Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171479 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Sonni
Jakarta: elex media komputindo, 1997
658.8 SON p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Albiner
"Kebutuhan energi, protein, dan zat besi dapat disumbangkan oleh makanan jajanan masing-masing sekitar 36%, 29%, dan 52%. Namun, makanan jajan yang tersedia disamping tidak selalu sehat dan bergizi juga perilaku sisiwa tidak selalu positif untuk kebutuhan gizi. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh media visual poster dan leaflet terhadap perilaku makanan jajanan pelajar suatu SMA di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, 2009. Dengan desain eksperimen kuasi one pre- and post-test group, penelitian dengan perlakuan pajangan poster dan leaflet di sekolah ini menilai pengaruh intervensi 2 minggu setelah perlakuan. Analisis data dilakukan dengan metode uji T-berpasangan terhadap sampel 80 pelajar kelas khusus. Sebelum dan setelah perlakuan, skor rata-rata pengetahuan siswa adalah 1,99 dan 3,00, skor rata-rata sikap adalah 1,80 dan 3,00. Tindakan konsumsi makanan para pelajar juga meningkat sebelum (x=1,76) dan sesudah (x=1,86) intervensi. Terdapat perbedaan yang bermakna antara perilaku konsumsi makanan jajanan pada anak sekolah sebelum dan sesudah intervensi. Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan gizi menggunakan media poster dan leaflet mampu meningkatkan perilaku gizi anak sekolah. Disarankan pihak sekolah dan puskesmas menggunakan poster dan leaflet sebagai salah satu media penyuluhan gizi menyampaikan informasi gizi tentang makanan jajanan dan isu kesehatan lain untuk mempromosikan upaya kesehatan sekolah.

Street food plays an important role in students? nutrition. About 36%, 29%, and 52% of energy, protein, and iron, respectively, can be contributed by street food. The aim of the research was to know effect of nutritional extension using healthy food poster and leaflet on street food consumption behaviour among Senior Height School students in District of Mandailing Natal. The research is quasi-experiment with one pre- and post-test group design. The intervention was conducted by displaying poster and giving leaflet to students. Effects of interventions were evaluated two weeks after intervention. Subjects are 80 students. Data were analyzing by using paired sample T-test. Result showed that the average scores of knowledge of students were 1.99 and 3.00 before and after intervention, respectively. The average scores of attitude were 1.80 and 3.00 before and after intervention, respectively). Also, the practice of food consumption among students also increases (1.76 and 1.86 for before and after intervention, respectively). There was a significant difference in street food consumption behavior among students between before and after intervention. It can be concluded that nutritional extension using visual posters and leaflets increase student?s nutritional behaviour. It is suggested that, both school and puskesmas, use poster and leaflet as media of nutritional extension regarding street food and other health issues to promote school health."
2010
Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ali
Jakarta: Ghalia Indonesia , 2002
363.23 ACH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tris Eryando
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keamanan makanan jajanan yang disajikan di lingkungan kampus Universitas Indonesia (UI) Depok. Investasi Escherichia coli (E. coli) dijadikan indikator kualitas sanitasi dan higiene pengelolaan makanan oleh penjamah makanan. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Objek pengamatan dalam penelitian ini adalah penjamah makanan pada setiap tempat penjualan makanan di lingkungan kampus UI Depok. Wawancara dilakukan terhadap 173 penjamah makanan, pemeriksaan sampel makanan dan minuman juga dilakukan terhadap 173 sampel. Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada laboratorium mikrobiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Depok, dengan menghitung most probable number (MPN) E. coli ditemukan lebih dari separuh 59,54% sampel makanan jajanan terkontaminasi E. coli. Faktor jenis perlakuan terhadap sayuran dan lama pemasakan biji bijian / beras adalah faktor yang paling berhubungan terhadap kontaminasi E. coli pada penyajian makanan jajanan. Mencuci sayuran dengan air tidak mengalir atau tidak mencuci sayuran, 5 kali lebih berisiko terhadap kontaminasi E. coli pada penyjian makanan jajanan. Pemasakan biji-bijian/beras dengan waktu kurang dari 15 menit berisiko terhadap kontaminasi E. coli pada penyajian makanan jajanan. Disarankan untuk melakukan sosialisasi dan pengawasan secara rutin terhadap penajmah makanan dalam pengolahan makanan.

The Relationships between Selection and Processing Food with Escherichia coli Contaminant on Food Stall Serving. Escherichia coli in food stalls surrounding the X Campuss in Depok, year 2012. The research conducted to examine food safety, which were served in surrounding the campus X in Depok. Escherichia coli (E. coli) existence was used to indicate the quality of hygiene and sanitation of the food that was served. Using the cross sectional method, the research examined the persons who served the food to be sold in the food stalls in the campus. There were 173 food servers chosen as the respondents from 10 different food stalls around the university. The existence of E. coli examined in the microbiology laboratory in the Faculty of Public Health. Using the most probable number (MPN) method found that 59.54% of the food served in the campus were contaminated E. coli. Factors affecting the existence of E. coli were the raw materials (vegetables) treated and the length of cooking of the materials (rice/beens). The improper treatment such as washing with no running water or even unwashed vegetables had 5 times risk of the E. coli contamination. Cooking less than 15 minutes was also more risky than cooking more than 15 minutes. As a result, this is very important to find a method to improve knowledge and to increase practical skills in food safety. Furthermore, in this research area may give contribution to avoid E. coli contamination which will prevent unnecessary illness among students in the campus."
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Meirio
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S8153
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ari Wijayanti
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko makanan dan minuman jajanan pada anak sekolah dasar di Kabupaten Sukabumi tahun 2012. Data sekunder yang digunakan bersumber dari data BBTKL-PP Jakarta. Dari hasil uji statistik yang dilakukan menemukan hubungan yang bermakna antara cuci tangan dan kebersihan pribadi dengan hasil uji bakteriologis E. coli serta cuci tangan dengan hasil uji bakteriologis Bacillus cereus (p<0,05). Akhirnya disarankan bahwa masih perlu dilakukan penyuluhan pentingnya PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) serta CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) bagi komunitas sekolah (guru, murid dan pedagang jajanan di sekolah), pemberdayaan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan penyediaan fasilitas sanitasi di sekolah-sekolah, terutama tempat cuci tangan dan alat makan.

The research is aimed to know risk factor snacks food and drinks on children elementary school in Sukabumi Distric year 2012. The data was used from BBTKL – PP Jakarta. The resulted from statistical test founded relationship meaningfully between hand wash and personal hygiene with bacteriologis E. Coli test result and hand wash with bacteriologis Bacillus cereus (p<0,05) test result. Finally, that sugested need to do counseling of Clean and Healthy Living Behavior, and Washing Hand Wearing Soap for school comunity ( teacher, children, and school food traders), School Healthy Unit Empowerment, and provision of sanitation fasility in schools, especially washbowl and cutlery."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiyah Shinta Suleman
"Institusi pendidikan memiliki sarana tempat penjualan makanan yang khusus disediakan untuk murid atau mahasiswa, guru atau dosen, dan staf administrasi.
Keberadaan tempat pengolahan makanan di tingkat universitas bertujuan untuk memudahkan hal tersebut sehingga dapat terpenuhinya kebutuhan makanan dan minuman yang terlindungi dan terjamin kesehatannya sehingga tercipta tenaga kerja yang produktif.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Susanna,dkk tentang Kontaminasi Bakteri Pada Makanan dan Minuman yang Dijajakan di Kantin Universitas ?X? Tahun 2008, melaporkan bahwa semua kelompok makanan (tidak berkuah, berkuah, bersambal, dan sambal) semuanya positif Escherichia coli dan terkontaminasi Salmonella. Makanan bersambal 37,5% positif E. coli. Begitu juga dengan kontaminasi Salmonella, terjadi pada semua kelompok makanan dan sambal dengan kadar terbanyak pada makanan bersambal (33,33%). Hal ini tidak memenuhi persyaratan keputusan menteri kesehatan nomor 715/MENKES/SK/V/2003, yakni angka E. coli harus 0/gram contoh makanan dan minuman.
Menurut Kepmenkes No. 715 tahun 2003 laik fisik tempat pengolahan
makanan tidak dengan mudah diperoleh tetapi melalui beberapa tahapan penilaian.
Permohonan sertifikat laik fisik jasaboga dilengkapi dengan surat-surat seperti bukti pernah mendapatkan pelatihan hygiene sanitasi makanan minimal satu orang penjamah makanan, surat penanggung jawab jasaboga, dan rekomendasi dari asosiasi jasaboga. Laik fisik dalam ketentuan tersebut yakni dengan skoring penilaian laik sebesar 65 ? 70 untuk golongan A1. Universitas ?X? memiliki tempat pengolahan makanan yang masuk kedalam golongan A1, karena jangkauan penyajiannya terbatas yakni hanya kepada mahasiswa, dosen, dan staff akademik. Dan dari keseluruhan
kantin yang ada di Universitas ?X? tidak memiliki karyawan tetap yang membantu.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran hubungan sanitasi kantin dan pelatihan penjamah makanan dengan laik fisik tempat pengolahan makanan di Universitas ?X? Depok tahun 2008. Metode penelitian menggunakan desain cross sectional, dengan menggunakan data sekunder penelitian Susanna, dkk tahun 2008. Hasil penelitian ini menyatakan semua variabel sanitasi kantin seperti konstruksi bangunan, dinding, langit-langit (plafon), ventilasi, penerangan, kualitas fisik air, sumber air bersih, pembuangan air kotor, toilet, tempat sampah, dan pencucian peralatan tidak berhubungan dengan laik fisik tempat pengolahan makanan karena nilai p yang diperoleh lebih besar dari nilai alpha 0,05 begitu juga dengan variabel pelatihan penjamah makanan tidak berhubungan dengan laik fisik tempat pengolahan makanan dengan nilai p yang dihasilkan sebesar 1.
Perlu ada perbaikan untuk semua komponen sanitasi kantin. Pihak universitas diharapkan mampu memberikan pelatihan hygiene sanitasi makanan kepada penjamah makanan bekerjasama dengan dinas kesehatan yang dilakukan secara rutin dan serentak."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Wibawa
"Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia, sehingga makanan harus aman untuk dikonsumsi. Penyakit bawaan makanan adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme pathogen.
Makanan jajanan merupakan salah satu hasil produk dari tempat pengolahan makanan dan banyak dijumpai di lingkungan sekitar sekolah serta umumnya rutin dikonsumsi oleh sebagian besar anak usia sekolah. Selain mempunyai peran yang menguntungkan makanan jajanan mempunyai risiko untuk menimbulkan masalah kesehatan seperti kejadian keracunan makanan di sekolah. Beberapa faktor yang dapat memungkinkan terjadinya penularan penyakit melalui makanan adalah perilaku yang tidak higienis, adanya sumber penyakit menular, adanya media dan resipien. Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kondisi higiene sanitasi makanan jajanan serta faktor yang mempengaruhinya di kabupaten Tangerang tahun 2006.
Penelitian ini menggunakan disain potong lintang (Cross Sectional), dengan memanfaatkan data sekunder kegiatan pengawasan makanan dan minuman yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang terhadap pedagang makanan
jajanan di Sekolah Dasar di Kabupaten Tangerang tahun 2006. Sampel pada penelitian ini adalah makanan jajanan yang diambil dari 159 Sekolah Dasar di kabupaten Tangerang tahun 2006 adapun variabel yang diamati adalah : pengetahuan, perilaku, peralatan sarana air bersih, sarana pembuangan Iimbah, tempat pembuangan sampah dan lokasi usaha, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah kontaminasi bakteri E.CoIi.
Hasil penelitian menunjukan sampel makanan yang terkontaminasi sebanyak 37,1%. Untuk pengetahuan Iebih dari separuh (62,9%) tidak baik, Sedangkan untuk perilaku sebagian besar tidak baik (76,7%). Lokasi usaha lebih dari separuh tidak memenuhi syaraf (53,5%). Bggitu pula untuk peralatan yang digunakan lebih dari
separuhnya yaitu 57,2% tidak memenuhi syarat. Sedangkan untuk fasilitas sanitasi menunjukan hampir sebagian besar kondisi tempat sampah tidak memenuhi syarat (93,1%), untuk sarana air bersih hampir sebagian besar (75,5%) tidak memenuhi syarat.
Begitu pula untuk sarana pembuangan limbah 86,2% tidak memenuhi syarat. Hasil uji bivariat menunjukan hanya empat variabel yang bermakna yaitu : pengetahuan (p = 0,028), perilaku (p = 0,009), peralatan (p = 0,039) dan sarana air bersih (p= (1,037) sehingga variabel ini masuk menjadi kandidat analisis multivariat. Pada analisis multivariat lalu dilakukan seleksi kandidat dengan memasukan variabel dengan nilai p<0,2S. Dari hasil akhir analisis multivariat tersebut diketahui bahwa perilaku merupakan variabel murni yang mempengaruhi terjadinya kontaminasi pada makanan jajanan (p = 0,011) dengan nilai OR 3,2 (95% : CI) dengan persamaan matematisnya adalah sebagai berikut : Logit (kontaminasi makanan) = 0,297 + 1,158*perilaku = 0,81
Saran secara akademik adalah perlunya perbaikan metode dalam penyusunan kuesioner dan kejelasan dalam Iangkah kerja ketika mengambil sampel. Saran secara praktis adalah Dinas Kesehatan hendaknya meningkatkan upaya pembinaan dan pengawasan atau inspeksi sanitasi terhadap pedagang makanan jajanan di Sekolah Dasar secara rutin, adanya kerjasama dengan pihak sekolah dalam upaya pengelolaan kantin sekolah yang sehat serta penyediaan fasilitas sanitasi yang diperlukan. Upaya Iainnya adanya Iomba kantin seknlah sehat yang bisa memotivasi perilaku hidup bersih dan sehat pada pedagang makanan jajanan di sekolah serta membuat sentra makanan jajanan dengan menggabungkan para pedagang dalam satu tempat.

It has been known that food is one of the human basic needs. Therefore, food should be safe to be consumed. Food born disease is a disease that originated from food that contaminated by pathogenic microorganism.
Street food is a food that produced, processed and mainly found in the area surrounding the school and routinely consume by most of the students in their break time. Although it is found that street food has an advantages side, but it is also has a risk on their health, like food poisoning. Some factors that could be occurring in food born disease are: unhygienic behavior, the source of the contagious disease, the media, and the recipient.
The main purpose of the study is to describe the condition of sanitation hygienic of the street food and factors related to the condition, at the district of Tangerang 2006. The study use the cross sectional design with secondary data obtained from the activities of food and drink monitoring that carried out by the Health District Authority of Tangerang towards food street vendors in all Primary School in Tangerang. Samples are food from street food that sells in 159 Primary School at the district of Tangerang.
Variables observed are including the knowledge, behavior, eating utensils and clean water, waste disposal appliance, the garbage storage, and the location on where the food is selling. The E. coli contamination is being the dependent variable of the study.
The study found that food sampled has have contaminated is around 37.1%. More than half (62.9%) has poor knowledge, and mainly (76.7%) has poor behavior. Mostly (53.5%), the location on where the food is selling has poor condition. Same situation for the condition of eating utensils, 57.2% have unconditional state. Meanwhile, most of sanitary facilities are in poor condition, 93.1% of garbage storages are unconditional,
75.5% of clean water facilities are poor, as well as 86.2% of waste disposal appliances.
From the bivariate analysis, there four variables are found have significant relationship, i.e. knowledge (p = 0.028), behavior (p = 0.009), utensils (p = 0.039), and clean water appliances (p = 0.037), which lead to included to multivariate analysis. From
the final analysis of multivariate, it has found that behavior is to be the sole variable that influences the occurrence of street food contamination (p = 0.011) with OR 3.2 (95% C.I) with its mathematical formulation is:
Logit (food contamination) = 0.297 + 1.158*behavior = 0.81
Suggestion on academic issues is suppose to improve the method of questionnaires arrangement and clarification on the step of activities on sampling. Suggestion in practical issue, for the Health Authority that suppose to increase the capacity building and sanitary monitoring or inspection towards street food vendors surrounding the school in routinely base. There is a need on good collaboration between school management in order to obtain a healthy school canteen, as well as providing the sanitary facilities that urgently needed. Other form of endeavor is to create a healthy canteen competition in order to encourage the clean and healthy lifestyle towards street food vendors, as well as creating the center for street food that merging all street vendors into one selling location.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>