Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52438 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Leni Magdalena
"Studi pendahuhian untuk melihat efek diuretik ekstrak buah Ananas comosus L. terhadap tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar telah dilakukan. Pencekokan diberikan dengan larutan kontrol dan dengan perbandingan dosis larutan murni : akuabidestilata 1: 3, ! 2, 1 : I clan I : 0 I ml/1 00 g berat badan. Pengaruh pencekokan terhadap volume urin dapat diketahul 6 jam sesudah pencekokan. Uji statistik terhadap hasH percobaan menunjukkan bahwa ekstrak buah Ananas cotnosus dengan dosis larutan murni akuabidestilata 1 2, 1 mI/i 00 g berat badan tidak mempengaruhi volume total urin, tetapi dosis larutan murni : akuabidestilata I 3 I mlIIOO g berat badan meningkatkan volume total i.win. Dengan demikian Ananas cornosus dengan konsentrasi tersebut mempunyai efek diuretik terhadap tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Chadizah
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S32289
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Muliasari
"Dislipidemia merupakan faktor risiko primer untuk penyakit jantung koroner (PJK). Penurunan lipid telah terbukti dapat menurunkan risiko terjadinya PJK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek obat X terhadap penurunan kadar kolesterol, trigliserida, kolesterol LDL dan peningkatan kadar kolesterol HDL pada tikus putih jantan yang diberi diit tinggi kolesterol. Bahan uji digunakan obat X (sintesa lovastatin). Induksi hiperkolesterolemia dilakukan secara eksogen dengan kuning telur, larutan sukrosa 65%, lemak hewan dan secara endogen dengan propiltiourasil 0,01%. Penetapan kadar secara spektrofotometri dengan metode enzimatik fotometrik (CHOD-PAP) dan enzimatik kolorimetrik menggunakan gliserol-3-fosfat-oksidase (GPO).
Hasil menunjukkan bahwa pemberian obat X dengan dosis 1,8 mg/200 g bb/hari dan 3,6 mg/200 g bb/hari selama 8 minggu belum dapat menurunkan kadar kolesterol total secara bermakna tetapi dengan dosis 3,6 mg/200 g bb/hari dapat menurunkan kadar trigliserida dan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL.

Dislipidemia is a primary risk factor for coronary heart disease. Reduction of lipid level have been proved to reduce the risk of the coronary heart disease. The purpose of this research was to found the effect of drug "X" reduced the cholesterol level, triglycerides, LDL cholesterol and increase of HDL cholesterol level in male albino rats which gave foods high cholesterol. The experiment materials were the drug X (lovastatin synthesis). A hypercholesterolemia had been done exogen induced with egg yolk, 65% sucrose solution, animal fat, and by endogen with 0,01% propylthiouracil. The measurement had been done by spectrophotometer with enzymatic photometric method (CHOD-PAP) and enzymatic colorimetric used the gliserol-3-phospat oxydace (GPO).
The result indicated what a given dose 1,8 mg/200 body weight/day and 3,6 mg/200 body weight/day during 8 week could not reduce the total cholesterol level significantly but with at dose 3,6 mg/200 g body weight/day can decrease the triglycerides level, LDL cholesterol level and increase HDL cholesterol level."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, 2006
S32794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pricellya
"Penyakit Diabetes Melitus bila tidak dikontrol dengan baik dapat mengakibatkan
berbagai komplikasi, salah satunya hipertensi. Losartan merupakan antihipertensi
golongan Angiotensin Receptor Blocker yang umum digunakan oleh penderita
hipertensi-diabetes. Metformin merupakan obat antidiabetes golongan biguanid
yang biasa digunakan oleh penderita diabetes tipe II. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian losartan terhadap penurunan kadar glukosa
darah oleh metformin pada tikus putih jantan. Penelitian dilakukan dengan
rancangan acak lengkap menggunakan 25 ekor tikus putih jantan galur Sprague-
Dawley yang terbagi dalam 5 kelompok : (1) kontrol normal yang hanya diberi
akuades; (2) kontrol metformin (90mg/200 g bb); (3) kontrol losartan (18mg/200g
bb); (4) diberikan larutan kalium losartan dosis I (9 mg/200 g bb) dan larutan
metformin hidroklorida (90 mg/200 g bb); (5) diberikan larutan kalium losartan
dosis II (18 mg/200 g bb) dan larutan metformin hidroklorida (90 mg/200 g bb).
Semua larutan uji diberikan secara per oral. Satu setengah jam setelah perlakuan,
masing-masing tikus diberikan larutan glukosa monohidrat secara per oral dengan
dosis 440 mg/200 g bb tikus. Kadar glukosa darah diukur pada menit ke 0,90,
105,120,135,150,165,180,195,dan 210 menggunakan glukometer. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian losartan memberikan pengaruh terhadap
penurunan kadar glukosa darah oleh metformin pada tikus putih jantan dengan
menurunkan kadar glukosa darah pada waktu 15-120 menit setelah pemberian
glukosa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33124
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Luciana
"ABSTRAK
Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan 2 atau lebih obat secara bersamaan contohnya pada pasien Diabetes Melitus yang mengalami komplikasi sehinggaharus mengkonsumsi baik obat antidiabetik maupun antihipertensi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui interaksi antara antidiabetik metformin HCl dan antihipertensi kaptopril yang difokuskan terhadap kadar menggunakan 25 ekor tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang terbagi dalam 5 kelompok. Larutan uji diberikan secara per oral, yaitu metformin HCldiberikan hanya dengan 1 dosis (90 mg/200 g bb tikus), sedangkan larutan kaptopril diberikan dengan 2 dosis, yaitu dosis 1 (4,5 mg/200 g bb tikus) dan dosis 2 (9 mg/200 g bb tikus). Penelitian ini menggunakan 2 kelompok kontrol, yaitukontrol metformin (90 mg/200 mg bb tikus) dan kontrol kaptopril (9 mg/200 g bb tikus). Setelah perlakuan, 1 jam kemudian setiap kelompok diberikan larutan glukosa dengan dosis 440 mg/200 g bb tikus per oral. Darah diambil pada menitke 30, 60, 90, 120, dan 150 untuk dihitung kadar glukosanya mengunakan glukometer AccuCheck Active. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kaptopril dapat meningkatkan kadar glukosa darah pada menit ke 60-90 setelah pemberian glukosa sehingga mengganggu kerja metformin HCl dalam menurunkan glukosadarah namun masih dalam batas kadar glukosa darah normal.

ABSTRACT
Drug interaction can happen when 2 or more drugs were consumed altogether inthe same time, for example a diabetic patien who has hypertension as complication has to consume antidiabetic and antihypertensive drug altogether. This research has been done to know the interaction between antidiabeticmetformin HCl and antihypertensive captopril on blood glucose level, which using complete random design on 25 Sprague-Dawley male albino rats. The ratswere divided into 5 groups. Drug solution were given orally. There were no variant dose for metformin HC1 (90 mg/200 g body weight of rat), but captopril were given in 2 variant dose (4,5 and 9 mg/200 g body weight of rat). There were 2 control groups, metformin control group (90 mg/200 g body weight of rat) andcaptopril control group (9 mg/2o0 g body weight of rat). One hour after giving drug solution, each rat was given glucose solution 440 mg/200 g body weight of rat orally. Blood was collected at 30, 60, 90, 120, and 150 minutes. Glucose blood level was determined by glucometer AccuChek Active. The result of the researchshows that captopril can disturb the work of metformin on reducing blood glucose level by increasing blood glucose level on 60-90 minutes after giving glucose solution but still in normal blood glucose range."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33170
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Ismayani Fatimah
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S32833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwindere, Winny
"Protein sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Mutu protein ditentukan oleh kandungan asam aminonya, terutama asam amino esensiil. Umumnya protein hewani mengandung asam amino esensiil yang lebih lengkap dibandingkan protein nabati.
Cacing tanah merupakan salah satu jenis hewan yang mempunyai potensi sebagai sumber protein bermutu tinggi yang belum banyak dimanfaatkan. kandungan protein cacing tanah berkisar 64-72% dari berat keringnya, lebih tinggi dibandingkan dengan tepung ikan dan tepung daging serta memiliki kualitas yang lebih baik, karena mengandung asam amino esensiil yang tinggi dan lengkap (Gaddie & Douglas; Catalan).
Selain menghasilkan bahan baku makanan sumber protein hewani dan pupuk organik berkualitas tinggi, usaha budidaya cacing tanah membantu mengurangi timbulnya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah organik (Catalan).
Penelitian eksperimental pada 60 ekor tikus putih jantan galur "Wistar" berumur 21 hari selama 9 minggu, yang dibagi menjadi 5 kelompok dan masing-masing diberi makanan dengan campuran tepung cacing tanah dan tepung ikan berbeda. Kelompok R-0, diberi makanan basal (mengandung 12% tepung ikan) sebagai kontrol, kelompok R-1, diberi makanan percobaan 1 (mengandung 3% tepung cacing' tanah dan 9% tepung ikan), kelompok R-2, diberi makanan percobaan 2 (mengandung 6% tepung cacing tanah dan 6% tepung ikan), kelompok R-3 diberi makanan percobaan 3 (mengandung 9% tepung cacing tanah dan 3% tepung ikan) dan kelompok R-4 diberi makanan percobaan 4 (mengandung 12% tepung cacing. tanah). Secara keseluruhan, makanan percobaan dibuat dengan kadar protein yang sama, yaitu t 25%.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap, terdiri atas 5 perlakuan yang diulang 4 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode Sidik Ragam (Uji F) untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan, serta analisis signifikansi dengan metode Uji Jarak Berganda Duncan untuk mengetahui tingkat perbedaan di antara perlakuan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penggunaan tepung cacing tanah 9% dan tepung ikan 3W dalam ransum dapat meningkatkan produktivitas tikus yang sangat bermakna. Hal ini ditunjukkan oleh tingginya pertumbuhan dan Nilai Nisbah Efisiensi Protein.
Sedangkan penggunaan tepung cacing tanah sebagai sumber protein hewani tunggal sebanyak 12% dalam makanan, mengakibatkan terjadinya penurunan pertumbuhan dan Nilai Nisbah Efisiensi Protein yang sangat bermakna, diduga adanya kekurangan atau / dan ketidak seimbangan Kalsium dan Fosfor.

The role of protein in body growth and development has been known. Its quality pointed by essential amino acids content. Generally, animal contain these proteins more complete than plant.
Earthworm starch is one of animals which is potential as grade A protein source but has not widely used. The content is 64-72% of its net weight, higher than fish starch or meat starch, and with better quality essential amino acids. Besides being raw material of high quality animal protein source, cultivation of earthworm diminishing environmental pollution by organic waste products.
Experimental study on 6O Wistar derived rats of male sex, age 21 days, has been done for 9 weeks; divided into 5 groups, each was feeded by different mix of earthworm starch and fish starch. R-O group got basal food of 12% fish starch as control, R-1 group had trial food 1 of 3k earthworm starch and 9W fish starch, R-2 group took trial food 2 (6% earthworm starch and 6% fish starch), R-3 group got trial food 3 (9$ earthworm starch and 3% fish starch) and R-4 group had trial food 4 contained 12% earthworm starch. As a whole, trial nutrition had the same (12%) protein content.
The experimental design reffered to complete randomized design, consists of 5 experiments repeated 4 times. Data collected was analyzed by random print method (F trial) to know how far was the treatment influence; and also significancy analysis with Duncan Double distance experiment to find out the difference in every treatment. The result show that composition of 9% earthworm starch and 3% fish starch in nutrition can enhancing rats productivity significantly as shown by the high growth and Protein efficiency ratio.
The utilization of earthworm starch as 12% single animal protein source in nutrition, lowering the growth and protein efficiency ratio significantly, may be of lacking or imbalance in Calcium and Phosphor concentration.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>