Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129962 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Rakyan Widowati Kusumo Asthi
"Pengaruh perlakuan ekstrak daun bayam dun (Amaranthus spinosus
L.) 0,2,4,6,dan 8% bk/vterhadapperkecambahan dan pertumbuhan
kecambah cabal merah besar (Capsicum annuum L. van. Longum) diamati
pad han ke-8 dan ké-16. Penelitian dilakukan di Laboratoriurn Fisiologi
Tumbuhai FMIPA-UI Depok, dan digunakan metode penelitian Rancangan
Acak Lengkap. Hasil penelitian: persentase perkecambahan tertinggi cabal
tersebut adalah 95% pada han ke-8 (kontrol), dan pada han ke-16 (kontrol
dan perlakuan ekstrak 6% bk/v); sedangkan persentase terendah pada han
ke-8 adalah 91,67% (perlakuan ekstrak 2,4,dan 6% bk/v), dan pada han ke-
16 adalah 88,33% (penlakuan ekstrak 2%). Panjang batang tertinggi adalah
1,15 cm pada hail ke-8 (kontrol), dan 5,30 cm pada hail ke-16 (perlakuan
ekstrak 6% bklv); sedangkan terendah (penlakuan.ekstrak 8% bk/v) yaitu 0,52
cm pada han ke-8 dan 2,52 cm pada hail ke-16'. Panjang akartertinggi
adalah 2,29 cm pada hail ke-8 (kontrol), dan 4,45 cm pada han ke-16
(penlakuar1 ekstrak 4% bk/v); sedangkan terendah adalah1,09 cm pada hail
ke-8 (penlakuan ekstrak 8% bk/v), dan 3,24 cm pada hail ke-16 (perlakuan
ekstrak 6%). Uji Friedman menunjukkan pemberian ekstrak daun bay-3m dun
tidak berpengaruh terhadap persentase perkecambahn, panjang batang,
maupun panjang akar kecambah cabal merah besar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Lestari Ningsih
"ABSTRAK
Penelitian untuk mengetahui potensi bayam duri (Amaranthus spinosus L.) dalam menghambat perkecambahan dan pertumbuhan kecambah cabe merah besar (Capsicum annuum L. var. longum) telah dilakukan dengan cara mengamati pengaruh ekstrak A. spinosus terhadap prosentase perkecambahan, panjang akar dan batang kecambah C. annuum. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan faktor 4 x 5 yang terdiri dari 4 perlakuan macam ekstrak yaitu ekstrak akar, batang, daun, dan bunga A. spinosus, dan 5 perlakuan konsentrasi ekstrak yaitu 0,00%, 1,25%, 2,50%, 3,75%, dan 5,00% (dw/w). Analisis variansi menunjukkan bahwa keempat macam ekstrak A. spinosus 1,25--5,00% tidak berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan biji C, annuum. Ekstrak akar, batang, daun, dan bunga A. spinosus 3,75% dan 5,00% menghambat pertumbuhan akar kecambah C. annuum. Ekatrak akar, batang, daun, dan bunga A. spinosus mulai konsentrasi 1,25% memacu pertumbuhan batang kecambah C. annuum, tetapi konsentrasi 5,00% ekstrak tersebut tidak memperlihatkan adanya perbedaan dengan kontrol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Vania Libna Ghassani
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya mengenai ekspresi gen pektolitik terhadap pelunakan buah Capsicum annuum. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekspresi gen pektolitik terlihat lebih rendah pada aksesi yang lebih tahan pembusukan. Perbedaan pola ekspresi gen tersebut memunculkan dugaan adanya pengaturan ekspresi gen yang terkait ketahanan pembusukan pada tingkat nukleotida. Studi mengenai perbedaan pola basa nukleotida pada C. annuum belum dilakukan, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap profil sekuens kandidat gen pektolitik pada aksesi C. annuum. Penelitian dilakukan dengan menggunakan tiga aksesi C. annuum yaitu SSP sebagai aksesi yang tahan pembusukan dan Kopay serta Kencana yang tidak tahan pembusukan. Gen yang diujikan pada penelitian ini ialah poligalakturonase, pektinesterase 1, pektinesterase 2, dan pektat liase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebagaian profil sekuens gen kandidat yang berhasil diketahui yaitu gen poligalakturonase pada SSP dengan panjang basa 1.005 bp dan gen pektinesterase 2 pada SSP dengan panjang basa 765 bp serta Kopay dengan panjang basa 777 bp. Profil sekuens gen pektinesterase 1 dan gen pektat liase ketiga aksesi belum dapat diketahui.

ABSTRACT
This study is a follow up study on Capsicum annuum or pepper fruits regarding expression of cell wall degrading genes which have been done previously. Previous research has shown that polygalacturonase genes expression appears to be low in accesssions that more resistant to decay. Difference in gene expression pattern thought to be due to the regulation of gene expression associated with decay resistance at the nucleotide level. Therefore, a further research is needed. The study was conducted using three accessions of C. annuum, SSP is a decay resistant accession, and Kopay and Kencana are not resistant to decay. The genes tested in this study were polygalacturonase, pectate lyase, pectinesterase 1, and pectinesterase 2. The results showed that only some sequence profile of candidate genes were known, for instance the polygalactonase gene on SSP with a base length of 1.005 bp and the pectinesterase 2 gene on SSP with 765 bp and Kopay with 777 bp. The sequence profile of pectinesterase 1 gene and pectate liase gene are not yet known."
2017
S68121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heny Auliawati
"Seed viability testing using appropriate media is important to know the proper results. The objective of this
research was to determine the optimum germination media in the seeds viability testing of lettuce and onion. This
research was conducted in the Integrated Laboratory of Trilogy University, Jakarta from September until October
2016. The experiment used was a randomized block design (RAK) with single factor which was different types of
germination substrates consists of flannel tested, newsprint, towel tissue, cotton, stencil paper, rock wool, filter
paper on lettuce and onion seeds. The experimental results showed that all media can be used to test germination
of seed viability for germination (DB) and normal seedling dry weight (BKKN) were equally well. The use of tissue
towel was to test the viability of seeds of lettuce and onions into medium germination best shown in the speed of
growth (KCT) 75.18% KN/etmal, vigor index (IV) 97.33%, and the growth potential maximum (PTM) 100% in the
seeds of lettuce and speed of growth (KCT) amounted to 59.35% on onion seeds.
Pengujian viabilitas benih dengan media yang tepat penting diketahui guna memperoleh hasil yang sesuai.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui media perkecambahan yang optimum dalam pengujian
viabilitas benih selada dan bawang merah. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Universitas Trilogi,
Jakarta pada bulan Agustus - September 2016. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu
faktor tunggal yaitu berbagai jenis substrat perkecambahan yang terdiri atas kain flanel, kertas koran, kertas
samson, tisu towel, kapas, kertas stensil, rockwool, dan kertas saring yang diujikan pada benih selada dan bawang
merah. Hasil percobaan menunjukkan bahwa seluruh media perkecambahan dapat digunakan untuk uji viabilitas
benih karena menghasilkan daya berkecambah (DB) dan bobot kering kecambah normal (BKKN) yang sama
baiknya. Pemakaian tisu towel untuk uji viabilitas benih selada dan bawang merah menjadi media perkecambahan
terbaik yang ditunjukkan pada kecepatan tumbuh (KCT) 75.18 % KN/etmal, indeks vigor (IV) 97.33 %, dan potensi
tumbuh maksimum (PTM) 100 % pada benih selada dan kecepatan tumbuh (KCT) sebesar 59.35% pada benih
bawang merah."
Jakarta: Universitas Trilogi. Program Studi Agroekoteknologi, 2016
630 AGRIN 20:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yashintia Dayana Radarani
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kacang ruji (Pueraria javanica) sebagai tanaman penutup (cover crop) terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah (Capsicum annum L.). Penelitian dilakukan di kota Cirebon Jawa Barat selama kurang lebih 4 bulan mulai bulan Maret - Juli 2022. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan variabel penelitian yaitu variabel bebas berupa dua perlakuan; kelompok eksperimen (A) yaitu tanaman cabai merah dengan tanaman penutup kacang ruji dan kelompok kontrol (B) yaitu tanaman cabai merah tanpa menggunakan tanaman penutup, sedangkan variabel terikat adalah pertumbuhan tanaman cabai merah. Parameter pertumbuhan yang diukur antara lain tinggi batang (TB), panjang daun (PD), panjang buah (PC) dan berat buah (BC). Data parameter pertumbuhan selanjutnya dianalisis menggunakan T-test dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh tanaman cover crop Pureraria javanica terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah yaitu tinggi batang, panjang buah dan berat buah, tetapi pada aspek panjang daun tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

The aim of the study is to determine the effect of kudzu nut (Pueraria javanica) as a cover crop on the growth of red chili (Capsicum annum L.). The study is conducted in Cirebon city, West Java for approximately 4 months starting from March - June 2022. The experimental design used in the study is Completely Randomized Design with the division of treatment group A, namely red chili plant group with cover crops and group B with red chili plant group without the use of cover crops. The research variables are (1) the independent variable is the cover crop of ruji beans and (2) the dependent variable is the growth of the red chili plant. Growth parameters which is measured including stem height (TB), leaf length (PD), fruit length (PC) and chili weight (BC). The results of the next study is analyzed using the T-test by a significant level of 0,05. The results show that there are significant differences in stem height, length and weight of chili peppers in the presence of ruji ground cover plants. There is only a slight difference in leaf length of red chili plants between plants grown with and without the use of rhizome cover crops."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Gumilang
"Cabai rawit merah (Capsicum frutescens L.) merupakan tanaman hortikultura dengan produktivitas dan nilai ekonomi yang tinggi di Indonesia. Namun, tanaman ini memiliki umur simpan singkat serta penurunan kualitas yang cepat karena aktivitas fisiologi maupun mikroorganisme. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh ozonasi dengan variasi durasi kontak dan frekuensi pengembusan serta suhu penyimpanan setelah ozonasi terhadap umur simpan dan kualitas cabai rawit merah. Durasi kontak ozon yang digunakan adalah 4, 6, dan 12 menit sedangkan frekuensi pengembusan yang digunakan adalah 2 dan 3 kali dalam 12 menit. Variasi suhu penyimpanan setelah ozonasi yang digunakan adalah suhu kulkas (8 oC) dan suhu ruang (25 oC). Empat parameter kualitas dievaluasi selama masa penyimpanan hari ke-0, 3, 7, dan 14. Pada hari ke-14, pengembusan gas ozon satu kali dengan waktu kontak 12 menit dilanjutkan penyimpanan pada suhu kulkas menghasilkan nilai Total Bakteri Mesofilik Aerobik (TBMA) yang paling rendah yaitu 76 x 107, menekan persentase penurunan massa hingga hanya 1,2%, serta memberikan nilai organoleptik yang lebih baik. Adapun kandungan capsaicin pada titik-titik pengujian cenderung acak walaupun pada hari ke-14, perlakuan ozonasi cenderung menurunkan kadar capsaicin. Dari segi suhu penyimpanan, pada hari ke-7 dan ke-14, suhu kulkas mampu mempertahankan kandungan capsaicin lebih baik dibanding suhu ruang.

Cayenne pepper (Capsicum frutescens L.) is a horticultural crop with high productivity and economic value in Indonesia. However, it has short shelf-life and rapid decline in quality due to physiological and microorganism activities. This research evaluates the effect of ozonation with variations in contact duration and spraying frequency as well as storage temperature after ozonation on the shelf-life and quality of cayenne pepper. The ozone contact durations were 4, 6, and 12 minutes, while the spraying frequencies were 2 and 3 times in 12 minutes. Variations in storage temperature after ozonation were the room temperature (25 oC) and refrigerator temperature (8 oC). Four parameters evaluated during the storage period on day 0, 3, 7, and 14. On day 14, ozone gas sprayed once with a contact time of 12 minutes followed by refrigerator temperature storage resulted in the lowest Total Mesophilic Aerobic Bacteria (TMAB) of 76 x 107, lowest percentage of mass loss to only 1.2%, and better organoleptic. The capsaicin at all storage periods generally leaned to be random even though on day 14, the ozonation tended to reduce capsaicin. In terms of storage temperature, on day 7 and 14, the refrigerator temperature was better to maintain the capsaicin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqah Azzahra
"

Cabai rawit merah (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu produk hortikultura Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun, cabai rawit merah memiliki umur simpan yang singkat dengan penurunan kualitas yang sangat cepat. Penelitian ini dilakukan untuk memperpanjang umur simpan dan menjaga kualitas cabai rawit merah menggunakan metode pengembusan gas ozon dengan dosis tertentu, dilanjutkan dengan penyimpanan pada beberapa jenis kemasan. Gas ozon dengan dosis 1, 3, dan 5 ppm digunakan sebagai agen disinfektan untuk mencegah pertumbuhan bakteri pada cabai rawit merah. Kemasan bermaterial PP, LDPE, dan PET digunakan sebagai wadah pengawetan. Sampel disimpan selama 14 hari untuk dilihat perkembangan kualitasnya. Kualitas cabai yang dianalisis adalah total bakteri mesofil aerobik (TBMA), kandungan capsaicin, penurunan massa, dan organoleptik pada penyimpanan jam ke 1, 72, 168, dan 336. Penggunaan gas ozon dengan konsentrasi 3 ppm yang dilanjutkan dengan penyimpanan pada kemasan PET memberikan hasil yang terbaik dalam memperpanjang umur simpan serta mempertahankan kualitas cabai rawit merah. Masa simpan cabai rawit merah dapat diperpanjang hingga 7 hari dibandingkan cabai rawit merah tanpa ozonasi. Pada aspek pengujian TBMA, didapatkan hasil kandungan bakteri yang lebih kecil hingga 89% dibandingkan sampel tanpa ozonasi. Penurunan massa juga dapat ditekan hingga 35,5%. Kualitas cabai rawit merah untuk aspek kandungan capsaicin tidak dipengaruhi baik konsentrasi ozon maupun kemasan penyimpanan.


Cayenne pepper (Capsicum frutescens L.) is one of Indonesia's horticultural products that has high economic value. However, red cayenne pepper has a very short shelf-life and quality loss. This research will discuss the ozonation of red cayenne pepper to extend the shelf life and maintain quality. The method used is the spraying of gaseous ozone on red cayenne pepper with a certain dose, followed by storage in several types of packaging. Gaseous Ozone with concentration of 1,3, and 5 ppm will be utilized as a disinfectant to keep microorganisms from contaminating horticultural products. As preservation containers, PP, LDPE, and PET packing materials will be utilized. The quality of the chilies to be analyzed were total aerobic mesophyll bacterium (TBMA), capsaicin content, weight loss, and organoleptic including observation of color, aroma, and texture. The use of ozone gas with a concentration of 3 ppm, followed by storage in PET packaging, provides the best results in extending the shelf life and maintaining the quality of red chili peppers. The shelf life of red chili peppers can be extended up to 7 days compared to non-ozone-treated red chili peppers. In terms of TBMA testing, a smaller bacterial content was found, up to 89% lower compared to samples without ozonation. Mass reduction can also be suppressed up to 35.5%. The quality of red chili peppers in terms of capsaicin content is not affected by both ozone concentration and storage packaging.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>