Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143142 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Bagus Hayatul Jihad
"ABSTRAK
Komposit termoset serat kontinyu telah digunakan secara komersial selama beberapa tahun dan digunakan dalam industri dirgantara, otomotif dan peralatan olah raga. Pemakaian komposit termoplastik dimasa mendatang sangat tergantung pada kemampuannya untuk berkompetisi secara efektif dengan komposit termoset dan almunium. Kekurangan utama, dan pendorong utama pemakaian termoplatik adalah relatif lamanya waktu siklus yang dibutuhkan untuk proses termoset. Keunggulan lainnya adalah termoplastik memberi ketahanan impak, infinite shelf life, daur ulang sekrap dan lebih mudah untuk dilakukan pengerjaan ulang dan perbaikan dari kerusakan. Kelemahan utama termoplatik adalah biaya bahan baku yang tinggi dan dibutuhkannya temperatur proses yang tinggi.
Tujuan dari studi ini adalah membandingkan komposit termoplatik dan termoset secara tekno-ekonomi. Manufakturing dengan autoclave telah dipelajari, karena proses ini merupakan proses yang banyak dipergunakan.
Hasil studi menunjukkan komposit termoplastik unggul secara teknis tetapi tidak secara ekonomis. Jika proses autoclave diterapkan pada termoplastik, maka termoplastik tidak dapat bersaing dengan termoset. Hal ini dikarenakan tingginya biaya bahan baku dan tool yang diperlukan. Peningkatan dalam teknik pembuatan bahan baku (penurunan harga) memperlihatkan pengaruh yang dramatis dalam biaya manufakturing termoplastik secara keseluruhan. Ini menyebabkan termoplastik akan mampu bersaing dengan termoset.

ABSTRACT
Continuous fiber thermosetting composites have been commercially available for many years and are currently used in aerospace, automotive, and sporting goods industries. The future of thermoplastic composites depends upon its ability to compete effectively with thermoset composites dan aluminum. The major drawback of thermoset system, and the main driving force for thermoplastic, is the relatively long cycle time involved in curing thermoset. in addition, thermoplastic can offer impact resistance, infinite shelf life, recyclability of scrap and potentially easier reworking and repairing of defects. The most prominent disadvantages of thermoplatic are the high raw material cost and the high processing temperatures required.
The goal of this study was to compare thermoplastic and thermoset composites . Autoclave consolidation was examined because it is, by far, the most prominent manufacturing technique currently employed.
The results show that thermoplastic composite leads technically, but not economically. If autoclave processing techniques are applied to thermoplastic, they are not likely to be cost competitive with thermosets. This is due to high material and tooling cost for thermoplastics. Dramatic improvement in cost competitiveness are more likely to come from new innovative processes.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Zainal Abidin
"Proyek bangunan industri, pola pengadaannya seringkali di tenderkan dengan design construc (D/C), permasalahannya waktu persiapan untuk menyiapkan penawaran relatif pendek; sehingga memungkinkan kurang akurasinya estimasi biayanya. Karena estimasi total biaya, biaya komponennya dan gambar design dilakukan secara bersamaan pada fase design rough yang masih kasar. Dengan waktu yang relatif singkat tersebut harus memutuskan estimate total nilai penawaran kontrak proyek sehingga berpotensi mengalami resiko kesalahan dalam proses estimasi biaya untuk memenangkan tender dan mendapatkan profit pelaksanaan proyek Bagaimana untuk mendapatkan keakuratan kinerja total profit dan efisiensi komponen biaya estimasi dari hasil aktual yang diukur dari 65 data proyek di Jabotabek dan Surabaya untuk pelaksanaan tahun 1995-2003.
Penelitian ini ditujukan untuk mendapaikan berapa nilai range estimasi komponen biaya perlu dialokasikan (US$/m2) untuk mendapatkan efisiensi komponen biaya dan menjamin tercapainya profit yang maksimal. Analisa pemodelan regresi hubungan antara kinerja efisiensi komponen biaya dengan estimasi biaya komponen biaya dilakukan dengan bantuan software SPSS dan simulasi pemodelan efisiensi dan estimasi masing-masing komponen dilakukan dengan bantuan software Crystall ball, adapun optimasi estimasi komponen biaya terhadap kinerja efisiensi total yang maksimal pada model hubungan efisiensi total dengan estimasi componen biaya dengan konstrain range estimasi komponen biaya dan total biaya total per m2 nilai lower bound dari nilai mean dan upper dari nilai estimasi yang memiliki efisiensi dengan probabilistik maksimal dari simulasi menggunakan software Opquest dan Lingo, hasilnya diperoleh range masing-masing estimate komponen biaya berdasarkan data rencana dan realisasi untuk setiap luasan (US$/m2) masing-masing komponen sebesar: Temporary work (28.76-41.51)U$/m2, Earth Work (4.55-6.71) U$/m2, Piling (8.22-11 .64)U$/m2 , Concrete (18.41-24.94) U$/m2, Forming (4.64- 6.83) U$/m2, Steel bar (12.63-17.34) U$Im2, Steel Structure (29.53-36.89)US/m2, Finishing (60.19-76.77)U$/m2, MIE work (75.36-94.48)U$/m2, eksternal work (20.69-26.68 )U$/m2, other work (36.26 53.91) U$/m2, dan total biaya (290-390) U$/m2 dan memberikan probabilistik efisiensi total maksimimal (3.84-5.09)% disamping target profit awalnya, dengan standart deviasi (0.11-0.16)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minto Rahayu
"ABSTRAK
Komunikasi sangat berperan dalam proses produksi, terutama di industri manufaktur. Industri ini merakit beberapa komponen menjadi barang jadi, sehingga komunikasi antarbagian yang menghasilkan komponen tersebut sangat menentukan kelancaran produksi.
Penelitian ini mencari sistem komunikasi di industri manufaktur dan pengaruhnya terhadap proses produksi. Data dikumpulkan dengan wawancara dan penyebaran angket, serta diolah dengan analisis kuantitatif. Kegiatan ini dilaksanakan antara Oktober s.d. Desember 1995, di PT Toa, PT Sanyo, dan PT Panasonic, Cimanggis, Bogor.
Selain forum komunikasi formal yang langsung berhubungan dengan kepentingan proses produksi, di industri manufaktur elektronika terdapat juga forum komunikasi semi formal dan nonformal.
Terdapat delapan jabatan pada bagian produksi dengan rata-rata pendidikan SFTA. Sebelum berkomunikasi mereka menyiapkan bahan, penyampaian kepada atasan secara formal, kepada bawahan dan setingkat secara nonformal. Paling mudah berkomunikasi dengan atasan, paling sulit dengan pihak luar.
Arus komunikasi mengalir dari atas ke bawah; bentuk yang sering dipakai ialah laporan untuk atasan, surat untuk bawahan, pertemuan untuk setingkat; Bentuk yang dianggap paling efektif ialah surat dengan sarana bahasa Indonesia. Komunikasi sangat berpengaruh pada proses produksi, hambatan yang sering dijumpai ialah data kurang lengkap, namun dapat dipahami dengan jelas dan' mudah.
Konsultasi masalah lebih banyak kepada jabatan struktural; ditanggapi dengan cepat untuk kerusakan mesin, lambat untuk bahan baku; sedangkan hasil produksi, kecelakaan kerja, dan tenaga kerja cenderung tidak dianggapi.

ABSTRACT
Communication is playing a very important role in production process, particularly in manufacturing industry. This industry assembles some components into a certain finished product, therefore, communication among divisions producing the components will be very deciding in the smoothness of production.
This research was aimed to find out communication systems in manufacturing industry and their effects on production process. Data were obtained by interview and questionnaire circulation, and were analyzed quantitatively. This study was carried out from October to December 1995 at PT Tea, PT Sanyo, and PT Panasonic, Cimanggis, Bogor.
Instead of having formal communication forum directly relating to the needs for production process, electronics manufacturing industry also has semi formal and non-formal communication forums.
There are eight occupation at every production division whose employees mostly have Senior High School educational background. Before having communication, they prepare materials to be formally submitted to their superiors and be informally handed in them to both their subordinates and those of the same level. To communicates with superiors is relatively easy, however, it is difficult to do this with outsiders.
Communication flows mostly from upper to lower levels, form of communication mostly adopted is report to superiors, correspondences to subordinates, 'and meetings for those of the same level; the most effective one is letters of the Indonesian language. Communication strongly influences production process; incomplete data are a frequently found constraint, however it is easily understandable.
Consultation on any problems is mostly done, with structural functionaries; problem on broken down machine are immediately responded, those on raw materials are slowly responded; whereas those on production, occupational risks, and laborers tend not to be responded."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jauzy Anbiya
"ABSTRAK
Komponen biaya pembangunan bangunan gedung negara digolongkan kedalam
komponen biaya pekerjaan standar dan non-standar. Dalam pelaksanaan suatu
proyek konstruksi gedung diperlukan suatu cara agar dalam pelaksanaanya
menjadi efisien, sehingga diperlukan penetapan persentase bersifat analitis yaitu
dengan pendekatan probabilistic cost estimating untuk mendapatkan range
estimate dengan tingkat akurasi estimasi yang tepat. Simulasi permodelan
efisiensi dan estimasi masing-masing komponen biaya dilakukan dengan bantuan
software Crystall ball, dan diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai pedoman dalam menentukan dan mengendalikan biaya konstruksi proyek
bangunan gedung pada pembangunan selanjutnya.

ABSTARCT
Component of the state building construction costs classified in cost of
components and non-standard employment standards. In the implementation of a
building construction project needed a way for the implementation to be efficient,
so it requires the determination of the percentage that the analytical probabilistic
approach for estimating cost estimate range to estimate the exact degree of
accuracy. Simulation modeling and estimation of the efficiency of each
component is done with the help of software costs Crystall ball, and the expected
results of this study can be used as a guide in determining and controlling the cost
of construction of building projects on the next construction."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42288
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erwan Kurniawan
"Pertimbangan biaya dan waktu pelaksanaan merupakan suatu yang terpenting dalam pelaksanaan konstruksi agar dalam mengestimasi biaya proyek menjadi efisien. Akan tetapi pada pelaksanaan proyek bisa saja terjadi sesuatu di luar rencana (unpredictable dan uncontrolable) sehingga menyebabkan biaya Contingency akibat kondisi tersebut. Besarnya biaya contingency dapat dihitung dengan pendekatan secara kuantitatif dengan menganalisa terhadap dokumen biaya komponen proyek yang telah dilaksanakan sebelumnya yakni biaya total, biaya material, biaya overhead, biaya peralatan, biaya tenaga kerja dan biaya subkontraktor. Pada penelitian ini, data komponen proyek tersebut akan dianalisa dengan menggunakan beberapa program seperti Crystal Ball, SPSS dan Project Risk Analysis Software yang disimulasikan dengan Monte Carlo sehingga didapatkan label dan kontur prosentase contingency yang menghubungkan antara biaya proyek, confidence level dan probabilitas kejadiannya. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah persen contingency biaya total pada confidence level 80% dengan probabilitas kejadian 95% untuk biaya total proyek 1 M - 2.5 M adalah 3.59 % sampai 3.65 %, untuk biaya total proyek 2.6 M - 6 M adalah 3.58 % sampai 3.67 %, untuk biaya total proyek 6 M - 15 M adalah 3.56 % sampai 3.71 %, untuk biaya total proyek 15 M - 33 M adalah 3.50 % sampai 3.82 %.

Consideration of cost and time, that are an important thinks in construction for estimating the cost of project become efficiently. However, at execution of project might possibly happened something outside plan ( unpredictable and uncontrolable) so that it caused cost Contingency. Level of the cost contingency can be counted with quantitative approached with analysing to document of cost component projects, which have been executed previously. That are : total cost, cost of material, cost of overhead, cost of equipments, labour cost and cost of sub-contractor. At this research, the item cost component project will be analysed by using some program like Crystal Ball, SPSS and of Project Risk Analysis Software which was simulated with Monte Carlo. So that, we will get contour and tables percentage of contingency which connective among cost of project, level confidence and its occurence probability. Result of obtained at this research is the percentage of value total cost contigency at level confidence 80% with occurence probability 95% for total cost of project 1 - 2.5 Biliion is 3.59 % until 3.65 %; for total cost of project 2.6 - 6 Billion is 3.58 % until 3.67 %; for total cost of project 6 - 15 Billion is 3.56 % until 3.71 %; for total cost of project 15-33 Billion is 3.50 % until 3.82 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Latief
Depok: Fakultas Teknik Uninersitas Indonesia, 2001
658.152 YUS e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Arif C.
"Sebelum suatu proyek konstruksi dilaksanakan, perlu dilakukannya suatu proses estimasi biaya. Biaya contingency merupakan bagian dari biaya tidak langsung yang digunakan untuk menutupi pertambahan biaya dari kondisi yang unpredictable dan uncotrolable. Pada penelitian ini dilakukan suatu analisa biaya contingency dengan pendekatan kuantitatif pada proyek konstruksi bangunan industri yang ditinjau berdasarkan biaya total dan biaya komponen pekerjaannya. Yaitu pekerjaan tanah dan pondasi, pekerjaan struktur, pekerjaan atap, pekerjaan dingding, pekerjaan finishing dan pekerjaan mekanik-elektrik.
Dengan melakukan analisa ini diharapkan dapat diestimasi biaya contingency untuk proyek industri selanjutnya. Analisa biaya contingency dapat dilakukan dengan bantuan SPSS Software, Cristal ball Software dan Project Risk Analysis Software. Prinsif perhitungannya didasarkan simulasi Monte Carlo. Output yang dihasilkan adalah tabel dan kontur contingency yang menghubungkan antara biaya proyek dengan persentase contingency pada confidence level tertentu yang disertai probabilitas kejadiannya.
Pada penelitian ini, didapatkan persen contingency biaya total pada confidence level 80% dengan probabilitas kejadian 95% adalah 3.31% - 3.76% untuk biaya proyek sebesar 300 J sampai dengan I M ; 3.38% - 3.75% untuk biaya proyek sebesar 1.1 M sampai dengan 2 M, 3.53% - 3.72% untuk biaya proyek sebesar 2.1 M sampai dengan 5 M ; dan 3.66% - 3.84% untuk biaya proyek sebesar 5.1 Msampai dengan 8 Milyar. Kata kunci : Estimasi, Cost Contingency, Komponen pekerjaan proyek, Simulasi"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>