rates were detected for
Blastocystis hominis (36.0%) and for Giardia lamblia it was 30.0%. Most of the Ascaris infections were categorized as light
infections at School I (69.0%) and not a single heavy infection were found in this school. In School II and III most of the
infections were moderate i.e. respectively 51.4 and 81.8%. Also in Schools II and III heavy infections were detected,
respectively 11.4 and 5.8%. Fertilized Ascaris eggs were detected in 93.1%, 100% and 95.5% at School I, II and III respectively.
As a whole among 86 positive samples 96.5% were recorded as samples with fertilized eggs, whereas 3.5% contained
unfertilized eggs. The high prevalences of Ascaris and Trichuris infections in this area could be expected due to the low
level of environmental hygiene and sanitation. Among the protozoal infections B. hominis and G. lamblia were the
dominant species."
Yayasan Kusuma Buana ; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fienda Ferani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat infeksi parasit usus pada anak-anak di sebuah panti asuhan yang terletak di Jakarta Timur pada tahun 2012. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain cross-sectional. Sejumlah 155 anak dijadikan sampel penelitian melalui sampel feses yang telah dikumpulkan. Data dan sampel tersebut diambil pada tanggal 10 Mei 2012. Spesimen yang telah terkumpul sejumlah 50, diperiksa di laboratorium melalui mikroskop dengan pewarnaan lugol 1 %. Hasil dari pemeriksaan tersebut kemudian didata dengan komputer, lalu diolah menggunakan program SPSS versi 11.5. Data tersebut lalu dianalisis dengan uji Chi-square dan Fischer Exact.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa prevalensi infeksi parasit usus pada 50 anak Panti Asuhan X yang telah mengumpulkan pot feses adalah 16 (32%). Jumlah tersebut terbagi menjadi 13 (26%) B.hominis, 4 (8%) G.lamblia, 1 (2%) B.hominis + G.lamblia. Dengan demikian didapatkan hubungan bermakna pada prevalensi infeksi parasit usus dengan usia dan tingkat pendidikan (Chi-square, p<0,05), sementara tidak didapatkan hubungan bermakna pada prevalensi infeksi parasit usus dengan kedua jenis kelamin (Fischer, p>0,05). Disimpulkan bahwa prevalensi infeksi parasit usus pada anak panti asuhan di Jakarta Timur tahun 2012 berhubungan dengan usia dan tingkat pendidikan, namun tidak berhubungan dengan jenis kelamin.

This research was conducted to find the prevalance of intestinal parasitic infection on Children in an orphanage located in East Jakarta, in the year of 2012. The research design was done by using cross-sectional design. A number of 155 children was taken as a sample for the research by collecting their feces. The data and specimen were collected on 10th of May 2012. About 50 samples were examined in laboratory with microscope and lugol 1% staining. The results from the examination were processed with SPSS version 11.5. The result were then analyzed with Chi-square and Fischer Exact.
The result shows prevalence of the intestinal parasitic infection from the 50 children in Orphanage X examined 16 (32%) children, with the details of 13 (26%) B.hominis, 4 (8%) G.lamblia, and 1 (2%) B.hominis + G.lamblia infection. From the results, we could see a significant relation between the prevalence of intestinal parasitic infection with age and education level (Chi-square, p<0,05), while there were no significant relation between the prevalence of intestinal parasitic infection and gender (Fischer, p>0,05). It is concluded that the prevalence of intestinal parasitic infection related to age and education level, but not related with gender."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvina Karyadi
"ABSTRACT
The study was conducted to investigate whether the intestinal helminthiasis influence the acute phase response (APR), nutritional status and iron status, and the impact of anthelminthic treatment on the APR and iron status among school children 8 - 11 years old in SD 01 and 02 Papanggo, Tanjung Priok, North Jakarta. The prevalence of helminthiasis among these children was regarding to Ascaris lumbricoides 81.6 %, T richuris Trichiura 88.3 % and mixed infection A.lumbricoides and T : trichiura 70 %. Of 120 children enrolled in this study, 59 children received a single 400 mg dose Albendazole, 61 children received placebo.
The design of this study was a cross sectional association study combined with a randomized, doubly-masked, community intervention trial. At the beginning of the study, anthropometric measurements were taken. In addition, stool samples, plasma iron, hemoglobin, C-reactive protein (CRP), White Blood Cell (WBC), Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR), Interleukin-1 (IL-I), Interleuldn-6 (IL-6) and Tumor Necrosis Factor (TNF) concentrations were determined prior to the interventions and 10 days after.
The children with Z-score of WFA, WFH and FIFA less than -2 were 24,2 %, 6,7 % and 19.2 %, respectively. Of 30 % of the subjects were anemic (Hb <12 g /dl) and 21.6 % had plasma iron levels below normal (male < 59 µg/dl, female < 37µg/dl).
CRP,IL-1,IL-6 and TNF showed normal values in both groups before and 10 days after treatment. ESR was significantly increased in both groups 10 days after treatment. Within group increases in WBC count was significant only in the treatment group.
Plasma iron concentration was significantly increased in the treatment group (P = < 0.05) whereas it was significantly decreased in the placebo group (P = < 0.05). Increases in hemoglobin level in the treatment group and the decrease in the control group were no statistically significant.
This study concluded that the APR were normal during the intestinal helminthiasis and the intensity of infection were not proportional with the APR level, The helminth treatment with single 400 mg dose of Albendazole has not only a significant effect on decreasing worm burden but also a rise in plasma iron."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sacha Audindra
"Latar Belakang: Prevalensi infeksi parasit usus masih tinggi di Indonesia, terutama pada anak-anak usia sekolah karena beberapa faktor termasuk kebersihan yang buruk, faktor sosial ekonomi, perilaku, dan penduduk yang padat. Saat ini faktor-faktor tersebut masih ditemukan di Indonesia, sehingga angka infeksi masih tinggi. Nutrisi dan infeksi parasit memiliki hubungan erat. Infeksi parasite usus dapat menyebabkan gangguan penyerapan makanan dan status gizi pada anak usia sekolah yang membutuhkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh. Infeksi parasit usus sebagai penyebab kekurangan gizi masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat dan dapat menunda pertumbuhan anak.Metode: Sampel diperoleh dari SDN Kalibata 04, Jakarta Selatan dengan cara mengumpulkan tinja dari murid kelas 1-5. Secara total ada 157 anak mengumpulkan sampel mereka. Pemeriksaan langsung dari tinja dilakukan di Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia menggunakan lugol dan eosin. Data status gizi didapatkan dengan pemeriksaan fisik langsung berat dan tinggi badan yang digunakan untuk menghitung persentil indeks massa tubuh IMT. Setelah itu, data dianalisis menggunakan uji Chi-square; SPSS versi 20 untuk mengetahui apakah ada hubungan antara infeksi parasit usus dan status gizi.Hasil: Sampel diperiksa sebanyak 157 tinja dan ditemukan adanya 60 anak 38.2 positif terinfeksi dengan berbagai macam parasit. Sebagian besar infeksi disebabkan oleh B. hominis, yang menginfeksi 44 anak 69,4. Infeksi lain disebabkan oleh G. intestinalis 15,3, T. trichiura 1,4, cacing tambang 1,4, dan infeksi campuran B. hominis dan E. coli 4,2 , dan B.hominis dengan G. intestinalis 4,2. Dari total anak yang terinfeksi, 17 anak 28,3 memiliki IMT di bawah 5 persentil, dianggap sebagai kekurangan gizi. Secara statistik, terdapat hubungan antara infeksi parasit usus dan status gizi di SDN Kalibata 04, Jakarta Selatan. Kesimpulan: Kejadian infeksi parasit usus di SDN Kalibata 04 adalah 38,2 dengan 28,3 dari anak-anak yang terinfeksi memiliki gizi kurang. Pada penelitian ini bisa disimpulkan ada hubungan antara infeksi parasit usus dan status gizi di SDN Kalibata 04, Jakarta Selatan.

Background Prevalence of intestinal parasitic infection still high in Indonesia, especially in the school aged children. Several factors including poor hygiene, socioeconomic factors, behavior, and crowded population have a contribution in this high prevalence. Nutrition and parasitic infection are closely linked. Intestinal parasitic infection can cause malabsorption and malnutrition especially in school aged children while they need adequate nutrition intake to grow. Therefore, intestinal parasite infection in school aged children is become a major public health problem since it will delay their growth.Methods Sample is obtained from SDN Kalibata 04, South Jakarta by collecting the children's stool from 1st 5th grade. Direct examination of the stool is conducted in the Parasitology Department, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia by Lugol and eosin staining. Additionally, data of nutritional status was obtained by direct physical examination of the weight and height of the children and then they were used to calculate the BMI percentile. Thereafter, data was analyzed using Chi square test, SPSS version 20 to know is there any association between intestinal parasitic infection and nutritional status.Results From the total 157 stool examined in the laboratory, there were 60 38.2 children positively infected with various kinds of intestinal parasites. Mostly the infection is caused by B. hominis, which infect 44 children 69.4 . Other infection is caused by G. intestinalis 15.3, T. trichiura 1.4, hookworm 1.4, and mixed infection of B. hominis and E. coli 4.2, and B.hominis with G. intestinalis 4.2 . From the total of infected children, 17 children 28.3 have BMI below 5th percentile, and it was considered as malnourished. Moreover, 67 uninfected children have healthy weight. Statistically, there is association between intestinal parasitic infection and nutritional status in SDN Kalibata 04, South Jakarta. Conclusion The incidence of intestinal parasitic infection in SDN Kalibata 04 is 38.2. Moreover, 28.3 of the infected children were malnourished and it is suggested that children with intestinal parasite infection has low nutritional status in SDN Kalibata 04, South Jakarta. "
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arin Aulia Rahma
"Infeksi parasit usus merupakan salah satu infeksi parasit yang paling umum di negara berkembang. Penyakit ini memiliki berbagai dampak dalam berbagai aspek kehidupan seperti pertumbuhan dan perkembangan anak, status gizi, dan anemia. Sebuah studi cross sectional dilakukan pada bulan Mei, 2015, di antara 157 siswa SD di Jakarta Selatan, Indonesia. Kuesioner digunakan untuk menilai kebersihan pribadi dari subyek penelitian. Sampel feses dikumpulkan dari subyek penelitian dan diperiksa menggunakan teknik pemeriksaan langsung untuk mengidentifikasi parasit di usus. Analisis regresi logistik bivariat dilakukan dan signifikansi ditentukan oleh nilai P kurang dari 0,05. Insiden keseluruhan infeksi parasit usus adalah 38,2. Parasit yang paling dominan adalah B. hominis 44 69,4 diikuti oleh G.intestinalis 8 15,3, E.coli 3 1,9, cacing tambang 1 1,4 dan T. trichiura 1 1,4. Tidak ada perbedaan signifikan antara insidensi infeksi parasit usus dengan penggunaan alas kaki p = 0,972, pemotongan kuku seminggu sekali p = 0.718, mencuci tangan sebelum makan p = 0.688, dan mencuci tangan setelah buang air besar p = 0,618, Namun ada hubungan yang signifikan antara kebersihan kuku dan IPI. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kejadian IPI dengan kebersihan pribadi pada aspek kebersihan kuku, menunjukkan kebutuhan intervensi seperti pendidikan kesehatan pada perilaku kebersihan kuku.

Intestinal parasitic infection is still one of the most prevalent parasitic infections in developing countries. This disease may have several impacts in children rsquo s growth and development, nutritional status, and anemia. A cross sectional study was performed in May, 2015, among 157 pupils in a primary school in South Jakarta, Indonesia. Structured questionnaire was developed to assess the personal hygiene behavior of the students. Faecal samples were collected from study subjects. A bivariate analysis was done. The overall incidence of intestinal parasite infections of 157 students finding was 38,2. The most predominant parasite was B. hominis in 44 students 69,4 followed by G.intestinalis in 8 students 15,3, E.coli in 3 students 1,9, Hookworm in 1 students 1,4 and T.trichiura in 1 students 1.4. There is no significant difference between prevalence of Intestinal Parasitic Infection with footwear usage p 0.972, nail cutting once a week p 0,718, handwashing before meal p 0,688, handwashing after defecations p 0.618, however there is a significant relation between nail cleanlilness p 0.03 and IPI. It can be conclude that there is a significant association between incidence of IPI with personal hygiene on nail cleanliness aspect indicating the requirement of interventions like health education on the nail hygiene behaviour.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>