Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79200 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Setiorini
"Pada saat ini penggunaan kadmium di industri-industri di Indonesia semakin meningkat, dan sebagai akibatnya pencemaran logam tersebut di lingkungan cukup tinggi. Kadmium dapat menyebabkan keracunan akut maupun keracunan kronis pada manusia. Keracunan akut dapat menimbulkan antara lain kejang perut, sakit kepala, syok, kerusakan paru-paru dan sistem reproduksi. Untuk mengetahui pengaruh penyuntikan kadmium klorida (CdClz) dosis tunggal terhadap motilitas spermatozoa telah dilakukan penelitian eksperimental pada 25 ekor mencit (Mus musculus L.) jantan galur Swiss.
Hewan uji dibagi dalam lima kelompok eksperimen yaitu kelompok eksperimen I, 1I, III, IV (KE1 sampai dengan KE4) yang disuntik berturut-turut dengan dosis 0,045; 0,090; 0,180 dan 0,360 mg Cd+/lkg b.b., dan kelompok kontrol yang disuntik dengan akuabidestilata.
Hasil uji ANAVA menunjukkan bahwa penyuntikan kadmium klorida secara intraperitoneal dosis 0,045; 0,090; 0,180; dan 0,360 mg Cd s+/kg b.b. berpengaruh terhadap persentase motilitas spermatozoa. Hasil uji Tukey (a = 0,05) menunjukkan bahwa penyuntikan kadmium klorida dosis 0,180 dan 0,360 mg Cd+/kg b.b. menyebabkan penurunan motilitas spermatozoa, sedangkan dosis 0,045 dan 0,090 mg Cd+/kg b.b. tidak menyebabkan penurunan motilitas spermatozoa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dia Septiani
"Telah dilakukan penelitian untuk menguji teratogenik ekstrak etanol Tumpangan Air (Peperomia pellucida (L.) Kunth.) terhadap morfologi mencit galur DDY. Dua puluh lima ekor mencit betina bunting dalam 5 kelompok, terdiri atas kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberi dosis ekstrak etanol Peperomia pellucida 0,5, 5, 50, dan 500 mg/kg bb. Bahan uji diberikan secara oral sejak hari ke-6 hingga ke-15 kebuntingan. Induk mencit dibedah secara cesar pada hari ke-18 kebuntingan. Hasil uji Anava (P>0,05) menunjukkan tidak ada pengaruh yang nyata pemberian ekstrak etanol Peperomia pellucida terhadap rerata berat fetus pada keseluruhan kelompok. Hasil uji Kruskal-Wallis (P>0,05) pada panjang fetus, jumlah fetus yang dihasilkan, fetus hidup, fetus mati, resorpsi, jenis kelamin fetus, dan cacat eksternal menunjukkan tidak ada pengaruh yang nyata terhadap pemberian ekstrak etanol Tumpangan Air (Peperomia pellucida (L.) Kunth.).

The research has been done in order to observe the teratogenic potential of Tumpangan Air (Peperomia pellucida (L.) Kunth.) plants ethanolic extract on morphology of mice. Twenty-five pregnant mice were divided into 5 groups, consisting of normal group and treatment groups fed by Peperomia pellucida ethanolic extract at dosage 0,5, 5, 50, and 500 mg/bw. The extract administrated orally from 6 to 15 days of gestations. The mice were sacrificed and cesarian sectioned at 18 day of gestation. Anova test result (P>0,05) showed no significant effect of treatment on fetal weight. Kruskal-Wallis (P>0,05) test on fetal height and number of litter, life fetal, dead fetal, fetal sex, resorption, and external malformation showed no significant effect of the treatment Peperomia pellucida in all groups."
Depok: Unversitas Indonesia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2015
S62701
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tunru Insan Sosiawan
"Nigella sativa L. dilaporkan memiliki berbagai efek farmakologis termasuk sebagai anti parasit. Pengujian efek antimalaria dari ekstrak air biji N. sativa
secara invivo terhadap mencit (Mus musculus) yang diinfeksi parasit malaria Plasmodium berghei NK65 telah dilakukan. Metode yang digunakan adalah pengujian mikroskopik dengan pewarnaan Giemsa terhadap sampel darah hewan uji. Penentuan kadar NO dengan metoda spektrofotometri dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak air biji N. sativa terhadap kadar NO mencit yang terinfeksi parasit malaria P. berghei NK65. Ekstrak air biji N. sativa
diberikan kepada mencit yang terinfeksi parasit malaria dalam periode 20 hari untuk mengetahui efek pemberian ekstrak air tersebut terhadap kelangsungan hidup (survival life) mencit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air biji N. sativa dapat menurunkan jumlah parasit malaria P. berghei NK65 dan menurunkan kadar NO pada hewan coba pada dosis yang digunakan. Pemberian ekstrak air biji N. sativa pada dosis 100μg/kgBB memberikan efek relatif lebih baik terhadap kelangsungan hidup mencit yang diinfeksi P. berghei NK65 dibanding dosis lain. N. sativa dapat menghambat jumlah parasit dan kadar NO. NO dapat berfungsi sebagai anti parasit pada kadar tertentu, apabila kadarnya terlalu kecil fungsi sebagai antiparasitnya tidak optimal, namun jika kadarnya terlalu tinggi akan bersifat merusak karena sifat radikal bebasnya.

Abstract
Nigella sativa L. has been reported to exhibit many pharmacological
effects, including anti-parasitic properties. This study investigated the anti-malarial effects of a water extract of N. sativa seed in Mus muculus mice infected with the Plasmodium berghei NK65 parasite. The method used was to take a blood parasitaemia count, following the use of Giemsa dye, determining the level of nitric oxide in mice that were infected with P. berghei malaria, using the spectrophotometric method, and determining their survival rate after 20 days of being infected with P. berghei malaria. The results showed that the decrease in the number of parasita
emia and the level of nitric oxide in subjects treated with doses of N. sativa was significant (p < 0.05). Further results showed that P. berghei-infected mice that were given 100 μg/kg of body weight had a better chance of survival. The conclusion is that the provision of N. sativa may reduce the
number of malaria parasites and reduce levels of NO. The decrease in the number of parasites may be caused by an immune mechanism, through the regulation of NO levels (lower levels of NO), due to the influence of the anti-oxidant effects of N. sativa. Survival rates of the mice did not show significant results with reduced levels of parasitaemia and NO. This is likely to be because the levels of NO in this group were below the threshold levels at which NO can function as an anti-parasitic. It is alleged that, while NO can function as an anti-parasitic at certain levels, at lower levels its function as an antiparasitic is not optimal. On the other hand, if the levels are too high, damage will result, because of the nature of free-radicals. "
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas YARSI. Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI. Fakultas Kedokteran], 2012
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ayuningtyas Tina Paramitha
"Uji aktivitas antivirus ekstrak etanol daun angsana (Pterocarpus indicus Willd.) menyatakan bahwa daun angsana berpotensi sebagai media pengobatan demam berdarah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun angsana dengan tingkatan dosis 0,5 , 5, 50, dan 500 mg/kg bb terhadap morfologi fetus mencit galur DDY. Bahan uji diberikan secara oral sejak hari ke-6 hingga hari ke-15 kebuntingan. Induk mencit dikorbankan dan dibedah caesar pada hari ke-18 kebuntingan. Pengamatan meliputi jumlah corpus luteum, jumlah kematian dan resorpsi, jenis kelamin fetus, penimbangan berat badan fetus, pengukuran panjang fetus, serta pengamatan visual terhadap kelengkapan morfologi fetus.
Hasil uji anava (P>0,05) menyatakan bahwa pemberian ekstrak etanol daun angsana tidak memengaruhi jumlah implantasi, berat dan panjang badan fetus, serta jenis kelamin fetus. Hasil uji Kruskal-Wallis (P>0,05) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh nyata terhadap jumlah fetus hidup, mati, resorpsi dan kelainan morfologi, sedangkan hasil uji Mann-Whitney (P>0,05) terhadap berat plasenta menunjukkan ada pengaruh nyata akibat pemberian ekstrak etanol daun angsana.

Antiviral activity of ethanol extract of angsana leaves (Pterocarpus indicus Willd.) showed that angsana potentially as dengue fever treatment. This study was performed to examine the influence of ethanol extract of angsana leaves at dose level 0,5 , 5, 50, and 500 mg/kg bw to mice fetus DDY strain. Substance test given by oral at 6th until 15th gestation period. At the 18th gestation, mice were euthanased by caesarian sectioned. Observation include the number of corpus luteum, number of death and resorption, weight body and crown-rump of fetus, and observation to completeness of morphological visually.
Anava test (P>0,05) showed that ethanol extract of angsana leaves did not influence the implantation number, fetus weight and crown-rump, and fetus sex. Kruskal-Wallis test (P>0,05) showed that there is no significant difference on alive, dead, and resorption fetus; and morphological abnormality, whereas Mann-Whitney test (P>0,05) on placenta weight showed there is significant difference due to administration of ethanol extract of angsana leaves.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ovy Aulia
"Telah dilakukan uji teratogenik ekstrak etanol daun salam (Syzygium polyanthum Wight.) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tersebut terhadap morfologi fetus mencit (Mus musculus L.) galur DDY. Tiga puluh ekor mencit betina bunting dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok dosis 0,5; 5; 50 dan 500 mg/kg bb. Bahan uji diberikan secara oral sejak hari ke-6 hingga ke-15 kebuntingan. Pembedahan dilakukan pada hari ke-18 kebuntingan.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh pemberian ekstrak etanol daun S. polyanthum pada dosis 0,5 mg/kg bb tidak menimbulkan resorpsi dan malformasi eksternal. Pada dosis 5 mg/kg bb ditemukan resorpsi (6,15%) dan fetus kelopak mata terbuka (1,63%). Pada dosis 50 dan 500 mg/kg bb ditemukan resorpsi (7,69%; 9,34%) dan fetus hemoragi (1,63%; 1,47%).
Meski demikian, secara statistik (P > 0,05) pemberian ekstrak etanol daun S. polyanthum pada dosis 0,5; 5; 50 dan 500 mg/kg bb selama periode organogenesis tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan morfologi fetus mencit.

This research was conducted to observe the teratogenic potential of S. polyanthum ethanol extract on morphology of fetal mice strain DDY. Thirty pregnant female mice were divided into 5 groups, consisting of normal group and treatment groups with dose 0.5; 5; 50 and 500 mg/bw. The extract was given orally from 6th to 15th day of gestation.
The results showed that the effect of S. polyanthum ethanol extract at a dose of 0.5 mg/bw did not cause resorption and external malformation. At a dose of 5 mg/bw extract given, there were resorption (6.15%) and fetal eyelids open (1.63%). Resorption (7.69%; 9.34%) and fetal hemorrhage (1.63%; 1.47%) were found in mice given doses of 50 and 500 mg/bw.
However, statistic test (P> 0.05) showed that the treatment of S. polyanthum ethanol extract at doses of 0.5; 5; 50 and 500 mg/bw during the period of organogenesis did not have a significant influence on morphology of fetal mice strain DDY.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aini
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian uji teratogenik ekstrak etanol rumput israel (Asystasia gangetica) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tersebut terhadap morfologi fetus mencit (Mus musculus L.) galur DDY. Sebanyak 30 ekor mencit betina bunting diberikan ekstrak etanol A. gangetica dengan dosis 0,5; 5; 50; dan 500 mg/kg bb selama periode organogenesis, yaitu hari ke-6 hingga ke-15 kebuntingan. Pada hari ke-18 kebuntingan, mencit bunting dikorbankan dengan cara anestesi dan kemudian dibedah. Hasil uji Anava (P > 0,05) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan dari pemberian ekstrak etanol A. gangetica yang diberikan selama periode organogenesis terhadap jumlah corpus luteum, fetus hidup, berat badan, dan panjang crown-rump dari fetus mencit. Hasil uji Kruskal-Wallis (P > 0,05) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan dari pemberian ekstrak tersebut terhadap resorpsi, hemoragi, dan perbandingan jenis kelamin dari fetus mencit di seluruh kelompok. Senyawa ekstrak etanol A. gangetica yang diberikan selama periode organogenesis tidak berpotensi teratogenik terhadap morfologi fetus mencit.

ABSTRACT
Teratogenic test of ethanol extract of rumput israel (Asystasia gangetica), which aim of this study was to determine the effects of the extract on morphology of fetal mice has been done. A total of 30 female mice (Mus musculus L.) given ethanol extract of A. gangetica with a doses of 0.5; 5; 50; and 500 mg/kg bw during the organogenesis period which is from day 6 to 15 of gestation. On the 18th day of gestation, the pregnant mice were sacrificed under deep anesthesia and a caesarean section was performed. The Anova test (P > 0.05) indicates no significant effect of treatment administered during the period of organogenesis on the number of corpus luteum, fetal life, body weight, and crown-rump length of fetal mice. The Kruskal-Wallis test (P > 0.05) indicates no significant effect of treatment on resorption, hemorrhage, and sex ratio of fetal mice in all groups. The ethanol extract of A. gangetica that given during organogenesis period has no teratogenic effects on morphology of fetal mice."
2016
S64836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekasari Hendra
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian tartrazin dosis tunggal secara oral terhadap sistem tulang keras fetus mencit galur Swiss Derived. Pemberian tartrazin secara oral dilakukan pada hari kehamilan ke-7 terhadap 24 ekor induk dalam empat kelompok perlakuan, yaitu: 0,0000, 3,1875, 4,2500, dan 6,3750 gram tartrazin/kg berat badan dengan pelarut akuabidestilata. Induk dikorbankan pada hari kehamilan ke-18, kondisi intrauterin dicatat, lalu fetus diwarnai dengan Alizarin Red S. Pengamatan sis tem tulang keras fetus mencit dilakukan dengan membandingkan fetus perlakuan dan kontrol. Hasil Uji Jonckheere-Terpstra (50= 0,05) menunjukkan jumlah fetus yang diresorpsi dan persentase kematian pascaimplantasi cenderung meningkat sejalan dengan kenaikan dosis. Hasil Uji ANAVA menunjukkan tidak ada hubungan antara kegagalan implantasi dan berat rata-rata fetus tiap induk dengan peningkatan dosis.
Hasil Uji Kruskal-Wallis («0 = 0,05) terhadap: (1) Perubahan waktu penulangan pada bagian cranium, c,v. cervicales dan thoracales,sternebrrae, dan costae tidak berbeda nyata. (2) Variasi sistem tulang keras pada bagian a.v. cervicales, sternebrae, dan costae tidak berbeda nyata; (3) Malformasi sistem tulang keras pada bagian c-v, cervicales dan thoracale, sternebrae, dan costae tidak berbeda nyata."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhasanah
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai efek antifertilitas ekstrak buah Solanum torvum Swartz terhadap spermatogenesis mencit (Mus musculus L.) jantan galur Swiss derived. Tiga puluh ekor mencit dikelompokkan datam 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok tanpa pertakuan, kelompok kontrot dengan pelarut akuabides, kelompok pertakuan dosis 0,25 mg/kg bb, kelompok perlakuan dosis 0,5 mg/kg bb, dan kelompok perlakuan 1 mg/kg bb. Pencekokan dilakukan selama 36 hari berturut-turut dan pada han ke-37 seluruh mencit percobaan dikorbankan, lalu dilakukan pembuatan preparat histologi testis dengan metode parafin. Hasil uji statistik menunjukkan adanya penghambatan terhadap spermatogenesis mencit. Penghambatan tersebut berupa penurunan jumtah sel spermatosit pakiten secara nyata (a = 0,05). Sedangkan jumlah sel spermatogonia A, set spermatogonia B, diameter tubulus seminiferus, berat testis dan diameter testis tidak menunjukkan adanya perbedaan antara ke 5 kelompok perlakuan. Penghambatan spermatogenesis mulai terlihat pada dosis 0,25 mg/kg bb. Wataupun demikian pencekokan ekstrak buah Solanum torvum dengan dosis yang semakin meningkat tidak menyebabkan penurunan jumlah sel spermatosit pakiten."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuvinta Riandisty
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak metanol rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc.) dosis 20 mg/kg bb, 40 mg/kg bb, dan 80 mg/kg bb, terhadap aktivitas diuretik mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY. Penelitian dilakukan di Laboratorium Metabolisme, Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi FKH IPB, Bogor. Tiga puluh ekor mencit jantan galur DDY dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (KKN) (salin 0,10% tween-80), kelompok kontrol positif 1 (KKP1) (urea), kelompok kontrol positif 2 (KKP2) (furosemid), dan 3 kelompok eksperimen (KE) (ekstrak rimpang temu putih) yaitu KE1, KE2, dan KE3 dengan dosis masing-masing 20, 40, dan 80 mg/kg bb. Pengamatan volume urin kumulatif dilakukan setiap jam selama 5 jam setelah pencekokan. Analisis data secara deskriptif menunjukkan bahwa aktivitas diuretik tertinggi untuk KKP2, KE1, KE2, dan KE3 masing-masing sebesar 3,57; 0,54; 1,41; dan 0,85. Berdasarkan skala diuretik Gujral dkk. (1955), ekstrak rimpang temu putih dosis 40 mg/kg bb dan 80 mg/kg bb memiliki aktivitas diuretik, namun dosis 20 mg/kg bb tidak memiliki aktivitas diuretik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>