Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205406 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Shirley Ivonne Moningkey
"Preeklampsia-eklampsia merupakan Salah satu penyebab utama kematian ibu di Rumah Sakit Umum Tangerang. Penelitian ini dilakukan unluk mengetahui faktor-faktor risiko kematian ibu oleh karena preeklampsia-eklampsia di Rumah Sakit Umum Tangerang sejak tahun I996 sampai dengan 1999.
Metode. Studi ini menggunakan desain kasus kontrol karena kasus kematian ibu dengan preeklampsia-eklampsia merupakan hal yang jarang terjadi. .Jumlah kasus diambil secara keseluruhan berjumlah 69 kasus kematian ibu dengan preeklampsia-eklampsia sejak tahun 1996-1999, dan kontrol adalah ibu dengan preeklampsia-eklampsia yang tidak meninggal dari tahun yang sama. Data diperoleh dari catatan rekam medis dengan menggunakan kuesioner. Analisa dengan regresi logistik dengan kekuatan 80% dan derajat kepercayaan 95%.
Hasil. Preeklampsia-eldampsia merupakan penyebab utama kematian ibu di Rumah Sakit Umum Tangerang, dengan proporsi penyebab kematian dibanding dengan seluruh kematian ibu yang teljadi 39,l3% pada tahun 1996, 42,85% tahun 1997, 52,38% tahun 1993 dan 56% tahun 1999. Terdapat hubungan yang kuat dan bermakna antara layanan antenatal dngan OR 12,8978 (95%CI 6,6475-25,0247; p 0,0000); dan penanganan sesuai dengan presedur tetap dengan OR 13,0100 (95% CI 3,9792 - 42,5356; p 0,0000).
Kesimpulan. Layanan antenatal dan penanganan kasus sesuai dengan Protap menunjukkan hubungan asosiasi yang kuat dengan kejadian kematian ibu oleh karena preeklampsia-eklampsia di RSU Tangerang 1996-1999, setelah dikontrol oleh faktor rujukan, umur ibu, frekuensi kehamilan, tekanan darah diastolik dan proteinuria.

Preeclampsia/eclampsia is one of the major causes of maternal mortality in Tangerang General Hospital. The-objective of this study was to examine the risk factors of maternal mortality caused by preeclampsia/eclampsia in Tangerang General Hospital 1996-1999.
Methods. Case control study is applied to achieve the objective of the study. Cases were all of the maternal death caused by preeclampsia/eclampsia (n = 69) in Tangerang General Hospital from 1996-1999, controls were women with preeclampsia/eclarnpsia who survived (n = 276) in the same hospital. This study used the medical records as source of dam. Multivariate logistic regression analysis was used to assess the exposure-outcome relationship.
Result. Preeclampsia/eclampsia is the major cause of maternal mortality in Tangerang General Hospital; with the proportion Hom all of the cause the maternal death was 39,l3%, 42,85% , 52,38% and 56% in 1996,1997,l998 and 1999 consecutively. The adjusted odds ratio of dying becaused of preeclampsia/eclampsia was 12,8975 (95% CI 6,6475 - 25,0247) for women who did not received prenatal care compared with women who did received; the adjusted odds ratio of dying because of preeclampsia/eclampsia was 13,0100 (95% CI 3,792- 42,5356) for women who did not received proper handling according to standard operating procedure compared with women who did.
Conclusions. Prenatal care, proper handling according to standard operating procedure were strong predictors of maternal mortality caused by preeclampsia/eclampsia in Tangerang General Hospital |996-1999.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T33061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Muhani
"Pre-eklampsia berat, salah satu penyebab utama kematian ibu di Indonesia dan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung, merupakan penyebab kematian ibu nomor satu (47,25%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan prediktor pre-eklampsi berat (PEB) yang dinilai dari tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, proteiunuria, eklampsia, sindrom hemolysis, elevated liver enzymes, low platelets count (HELLP) dengan kematian ibu di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol dengan jumlah sampel 60 kasus dan 120 kontrol. Data diolah dari rekam medis rumah sakit selama periode lima tahun (2010 ? 2014).
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sindrom HELLP memiliki risiko kematian ibu 12 kali lebih tinggi (95%CI 2,9 - 53,7) dan eklampsia memiliki risiko 12,1 kali lebih tinggi (95%CI 3,8 - 38,6). Tekanan darah diastolik 110 - 119 mmHg memiliki risiko 7,4 kali lebih tinggi (95%CI 1,8 - 29,2), tekanan darah diastolik ³ 120 mmHg memiliki risiko 5,5 kali lebih tinggi (95%CI 1,1 - 23,1), tekanan darah sistolik > 190 mmHg memiliki risiko 2,1 kali lebih tinggi (95%CI 0,5 - 7,4), tekanan darah sistolik 170 - 190 mmHg memiliki risiko 1,6 kali lebih tinggi (95%CI 0,5 ? 4,5), proteinuria +3 memiliki risiko 4,2 kali lebih tinggi (95%CI 0,3 - 27,4), proteinuria +4 memiliki risiko 3,2 kali lebih tinggi (95%CI 0,5 - 31,7) setelah dikontrol oleh usia ibu, gravida, usia kehamilan, metode persalinan, pemberian diasepam, pendidikan, tempat tinggal, dan pekerjaan. Oleh karena itu, perlu meningkatkan deteksi dini komplikasi kehamilan dan penanganan yang baik kasus preeklampsia untuk mencegah kematian ibu akibat eklampsia dan sindrom HELLP.

Severe preeclampsia, one of main causes of maternal death in Indonesia and at Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Public Hospital, is the leading cause Pre-eklampsia Berat dan Kematian Ibu Severe Preeclampsia and Maternal Death Nova Muhani*, Besral** of maternal death (47.25%). This study aimed to determine relation of severe preeclampsia predictor as assessed from systolic blood pressure, diastolic blood pressure, proteiunuria, eclampsia and HELLP syndrome with maternal death at Dr. H. Abdul Moeloek Public Hospital. This study used case control design with 60 cases and 120 control total of sample. Data was managed from hospital medical records during five years period (2010 - 2014).
Results of study showed HELLP syndrome had risk of maternal death 12 times higher (95%CI 2.9 - 53.7) and eclampsia had the risk 12.1 times higher (95%CI 3.8 - 38.6). Then diastolic blood pressure 110 - 119 mmHg had the risk 7.4 times higher (95%CI 1.8 - 29.2), diastolic blood pressure ³ 120 mmHg had the risk 5.5 times higher (95%CI 1.1 - 23.1), sistolic blood pressure > 190 mmHg had the risk 2.1 times higher (95%CI 0.5 - 7.4), sistolic blood pressure 170 - 190 mmHg had the risk 1.6 times higher (95%CI 0.5 - 4.5), proteinuria +3 had the risk 4.2 times higher (95%CI 0.3 - 27.4), proteinuria +4 had the risk 3.2 times higher (95%CI 0.5 - 31.7) after controlled by maternal age, gravida, pregnancy age, delivery method, diazepam provision, education, domicile and employment. Therefore, it needs to improve early detection of pregnancy complication and good management of preeclampsia case to prevent maternal death due to eclampsia and HELLP syndrome."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Helda
"Preeklampsia/eklampsia merupakan salah satu komplikasi persalinan yang berdampak pada ibu dan bayi. Sekalipun diobati prognosis preeklampsia umumnya kurang baik. Mereka yang selamat atau bertahan hidup kemungkinan mengalami gangguan kronis dan menetap, seperti kelumpuhan, kebutaan, tekanan darah tinggi atau kerusakan ginjal. Bayi yang dilahirkan akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. 40% bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengalami preeklampsia/eklampsia berakibat kelahiran prematur dan iatrogenic.
Penelitian ini mengkaji faktor yang berhubungan dengan kejadian PETE pada ibu hamil. Faktor yang diteliti riwayat abortus, usia gestasi, umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, layanan antenatal, dan jenis kelamin bayi. Penelitian ini berlangsung ini di RSU Tangerang dengan waktu pengamatan dari Januari 1999-Desember 2000.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis ibu hamil di RSU Tangerang dari Januari 1999 Desember 2000. Analisis dilakukan dengan sampel sebanyak 206.
Kajian data menunjukkan faktor yang berhubungan dengan preeklampsia/eklampsia adalah riwayat abortus dan pendidikan. Faktor umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, usia gestasi, layanan antenatal, dan jenis kelamin bayi tidak berhubungan dengan PETE.
Disarankan pada RSU Tangerang untuk meningkatan layanan antenatal, melaksanakan penyuluhan tentang PETE dan melengkapi data rekam medis. Pada Dinas Kesehatan Tangerang disarankan memasukkan faktor riwayat abortus dan pendidikan pada program screening.

Factors Related to Preeclampsia/eclampsia in Pregnant Mothers in General Hospital of Tangerang from January 1999-December 2000Preeclampsia/eclampsia is one of the complications of birth delivery that affects mothers and infants. Even though it is treated, preeclampsia is not healthy. Those that survived or remain alive probably will experience recurring and permanent disturbances, such as cripple, blindness, high blood pressure or kidney damage. The born baby will experience growth disorder. Forty percent of the baby born from mother that experience preeclampsia/eclampsia will experience premature and iatrogenie birth.
This research is intended to study factors related to PETE occurrence in pregnant mothers. The factors studied are abortion record, gestation period, age, parity, education, occupation, antenatal service, and sex of the baby. This research took place in General Hospital of Tangerang with observation period from January 1999-December 2000.
This research uses cross-sectional design by using secondary from medical record of pregnant mothers in Public Hospital of Tangerang from January 1999 - December 2000. The analysis is done towards 206 samples. The data processing indicates that the factor related to preeclampsia/eclampsia is history of abortion and education. Age, education, occupation, parity, gestation period, antenatal service, and sex of the baby do not have relationship with PE/E.
It is suggested that General Hospital of Tangerang to improve its antenatal service, perform counseling of PETE and provide medical record. It is suggested that Tangerang Health Office to include history of abortus and education in screening.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Fatmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi pada ibu hamil terhadap kemungkinan terjadinya preeklampsia berat/eklampsia berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi di Puskesmas Sumberjaya tahun 2012. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel dari penelitian ini adalah ibu hamil di Wilayah Puskesmas sumberjaya berjumlah 90 orang. Hasil penelitian menyarankan bahwa dokumentasi asuhan kebidanan harus diterapkan untuk semua ibu hamil, dan informasi tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan harus disampaikan kepada ibu hamil.

This study aims to identify pregnant Woman to the possibility of Serious preeclampsia/eclampsia based on factors that affect In Sumberjaya Community Health Centers year of 2012. The study was a quantitative study With cross sectional research design. Sample of the study was pregnant at the Sumberjaya Community Health Centers numbered 90 people. The results suggest that the documentation of midwifery care should be applied to all pregnant Woman."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Widiastuti
"Pre eklampsia adalah kondisi yang ditandai siengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang nyata pada ibu 6ami1. Rlie eklampsia dan eklampsia menjadi sala h satu penyebab kematian ter&anyak di rumah sakit aengan persentase kasus sekitar 30%.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah mencari faktor-faktor, yang berhubungan dengan kematian pada ibu dengan preeklampsta be at di RSUD Tangerang. Faktor terbagi menjadi 3 kategori yaitu faktor ibu (umur, padtas, riwayat abortus, riwayat dm, riwayat hipertensi, dan riwayat hipertensi dalam kelu ga), faktor penanganan pra rumah sakit (perujuk, penatalaksanaan pra rs dan lama waktu merujuk) dan aktor penanganan di rumah sakit (pemberian obat perawatan di ICU cara dan waktu terminasi kehamilan dan komplikasi).
Metode: Desain penelitian adalah kasus kontrol. Kasus adalah "bu yang meninggal karena pre eklampsia berat, dan kontrol adalah ibo pre eklampsia berat yang bertahan hidup. Sampel penelitian terdiri dari 73 kasus dan 'J3 kontrol. Data diambil dengan menggunakan kuesioner berdasarkan informasi yang disarikan dari data rekam medis pasien 2005-2008.
Hasil: Faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian pada ibu dengan pre eklampsia berat di RSU Tangerang adalah riwayat hipertensi dalam keluarga (p=0,013, OR 0,147;95 % CL 0,032-0.684). Pemberian obat di Rumah Sakit rangkaian tindakan penanganan pra rumah sakit dan selama di rumah sakit (continuum of care). Keberhasilan penanganan komplikasi tidak terlepas dari rangkaian kegiatan, yang diharapkan sejak awal patuh pada prosedur tata laksana yang ada, sekaligus didukung dengan kesiapan fasilitas kesehatan (rumah sakit) dalam menangani kasus."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20947
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ai Cahyati
"ABSTRAK
OSA dapat memperberat komplikasi CAD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko terjadinya OSA pada pasien CAD. Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional. Responden berjumlah 161 orang. Pengukuran risiko OSA menggunakan kuesioner. Dari hasil analisis data ditemukan ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, riwayat keluarga, IMT, hipertensi, diabetes melitus, lingkar leher dan lingkar perut dengan risiko terjadinya OSA, sedangkan umur dan dislipidemia tidak berhubungan. Faktor yang paling berhubungan adalah IMT, Diabetes Melitus dan lingkar perut. Rekomendasi: Deteksi dini risiko terjadinya OSA sangat diperlukan bagi pasien CAD.

ABSTRACT
OSA can give complicated burdens on CAD. This research aimed at indentifying factors which relate to risks of the occurrence of OSA on patients with CAD. This research employed Cross Sectional Design. The total of respondents were 161 respondents. The measurement of OSA risks was conducted using questionnaires. The result of data analyse identified that there is a significant correlation among sex, history of family, IMT, hypertension, Diabetic mellitus, circle of neck and belly with the risks of OSA occurrence, whereas, the age and dislipidemia do not have correlation with the evidence of OSA. The most significant correlated factors are IMT, Diabetic mellitus and the circle of belly. Recommendation reveals that screening on the risks of OSA occurrence is needed for CAD patients."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T33104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabriani Lutfiana Putri
"Bayi berat badan lahir rendah (<2500 gram) merupakan salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia yang belum dapat terselesaikan. Bayi BBLR merupakan bayi yang tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup di masa kandungan baik karena lahir prematur atau IUGR (Intra Uterine Growth Retardation). Bayi BBLR rentan dengan mortalitas dan morbiditas. Bayi BBLR mudah terkena penyakit infeksi dalam masa pertumbuhannya sehingga menghambat tumbuh kembang anak serta dapat menyebabkan penyakit degeneratif di usia dewasa. pada Berbagai penelitain menunjukkan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi bayi BBLR.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara preeklampsia/eklampsia, kadar Hb pada trimester ke-3, jarak kelahiran anak, paritas dan beberapa faktor lain yaitu usia ibu, aktivitas fisik, tingkat pendidikan ibu dan pemeriksaan antenatal. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain case control menggunakan data rekam medis ibu yang melahirkan di rekam medis RSIA Budi Kemuliaan Jakarta pada tahun 2012 dengan besar sampel 300 responden. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji chi square. Sementara itu analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda.
Hasil uji chi square menunjukkan hubungan yang bermakna antara preeklampsia/eklampsia, jarak kelahiran anak dan pemeriksaan antenatal dengan bayi berat badan lahir rendah. Setelah dikontrol oleh berbagai variabel, hasil uji regresi logistik ganda menyatakan bahwa preeklampsia/eklampsia dan pemeriksaan antenatal bayi berat badan lahi rendah merupakan faktor yang mempengaruhi bayi berat badan lahir rendah. Pemeriksaan antenatal merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap bayi berat badan lahir rendah (OR=3,412). Oleh karena itu pentingnya pemeriksaan antenatal bagi ibu hamil perlu disosialisasikan dengan baik agar ibu memeriksakan kehamilannya secara rutin agar ibu dan bayi sehat dan selamat.

Low birt weight infants (<2500 gram) is one of the health problems in Indonesia which can't be resolved. LBW babies are babies who do net get adequate nutrition in the womb either because of prematurebirth or IUGR (Intra Uterine Growth Retardation). LBW infants are vulnerable to mortality and motbidity. LBW infants suspevtible to infectios disease in infancy thus inhibiting their growth and can lead to degenerative disease in adulthood. Various studies determined there are many factors that effect low birth weight infants.
The objective of this studies is to determine the relationship preeclampsia/eclampsia, maternal hemoglobin level in 3rd trimester, children spacing, parity, maternal age, maternal activity, maternal education and antenatal care. This is quantitative researched by design cross sectional and using using secondary data from medical record Budi kemuliaan Hospital Jakarta in 2012 involved 300 respondents. Data analysis using chi square and multivariate analysis using multiple logistic regression.
Result of chi squre test show there is significant relationship between preeclampsia/eclampsia, children spacing and antenatal care to low birth weight infants. After controlled by many variables, multiple logistic regression testresult that preeklampsia/eklampsia and antenatal care are factors that effecting low birth weight infants. Antenatal care is the major factor that effecting low birth weight infants (OR=3,412). Because of the antenatal care for pregnant women is so importance, it’s need to be well socialized, so that mothers and babies healthy and safe.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyna Apriany
"Terapi musik merupakan salah satu terapi komplementer pada anak yang mengalami mual muntah lambat akibat kemoterapi. Mual muntah lambat merupakan efek yang paling menimbulkan stres pada anak dan keluarga. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi pengaruh terap musik terhadap mual muntah lambat pada anak usia sekolah dengan kanker. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen dngan pre-post test control design.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan mual muntah setelah mendapatkan terapi musik pada kelompok intervensi bermakna dibandingkan kelompok kontrol. Kesimpulannya, terapi musik secara signifikan dapat menurunkan mual muntah lambat akibat kemoterapi. Disarankan agar terapi musik dapat diterapkan sebagai intervensi keperawatan dalam menangani pasien yang mengalami mual muntah lambat akibat kemoterapi.

Music therapy is one of complementary theray on children who experience delayed nause vomiting as chemotherapy effect. Nausea vomiting is an effect that cause stress in children and their family. The purpose iof this research was to identify the effect of music therapy on delayed nausea vomiting in school age who suffered from cancer. Design research used a quasi experimental with pre-post test control design.
Result show that there were significant decrease of average delayed nausea vomiting on intervention group that was given music therapy comparing to control group. Music therapy significantly decrease delayed nause vomiting as chemotherapy effect in school age who suffered from cancer. It is suggested that music therapy can be intergrated as part of nursing intervention in delivering nursing care for patients who experience delayed nausea vomiting as chemotherapy effect."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28403
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>