Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118202 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
Farra Safira
"Kekeringan pertanian merupakan dampak yang diterima tanaman akibat menurunnya ketersediaan air dan kelembaban lahan yang digunakan untuk keperluan pertanian. Berkurangnya intensitas hujan merupakan indikasi pertama terjadinya kekeringan pertanian sekaligus faktor penyebab utama penurunan hasil produksi lahan. Kabupaten Pandeglang adalah sumber lumbung padi Provinsi Banten yang mengalami kekeringan dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola kekeringan tahun 2009 hingga 2019 dan menganalisis hubungan antara produktivitas padi dan curah hujan di wilayah yang sangat kering di Kabupaten Pandeglang. Metode yang digunakan dalam penentuan wilayah kekeringan adalah Normalized Difference Drought Index (NDDI) dengan menggunakan citra multitemporal LandSat. Metode uji regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui hubungan antara produktivitas padi dan curah hujan di wilayah kekeringan. Hasil dari penelitian ini adalah pola kekeringan pertanian di Kabupaten Pandeglang dari tahun 2009-2019 tersebar pada lahan sawah di dataran rendah bagian tengah hingga selatan. Pola kekeringan pertanian dominan berada pada rata-rata curah hujan 113,5-118,1 mm/bulan, jenis tanah alluvial, dan ketinggian 0-50 m dpl. Terdapat hubungan positif antara curah hujan dan produktivitas padi di wilayah kekeringan pertanian Kabupaten Pandeglang. Hal ini menandakan semakin tinggi curah hujan, maka produktivitas padi akan semakin meningkat. Namun demikian produktivitas padi di Kabupaten Pandeglang juga dipengaruhi oleh modal dan keterjangkauan wilayah.

Agricultural drought is the impact received by plants due to decreased availability of water and soil moisture used for agricultural purposes. The reduced rainfall intensity is the first indication of agricultural drought as well as a major contributing factor to the decline in land production. Pandeglang Regency is a source of rice granaries in Banten Province which has been experiencing drought for more than 10 years. This study aims to identify patterns of drought from 2009 to 2019 and analyze the relationship between rice productivity and rainfall in very dry regions in Pandeglang Regency. The method used in determining the drought area is the Normalized Difference Drought Index (NDDI) using the multitemporal LandSat image. Simple linear regression test method is used to determine the relationship between rice productivity and rainfall in drought areas. The results of this study are the patterns of agricultural drought in Pandeglang Regency from 2009-2019 are spread on lowland rice fields in the middle to the south. The dominant pattern of agricultural drought is in the average rainfall of 113.5-118.1 mm/month, alluvial soil types, and altitudes of 0-50 m above sea level. There is a positive relationship between rainfall and rice productivity in the agricultural drought area of Pandeglang Regency. This indicates the higher the rainfall, the productivity of rice will increase. However, rice productivity in Pandeglang Regency is also influenced by capital and regional affordability."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Udin Nashikudin
"Pembahasan mengenai daerah banjir meliputi dua kurun waktu, yalta tahun 1973 dan tahun 1983. Sedangkan materi yang dibahas meliputi segi fisik yaitu lereng, ketinggian, hutan dan curah. hujan, segi keadaan hidrologi yaita debit air, erosi dan pengendapan serta tinggi permukaan air. Daerah banjir yang dimakaud yalta genangan air yang diakibatkan oleh meluapnya air Ci. Manuk melalui tanggul atau air ke luar melalui tanggul yang jebol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proyek penanggulangan banjir di daerah muara Ci Manuk terhadap pola daerah banjir di daerah aliran. Ci Manuk serta perubahan produktifitas tanaman pangan ( padi dan palawija ) di daerah muara Ci Manuk. àdapun masaish yang dibahas di dalam tulisan Ini adalah Bagaimanakah pola daerah banjir di daerah aliran Cl Manuk sebelum dan sesudah selesainya proyek penanggulangan banjir di daerah muara Cl Manuk 7Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya banjir tersebut 7 Bagaimanakah produktifitas tanaman pangan ( padi dan palawija ) sebeluin dan sesudah selesainya proyek penanggulangan banjir di daerah muara Ci Manuk 7"
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yulianto
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T39608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yulianto
"Tulisan ini membahas tentang perkembangan tegalan di daerah alairan Cikawung, kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Menggunakan data dasar peta topografi keluaran tahun 1940 citra Landsat tahun 1994 dan peta penggunaan lahan tegalan. Hasil analisis memperlihatkan bahwa selama kurun waktu tahun 1940-1999 telah terjadi perubahan lahan, khususnya konversi lahan hutan dan kebun/perkebunan menjadi tegalan secara signifikan. Dalam kurun waktu tersebut terjadi rata-rata penambahan luas tegalan sebesar 104 hektar per tahun. Secara spasial pertambahan luas tegalan berkorelasi positif dengan pertambahan jumlah petani dan perubahan kerapatan jaringan jalan. Berkembangnya lahan tegalan di daerah studi pada wilayah perbukitan dan pegunungan dengan lereng lebih dari 25 persen, diduga menjadi penyebab tingginya muatan sedimen aliran Cikawung selanjutnya bermuara di Citandui dan akhirnya mengendap di laguna Segara Anakan."
2003
JUGE-5-Jan2003-23
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Rain produces both,surface run off and base flow.In this journal , we will be discussing about developing a software for surface run off modelling based on the Saint Venant equation,using MacCormak 2D method
"
PRITSAT
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembuatan sumur resapan merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kapasitas infiltrasi lahan,yang selanjutnya dapat menambah cadangan air tanah. Selain itu,sumur resapan berfungsi untuk mengurangi volume dan keceptan aliran permukaan sehingga menurunkan puncak banjir. Penelitian sumur resapan ini bertujuan untuk karakterisasi sumur resapan dalam kaitannya sebagai pengendali banjir dan kekeringan di wilayah Jakarta,Bogor,Depok,Tangerang,Bekasi (Jabodetabek). Hasil analisa sumur resapan menunjukan bahwa kecepatan rata-rata penurunan air sumur resapan pada wilayah hulu DAS (Daerah Aliran Sungai) di jabodetabek berkisar antara 0,94-1,14 cm/menit,dan wilayah tengah berkisar antara 0,63-0,64 cm/menit,dan wilayah hilir berkisar antara 0,24-0,43 cm/menit. Penurunan kecepatan resapan air sumur yang semakin kecil ke arah hilir ini juga sejalan dengan resapan dinding sumur resapan yang semakin kecil ke arah hilir. Pada wilayah hulu resapan dinding sumur resapan per cm2 berkisar antara 0,12-0,13 m3/menit,wilayah tengah berkisar antara 0,08-0,09 m3/menit,dan wilayah hilir berkisar antara 0,04-0,05m3/menit. Kecepatan resapan air pada sumur resapan tersebut berbanding lurus dengan permeabilitas tanah, sedangkan permeabilitas tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah,pori-pori tanah,dan kepadatan tanah (bulk density). Hasil analisa contoh tanah menunjukan bahwa wilayah hulu mempunyai permeabilitas tanah yang semakin besar bila dibandingkan wilayah tengah maupun wilayah hilir. Begitu juga untuk tekstur dan pori tanah ke arah hulu semakin besar dan kepadatan tanah semakin kecil"
2010
551 LIMNO 17:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>