Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61798 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
"Pekerjaan rumah mempakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, yang dikerjakan siswa di rumah, dan diharapkan siswa harus mempertanggungjawabkan hasil tugas tersebut. Pemberian tugas belajar kadang-kadang bermaksud agar anak-anak tidak banyak bermain. Disisi lain, siswa yang merniliki atribut sebagai seorang remaja, yang mempunyai tugas perkernbangan pada usianya ditambah banyaknya konflik atau stress yang timbul baik dari faktor intemal atau ekstemal, memiliki persepsi yang berbeda pula mengenai pekerjaan rumah. Dengan demikian untuk melihat adanya perbedaan persepsi antara guru dan siswa mengenai pengaruh pekerjaan rumah terhadap tingkat stress anak dapat dilihat dari persepsi masing-masing kelompok yaitu guru dan siswa. Tuiuan penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan persepsi guru dan siswa SLTP (remaja awal) tentang pengaruh pekerjaan rumah terhadap tingkat stress anak Sampei yang digunakan adalah guru dan siswa SLTP kelas 3 di wilayah kelurahan Kalibaru, Tanjung priok dan pemilihan sampel dilakukan 'secara acak (sampel random sampling).
Pengurnpulan data diiakukan dengan menggunakan kuesioner untuk data demograti dan data tentang persepsi guru dan siswa. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deksriptif perbandingan. Setelah data diuji dengan menggunakan uji dua arah dan menggunakan rumus statistik mmpaired student t test dengan derajat kebebasan 0.05 dan degree of freedom n1+ n2 -2, didapatkan hasil nilai t = 0.33 sehingga nilai ini berada pada area terima Ho, yang berarti bahwa tidak terdapat perbedan yang bermakna antara persepsi guru dan siswa mengenai pengaruh pekerjaan rumah terhadap tingkat stress anak."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5110
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Masa remaja adalah masa transisi dari anak ke dewasa, dimana terjadi
pertumbuhan pesat. Zat besi dibutuhkan Iebih banyak untuk memenuhi pertambahan
volume darah (Pillitteri, 1999). Insiden anemia pada remaja di USA sebesar 25%,
sedangkan di Indonesia sebesar 20-40%. Siswanto (2002) mengatakan 35% remaja
pernah mendengar anemia, dan hanya 10% dapat menjelaskan dengan benar akibat
anemia terhadap kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi
remaja terhadap anemia gizi besi (AGB). Digunakan desain deskriptif dengan metoda
simple random sampling. Kuesioner sebagai alat pengwnpul data berisi pertanyaan
mengenai data demografi dan Iinglcungan, informasi tentang anemia, zat besi dan
AGB, serta pernyataan tentang sikap dan pendapat terhadap anemia. Didapat 45
responden dari klub remaja Pathfinder dan AKPER Ruspau Antariksa. Pengolahan
dan analisa data mengglmakan rumus mean dan standar deviasi. Hasil penelitian
menggambarkan responden terbanyak perempuan, kelompok usia 18-20 tahun, duduk
di SMU, tinggal didaerah perkotaan. Infonnasi tentang anemia terutama didapat dari
media dan sekolah, Pengerlian yang benar tentang anemia dan AGB dimiliki setengah
dari yang pernah menerima informasi. Remaja mengetahui secara umum fungsi zat
besi, penyebab AGB, gejala anemia, sumber makanan zat besi, akibat anemia, serta
upaya penauganan dan pencegahannya. Beberapa mengalami anemia lebih dari satu
tahuu yang lalu dan pada umumnya melakukan pengobatan. Hasil skor dari pendapat
dan sikap disesuaikan dengan tingkat persepsi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
sebagian besar remaja mempunyai persepsi positifterhadap AGB (57,78%) dan
sisanya cenderung positif (42,22%)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5434
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Remaja adalah periode transisi dari anak ke dewasa, dimana terjadi perubahan secara
biologis, intelektual, psikososial, dan ekonomi (Wong, 1999). Pada masa ini remaja
mudah sekali melakukan hal-hal yang negatif sehubungan dengan masa transisi
mereka dari anak ke dewasa termauk penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan
Terlarang (Narkoba). Kondisi ini sangat memprihatinkan karena Narkoba dapat
menimbulkan dampak yang sangat buruk, yaitu timbulnya gangguan fisik dan mental,
perubahan perilaku menjadi anti sosial, mempertinggi jumlah kecelakaan lalu lintas,
tindak kekerasan dan juga kriminal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
mengetahui bagaimana persepsi remaja terhadap bahaya penyalahgunaan Narkoba.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskripsi sederhana dengan metode statistik
tendensi sentral. Sampel yang digunakan adalah remaja yang berumur antara 11- 14
tahun yang mempunyai pengalaman terpapar dengan informasi-informasi tentang
Narkoba di Kelurahan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Instrumen yang digunakan
adalah kuesioner dengan 20 pertanyaan. Setelah diuji dengan menggunakan metode
statistik tendensi sentral didapatkan 70% remaja mempunyai persepsi yang positif
terhadap bahaya penyalahgunaan Narkoba.Untuk penelitian selanjumya yang terkait,
peneliti merekomendasikan untuk meneliti lebih lanjut tentang alasan remaja
menggunakan Narkoba"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5164
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Astuti Wiratmo
"Penyebab permasalahan seksual pada remaja dikarenakan tidak tersedianya informasi yang benar dan benanggllngjawab tentang seksualitas.Sehingga remaja membutuhkan pendidikan seksual untuk mendapatkan bimbingan seksualitas dengan benar.Keberhasilan proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh remaja sendiri sebagai objek sekaligus subjek dalam pendidikan seksual dalam sejauh mana remaja memandang dan membutuhkan pendidikan seksual.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana persepsi remaja terhadap kebutuhan pendidikan seksual. Sampel yang dipakai adalah remaja di SMUN 81 Jakarta Timur dan dilakukan dengan metode acak sederhanafengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk data demografi dan data persepsi remaja terhadap kebutuhan pendidikan seksual sebanyak 27 pertanyaan. Desain yang digunakan adalah deskriptif sedcrhana. Melalui hasil analisa data didapatkan hasil seluruh (l00%) responden memiliki persepsi positif terhadap kebutuhan pendidikan seksual."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4984
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suhraeni
Jakarta: AFRA Institute, 2008
305.3 SUH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Baharudin
"Rumah Sakit Pusat Pertamina ( RSPP ) diresmikan penggunaannya pada tanggal 6 Januari 1972, dengan tujuan untuk memberikan layanan kesehatan bagi karyawan Pertamina beserta keluarga, Kontraktor Asing, Corps Diplomatik, Pejabat Tinggi Pemerintah dan masyarakat umum termasuk didalamnya yang tidak mampu.
Dalam usianya yang telah mencapai 20 tahun, RSPP telah mengalami perkembangan baik dan segi pelayanan kesehatan yang terus menerus ditingkatkan, baik dari segi kualitas dan kemutakhiran peralatan kedokteran yang dimilikinya, kekuatan dan produktìvitas pegawai, sistim informasi serta penerapan quality assurance yang sesuai dengan standar National Association of Quality Assurance Profesionals ( NAQAP ) yang merupakan sebuah badan pengawas mutu layanan rumah sakit di Amerika, yang mana semua itu ditujukan untuk memberikan layanan kesehatan yang sebaik mungkin bagi para pasiennya.
RSPP untuk tetap dapat exist dan terus mendapatkan kepercayaan dari masyarakat yang menggunakan jasanya dituntut untuk inovatif dalam pengembangan layarian kesehatan yang diberikan, hal ini direalisasikan dengan kebijakan divisionalisasi dari Direksi pertamina yaitu dengan ditetapkannya RSPP sebagai investment center, hal ini dilakukan dengan berdasarkan pertimbangan untuk meningkatkan kemampuan operasional secara terpadu.
Kebijakan divisionalisasi tersebut dicerminkan dengan pemberian wewenang kepada RSPP untuk menyelenggarakan layanan kesehatan atas pengobatan, perawatan kesehatari dan pencegahan periyakit serta merencanakan kebutuhan obat serta sarana medis yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam lingkungan perusahaan. Dengan kebijakan tersebut, maka seluruh poliklinik dan rumah sakit pertamina diseluruh wilayah Indonesia berada dibawah koordinasi RSPP.
Implikasi dan pengembangan organisasi tersebut tentu mempunyai dampak pula terhadap personnel resources, machine resources, money resources serta information resources. Semua resources tersebut pada akhirnya akan bermuara pada information resources, yang dicerminkan dalam bentuk informasi yang dibutuhkan manajernen dalam pengambilan keputusan.
Pengembangan organisasi yang konsekuensinya memberikan span of control yang jauh lebih luas dan kompleks, membuat manajemen mulai menyadari bahwa sistim inforinasi juga harus dikembangkan sejalan dengan pengembangan organisasi, hal tersebut dikaitkan dengan produk yang dihasilkan yaitu informasi yang cepat, tepat serta terintegrasi Untuk keperluan pengambilan keputusan.
Perubahan atau pengembangan dalam sistim informasi Sering kali terkait pada masalah-masalah dalam hardware, software maupun brainware, untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut perlu pula kiranya suatu system life cycle yang terdiri dan planning, analysis and design, implementation, and operation.
Pendekatan yang dilakukan dalam pengembangan suatu sistiin informasi dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, namun dalam kasus RSPP pendekatan yang dipakai ialah pendekatan Bottom?Up versus Top-Down. Dasar pemikirannya ialah bahwa requirements top manajemen mengenai informasi yang dibutuhkan, dapat diterjemahkan dalam bentuk pengembangan hardware, software serta brainware yang pada akhirnya mempunyai alur dan bawah ke atas ( bottom-up ), jika dikaitkan dengan final productnya yaìtu informasi yang sesuai dengan requirements top manajemen.
Pengembangan sistem dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengembangkan sistem yang telah ada, atau mengganti sistem dengan yang baru sama sekali. Ditinjau dari segi biaya, mengembangkan sistem yang telah ada jauh lebih ekonomis, biaya-biaya yang timbul hanya mencakup penggantìan maupun penambahan hardware, sedangkan dar segi software maupun brainware tinggal dikembangkan. Penggantian Sistem dengan yang baru sama sekali tidaklah memberikan jaminan bahwa sistem tersebut bisa mencakup seluruh requirement informasi yang dibutuhkan oleh manajemen, kadangkala sistem yang baru tersebut tidak match dengan hardware yang telah dimiliki oleh perusahaan, yang mana hal tersebut tentu membutuhkan investasi yang tidak sedikit disamping kemungkinan adanya faktor employee resistance.
Pengembangan sistem yang telah ada merupakan alternatif yang dipilih dalam kasus RSPP, mengingat aplikasi-aplikasi yang dimilikinya telah berjalan dengan baik sehingga tinggal mengembangkan pada sentra-sentra yang masih dikelola secara manual, sedangkan penggantian serta penambahan hardware merupakan konsekuensi dan pemakaian yang telah optimal serta dampak dan pengembangan organisasi RSPP."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Kosala
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1983
S2138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>