Ditemukan 13104 dokumen yang sesuai dengan query
Apter, T.E.
Basingstoke, Hampshire Macmillan 1985,
305.43 APT w
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Cardozo, Arlene Rossen
New York: Atheneum, 1986
306.874 3 CAR s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Fatmawati Indah Purnamasari
"Ibu menjadi rekan diskusi utama bagi remaja dalam menyiapkan perencanaan karir pada masa transisi. Meskipun beberapa penelitian menemukan hubungan antara dukungan ibu dan salah satu dari 4 dimensi adaptabilitas karir, belum ada penelitian yang dapat menjelaskan dukungan seperti apa dan bagaimana mekanisme yang menjelaskan keterlibatan ibu dalam mengembangkan adaptabilitas karir remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah kongruensi karir antara remaja dan ibunya berhubungan dengan adaptabilitas karir. Dalam menjelaskan hubungan kedua variabel, penelitian ini juga menguji pengaruh mediasi dari identitas vokasional. Sebanyak 297 siswa sekolah menengah kejuruan kelas 12 mengisi kuesioner yang berisi Adolescent-Mother Career Congruence Scale, Vocational Identity Scale, Inventori Adaptabilitas Karir, dan Data Demografi. Hasil dari analisis regresi dengan PROCESS membuktikan bahwa adolescent-mother career congruence berkorelasi positif dengan adaptabilitas karir (b = 0.80, t(294) = 4.51, p < 0.001). Di sisi lain, efek mediasi dari identitas vokasional tidak terbukti dalam penelitian ini (b = 0.01, 95% CI [-0.01, 0.08]).Hasil penelitian ini memberikan kesempatan kepada pengujian empiris lainnya tentang kualitas dari adolescent-mother career congruence seperti apa yang dapat mengembangkan identitas vokasional remaja. Diskusi teoritis dan implikasi praktis dari hasil temuan penelitian ini akan didiskusikan.
Mother become major partners who help adolescents to prepare for career planning during career transitions. Although several studies found relationship between mother support and each of 4 dimension of career adaptability, there is no study could explain what type of support and in which mechanism mother get involved to develop adolescent?s career adaptability. This study aimed to test whether career congruence between adolescent and their mother related to career adaptability. To explain the relationship between those two variables, this study also aimed to ascertain the mediation effect of vocational identity. 297 participants of 12th grade vocational high school students completed questionnaires on Adolescent-Mother Career Congruence Scale, Vocational Identity Scale, Career Adaptability Inventory, and demographics. The result of regression analysis using PROCESS confirmed that adolescent-mother career congruence associated positively with career adaptability (b = 0.80, t(294) = 4.51, p < 0.001). In the other side, the mediating effect of vocational identity were not proven in this study (b = 0.01, 95% CI [-0.01, 0.08]). These findings warrant further empirical examination of the quality of adolescent-mother career congruence on behaves to develop adolescent?s vocational identity. Theoretical and applied implications of the finding in this study are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46388
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Gorton, Gary B.
"Contents :
Introduction -- Creating the quiet period -- Financial crises -- Liquidity and secrets -- Credit booms and manias -- The timing of crises -- Economic theory without history -- Debt during crises -- The quiet period and its end -- Moral hazard and too-big-to-fail -- Bank capital -- Fat cats, crisis costs, and the paradox of financial crises -- The panic of 2007-2008 -- The theory and practice of seeing."
New York: Oxford University Press, 2012
336.542 GOR m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Duffus, Robert Luther
New York: Norton, 1963
973 DUF n
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Szafran, Robert F.
New York: Praeger , 1984
378.12 SZA u
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Maule, Frances
New York: Harper & Brother , 1957
371.42 MAU e
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Rani Widyaningsih
"Segregasi pekerjaan menjadi masalah jika ada hambatan mobilitas faktor produksi. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan secara konsisten memiliki proporsi yang rendah dalam pekerjaan yang didominasi laki-laki. Norma dan elemen hukum/kelembagaan yang terbentuk dalam batas-batas gender tradisional dapat mencegah perempuan memasuki pekerjaan tertentu, menciptakan diskriminasi dan tantangan gender, yang mengakibatkan keluarnya perempuan dari pekerjaan yang didominasi laki-laki. Sebagian besar karya ilmiah berfokus pada penjelasan mengapa perempuan pergi sementara hanya sedikit penelitian yang menjelaskan mengapa perempuan bertahan di bidangnya. Oleh karena itu, dengan mengadopsi pandangan konstruktivis, penelitian ini menyelidiki latar belakang perempuan masuk, tantangan yang mereka hadapi, dan alasan mengapa perempuan bertahan. Partisipan dari pekerjaan satpam, pengemudi truk, pengemudi ojek online, operator mesin, programmer, dan engineer dikumpulkan dengan menggunakan wawancara semi terstruktur. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pengkodean in vivo, pengkodean pola, data display untuk menarik kesimpulan. Temuan menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan, expected outcome, dan dukungan keluarga mempengaruhi keputusan partisipan untuk masuk. Partisipan juga mengalami tantangan gender (stereotipe dan minoritas) dan tantangan pekerjaan (jam kerja yang panjang). Alasan partisipan kelompok kerah biru bertahan adalah alasan ekonomi, sedangkan kelompok kerah putih mengungkapkan minat dan rasa ingin tahu sebagai alasan utama. Studi ini merekomendasikan penerapan kesempatan dan perlakuan yang sama bagi perempuan dalam pekerjaan kerah biru dan menciptakan lingkungan belajar yang menantang bagi perempuan dalam pekerjaan kerah putih.
Job segregation becomes a problem if there are barriers to the mobility of the production factors. Research shows that women consistently have low proportion in male-dominated jobs. Legal/institutional norms and elements formed within traditional gender boundaries can prevent women from entering certain jobs, creating gender discrimination and challenges, resulting in women's exit from male dominated jobs. Most scientific work focuses on explaining why women leave while only few studies explaining why women stays in her field. Therefore, by adopting a constructivist view, this study investigates the background of women who pursuing careers in male-dominated jobs, the challenges they face, and the reasons why women persist. Participants from security guard jobs, truck drivers, online motorcycle drivers, machine operators, programmers, and engineers are collected using semi-structured interviews. Data analysis conducted by using an in vivo coding in the first cycle of coding, pattern coding in the second cycle of coding, and data display to draw conclusions. Findings indicated that educational background, expected outcomes, and family support influenced participants' decision to enter. Participants also experienced gender challenges (stereotypes and minorities) and job challenges (long working hours). The reason why participant in blue collar group stay is economic reasons, while the white collar group expresses interest and curiosity as main reasons. This study recommends implementing equal opportunity and treatment for women in blue-collar jobs and creating a challenging learning environment for women in white-collar jobs."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nurul Qina Mahruzza Putri
"
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana self-acceptance dan spiritual well-being pada remaja awal dari keluarga single mother. Metode pengumpulan data dengan menggunakan observasi dan wawancara mendalam. Subjek berjumlah 3 tiga orang yang mengalami pisah orang tua karena cerai hidup dan cerai mati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-acceptance dan spiritual well-being memberikan dampak yang positif terhadap kualitas hidup subjek. Hal yang membedakan adalah aspek penerimaan diri internal dimana subjek yang tidak melihat perpisahan orang tuanya mempunyai self-acceptance lebih baik dibandingkan dengan yang melihat perpisahan orang tuanya. Sedangkan pada spiritual well-being subjek yang mengalami melihat perpisahan orang tuanya lebih mampu mendekatkan diri pada sisi spiritual dalam dirinya.
ABSTRACTThe aims of this research is to find out overview of self acceptance and spiritual well being in early adolescence from single mother family. This research used observation and in depth interview as the data collection method. There are three subjects who experience their parents that live separately as the result of divorce or dead spouse. The research showed that self acceptance and spiritual well being had a positive impact on quality of life of the subjects. The differentiation comes from internal self acceptance aspects where subject who do not see the conflicts between their parents have better self acceptance than those who see the conflicts. While the spiritual well being of the subject who experience see the conflict between their parents have deeper connections within their spiritual side. "
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2018
T51067
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library