Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118475 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Retno Wulansari
"Program pengajaran intensif diartikan sebagai program bimbingan belajar
yang diarahkan pada tujuan khusus dan dilaksanakan selama kurun waktu
tertentu. Sebagai salah satu bentuk bimbingan belajar yang memiliki tujuan
khusus yaitu tercapainya kesiapan dalam menghadapi ebtanas, program
pengajaran intensif lebih menekankan pada pembahasan soal-soal latihan ebtanas
dengan menggunakan berbagai jenis soal ebtanas yang pernah diselenggarakan.
Ciri khas dari pengajaran intensif yang berbeda dengan bimbingan belajar
menjadlkan pihak penyelenggara harus memiliki kiat-kiat khusus membahas
penyelesaian soal akan seringkali menimbulkan kejenuhan dalam diri peserta
terutama pada pelajaran yang bersifat hafalan.
Siswa sendiri sebagai peserta program pengajaran intensif dapat memilih
keikutsertaannya baik melalui program yang diadakan oleh sekolahnya, maupun
yang diselenggarakan oleh lembaga bimhingan belajar di luar sekolah. Pada
dasarnya siswa yang mengikuti program pengajaran intensif baik diluar sekoiah
maupun dalam lingkungan sekolah, memiliki alasan yang berbeda-beda dalam
proses keikutsertaanya. Hal ini akan mempengaruhi partisipasi aktif siswa
terhadap kegiatan tersebut. Dalam diri siswa yang akan menghadapi ebtanas
memiliki bentuk orientasi sasaran (goal orienlarion) dan self-ejicacy yang
berbeda, sehingga setiap siswa akan memiliki strategi dan cara pandang yang
berbeda terhadap program pengajaran intensif terscbut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan orientasi sasaran
(goal orientation) dan self-efficacy dengan prestasi belajar pada siswa peserta dan
non peserta program pengajaran intensif di sekolah. Penelitian ini khusus melihat
program pengajaran lntensif yang diberikan oleh sekolah karena beberapa tahun
belakangan ini program tersebut menjadi semacam program tahunan yang khusus
diberikan dalam rangka persiapan ebtanas. Siswa yang mejadi subjek penelitian
merupakan siswa yang berasal dad SLTP Negeri 73 dan SLTP Negeri 155, karena
pada kedua sekolah yang berlokasi di Jakarta Selatan tersebut tidak mewajibkan
siswanya untuk ikut dalam program pengajaran intensif di sekolah. Dengan
demikian pada kedua sekolah sekaligus ada siswa peserta dan non peserta
program pengajaran intensif di sekolah
Bentuk orientasi sasaran (goal orientation) seperti yang terdapat dalam
penelitian Ames & Archer (1988) memiliki dua bentuk yaitu mastery goal dan
pergfonnance goal Kedua bentuk orientasi sasaran (goal orientation) tersebut
akan dilihat pada siswa yang memiliki sasaran mastery akan berbeda dengan
siswa yang memiliki sasaran performance dalam memandang suatu tugas.
Penelitian ini berusaha mengungkap perbedaan bentuk orientasi sasaran (goal orientation) pada siswa peserta dan non peserta program pengajaran intensif dan
kaitannya dengan prestasi belajar yang akan ditampilkan mereka
Selain bentuk orientasi sasaran (goal orientation) siswa, penelitian ini juga ingin melihat perbedaan self-efficacy dan hubungannya dengan orientasi sasaran
(goal orientation) yang dimiliki siswa, serta kaitan keduanya dengan prestasi
belajar siswa. Self-efficacy yang digunakan dalam penelitian mengacu pada
penelitian Wood & Locke?s (1987) yang melihat self-efficacy pada aspek dalam
kinerja akademik kelas yaitu keyakinan terhadap konsentrasi kelas, ingatan,
pemahaman, penjelasan, membedakan konsep dan membuat kesimpulan
Alat ukur penelitian ini adalah skala orientasi sasaran (goal orientation)
yang terdiri dari sembilan aspek definisi sasaran dan skala self-efficacy. Alat ukur
telah melalui proses uji coba alat sebelum diberikan pada subjek penelitian di
kedua sekolah Dari kedua skala tersebut didapat hasil dari masing.masing bentuk
orientasi sasaran (goal orientation) dan self-efficacy yang pada akhimya
dihubungkan dengan nilai prestasi belajar siswa dalam bentuk NEM
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tidak ada perbedaan antara orientasi
sasaran (goal orientation), self-efficacy, dan prestasi belajar antara siswa pescrta
dan non peserta program pengajaran intensif di sekolah. Selain itu juga tidak
terlihat adanya hubungan antara orientasi sasaran (goal orientation) dan self-efficacy siswa dengan prastasi belajarnya, baik pada siswa peserta maupun non
peserta program pengajaran intensif di sekolah. Hasil penelitian juga
memperlihatkan adanya hubungan antara mastery goal dengan performance goal
dan self-efficacy pada siswa peserta pengajaran intensif di sekolah, namun tidak
terlihat hubungan antara mastery goal dan performance goal dengan self-efficacy
pada siswa non peserta program pengajaran intensif di sekolah Pada kedua
kelompok tidak memperlihatkan adanya peranan orientasi sasaran (goal
orientation) dan self-efficacy terhadap prestasi belajar siswa.
Pada penelitian lebih lanjut, disarankan agar mengadakan pengontrolan
yang ketat terhadap taraf kecerdasan siswa dan faktor sosial ekonomi siswa karena
prestasi belajar memiliki keterkaitan dengan kedua hal tersebut. Selain itu
disarankan untuk menggunakan disain penelitian pretest-posttest untuk
memperoleh gambaran mengenai bentuk dan hubungan orientasi sasaran (goal orientation) dan self-efficacy dengan prestasi belajar pada siswa peserta dan non
peserta program pengajaran intensif di sekolah sebelum dan setelah mengikuti
program pengajaran intensif Kemudian membandingkan kedua bentuk orientasi
sasaran (goal orientation) dan .self-efficacy serta prestasi belajar pada siswa
peserta dan non peserta program pengajaran intensif di sekolah
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jason Lase
"ABSTRACT
Vandalisme merupakan respons negatif terhadap lingkungan fisik dan lingkungan buatan. Karena manusia pada hakekatnya dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan.Vandalisme dapat timbul pada diri seseorang karena faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi masalah psikologis, biotis dan genetik, sedang faktor eksternal meliputi lingkungan baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dalam penelitian ini variabel internal disumsikan konstan pengaruhnya bagi siswa. Variabel eksternal yang diteliti dibatasi pada lingkungan keluarga sebagai lingkungan primer dan lingkungan sekolah sebagai lingkungan sekunder, mengingat luasnya cakupan lingkungan masyarakat sebagai lingkungan tersier. Meskipun lingkungan masyarakat diakui berpengaruh sebagai variabel pengganggu (intervening variable) tetapi tidak dilakukan pengontrolan karena itu dianggap konstan.
Vandalisme dapat dilatarbelakangi baik oleh muatan psikologis, sosiologis maupun muatan lingkungan pada setiap orang. Obyek penelitian ini diarahkan kepada remaja karena diasumsikan memiliki andil dalam perbuatan vandalisme. Lingkungan keluarga sebagai lingkungan primer dalam kehidupan remaja mengandung muatan psikologis, sosiologis maupun lingkungan. Demikian juga halnya sekolah sebagai lingkungan sekunder. Vandalisme merupakan perbuatan yang bersifat mengganggu bahkan merusak lingkungan fisik dan buatan di sekitarnya baik yang merupakan milik orang lain (private property) maupun milik umum (public ameneties). Vandalisme yang umumnya ditemui adalah mencorat-coret dinding, jembatan, halte bis, merusak fasilitas milik umum seperti telpon umum, bis, WC umum, taman dan sebagainya.
Setiap orang diasumsikan secara potensial memiliki sifat vandalis, karena perbuatan tersebut merupakan respons negatif terhadap lingkungan. Karena itu ada pendapat yang menyatakan bahwa vandalisme merupakan perbuatan yang tidak dapat dihindarkan (inevitable). Tetapi intensitas dan obyek vandalisme dapat dijadikan indikator seberapa jauh perbuatan tersebut mengganggu norma dan aturan dalam masyarakat. Vandalisme yang merupikan orang lain dan kepentingan umum dapat dikategorikan sebagai perbuatan yang negatif.
Dari sudut pandang ekologi, masalah lingkungan sebagian besar ditimbulkan atau merupakan akibat perbuatan manusia termasuk remaja di dalamnya. Karena itu perbuatan negatif sekecil apapun terhadap lingkungan terakumulasi dan berkorelasi dengan perbuatan negatif lainnya. Terutama di lingkungan perkotaan, pengamatan sementara menunjukkan kecenderungan vandalisme di kalangan remaja cukup mengkhawatirkan.
Remaja merupakan aset strategis, karena jumlahnya sangat dominan dalam struktur penduduk Indonesia saat ini. Karena itu penelitian terhadap remaja dalam hubungan dengan vandalisme perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui komponen-komponen apa saja dalam lingkungan keluarga dan sekolah yang berpengaruh serta melatarbelakangi perbuatan tersebut.
Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini yaitu sejauh mana perbedaan vandalisme siswa, jika dibedakan mengenai (1) kelas, (2) waktu sekolah, (3) kebersamaan tinggal di rumah, (4) jenis pekerjaan ayah dan ibu, (5) tingkat pendidikan ayah dan ibu, (6) pernah tidaknya pindah sekolah, (7) peminatan dalam pelajaran, (8) jenis buku yang disenangi,(9) pilihan kegiatan ekstra kurikuler,(10) pemilikan, kamar tidur, kamar belajar, dan taman/halaman(11) kebersamaan makan dengan orang tua, (12) frekuensi panggilan guru BP, (13) hukuman guru, (14) berurusan dengan polisi, (15) persepsi keharmonisan orang tua, (16) pola asuh orang tua, (17) pola kepemimpinan guru, dan (18) intensitas pembinaan agama di rumah.
Tipe penelitian ini adalah "deskripnif analitis" dalam bentuk disain survai. Agregat unit penelitian adalah seluruh SMU Negeri di DKI Jaya dan pengambilan sampel sekolah dilakukan dengan Cara purposive sampling. Kriteria pemilihan sample sekolah berdasarkan Identifikasi sekolah unggulan dan sekolah non-unggulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa pria yang duduk di kelas II dan III sebanyak 4.425 orang siswa terdiri dari 1920 siswa kelas II dan 2505 siswa kelas III. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara proportion stratified random sampling sebanyak 5% dari jumlah populasi berdasarkan tabel dari Krejcie Morgan (1985: 193), sehingga didapatkan 354 orang siswa, yang ditentukan lebih lanjut dengan undian sistematis (systematic random sampling). Pengumpulan data dilakukan melalui angket dengan memakai skala model Likert, rentangan skor 1 sampai dengan 4 serta dilakukan wawancara terstruktur dan observasi di lapangan.
Daftar Kepustakaan (1959-1995)
ABSTRACT
(Study at Some Public High Schools in the Special Region of Capital City of Jakarta)Vandalism is a negative response to the physical and man made environment. Principally, human being influenced by and influence on the environment. Vandalism could emerge on somebody caused by internal and external factors. In one hand, internal factors such as psychology, biology and genetic and on the other hand, external factors such as family, school and social environment. This research focused in the external factors which limited to family as a primary environment and school as a secondary environment to the student, so that internal factors assumed has constant influences for the students. Furthermore, social environment as a tertiary environment for the students which play a role as an intervening variable is abandoned.
Vandalism is might has a background in psychology, sociology and environmental dimensions to everyone. The object of this research focused to teenagers which estimated have a share' in vandalism. Family environment as a primary environment to the students has a psychological, social and environmental dimensions.
Vandalism is the behavior which disturbing or breaking downs various objects including physic and man made environment both private properties and public amenities. Generally, vandalism in the large cities could be found such as graffiti?s on walls, bridges, bus shelters, and breaking down the public amenities such as public telephones, buses, public toilets/lavatories, public parks and so forth.
Everybody, potentially has a nature vandalism, because the behavior could be assumed as a response to the environment. Therefore, there is such an opinion which stated that vandalism is an inevitable. But the intensity and object of vandalism can indicated such behavior in the contrary of the norm and regulation in society. Vandalism that making damages or harm to others and reduce the interest of public can categorized as a negative behavior.
In the ecology point of view, environment problems mostly caused by the human actions including teenagers. Therefore, although the less negative actions to the environment, it would be accumulated and correlated to another negative deeds. Especially, in the urban area, in the temporary observation results indicate that vandalism trends of students increasingly worry.
Youth generation is a strategic asset, since its number is very dominant in the Indonesian population. Therefore, research to the youth in relations with vandalism should be carried out in order to investigating those factors in the family and school environment which influencing and stands as a background. From the results of this research could submit a various recommendations to be put in consideration by parents and teachers.
The problems presented in this research are how far are the differences of student vandalism, if it is differentiated based on (1) grades, (2) school time, (3) togetherness staying in the house, (4) type of father or mother occupation_ (5) education level of father and mother, (6) have ever or never moved from other school, (7) interest into the lesson, (8) type of book preferred,(9) choice of extra-curricular activities,(10) possession of private study room, bedroom and possession garden/park in their house, (11) togetherness in having meal with parents, (12) frequency of guidance and counseling teachers calling, (13) teacher punishment, (14) police investigation, (15) parents harmonious perception, (16) parrent bringing up pattern, (17) teacher leadership pattern, and (18) intensity of religious guidance at home.
The research type is "descriptive analytic" in survey design. Research unit aggregation is the whole public high schools in the special region of capital of Jakarta. Criteria to select school samples is based on purposively by selecting favorite schools, and non-favorite schools. The population of this research are male students from the second and third grade, numbering 4.425 students, consisting of 1920 students of second grade and 2.505 students of third grade. Number of sample is determined based on KKrejcie and Morgan (1985:193) tables numbering 354 students which selected with proportional random sampling. Method of collecting data is using questioners. Its scale is using Lickert Model, with the score 1 up to 4. Along with questioners its also use an stuctural interview, and the field observation
is executed. Construct validity is using factor analysis, its result is valid instrument, and instrument reability is calculated based on Omega Formula (W) its result is 0,99. Statistical analysis used Cross-tab, Khi Kuadrat (X2), t-test and anova, on the test level of 0,05.
References (1959 - 1995)
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Nabhan Zaki
"Penyediaan fasilitas pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah agar pelayanan pendidikan kepada warga kota dapat terpenuhi. Fasilitas tersebut terutama sekolah dasar dibangun pada area yang dekat dengan perumahan dan permukiman. Keberadaannya dirasakan tidak dimanfaatkan secara optimal jika ditinjau dari aspek lokasi, fasilitas dan kualitas. Penelitian ini bertujuan untuk enganalisis pengaruh lokasi, fasilitas dan kualitas sekolah terhadap minat masyarakat memanfaatkan sekolah dasar negeri di Kecamatan Tanah Abang Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode statistic dengan analisis regresi logistic biner. Analisis statistic digunakan untuk menganalisis pengaruh lokasi, fasilitas dan kualitas sekolah terhadap minat masyarakat memanfaatkan sekolah dasar negeri di Kecamatan Tanah Abang. Tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi yaitu melakukan peninjauan langsung ke lokasi penelitian, studi kepustakaan dilakukan guna memahami sejumlah teori yang berhubungan dengan tekhnis penelitian dan kuesioner penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data primer dari beberapa responden. Tekhnik analisis dan pengolahan data menggunakan perhitungan uji asosiasi antar variable kategorik, yang kemudian dilakukan analisis regresi logistic biner. Semua uji telah dilakukan dan memenuhi semua persyaratan. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa lokasi (jarak, keamanan), fasilitas (ruang perpustakaan dan fasilitas lapangan olah raga) dan kualitas sekolah (prestasi siswa) berpengaruh pada minat masyarakat untuk memanfaatkan sekolah dasar negeri di Kecamatan Tanah Abang.Implikasi dari penelitian ini adalah sekolah dasar negeri di wilayah Kecamatan Tanah Abang seharusnya diperbaiki dari segi lokasi, fasilitas dan kualitasnya. Dari sisi lokasi mungkin sulit dirubah karena sudah given, akan tetapi dari faktor pendukung lokasi seperti sarana jalan, trotoar, dan sebagainya diperlukan perbaikan agar siswa siswa memperoleh akses kemudahan menuju sekolah tersebut. Kemudian dari sisi fasilitas perlu dilengkapi sesuai kebutuhan masa kini, dan kualitas sekolah bisa ditingkatkan melalui perbaikan kualitas guru, sistem pengajaran, dan lain-lain. Sehingga keberadaan sekolah dasar negeri di wilayah ini perlu dipertahankan.

Organisation of educational facility is a responsibility of government to fulfill the educational service for urban people. The facility is mainly construction of elementary school in the area closes to housing and residential area. Its existence is not optimally used if observed from location, facility and quality aspects. This study is aimed at analyzing the influence of location, facility and quality of school in regard to interest of people to utilize the State Elementary School in the Sub-district of Tanah Abang In this study, the writer adopts statistic method by using binary logistic regression analysis. Statistic analysis is used to analyze impact of location, facility and quality of school in regard to interest of people to utilize the State Elementary School in the Sub-district of Tanah Abang. Data collection is made through observation namely performing direct observation to study location, literature study is made to understand a number of theories in relation to study technique and questionnaire of study in use to obtain primary data from some respondents. Analysis and data processing technique adopts calculation of categorical intervariable association test, and further binary logistic regression analysis is made. All tests are already made and fulfill all requirements. Analysis finding indicates that location (distance, safety), facilities (library room and sports hall facilities) and quality of school (student achievement) have a significant influence in regard to interest of people to utilize the State Elementary School in the Sub-district of Tanah Abang. Implication of this study is that the location, facility and quality aspects of the Elementary School in the Sub-district of Tanah Abang should be repaired. The location is probably difficult to change since it is already given, however the location supporting factors such as road facility, pavement, and so on need to be repaired for easy access of students to the school location. Meanwhile, the school facility needs to be completed according to current condition, and school quality could be improved through teachers' quality improvement, teaching system, and so forth. So that, the existence of the State Elementary School should be maintained."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 307.76 / 2008 (24)
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S8299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesian are having oral health disease which relate with oral hygiene. Most of oral health diseases are dental caries and periodontal disease. Dental crowding is one type of dental malocclusion that cause those diseases. On the other hand, behaviour has an important role to influence oral health status. The aim of this study to get information about the relation between behaviour and oral hygiene of school children with dental crowding in DKI Jakarta. This study has been done on 277 fourth to sixth grade elementary school children from 5 district at DKI Jakarta. This observasional study has been done by chi-square test. The result has shown that there is no relation between behaviour to oral hygiene of dental crowding school children (p=0,93)."
Journal of Dentistry Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ais Irmawati
"Tujuan dilakukannya studi ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh sosialisasi keluarga, sosialisasi sekolah, dan sosialisasi peergroup (teman sebaya) terhadap perilaku budi pekerti anak. Serta agen sosialisasi mana yang memegang peranan paling penting dalam mempengaruhi perilaku budi pekerti anak.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang besifat deskriptif, dengan metode studi kasus. Adapun cara pengumpulan datanya, terlebih dahulu dilakukan Focus Group Discussion, yang hasilnya kemudian dianalisa secara kualitatif, selain juga dijadikan kuesioner untuk data kuantitatif. Data kuesioner tersebut kemudian dianalisa dengan menggunakan korelasi dan regresi ganda.
Kerangka pemikiran teori yang dipergunakan adalah: dalam setiap tahap perkembangan manusia, sebagai makhluk sosial, yang selalu mendapat sosialisasi, baik primer maupun sekunder. Setiap orang, dalam hal ini populasi penelitiannya adalah siswa kelas III SMPN 123 Jakarta, akan mendapat pengaruh perilaku budi pekertinya dan orang lain. Namun, menurut Getting dan Donnermeyer, sumber sosialisasi sekunder hanya dapat bekerja melalui dampak dari sosialisasi primer.
Hasil studi ini mendapatkan kesimpulan bahwa variabel sosialisasi keluarga, sosialisasi sekolah, dan sosialisasi peergroup (teman sebaya) mempunyai pengaruh terhadap perilaku budi pekerti anak sebesar 0,388, atau 15 %. Artinya, terdapat 85 % perilaku budi pekerti dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel lain yang dimaksud berdasarkan hasil focus group discussion adalah media massa, dalam hal ini televisi.
Dan hasil analisa penelitian, penulis menyarankan 1) kepada para orang tua hendaklah mendidik putra-putrinya dengan pola asuh authoritative, yaitu pola asuh yang bersifat mencintai, mengontrol, komunikatif dan mempunyai tuntutan perilaku yang matang terhadap anak-anaknya.2) kepada guru, hendaklah dapat menjadi seorang guru, yang dapat digugu (dipatuhi) dan ditiru, sehingga siwa dapat melakukan imitasi terhadap perilaku guru di sekolahnya. 3) kepada badan sensor, hendaklah melakukan tugas sensor dengan baik, baik untuk produksi nasional, maupun asing. 4) kepada masyarakat luas, hendaklah selalu berperilaku budi pekerti yang baik, sehingga semua orang akan terbiasa melihat pola perilaku yang baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14282
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Rosdiana Sari
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas pengaruh sosialisasi keluarga terhadap perilaku prososial remaja awal (13-14 tahun). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan teknik survei untuk mengumpulkan data utama, dan teknik wawancara untuk mengumpulkan data tambahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sosialisasi keluarga berpengaruh terhadap perilaku prososial anak, dengan kekuatan hubungan antar varaibel yang cukup kuat (nilai uji kekuatan hubungan menggunakan somers'd = 0,451). Sosialisasi keluarga diukur dari empat proses, yaitu terpaan yang selektif, keteladanan, ganjaran/imbalan, dan hukuman. Masing-masing proses sosialisasi keluarga ini terbukti memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial anak, walaupun memiliki kekuatan yang berbeda-beda.
Kekuatan hubungan antara terpaan yang selektif/selective exposure (proses pemberian penjelasan) dengan perilaku prososial anak terbilang cukup kuat (somers'd =0,524). Kemudian, kekuatan hubungan antara keteladanan/modelling (proses pemberian contoh perilaku) dengan perilaku prososial anak terbilang sedang (somers'd = 0,414). Sedangkan, kekuatan hubungan antara ganjaran/reward (pemberian imbalan) dengan perilaku prososial anak terbilang cukup lemah (somers'd = 0,308). Hasil ini tidak jauh berbeda dengan kekuatan hubungan antara hukuman/punishment (pemberian hukuman) dengan perilaku prososial anak (somers'd = 0,305).
ABSTRACT
The focus of this study is to explore the effect of family's socialization toward the teenage's prosocial behavior. This study is using quantitative method, with the survey technique to collect the main data and depth interview technique to collect secondary data.
The results of this research had proved that the family's socialization has an effect toward teenage's prosocial behavior, where the score correlation between those variables are strong (somers'd 0,451). The family's socialization is measured by four process (selective exposure, modeling, reward, and punishment). The statistic test using somers'd has proved that each process has correlation with the teenage's prosocial behavior, tough with different results.
The correlation between selective exposure (the instruction process) and teenage's prosocial behavior is strong (somers'd = 0,524), and the correlation between modeling (and teenage's prosocial behavior is average (somers'd = 0,414). The correlation between reward and teenage's prosocial behavior is quite weak (somers'd 0,308). This result is not far different from the correlation between punishment and teenage's prosocial behavior (somers'd 0,305).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S8262
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>