Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74653 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bunch, Roland
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001
338.1 BUN dt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Departemen Pertanian, 2007
630 PRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Peking: Pustaka Bahasa Asing, 1960
951.05 REP k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Made Tusan Surayasa
"Masalah inti dari penelitian ini adalah adanya ideologi jender yang menempatkan wanita pada posisi yang tidak menguntungkan. Wanita sering tidak diperhitungkan keberadaan dan pekerjaannya. Kontribusi wanita yang besar di bidang pertanian menjadi tidak 'nampak' di mata pejabat pendesain program pertanian sehingga perencanaan banyak program pertanian masih bersifat bias pria. Bagaimana dengan proyek Pembangunan Pertanian Rakyat Terpadu (P2RT) di Desa Tembok Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng, Bali? Apakah hal demikian juga terjadi? Penelitian ini mengungkapkan hal tersebut.
Tipe penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data primer dikumpulkan dengan wawancara menggunakan daftar pertanyaan semi terstruktur untuk 33 orang informan yang terdiri atas lima orang informan petugas, 24 orang informan petani, baik pria maupun wanita dan empat orang wanita partisipan proyek. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan model analisis jender.
Penelitian ini menemukan bahwa wanita petani berperan sangat nyata dalam usaha tani jagung dan usaha peternakan kambing lingkup proyek P2RT. Meskipun demikian, mereka diabaikan dalam perencanaan ataupun pelaksanaan proyek tersebut. Wanita tidak dilibatkan bahkan tidak masuk pertimbangan dalam proyek P2RT. Hal ini karena nilai jender yang dianut oleh perencana, pelaksana proyek ataupun oleh petani itu sendiri yaitu bahwa "tugas pria mencari nafkah", "tugas wanita di rumah tangga" dan "usaha tani itu milik pria". Ini membuat mereka "buta" terhadap realitas bahwa wanita berperanan besar di usaha tani lingkup proyek. Petani wanita dinilai tidak pantas menjadi peserta proyek dan mengikuti pelatihan-pelatihan di bidang usaha tani, karena akan menelantarkan pekerjaan rumah tangganya bila mengikutinya. Ternyata, peran reproduktif wanita digunakan sebagai alasan untuk menyingkirkan wanita dari kegiatan proyek P2RT tersebut. Padahal, sebenarnya jadwal kegiatan ini dapat diatur dan disesuaikan dengan jadwal kegiatan wanita di ranah domestik apabila proyek ada kemauan. Jadi, ini merupakan wujud ketidakadilan perlakuan antara petani pria dan petani wanita. Petani wanita berada pada posisi yang dirugikan. Tidak dilibatkannya petani wanita dalam kegiatan proyek berdampak negatif pada keberhasilan proyek P2RT di Desa Tembok Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng. Dampak negatif ini ditunjukkan dari masih diterapkannya teknologi budi daya jagung yang mengacu pada kebiasaan lama, seperti masih menggunakan benih secara berulang dan jarak tanam, jumlah benih per lubang serta memupuk masih belum sesuai dengan yang dianjurkan proyek. Kesemuanya justru banyak dikerjakan petani wanita. Di samping itu, ditemukan bahwa proyek P2RT tidak mengubah pola pembagian kerja jender pada usahatani jagung di Desa Tembok. Sebaliknya pada usaha peternakan kambing terdapat perubahan pola pembagian kerja. Beban kerja sehari-hari wanita cenderung bertambah. Ini karena sebelum proyek, kegiatan sehari-hari membersihkan kandang kambing ataupun memberi pakan kambing tidak dilakukan. Jadi, masuknya proyek P2RT menambah beban bagi wanita di Desa Tembok.
Temuan di atas menunjukkan bahwa perencanaan P2RT belum sensitif terhadap masalah jender. Oleh karena itu, proyek P2RT sendiri dirugikan. Berdasarkan temuan di atas maka dianjurkan agar petani wanita diberi perhatian khusus seperti layaknya petani pria. Agar petani wanita mendapat kesempatan dan perhatian, perlu ada pengakuan bahwa petani wanita mempunyai peran besar di usaha tani lingkup proyek. Dalam perencanaan ataupun pelaksanaan proyek P2RT di masa mendatang petani wanita jangan diabaikan, sehingga mereka memperoleh juga manfaat proyek seperti petani pria. Selain itu, perlu ada upaya penyadaran jender bagi semua pejabat yang berada pada posisi pengambil keputusan, perencana dan pelaksana di lingkup Departemen Pertanian. Ini dimaksudkan agar pejabat lingkup pertanian dapat menyusun perencanaan proyek P2RT, khususnya di Kabupaten Buleleng, Bali yang memperhatikan kepentingan petani wanita dan petani pria. Lebih lanjut perlu dikondisikan bahwa petani wanita dan petani, pria memperoleh akses yang sama untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut. Intervensi proyek P2RT juga dapat lebih berhasil apabila pekerjaan wanita dan kepentingannya lebih diperhatikan. Apabila proyek P2RT memperhatikan kepentingan wanita di daerah penelitian, lebih bijaksana untuk mengembangkan juga ternak babi, mengingat di daerah ini ternak babi telah biasa diusahakan oleh wanita. Di samping itu, ternak ini mempunyai arti penting untuk keperluan konsumsi, penambah penghasilan ataupun pemenuhan fungsi sosio-kultural."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemerintah telah menetapkan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama dalam pembangunan nasional 2009-2014. Program pemberdayaan pertanian dan nonpertanian untuk kelompok miskin sudah relatif banyak, namun kurang efektif dan berkelanjutan karna bersifat parsial-sektoral. Mengingat besarnya sumber daya yang dicurahkan, dalam prespektif peningkatan efektivitas dan efisiensi program pembangunan, pemikiran ini bertujuan merumuskan reorientasi pradigma dan strategi sebagai syarat kecakupan dalam pengentasan kemiskinan di pedesaan. Krisis ekonomi berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketanganan pangan di tingkat regional dan global. Dampak krisis ekonomi global di Indonesia mencakup penurunan pertumbuhan sektor pertanian dan terhambatnya pencapaian target MDGs-1 2015(12.3% vs target 7,5%). Dampak krisis, dengan risiko dan ketidakpastian yang tinggi, hendaknya membangkitkan kesadaran baru tentang pentingnya paradigma dan strategi pembangunan dan pertumbuhan inklusif. Pembangunan perdesaan inklusif mensyaratkan sinergi pertumbuhan di tingkat desa dengan program pemberdayaan kelompok miskin. Pengembangan agribisnis dan agroindustri patut dijadikan kegiatan utama program pemberdyaaan, pembangunan perdesaan, dan instrumen penting dalam mempercepat transformasi ekonomi pertanian dan perdesaan. Komplementasi efektivitas program pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi (di atas 7,0%), didukung integrasi ekonomi desa-kota, akan menjamin eefektibitas dan efisiensi pemanfaatan sumbe daya ekonomi dan mempercepat pengentasan kemiskinan di perdesaan dan secara nasional. "
Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian, {s.a}
630 PIP
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Pramesti Rachardyanti
"Merupakan bagian dari Green Oasis Kawasan Wisata Kampung Tongkol. Tongkol Village merupakan sebuah bangunan mixed-use yang diharapkan dapat menjadi sebuah pusat kegiatan bagi wisatawan dan juga masyarakat sekitar Kampung Tognkol. Terletak secara strategis di tengah tengah melting pot Kawasan Wisata Kampung Tongkol, kehadiran Tongkol Village diharapkan dapat memadukan aktivitas wisatawan berbelanja, wisata kuliner, menginap, berkumpul dll dan meningkatkan partisipasi masyarakat sekitar melalui community hub sebagai wadah pengembangandan kolaborasi masyarakat sekitar.
Placemaking merupakan tujuan penting yang perlu dicapai oleh sebuah bangunan publik yang memiliki koneksi dengan fabric urban kota, sehingga hal tersebut merupakan nilai yang ingin dijunjung Tongkol Village dalam pencapaian desain. Dengan mempertimbangkan titik-titik utama kawasan dan mengimplementasikannya pada desain, Tongkol Village berusaha untuk menjawab isu dan konteks Kampung Tongkol sehingga karakteristik Kampung Tongkol dapat tetap terjaga dan terlihat. Salah satu karakteristik morfologi yang paling terlihat adalah kehidupan masyarakat Kampung Tongkol adalah penggunaan ruang-ruang antar hunian mereka sebagai ruang untuk placemaking berkumpumpul, bertemu, bermain dan melakukan aktivitas lainnya. Karakteristik ini kemudian dihadirkan dalam Tongkol Village. Sementara itu, reruntuhan dan relief masa lampau yang tersebar disekitar Tongkol Village menjadi visual enhancer bangunan sehingga pengguna/masyarakat akan merasakan pengalaman ruang visual yang berbeda."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Pramesti Rachardyanti
"Merupakan bagian dari Green Oasis Kawasan Wisata Kampung Tongkol. – Tongkol Village merupakan sebuah bangunan mixed-use yang diharapkan dapat menjadi sebuah pusat kegiatan bagi wisatawan dan juga masyarakat sekitar Kampung Tognkol. Terletak secara strategis di tengah-tengah melting pot Kawasan Wisata Kampung Tongkol, kehadiran Tongkol Village diharapkan dapat memadukan aktivitas wisatawan (berbelanja, wisata kuliner, menginap, berkumpul dll) dan meningkatkan partisipasi masyarakat sekitar melalui community hub sebagai wadah pengembangandan kolaborasi masyarakat sekitar.
Placemaking merupakan tujuan penting yang perlu dicapai oleh sebuah bangunan publik yang memiliki koneksi dengan fabric urban kota, sehingga hal tersebut merupakan nilai yang ingin dijunjung Tongkol Village dalam pencapaian desain. Dengan mempertimbangkan titik-titik utama kawasan dan mengimplementasikannya pada desain, Tongkol Village berusaha untuk menjawab isu dan konteks Kampung Tongkol sehingga karakteristik Kampung Tongkol dapat tetap terjaga dan terlihat.
Salah satu karakteristik morfologi yang paling terlihat adalah kehidupan masyarakat Kampung Tongkol adalah penggunaan ruang-ruang antar hunian mereka sebagai ruang untuk placemaking - berkumpumpul, bertemu, bermain dan melakukan aktivitas lainnya. Karakteristik ini kemudian dihadirkan dalam Tongkol Village. Sementara itu, reruntuhan dan relief masa lampau yang tersebar disekitar Tongkol Village menjadi visual enhancer bangunan sehingga pengguna/masyarakat akan merasakan pengalaman ruang visual yang berbeda.

Tongkol Village is a part of the Green Oasis Tourism Area of Kampung Tongkol. Tongkol Village is a mixed-use development that is expected to become a center of activity for tourists and surrounding community of Tongkol Village. Located in the melting pot of Kampung Tongkol Tourism Area, Tongkol Village is expected to be able to integrate tourist activities (purchases, culinary tours, overnight stays, tourists etc.) and at the same time increase community participation related through community hubs as a provider of community development and participation.
Placemaking is an important goal that needs to be achieved by a building that has strong connections with the urban fabric of a city, a value that Tongkol Village wishes to uphold through the design. By responding to main nodes in the area and implementing them in the design, Tongkol Village will hopefuly answer contextual issues of Kampung Tongkol and stay true of Kampung Tongkol's characteristic that will be preserved and embodied in the design.
One of the most visible morphological features of Kampung Tongkol is the use of spaces between their dwellings of it's people as a a space for placemaking - gathering, meeting, playing etc. These characteristics are then embodied the design of Tongkol Village. Meanwhile, the ruins and the past reliefs scattered around the area will become visual enhancers of the building that will create a new and lively experience.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widyotomo Jati
"Sebagai kawasan transisi kawasan Sunda Kelapa dan kawasan Kota tua, kawasan wisata Kampung Tongkol yang menerapkan tema Green Oasis,sehingga disini membawa ide sebuah stasiun yang baru untuk meningkatkan nilai wisata di kaawasan dalam segi transportasi yang efisien. Sehingga pengembangan sebuah stasiun sebagai bangunan public bagi para wisatawan yang merupakan sebuah fasilitas umum yang menjadi landmark kawasan dengan menjaga kesantunannya.
Stasiun Tongkol merupakan stasiun kereta api komuter baru yang fungsi utamanya untuk mengakomodasi para wisatawan yang berasal dari Tangerang dan Ancol. Stasiun ini berada di Kawasan Kampung Tongkol yang mana merupakan intermediate zone bagi para wisatawan di keseluruhan Kawasan Terpadu Jayakarta. Sebagai kawasan transisi antara Kota Tua dan Kawasan Sunda Kelapa, yang perlunya ada titik TOD baru yang akan nantinya berguna untuk membagi persebaran dari wisatawan yang akan datang dari pusat kawasan wisatawan. Berfungsi juga sebagai sebuah lokasi perencanaan pembangunan titik transit stasiun komuter yang baru dengan objektif memberi kondusifitas bangunan yang perlu disesuaikan kembali, dan meningkatkan aksesibilitas dari perencanaan kawasan itu sendiri.

As the transition area of ​​the Sunda Kelapa region and the old city area, the tourist area of ​​Kampung Tongkol that applies the theme Green Oasis, so here brings the idea of ​​a new station to increase the value of tourism in the region in terms of efficient transportation. So that the development of a station as a public building for tourists is a public facility that becomes a landmark of the region by maintaining its politeness.
Tongkol Station is a new commuter train station whose main function is to accommodate tourists from Tangerang and Ancol. The station is located in the Tongkol Kampung Area which is an intermediate zone for tourists in the whole Jayakarta Integrated Area. As a transition area between the Old City and Sunda Kelapa Region, there is a need for a new TOD point that will later be useful to divide the distribution of tourists who will come from the center of the tourist area. It also functions as a planning location for the construction of a new commuter station transit point with an objective to provide conducivity to buildings that need to be re-adjusted, and increase the accessibility of regional planning itself."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yusalina
"ABSTRAK
Pustakawan sebagai suatu profesi ditunjukkan dengan adanya organisasi profesi/asosiasi yang dapat mewakili kepentingan profesinya. Fungsi organisasi profesi ini di antaranya untuk mengembangkan profesi dan status profesi, serta mengembangkan ilmu pengetahuan bidang profesi. Fungsi tersebut dapat tercermin melalui karya tulis yang dicetak dan diterbitkan dalam suatu media.
Salah satu media yang diterbitkan sejak tahun 1992 adalah publikasi bidang perpustakaan yang dikeluarkan oleh Pusat Perpustakaan dan Komunikasi Penelitian (PUSTAKA), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian yaitu Jurnal Perpustakaan Pertanian.
Melalui publikasi ini, semua pustakawan diharapkan akan mendapatkan manfaat yaitu penambahan wawasan dan pengetahuan bidang kepustakawanan (membaca) dan memiliki kesempatan untuk mengemukakan aspirasi/pengetahuannya (menulis). Dengan demikian akan terjalin komunikasi dengan sesama pustakawan atau masyarakat luas, selain mendapatkan manfaat lain berupa penambahan angka kredit bagi pustakawan yang bersangkutan.
Apabila di pandang dari sisi pengelola, saat ini masalah yang paling dirasakan adalah sulitnya mendapatkan naskah yang sesuai dengan misi penerbitan. Namun demikian, perlu pula dipelajari hai-hal yang berhubungan dengan pembaca (pustakawan). Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran mengenai persepsi pustakawan terhadap Jurnal Perpustakaan Pertanian, mengidentifikasi karakteristik pustakawan sebagai pembaca Jurnal Perpustakaan Pertanian, mendapatkan gambaran mengenai hal-hal yang melatarbelakangi pustakawan membaca Jumal Perpustakaan Pertanian, dan mempelajari hubungan antara karakteristik pustakawan dengan persepsi mereka tentang Jurnal Perpustakaan Pertanian.
Metode penelitian yang dipergunakan bersifat deskriptif dengan desain korelasi. Sasaran penelitian adalah pustakawan Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian di Bogor, berjumlah 32 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan sensus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui angket dan wawancara, sedangkan teknik analisis datanya adalah analisis statistik non parametrik dengan rumus Spearman (uji korelasi).
Hasil .pengujian hipotesis menunjukkan ada hubungan yang kecil antara karakteristik umur dengan persepsi terhadap penyajian, dan jumlah jurnal yang dibaca dengan isi dan penyajian. Sedangkan karakteristik umur dengan persepsi terhadap isi dan periode penerbitan, jumiah jurnal yang dibaca dengan periode penerbitan, serta karaktersitik pendidikan, jabatan fungsional, golongan/kepangkatan, dan masa kerja, tidak berhubungan secara nyata dengan persepsi pustakawan terhadap isi, penyajian dan periode penerbitan Jurnal Perpustakaan Pertanian.

ABSTRACT
The Perception of Librarians on the Journal of Agricultural Library : A Case Study of The Librarians of The Center for Agricultural Library and Research Communication (PUSTAKA), the Department of Agricultural Library in Bogor A librarian as a profession is pointed on by the existence of the professional organization which can represent the need of its profession is among others to develop the profession and its status, also to develop the science of the professional field. This function can be implied through a writing, which is printed and published in certain media.
One of the media which has been published since the year 1992 is the publication on the library field, published by the Center Agricultural Library and Research Communication (PUSTAKA), Agency for Agricultural which is the Journal of Agricultural Library.
Through this publication, all of the librarians are hoped to get benefit, there are additional scope knowledge of the reference field (reading) and processing the opportunity to purpose the aspiration/the knowledge (writing). So they will make a communication relationship among librarian or society, besides getting other additional benefits in the form of a credit value for the librarians themselves.
If viewed from managerial side, nowadays, the problem which is felt in the difficulty of getting the scripts fit with the publication mission. Nevertheless, it is necessary to learn the things related to the reader (librarians). Due to that, the aims of this research were obtain the perception of the librarian's characteristics as a reader of the Journal Agricultural Library, to get the perception on all the librarian's backgrounds in reading the Journal of Agricultural Library and to study the relationship between the librarian's characteristics about the Journal of Agricultural Library.
The method which was used for the research was descriptive by correlation design. The respondents of this research were the librarians of the Agency for Agricultural Research and Development, the department of Agricultural in Bogor consisting of 32 persons. The sampling technique were conducted the through a questionnaire and interview, whereas the data analysis technique used was non-parametric statistics by the Spearman's formula(correlation's test).
The hypothesis test results showed that there was a relationship between age characteristic with the perception on the presentation, and the number of journals which were read with the content and presentation. While the age characteristics with the perception of the content and publication period, number of journals which were read with the publication period, as well as the educational characteristic, functional status, hierarchical staff status, and the length of work had no significant relationship with the librarian's perception on the content, perception and the publication period of the Journal of Agricultural Library.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas N. Sari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5170
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>