Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172040 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harry Heriawan Saleh
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005
331.12 HAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Buchari Zainun
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985
331 BUC p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Hafidiyanto
"Kebijakan ketenagakerjaan di bidang pelatihan, sertifikasi dan penerapatan tenaga kérja dalam dan luar negeri memiliki pedoman dalam menjalankan program programnya diantaranya yaitu scbuah kebijakan yang sering dikenal sebagai kebijakan 3in1 (Three in On) Kcbijakan ini merupakan upaya untuk menggandengkan kegiatan pelatihan, sertifikasi dan penempatan tersebut menjadi suatu kegiatan yang terpadu. Kebijakan 3inl yang telah berjalan ini tentu menarik untuk diteliti lebih jauh keefektifitasanya. Penelitian ini berusaha mcrumuskan prioritas kcbi_iakan 3inl tcrutama untuk penempatan tenaga kerja luar ncgeri (TKLN), guna memberikan rekomendasi yang bisa dimanfaatkan untuk pelaksanaan kebijakannya. Melalui metode Analytic Hierarchy Process (AHP), penelitian ini bermaksud melakukan pembobotan tcrhadap pilihan-pilihan yang ada dengan memakai fasilitas software expert choice. Masalah-masalah yang ada di dalam pelaksanaan kebijakan 3inl untuk TKLN ini seperti, kurangnya fasilitas pelatihan, akses sertiiikasi, sosialisasi, sistem infonnasi pasar kerja (SIPK) yang belum berbasis 3in1, dan sebagainya akan coba dianalisis manakah yang prioritas untuk ditindak lanjuti. Demikian pula dengan pertanyaan tentang sasaran manakah yang harus diprioritaskan dalam melaksanakan kebijakan 3inl serta rencana aksi apakah yang paling diprioritaskan guna mengimplementasikan kebijakan 3in1 untuk TKLN ini.

Nowdays, Policy of manpower needs a new paradigm to optimalized its outcome. That new idea is a concept to integrate three thing (training, certificate, and placement) into one policy. It?s named as policy of 3inl (three in one). The main purpose of this policy is to minimize unemployment rate. As we know, more than I0 million people was jobless. Meanwhile, the world is being suffer global crisis, which makes some big company going to bankrupt. At the other side, there are more than 5 million migrant?s worker from Indonesia in overseas. 70 percent of them works at informal sector and 30 persen at formal sector. We need some effort to change that data, so that number of formal sector more increase. From this condition, we have to do an alternative programme to make solution. One of program is policy of 3in1. As an integrated program, policy of 3in1 have some agenda to implementing program. In the other hand, there are some problem existing in this policy. The problem likes training facilities, access seniticate, socialization, problem in labour market system, how to coordinating and how to empowering the institutions. To solving this problem is needed an studying or analyzing with proper methods. This thesis is made to analyzed and describe implementation of policy of 3in1 and make recommendation about action plan of policy. Furthermore, the writer will try to make some recommendation using a proper method. The writer will use Analytic Hierarchy Process (AHP) as tool to analize and select alternatives of this policy."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32062
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Roberto Bellarmino Gratio
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebijakan fleksibilitas pasar kerja dalam bentuk alih daya tenaga kerja (outsourcing) dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang terjadi dewasa ini membawa banyak dampak negatif, seperti ketidakpastian hubungan kerja, ketidakstabilan pemberian upah, dan ketiadaan jenjang karir dalam bekerja. Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartit, alih-alih menjadi suatu forum penyelesaian masalah ketenagakerjaan, terkadang malah memunculkan masalah baru dalam usaha penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Tujuan penelitian ini disusun adalah untuk menjelaskan pengaturan dan peran Lembaga Kerja Sama Tripartit; menganalisis penerapan dan permasalahan fleksibilitas pasar tenaga kerja di Indonesia dewasa ini; serta menjelaskan peran dan permasalahan yang dihadapi Lembaga Kerja Sama Tripartit dalam penyelesaian kasus perselisihan hubungan industrial awak mobil tangki Pertamina. Metode penelitian yang diguanakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis-normatif dengan menggunakan data sekunder melalui studi kepustakaan, didukung dengan wawancara kepada informan. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif analisis dan pengolahan data dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaturan Lembaga Kerja Sama Tripartit telah tertuang secara lengkap dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2005. Namun, Lembaga Kerja Sama Tripartit masih menemui berbagai permasalahan dalam menghadapi dampak negatif kebijakan fleksibilitas pasar kerja, khususnya yang terjadi dalam kasus awak mobil tangki Pertamina.

This research is motivated by the policy of labor market flexibility in the form of outsourcing and fixed-time employment agreements (PKWT) which are currently occurring with many negative impacts, such as the uncertainty of employment relationships, instability of wages, and absence of career paths at work. The Tripartite Cooperation Institution (LKS), instead of being a forum for the resolution of labor problems, sometimes even raises new problems in efforts to resolve industrial relations disputes. The purpose of this research is compiled to explain the arrangements and roles of the Tripartite Cooperation Institution; analyze the application and problems of labor market flexibility in Indonesia today; as well as explaining the roles and problems faced by the Tripartite Cooperation Institution in resolving industrial relations dispute cases for Pertamina tanker crews. The research method used in this research is the juridical-normative method using secondary data through literature study, supported by interviews with informants. The form of this research is descriptive analysis and data processing is done qualitatively. The results of this study indicate that the arrangements for the Tripartite Cooperation Institution have been completely contained in the Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 8 of 2005. However, the Tripartite Cooperation Institution still faces various problems in dealing with the negative impact of the labor market flexibility policy, especially in the case of Pertamina’s tank car crews."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1986
304.6 KEB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sofwan Badri
Jakarta: Bina Aksara, 1985
331.110 SOF d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
J. Ravianto
Jakarta: Lembaga Sarana Informasi Usaha & Produktivitas, 1985
331.111 RAV p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik
"Setiap pelaku usaha harus menggali keunggulan bersaing agar bisa memenangkan persaingan dan mempertahankan kelangsungan usaha. Upaya tersebut semakin mendesak untuk dilakukan mengingat perubahan lingkungan usaha yang berjalan begitu hebat, sebagai dampak dari globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia. Sebetulnya selama ini sudah banyak dikembangkan berbagai metode untuk mendapatkan keunggulan bersaing, sejak dari value chain analysis-nya Porter hingga ke total Quality management. Akan tetapi, banyak diantara metode tersebut dianggap kurang memadai untuk menghadapi globalisasi dan liberalisasi Akibatnya mulailah dikembangkan berbagai bersaing untuk lingkungan usaha yang baru. taranya adalah Business Process Reengineering perdagangan dunia. metode keunggulan Salah satu dianatau Reengineering yang dipelopori oleh Michael Hammer dan James Champy. Selain Hammer dan Champy, banyak kalangan yang mengembangkan metode ini versi mereka sendiri, seperti vresi Raymond Manganelli dan Mark Klien dan versi IBM Corporation. Namun kesemuanya memiliki kesamaan bahwa reengineering dianggap bisa meningkatkan perbaikan performansi secara radikal bukan hanya perbaikan inkremental sebagaimana metode yang telah banyak diterapkan sebelumnya. Di Indonesia sudah ada reengineering, seperti PT Astra International sejumlah perusahaan yang mulai menerapkan PT USI IBM (perusahaan multinasional) dan (perusahaan nasional). Tentu ini merupakan suatu hal yang menarik, bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia sudah menerapkan metode keunggulan bersaing. Penulis tertarik dengan fakta semacam ini. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui apa latar belakang penerapan tersebut dan apa dampak yang berhasil diperoleh. Akan tetapi, karena kesulitan teknis, maka studi penerapan reengineering di Indonesia hanya difokuskan di PT USI IBM. Meskipun tahapan pelaksanaan penerapan reengineering belum diselesaikan sepenuhnya, akan tetapi PT USI IBM telah mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan PT USI IBM menerapkan reengineering. Berupa peningkatan kepuasan pelanggan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
N.L.P. Widyaningsih
"Perekonomian Indonesia masih berada pada kondisi yang sangat sulit akibat krisis ekonomi (1997) dan politik yang belum terselesaikan. Ini ditandai dengan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, besarnya utang luar negeri, inflasi dan menurunnya pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini mempengaruhi secara langsung sektor industri, dimana terjadi banyak pemutusan hubungan kerja (PHK), yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan pada akhirnya menambah jumlah penduduk miskin dan meningkatnya jumlah pengangguran.
Propinsi Bali sendiri terkena dampak krisis ekonomi ini dimana pertumbuhan ekonominya menurun dari sebesar 8,10% pada tahun 1996 menjadi sebesar -3,73% pada tahun 1998. Hal ini juga terlihat pada meningkatnya angka pengangguran terbuka (open unemployment), dari sebesar 2,57% pada tahun 1997 menjadi 3,09% pada tahun 1998.
Mengingat banyaknya persoalan yang timbul akibat pengangguran ini, baik secara ekonomi dan sosial, maka kita perlu menekankan pada bidang perencanaan ketenagakerjaan. Apalagi negara-negara sedang berkembang (NSB) seperti Indonesia memiliki ciri Labor Surplus Economy, dimana menghadapi masalah utama yaitu terbatasnya lapangan kerja padahal pertambahan jumlah angkatan kerjanya cukup besar. Propinsi Bali sendiri adalah propinsi yang memiliki struktur perekonomian yang berbeda dibandingkan daerah-daerah lain. Sektor Pariwisata sebagai leading sector di daerah ini mendukung dua (2) sektor ekonomi lainnya yaitu sektor Pertanian dan sektor Industri sebagai prioritas pembangunan.
Untuk melihat sejauh mana kesempatan kerja yang bisa diciptakan oleh ketiga sektor ekonomi di atas dalam setiap pertumbuhan ekonomi sektoral, maka dalam penelitian ini digunakan alat ukur elastisitas kesempatan kerja dan laju pertumbuhan produktivitas pekerja, dengan asumsi ceteris paribus. Selain itu pula, kita dapat melihat pola pembangunan di propinsi Bali, dengan menganalisa transformasi struktur ekonomi dan pergeseran yang terjadi pada sektor ketenagakerjaan. Sebelum menganalisa variabel-variabel tersebut, kita seharusnya mengetahui terlebih dahulu bagaimana karateristik ketenagakerjaan di propinsi Bali.
Komposisi ketenagakerjaan digolongkan menurut jenis kelamin (laki-laki atau perempuan), tempat tinggal (daerah perdesaan atau perkotaan), golongan umur (usia produktif atau usia muda), jenis pekerjaan, lapangan pekerjaan, serta menurut status pekerjaan. Setelah diperoleh hasil penelitian, selanjutnya secara sektoral dan regional dibandingkan dengan Program Pembangunan Daerah (Propeda) Propinsi Bali untuk periode tahun 2001-2004.
Dari hasil analisis diperoleh elastisitas kesempatan kerja jangka panjang untuk sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dimana sektor ini sangat menunjang Pariwisata di propinsi Bali, yaitu sebesar 0,33 sedangkan hasil Propeda menunjukkan sebesar 0,16. Hal ini perlu dikoreksi oleh Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, karena sektor ini masih dapat menampung tambahan tenaga kerja yang ada dengan laju produktivitas pekerja sektor yang relatif cukup tinggi yaitu sebesar 5,88. Untuk sektor Pertanian diperoleh hasil elastisitasnya yaitu sebesar minus 2,88, dalam arti dengan pertambahan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor Pertanian sebesar 1 % akan menurunkan perluasan kesempatan kerja sektor Pertanian sebesar -2,88%, dengan laju pertumbuhan produktivitas pekerja sektor Pertanian sebesar 4,50%. Tetapi Pemerintah Daerah (Pemda) setempat menggunakan elastisitas yang jauh berbeda, yaitu sebesar 0,22. Sehingga sektor ini sudah tidak dapat lagi diandalkan dalam penyerapan tenaga kerja di masa-masa yang akan datang.
Dengan demikian, dari hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa karakteristik ketenagakerjaan di propinsi Bali unik, dimana kualitas pekerjanya tidak harus dilihat hanya melalui tingkat pendidikan yang ditamatkan saja karena keahlian dan keterampilan yang mereka miliki di bidang kebudayaan memiliki nilai jual dan nilai seni yang tinggi. Hal ini dilihat dalam pergeseran pekerja dari informal ke sektor formal yang tidak mengalami perubahan yang berarti selama kurun waktu penelitian. Pihak Pemda sendiri perlu memperhatikan fenomena yang terjadi didalam masyarakat dan juga harus melihat data-data masa lalu dalam menetapkan target perluasan kesempatan kerja sektor, dan usaha di luar sektor Pertanian perlu untuk dikembangkan, seperti sektor Angkutan dan Komunikasi, sektor Jasa-jasa dan sektor lndustri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T9753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>