Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7156 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Titik Haryanti
"Abstrak
"
Depok: Universitas Indonesia, 2019
613 KESMAS 13:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yona Kurnia Sari
"Dampak HIV/AIDS menimbulkan stres pada orang dengan HIV/AIDS. Salah satu cara untuk mengurangi stress adalah mencari dukungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan tingkat stress orang dengan HIV/AIDS dikota Depok. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional terhadap 77 orang dengan HIV/AIDS dengan menggunakan metode pengampilan sampel consequtive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu Medical Outcomes Sosial Support Survey HIV (MOSS-HIV) dan Perceives Stress Scale HIV (PSS-HIV).
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa dukungan sosial yang diterima responden tergolong tinggi (55,8%) dan tingkat stress responden berada dalam kategori stress berat (80,5%). Hasil analisis bivariat menemukan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat stress (p value < 0,05). Hasil penelitian ini merekomendasikan dukungan sosial sebagai salah satu cara untuk membantu orang dengan HIV/AIDS menurunkan tingkat stressnya, dengan memberikan prioritas yang lebih pada dukungan materi.

The impact of HIV / AIDS cause stress to people living with HIV/AIDS (PLWHA). Way to reduce stress is to seek social support. The purpose of this study was to determine the relationship of social support and stress levels of people with HIV / AIDS in Depok city. The study design was descriptive correlation with cross sectional study of 77 people with HIV / AIDS by using a consequtive method sampling. Instruments used namely Medical Outcomes Survey of Social Support HIV (HIV-MOSS) and Perceives HIV Stress Scale (PSS-HIV).
The results of this study found that the social support received by respondents is high (55,8%) and stress levels of respondents mostly were in severe stress (80,5%). The results of the bivariate analysis found that there is a relationship between social support and stress levels (p value <0.05). The results of this study recommend social support as a way to help people with HIV / AIDS reduces the stress level, by giving higher priority to the material support.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Measures of personality and social psychological constructs assists researchers and practitioners by identifying and reviewing the best scales/measures for a variety of constructs. Each chapter discusses test validity, reliability, and utility. Authors have focused on the most often used and cited scales/measures, with a particular emphasis on those published in recent years. Each scale is identified and described, the sample on which it was developed is summarized, and reliability and validity data are presented, followed by presentation of the scale, in full or in part, where such permission has been obtained.
Measures fall into five broad groups. The emotional disposition section reviews measures of general affective tendencies, and/or cognitive dispositions closely linked to emotion. These measures include hope and optimism, anger and hostility, life satisfaction, self-esteem, confidence, and affect dimensions. Emotion regulation scales go beyond general dispositions to measure factors that may contribute to understanding and managing emotions. These measures include alexithymia, empathy, resiliency, coping, sensation seeking, and ability and trait emotional intelligence. The interpersonal styles section introduces some traditional social?psychological themes in the context of personality assessment. These measures include adult attachment, concerns with public image and social evaluation, and forgiveness. The vices and virtues section reflects adherence to moral standards as an individual characteristic shaped by sociocultural influences and personality. These measures include values and moral personality, religiosity, dark personalities (Machiavellianism,narcissism, and subclinical psychopathy), and perfectionism. The sociocultural interaction and conflict section addresses relationships between different groups and associated attitudes. These measures include cross-cultural values, personality and beliefs, intergroup contact, stereotyping and prejudice, attitudes towards sexual orientation, and personality across cultures."
Lengkap +
London, UK : Academic Press, 2015
e20427280
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Erwan
"Berdasarkan data Pusdatin Kementerian Kesehatan tahun 2019, jumlah penderita baru HIV/AIDS di Indonesia yaitu sebanyak 50.282 kasus. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2019 merupakan tahun tertinggi kasus HIV di Indonesia dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 30.935 kasus, tahun 2016 sebanyak 41.250 kasus, tahun 2017 sebanyak 48.3000 kasus, tahun 2018 sebanyak 46.650 kasus. Banyaknya jumlah orang yang positif HIV/AIDS tersebut diperlukan upaya rehabilitasi sosial bagi para penderita HIV/AIDS. Upaya rehabilitasi sosial tersebut dilakukan melalui program rehabilitasi sosial bagi Orang Dengan HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi program rehabilitasi sosial Orang Dengan HIV/AIDS dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pencapaian hasil (outcome) program tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap bimbingan (terapi kesehatan) belum berhasil mengubah mindset klien YD. Klien YD masih memiliki kecenderungan melakukan hubungan seksual beresiko. Tahap bimbingan (terapi sosial) belum berhasil mengubah mindset klien YD. Klien YD belum mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Tahap bimbingan (terapi fisik) sudah berhasil mengubah mindset klien EPK. Klien EPK sudah melakukan pola hidup sehat yang ditunjukkan dengan makan makanan dengan gizi seimbang dan menerapkan pola hidup yang teratur. Tahap bimbingan (terapi sosial) sudah berhasil mengubah mindset klien IS dan ST. Hal tersebut ditunjukkan dengan klien IS dan ST yang sudah patuh/adherence dalam minum obat. Tahap bimbingan (terapi kesehatan) belum berhasil mengubah mindset klien IS. Hal tersebut ditunjukkan dengan klien IS yang belum berkomitmen untuk menjalani pola hidup sehat dengan masih melakukan aktivitas merokok. Faktor pendukung pencapaian hasil (outcome) dalam Program Rehabilitasi Sosial Orang Dengan HIV/AIDS yaitu motivasi yang ditunjukkan dengan adanya kesadaran klien untuk menambah pengetahuan tentang HIV/AIDS dan menambah keterampilan. Kemudian, dukungan keluarga juga sudah ditunjukkan dengan kunjungan orang tua klien ke loka dan faktor lingkungan ditunjukkan dengan lokasi tempat tinggal klien yang aman dari pergaulan bebas. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu kualitas sumber daya pendamping. Hal tersebut ditunjukkan dengan terbatasnya pegawai yang mengurusi administrasi sehingga para pekerja sosial harus menjalankan fungsi administrasi loka. Selain itu, para pekerja sosial belum bersertifikat pekerja sosial. Faktor penghambat lainnya yaitu kualitas bimbingan. Hal tersebut ditunjukkan dengan waktu layanan yang terbatas sehingga bimbingan tidak berjalan maksimal.

According to the data of Ministry of Health’s Information and Data Centre of 2019, the number of new people with HIV/AIDS in Indonesia is 50.282 cases. That data shows that 2019 is the peak year of HIV case in Indonesia compared to 2015 which is 30.935 cases, in 2016 is 41.250 cases, in 2017 is 48.300 cases, in 2018 is 46.650 cases. The large number of people who are positive for HIV/AIDS needs an effort for social rehabilitation for those infected HIV/AIDS. That social rehabilitation treatment is conducted through social rehabilitation program for people with HIV/AIDS. The objective of this research is to evaluate the social rehabilitation program of People with HIV/AIDS and to identify the supporting and obstacle factors in achieving the outcome of the program. The result of the research shows that the counselling stage (health therapy) has not been successful to change the mindset of client YD. Client YD still has a trend to commit a risky sexual intercourse. The counselling stage (social therapy) has not been successful to change the mindset of client YD. Client YD has not been able to adapt with his environment. The counselling stage (physical therapy) has been successful to change the mindset of client EPK. Client EPK has conducted a healthy lifestyle which is indicated by consuming balanced nutrition foods and applying a healthy lifestyle. The counselling stage (social therapy) has been successful to change the mindset of client IS and ST. That matter is shown by the client IS and ST who have been obedient/adherence in taking the medicines. The counselling stage (health therapy) has not been successful to change the mindset. That matter is shown by client IS who has not been committed to conduct a healthy lifestyle by still smoking. The supporting factor of the successful achievement (outcome) in the Social Rehabilitation Program of People with HIV/AIDS that is motivation which is shown by the existance of the client's awareness to add their knowledge about HIV/AIDS and to add their skills. Further, the family support has also been shown by the client's parents visitation to the location and the environmental factor which is shown with a safe location for the client from promiscuity. Meanwhile the obstacle factor is the human resource quality of the assistant. That factor is shown by the limited number of employees who take care of the administration so that the social workers should do the institution’s administration function. Besides, the social workers have not been certified for their intended position. That is shown by limited time of service so that the counselling does not run maximally."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Agustanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup ODHA di Bandar Lampung, khususnya yang bergabung dalam LSM Sakurai Support Group, yang berjumlah 54 orang. Desain yang digunakan adalah desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Analisis yang dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian untuk sumber dukungan didapatkan bahwa keseluruhan responden menyatakan mendapat dukungan, balk dari keluarga, teman, tenaga profesional dan non profesional. Dimensi dukungan materil instrumental, dukungan emosi/psikologis dan dukungan penghargaan didapatkan jumlah yang berimbang antara yang mendapat dukungan balk dan tidak balk. Sedangkan untuk dimensi dukungan integritas sosial dan informasi, sebagian besar responden mendapatkan dukungan baik. Jumlah responden yang memiliki kualitas hidup baik juga berimbang antara yang baik dan tidak balk. Analisis hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup dengan menggunakan uji Chi Square dengan a < 0,05, terlihat ada hubungan yang bermakna antara dukungan emosi, penghargaan dan informasi dengan kualitas hidup (p Value 0,05). Uji regresi Iogistik terhadap 5 (lima) variabe! yang memenuhi syarat untuk analisis multivariat ditemukan bahwa ada 2 (dua) variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kualitas hidup yaitu dukungan penghargaan dan dukungan informasi. Hasil akhir analisis multivariat didapatkan bahwa dukungan penghargaanlah yang paling dominan berhubungan dengan kualitas hidup ODHA (p = 0,000). Pihak pemerintah maupun institusi pelayanan kesehatan, khususnya Puskesmas disarankan dapat membuat program dukungan sosial bagi ODHA baik program jangka panjang maupun jangka pendek. Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan berperan aktif dalam memberikan dukungan sosial bagi ODHA. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan desain eksperimen maupun penelitian kualitatif untuk mengetahui efektifitas dukungan sosial yang diberikan pada ODHA dan dimensi dukungan yang paling diharapkan ODHA untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

The purpose of this study is to examine the correlation between social support and quality of life of people with HIV/AIDS (PHlV/AIDS) in Bandar Lampung, especially those who joined in Saburai Support Group's non-governmental organization (NGO). The total respondent of this study were 54 persons, male and female. This study used correlation descriptive design with cross sectional approach. The method of data analysis was univariate, bivariate, and multivariate. The descriptive results showed that all respondents got the social support from all sources such as from family, friends, professionals, and non-professionals. It also showed that respondents got an equal support for instrumental/material, emotional/psychological, and esteem dimensions of social support. Therefore, all respondents categorized in good social support both from social integrity and informational dimensions of social support. For the quality of life variable, this study showed that respondents had an equal result both from good and bad category. To measure the correlation between social support and quality of life, this study using the Chi Square test with cc < 0.05. The result indicated that there is a significant correlation between emotional, esteem and informational support with quality of life (p<0.05). The multiple logistic regression analysis informs that 5 variables could be used in multivariate analysis properly, and 2 variables -that are esteem and informational support- were significantly correlated to quality of life. This study - using multivariate analysis-found that esteem support is the dominant factor to quality of life of PHIVIAIDS (p=0.000). This finding of this study suggests that the government and the health service institutions should make short and long programe about social support for PHIVIAIDS. The suggestions for the community are to encourage for H1V/AIDS information actively, minimize the discrimination and develop new health centre/ NGO which are concern to PHIVIAIDS. The new researcher can used disaign eksperiment research or kualitative research. So then, social support from any kind of sources could be optimized."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayu Handayani
"ABSTRAK
Stigma dan diskriminasi yang banyak dialami oleh gay dengan HIV/AIDS dapat
mengakibatkan berbagai masalah psikososial, salah satunya adalah harga diri.
Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kemampuannya beradaptasi dalam
lingkungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah menguraikan harga diri kaum gay
dengan HIV/AIDS dalam melakukan adaptasi sosial. Ini adalah penelitian
kualitatif dengan jumlah partisipan sebanyak sembilan orang yang berdomisili di
Kota Ciamis dan Banjar, Jawa Barat-Indonesia yang direkrut melalui metode
snowball sampling dan data dianalisa menggunakan tematik. Hasil penelitian
menghasilkan empat tema yaitu: 1) Kondisi harga diri gay dengan HIV/AIDS, 2)
Pengaruh harga diri terhadap adaptasi sosial, 3) Mekanisme koping dalam
melakukan adaptasi sosial, dan 4) Harapan untuk masa depan. Kesimpulannya
yaitu harga diri kaum gay dengan HIV/AIDS dipengaruhi oleh adanya stigma dan
pandangan negatif masyarakat dalam bersosialisasi. Penelitian ini
merekomendasikan adanya pedoman khusus untuk mengetahui dan menangani
masalah harga diri kaum gay dengan HIV/AIDS di lembaga swadaya masyarakat
dan pelayanan kesehatan.

ABSTRACT
Stigma and discrimination among gay with HIV/AIDS can lead to psychosocial
problems, one of them is low self-esteem. This condition may affect them to adapt
as a gay and HIV/AIDS. The purpose of this study is to describe the dignity of gay
with HIV/AIDS in social adaptation. The research was a descriptive qualitative
and through snowball sampling method, 9 participants were recruited. Data
analysis used thematic analysis. The results of this study are four themes: 1) selfesteem
condition, 2) the influence of self-esteem in social adaptation, 3) coping
strategies in social adaptation, And 4) Hope for the future. The conclusion of this
study is that self esteem of gay with HIV/AIDS affected by stigma and negative
response of society in socializing. This study recommends a guideline for
knowing and managing self esteem among gay with HIV/AIDS in Non-
Governmental Organizations and Health Services."
Lengkap +
2017
T47770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Agustin
"Penelitian ini membahas tentang psikososial remaja dengan HIV pasca pembukaan status yang ditinjau menggunakan kerangka analisis penyesuaian psikososial dari tahapan Stage Models dan mengidentifikasi bentuk serta sumber dukungan sosial yang diterima. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi fenomenologi dan pencarian informan menggunakan teknik snowball sampling. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi lapangan terhadap 5 (lima) informan utama usia 18-20 tahun yang telah mengetahui status seropositif HIV yang dimiliki, dan 3 (tiga) informan pendukung sebagai pengasuh. Waktu pengumpulan data dilakukan mulai dari bulan Maret hingga bulan Mei 2023. Penelitian ini juga bertujuan untuk memahami bagaimana proses pembukaan status HIV kepada ADHA, kondisi psikososial yang dialami remaja ketika mengetahui status HIV, dan bentuk-bentuk dukungan sosial yang diterima oleh remaja selama proses penerimaan diri terhadap status HIV yang dimiliki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembukaan status yang tidak diimbangi dengan informasi memadai tentang HIV, membuat anak kebingungan sehingga memiliki pengetahuan dan regulasi diri yang rendah. Selain itu, dinamika psikososial yang terjadi pada remaja pasca mengetahui status HIV mengalami kondisi akhir yang dicapai dalam bentuk penerimaan diri ataupun penolakan diri. Penerimaan diri dicerminkan dengan adanya kemandirian, penguasaan diri, serta kepatuhan menjalani pengobatan, sedangkan penolakan diri ditunjukkan dengan kecemasan, depresi, rendahnya harga diri, dan ketidakpatuhan menjalani pengobatan. Di samping itu, dukungan sosial pasca pembukaan status berasal dari anggota keluarga, teman sebaya, pasangan, maupun lembaga. Kehadiran dukungan sosial mendorong penerimaan diri pada remaja dengan HIV. Remaja dengan dukungan sosial yang penuh dan konsisten memiliki harga diri yang tinggi serta pandangan hidup lebih positif jika dibandingkan dengan remaja yang kurang mendapatkan dukungan sosial.

This study discusses the psychosocial adjustment of adolescents with HIV after the disclosure of their status using the Stage Models' psychosocial adjustment analysis framework and identifies the forms and sources of social support received. This research uses a qualitative method with a phenomenological study research type and informant search using snowball sampling technique. Research data was collected through in-depth interviews and field observations of 5 (five) main informants aged 18-20 years who already knew their HIV seropositive status, and 3 (three) supporting informants as caregivers. The time of data collection was carrie out from March to May 2023. This study also aims to understand how the process of opening HIV status to ADHA, psychosocial conditions experienced by adolescents when knowing HIV status, and forms of social support received by adolescents during the process of self-acceptance of their HIV status. The results showed that the disclosure of status that is not balanced with adequate information about HIV, makes children confused so that they have low knowledge and self-regulation. In addition, the psychosocial dynamics that occur in adolescents after knowing their HIV status experience the final condition achieved in the form of self-acceptance or self-rejection. Self-acceptance is reflected in the presence of independence, self-control, and compliance with treatment, while self-rejection is indicated by anxiety, depression, low self-esteem, and non-compliance with treatment. In addition, post-opening social support comes from family members, peers, partners, and foundations. The presence of social support promotes self-acceptance in adolescents with HIV. Adolescents with full and consistent social support have high self-esteem and a more positive view on life when compared to adolescents who lack social support.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairina Widyanti
"Penelitian ini ingin melihat hubungan antara dukungan sosial yang diberikan oleh orang-orang di sekitar subjek dengan kepatuhan subjek dalam menjalani terapi antiretroviral (ARV). Subjek penelitian berjumlah 40 orang, mayoritas berjenis kelamin laki-laki (38 orang). Data penelitian dimabil dengan menggunakan metode self report (laporan pribadi subjek penelitian) yang berbentuk kuesioner. Data penelitian ini kemudian diolah oleh peneliti dengan menggunakan teknik penghitungan korelasi pearson product moment.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi mengenai jumlah dukungan sosial yang diterima subjek tidak berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan menjalani terapi ARV-nya. Begitu juga dengan persepsi kepuasan terhadap dukungan sosial yang diterimanya. Namun, jika diteliti lebih lanjut, terdapat satu item mengenai persepsi kepuasan terhadap dukungan sosial yang diterima subjek yang dapat membuatnya merasa lebih baik ketika ia sedang merasa di bawah yang berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan menjalani terapi ARV.
Disamping hasil penelitian di atas, peneliti juga mencoba untuk meneliti hubungan yang terdapat antara data tambahan yang terdapat di data kontrol dengan golongan kepatuhan subjek. Penggolongan kepatuhan didasarkan pada ketaatan subjek dalam mengkonsumsi ARV tepat waktu selama empat hari terakhir (7 kali waktu konsumsi ARV). Jika subjek melewatkan satu kali saja, berarti ia digolongkan sebagai tidak patuh. Penghitungan ini menggunakan metode chi-square. Hasilnya, tidak ada satupun informasi yang didapatkan dari data tambahan tersebut yang berhubungan dengan golongan kepatuhan menjalani terapi ARV pada Odha karena tidak dapat dipenuhinya syarat penghitungan chisquare.

The research is about the correlation between social support the people living with HIV/AIDS (PLWHA) receives from neighbourhood with their adherence in running the antiretroviral (ARV) therapy. The majority of respondents are male (38 men) and the other two are women. Researcher using a self-report questionnaires in collecting the data. The data then was calculating using the pearson product moment correlation.
The result shows that the perception about the amount of social support isn't significantly related to the PLWHA's adherence. So do the perception of satisfaction of social support. It isn't significantly related to PLWHA's adherence also. But, if we see the correlation of each item to the adherence, there is an item about perception of satisfaction of social support that can make PLWHA feel better if he/she feel very bad which significantly related to his/her adherence in running ARV therapy.
Besides the result above, researcher also try to find if the data control she got related to the PLWHA's adherence group in running their ARV therapy. The groups divided into two, adhere or not adhere. Respondent will be considered as adhere if he/she got the perfect result in the last 7 times of consuming ARV. The method used here is chi-square. The result shows that there is no correlation between the data control and the divisions of adherence.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
155.92 WID h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>