Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
Farra Safira
"Kekeringan pertanian merupakan dampak yang diterima tanaman akibat menurunnya ketersediaan air dan kelembaban lahan yang digunakan untuk keperluan pertanian. Berkurangnya intensitas hujan merupakan indikasi pertama terjadinya kekeringan pertanian sekaligus faktor penyebab utama penurunan hasil produksi lahan. Kabupaten Pandeglang adalah sumber lumbung padi Provinsi Banten yang mengalami kekeringan dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola kekeringan tahun 2009 hingga 2019 dan menganalisis hubungan antara produktivitas padi dan curah hujan di wilayah yang sangat kering di Kabupaten Pandeglang. Metode yang digunakan dalam penentuan wilayah kekeringan adalah Normalized Difference Drought Index (NDDI) dengan menggunakan citra multitemporal LandSat. Metode uji regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui hubungan antara produktivitas padi dan curah hujan di wilayah kekeringan. Hasil dari penelitian ini adalah pola kekeringan pertanian di Kabupaten Pandeglang dari tahun 2009-2019 tersebar pada lahan sawah di dataran rendah bagian tengah hingga selatan. Pola kekeringan pertanian dominan berada pada rata-rata curah hujan 113,5-118,1 mm/bulan, jenis tanah alluvial, dan ketinggian 0-50 m dpl. Terdapat hubungan positif antara curah hujan dan produktivitas padi di wilayah kekeringan pertanian Kabupaten Pandeglang. Hal ini menandakan semakin tinggi curah hujan, maka produktivitas padi akan semakin meningkat. Namun demikian produktivitas padi di Kabupaten Pandeglang juga dipengaruhi oleh modal dan keterjangkauan wilayah.

Agricultural drought is the impact received by plants due to decreased availability of water and soil moisture used for agricultural purposes. The reduced rainfall intensity is the first indication of agricultural drought as well as a major contributing factor to the decline in land production. Pandeglang Regency is a source of rice granaries in Banten Province which has been experiencing drought for more than 10 years. This study aims to identify patterns of drought from 2009 to 2019 and analyze the relationship between rice productivity and rainfall in very dry regions in Pandeglang Regency. The method used in determining the drought area is the Normalized Difference Drought Index (NDDI) using the multitemporal LandSat image. Simple linear regression test method is used to determine the relationship between rice productivity and rainfall in drought areas. The results of this study are the patterns of agricultural drought in Pandeglang Regency from 2009-2019 are spread on lowland rice fields in the middle to the south. The dominant pattern of agricultural drought is in the average rainfall of 113.5-118.1 mm/month, alluvial soil types, and altitudes of 0-50 m above sea level. There is a positive relationship between rainfall and rice productivity in the agricultural drought area of Pandeglang Regency. This indicates the higher the rainfall, the productivity of rice will increase. However, rice productivity in Pandeglang Regency is also influenced by capital and regional affordability."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Udin Nashikudin
"Pembahasan mengenai daerah banjir meliputi dua kurun waktu, yalta tahun 1973 dan tahun 1983. Sedangkan materi yang dibahas meliputi segi fisik yaitu lereng, ketinggian, hutan dan curah. hujan, segi keadaan hidrologi yaita debit air, erosi dan pengendapan serta tinggi permukaan air. Daerah banjir yang dimakaud yalta genangan air yang diakibatkan oleh meluapnya air Ci. Manuk melalui tanggul atau air ke luar melalui tanggul yang jebol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proyek penanggulangan banjir di daerah muara Ci Manuk terhadap pola daerah banjir di daerah aliran. Ci Manuk serta perubahan produktifitas tanaman pangan ( padi dan palawija ) di daerah muara Ci Manuk. àdapun masaish yang dibahas di dalam tulisan Ini adalah Bagaimanakah pola daerah banjir di daerah aliran Cl Manuk sebelum dan sesudah selesainya proyek penanggulangan banjir di daerah muara Cl Manuk 7Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya banjir tersebut 7 Bagaimanakah produktifitas tanaman pangan ( padi dan palawija ) sebeluin dan sesudah selesainya proyek penanggulangan banjir di daerah muara Ci Manuk 7"
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yulianto
"Tulisan ini membahas tentang perkembangan tegalan di daerah alairan Cikawung, kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Menggunakan data dasar peta topografi keluaran tahun 1940 citra Landsat tahun 1994 dan peta penggunaan lahan tegalan. Hasil analisis memperlihatkan bahwa selama kurun waktu tahun 1940-1999 telah terjadi perubahan lahan, khususnya konversi lahan hutan dan kebun/perkebunan menjadi tegalan secara signifikan. Dalam kurun waktu tersebut terjadi rata-rata penambahan luas tegalan sebesar 104 hektar per tahun. Secara spasial pertambahan luas tegalan berkorelasi positif dengan pertambahan jumlah petani dan perubahan kerapatan jaringan jalan. Berkembangnya lahan tegalan di daerah studi pada wilayah perbukitan dan pegunungan dengan lereng lebih dari 25 persen, diduga menjadi penyebab tingginya muatan sedimen aliran Cikawung selanjutnya bermuara di Citandui dan akhirnya mengendap di laguna Segara Anakan."
2003
JUGE-5-Jan2003-23
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yulianto
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T39608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Rain produces both,surface run off and base flow.In this journal , we will be discussing about developing a software for surface run off modelling based on the Saint Venant equation,using MacCormak 2D method
"
PRITSAT
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Daniswara Santoso
"Fenomena alih fungsi lahan dan kerusakan hutan telah menyebabkan erosi yang besar yang terjadi di bagian hulu DAS (Daerah Aliran Sungai) . Erosi mengakibatkan lahan terdegradasi sehingga menurunkan daya dukung lingkungan. DA Ciwilung Hulu termasuk salah satu dari 13 DAS dalam kondisi sangat kritis. Pemilihan DA Ciliwung hulu sebagai wilayah penelitian dikarenakan fakta tren erosi dan lahan kritis yang terus meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sebaran erosi serta luasannya di DA Ciliwung Hulu, menganalisis produktivitas lahan DA Ciliwung Hulu, serta menganalisis hubungan antara erosi dan produktivitas lahan. 
Metodologi penentuan tingkat bahaya erosi adalah Universal Soil Loss Equation (USLE) menggunakan ArcGIS 10.1. Selain itu dilakukan survei lapang untuk verifikasi data penggunaan lahan, pengelolaan lahan maupun produktivitas lahan. Tingkat erosi sangat tinggi ini berada wilayah topografi agak curam hingga sangat curam dengan erodibilitas tanah sangat tinggi dan didominasi oleh penggunaan lahan pemukiman. Sementara erosi tingkat berada di wilayah erodibilitas tanah sangat rendah dengan topografi datar. Penurunan ini diiringi dengan peningkatan luasan yang terjadi pada erosi tingkat sangat tinggi. Produktivitas lahan tanaman pangan sangat tinggi berada di sub DA Ciesek dan Ciliwung Hulu dengan hasil responden rata-rata 4,65 ton/ha/tahun. Sementara untuk produktivitas lahan holtikultura, tingkat tertinggi ada pada sub DA Ciseuseupan dan Cisukabirus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkatan erosi dengan produktivitas lahan holtikultura. 

The phenomenon of land use change and forest destruction has caused large erosion that occurs in the upper reaches of the watershed. Erosion causes degraded land to reduce the carrying capacity of the environment. The Upper Ciwilung Watershed is one of the 13 watersheds in very critical conditions. The selection of Upstream Ciliwung Watershed as a research area is due to the fact that erosion trends and critical land continue to increase. The purpose of this study was to analyze the distribution of erosion and its area at Upstream Ciliwung Watershed, analyze the productivity of Upstream Ciliwung Watershed land, and analyze the relationship between erosion and land productivity.
The methodology for determining the level of erosion is Universal Soil Loss Equation (USLE) using ArcGIS 10.1. In addition, a field survey was conducted to verify land use data, land management and land productivity. This very high level of erosion is in a rather steep to very steep topographic area with very high soil erodibility and is dominated by residential land use. While level erosion is in very low erodibility areas with flat topography. This decrease was accompanied by an increase in the area that occurred at very high levels of erosion. The productivity of land for food crops is very high in sub Watershed Ciesek and Ciliwung Hulu with respondent` average yield of 4.65 tons / ha / year. While for horticultural land productivity, the highest level is in sub watershed Ciseuseupan and Cisukabirus. The results showed that there is a relationship between the level of erosion and the productivity of horticultural land.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>