Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48210 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Antonius Atosokhi Gea
Jakarta: Gramedia, 2004
292 ANT r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Saras Dewi
Serpong : Marjin Kiri, 2015
304.2 SAR e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhistira Erlandinata
"Korpus relasi semantik dapat menunjang berbagai penelitian di bidang pengolahan bahasa manusia. Untuk Bahasa Indonesia, korpus relasi semantik yang berukuran besar dan berkualitas baik masih belum tersedia. Korpus relasi semantik dapat dibuat secara manual dengan melibatkan anotator dan juga dapat dihasilkan secara otomatis menggunakan algoritma rule-based atau machine learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasiseberapa baik kualitas korpus relasi semantik Bahasa Indonesia, khususnya relasi hiponim-hipernim, apabila dibangun dengan pendekatan machine learning dan metode crowdsourcing yang menerapkan gamifikasi. Algoritma pattern-based yang sebelumnya pernah diteliti untuk Bahasa Indonesia akan digunakan untuk menghasilkan data training algoritma machine learning dan kandidat entri korpus untuk dianotasi dengan metode crowdsourcing. Kualitas korpus hasil metode crowdsourcing diukur berdasarkan tingkat persetujuan antar anotator dan diperoleh hasil yang cukup baik walaupun belum sempurna. Untuk pendekatan machine learning, beberapa model
machine learning yang diterapkan masih belum memberikan hasil optimal karena
keterbatasan resource.
Kata kunci: relasi semantik, hiponim-hipernim, crowdsourcing, gamifikasi, machine
learning, pattern-based

Semantic relations corpus is vital to support research in the field of Natural Language
Processing. Currently, there is no existing corpus of semantic relations in Indonesian
language which is enormous and high-quality. The corpus can be constructed manually
by employing human annotators or built automatically using rule-based or machine
learning algorithms. This research aims to evaluate the quality of Indonesian hyponym-
hypernym semantic relations corpus that is produced by crowdsourcing mechanism with
gamification, and to test the model for semantic relations prediction using machine
learning algorithms. The pattern-based method is applied to obtain the training data for
machine learning experiments and corpus entry candidates to be annotated using the
crowdsourcing method. The quality of the crowdsourced corpus is measured using inter-
annotator agreement. The experimental result shows that the gamification-based
crowdsourcing method is promising to produce the corpus. On the other hand, machine
learning models tested in this research have not given optimal results yet due to the
limitations of the lexical resources in Indonesian language.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Syafrida Danny
"Setelah menelusuri jejak relasi manusia dengan alam mengenai perilaku, dapat hendaknya merubah cara berpikir manusia dengan lingkungannya pada zaman sekarang ini. Dalam tesis ini dibutuhkan kajian filsafat mengenai etika untuk mencari jalan keluar dari permasalahan lingkungan hidup yang didasarkan pada pemikiran beberapa tokoh-tokoh Lingkungan Hidup dan beberapa filsuf yang terkenal lainnya. Sehubungan dengan aspek filosofis, perlu diangkat pandangan para filsuf yang akan menjelaskan mengenai hakekat eksistensi manusia dalam menangani relasi manusia dengan alam demi kelanjutan kehidupan generasi selanjutnya. Pada hakekatnya manusia terikat kepada kehidupan di dunia sekitarnya, karena hanya manusialah yang bereksistensi dan manusialah yang mempunyai kelebihan akal budi yang memahami apa arti kehidupan. Oleh karena itu pandangan-pandangan itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya demi keselamatan manusia dalam mengelola alam lingkungan untuk mempertahankan hidupnya pada masa-masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Zelvita T.
"Kecemasan beberapa kalangan atas krisis ekologi pada dasawarsa terakhir ternyata membawa dampak yang signifikan secara teoritis. Karena ternyata terdapat permasalahan yang lebih fundamental di balik fakta krisis ekologi yaitu, krisis persepsi. Paradigma antroposentris-instrumental yang digunakan ternyata merupakan biang masalah, karena di dalam model berpikir ini terdapat kerangka konseptual opresif yang mengabaikan relasi manusia dengan alam. Paradigma ini hanya memandang alam sebagai sumberdaya dan bernilai sebatas kemanfaatannya bagi manusia. Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan paradigma. Permasalahan seputar Mengapa terjadi pergeseran paradigma ? Apa alternatifnya? Apa kelebihan konsep tersebut dan apa relevansinya secara teoritis ? adalah pertanyaan yang coba dijawab dalam skripsi ini. Penulisan skripsi ini difokuskan pada konsep dan gerakan deep ecology yang muncul sebagai kepedulian etis dengan mempertanyakan asumsi di balik permasalahan. Deep ecology merupakan usaha untuk merubah cara pandang antroposentris. Ide deep ecology, menurut penggagasnya, Arne Naess, lahir dari kepedulian atas relasi dominan yang eksploitatif. Perubahan paradigma ini dimulai dari kesadaran psikologis manusia akan posisi ontologis alam. Relasi yang terjalin memberikan konsekuensi etis yang berdampak besar dalam objektivitas ilmu pengetahuan. Sementara gerakan deep ecology sendiri merupakan aktualisasi komitmen dari konsekuensi etis dalam kehidupan sehari-hari. Metode dari penulisan skripsi ini adalah deskripsi interpretatif dari analisis atas literatur karya Naess tentang deep ecology. Dalam pembahasan ini ditemukan bahwa Deep ecology sendiri yang menolak paradigma antroposentris, tak terelakkan merupakan ekstensifikasi dari etika antroposentris. Deep ecology dianggap sebagai gerakan radikal karena memperluas cakupan moralnya tidak terbatas pada manusia tapi pada keseluruhan komunitas ekologis. Relevansi teoritis dari konsep deep ecology adalah tidak berkutat di tataran teoritis tapi diaktualisasikan pada komitrnen etis dalam gaya hidup seseorang. Agar fondasi etikanya otonom, deep ecology menganggap bahwa tiap anggota komunitas ekologis memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik yang dimaksud adalah nilai yang terdapat pada entitas, tidak tergantung pada fungsi entitas tersebut bagi manusia. Konsep mengenai nilai.intrinsik disuntikan oleh deep ecology karena nilai fungsional dari alam merupakan alasan sikap dominasi manusia terhadap alam. Perluasan nilai kemanusiaan yang tidak terpisahkan dari alam oleh Naess dituangkan dalam ecosophy Tnya. Dan kerangka filsafat personal ini, Naess menganjurkan perubahan paradigma dilandaskan pada ecosophy personal yang sesuai dengan logika derivasi. Tujuan dilakukan penulisan skripsi ini adalah mengangkat konsep deep ecology Arne Naess sebagai alternatif dari paradigma antroposentris yang sarat dengan dominasi.

Abstract
Public anxiety of environmental crisis in late decade, brings significant impact in realm of theoritics. Appearently it is because the underlying assumptions behind environmental problem, a crisis of perception. Instrumental-antropocentric view, which is used by science is the source of problems, because in this way of thingking exists opresif conceptual framework which neglect the man and nature relations. These paradigm viewing nature as resources and valued according its used for human purposes. The emergence of deep ecology idea and its movement as ethical concern which is questioning the underlying assumption behind the problem. Deep ecology is an effort to change the antropocentric way of thingking with non antopocentric approach. The deep ecology idea, according to the founder, Arne Naess, is born because the concerning of exploitative dominance relations. Formerly, this change of paradigm begin from human self-awareness for nature ontological position. The interconnectedness between man and nature produce ethical consequences which also give a big impact in science objectivity. While, the deep ecology movement itself commited for actualization in our daily life. Unavoidable, deep ecology is an ethical extension of antropocentric ethics. Deep ecology viewed as radical movement because extent the moral consideration not only in human but also to entire enviromental community. Deep ecology not ceased in theoritical realm but also derived its idea in ethical commitment in personal lifestyle. So, in order that the ethical foundation autonomous, deep ecology consider that natural world has intrinsic value. Intrinsic value mean valuing nature in and of itself. These value is independent and not depend on the function of the entity for human purposes. The intrinsic value concept incited by deep ecology because the instrumental value of nature was the reason of human domination. The extension of humanity is unseparable from nature. These idea is translating in Naess Ecosophy T . From this personal philosophical framework, Naess propose the change of paradigm based in personal ecosophy which suitable with derivational logic. Keywords : Ethical extension, interconnectedness, web of life, deep ecology, ecosophy T, gestalts, self-realisation, intrinsic value, community, contextual identity, biospheric egalitarianism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S16078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diani Apriliyanti
"Emmanuel Levinas adalah seoorang fenomenolog eksistensialis. Levinas menolak totalitas dalam sejarah filsafat Barat dan mengarahkan kesadaran pada kehadiran yang lain. Yang lain adalah wajah. Penampakan wajha yang tanpa konteks senantiasa dalam ketelanjangan. Relasi etis intersubjektif terwujud dalam pertemuan wajah dengan wajaha. Wajah itu tak berhingga. Pendidikan multikultural merupakan konsep pendidikan yang berangkat dari fenomena sosial masyarakat yang heterogen yang memiliki keberagaman yang masing-masing memiliki keunikan. Dalam kondisi tersebut pendidikan multikultural diorientasi pada nilai-nilai. Pemikiran Levinas ini relevan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan multikultural yaitu demokrasi, humanisme, pluralisme, anti diskriminasi dan anti penindasan.

Emmanuel Levinas was a philosopher on existentialis phenomenology. The existence of the other is his way to refuse totality in the Western Philosophy. What he meant about the other is face. The face shows without any context and consistent in its nakedness. The ethical intersubjects relation happens when a face facing another. The face is always unlimited. Meanwhile, the multicultural education is a concept departed from hetero society phenomenon. Within that condition, the multicultural education is directed to values. Levainas' mentioned point of view is relevant with the values discussed in the said education, in example: democracy, humanity, pluralism, and anti-violance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S501
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ayuni Saparina
"ABSTRAK
Berdasarkan kaidahnya, furigana merupakan cara baca dari sebuah kanji. Namun dalam banyak karya sastra terdapat banyak penulisan furigana yang berbeda dengan kaidahnya. Hal ini tentunya mempersulit pemelajar bahasa Jepang dalam memahami kanji. Skripsi ini membahas tentang penulisan furigana yang berbeda dalam komik Salad Days. Penelitian ini menjabarkan berbagai contoh dalam sebuah penelitian kualitatif yang berdasarkan pada analisis komponen makna serta dikuatkan dengan teori makna kontekstual untuk menjelaskan fungsi dari penulisan furigana yang berbeda pada suatu kanji. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa perbedaan penulisan tersebut digunakan sebagai unsure pendeskripsian untuk menjelaskan sebuah kata ataupun maksud yang ingin disampaikan.

ABSTRACT
Based on its basic understanding, furigana is a way to pronounce kanji. But many Japanese literatures contain a number of furigana writings which are different from their basic rules. This issue has certainly created some predicament for Japanese language learners in understanding kanji. The focus of this study is the distinct furigana writing in Salad Days comic. This study describes various examples of a qualitative study based on componential analysis enforced with a theory of contextual meaning to explain the functions of the different furigana writing of kanji. The results of this study shows that the differences in furigana writing are used as an element of description to explain a word or an intent to be conveyed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S424
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kejelasan mengenai hubungan antara pola attachment dengan kemampuan menjalin relasi pertemanan dan perbedaan kemampuan menjalin relasi. Sehubungan dengan pola attachment pada remaja awal. Sampel penelitian adalah remaja kelas satu SLTP (n=137 orang) berusia 11-14 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pola attachment dengan kemampuan menjalin relasi pertemanan (Rsec =0.071, @ =0.05; Ranx.res =-0.298, @ =0.05; Ranx.av=-0.173 @ =0.05). Melalui hasil uji beda didapatkan bahwa ada perbedaan yang bermakna dalam kemampuan menjalin relasi pertemanan antara remaja yang memiliki pola secure attachment dengan pola yang lain (Uanx.res =10.5, p-level =0.000, @=0.05; Uanx.av =2.0, p-level=0,000, @=0,05."
150 JPSI 12:2 (2003)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yayuk Hermawaty
"ABSTRAK
Crown ether merupakan salah satu jenis ligan yang bersifat selektif
dan banyak digunakan dalam proses pemisahan terutama untuk logam
golongan alkali dan alkali tanah. Pada penelitian ini, ligan tersebut dicoba
digunakan untuk membentuk senyawa kompleks dengan logam golongan
transisi. Penelitian ini menggunakan crown ether jenis 15-crown-5 dan logam
transisi chromium. Pengamatan terhadap pembentukan senyawa kompleks
dan variabel yang berpengaruh terhadap hasil ekstraksi dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometer uv-visible dan spektrometer serapan atom
(AAS). Pada penelitian ini selain melihat kemampuan 15-crown-5 dalam
ekstraksi chromium, juga akan diamati berbagai faktor yang mempengaruhi
ekstraksi seperti pH, waktu ekstraksi, pasangan anion, hadirnya logam
alkali/alkali tanah serta uji recovery. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa
crown ether jenis 15-crown-5 dapat digunakan untuk melakukan ekstraksi
chrom (III) dari fasa air dan menariknya ke fasa organik, dengan stokiometri
kompleks antara chrom (III) dan 15-crown-5 adalah 1:1. Kondisi optimum
ekstraksi diperoleh pada saat pH 5 dan waktu ekstraksi 30 menit.
Pengamatan menunjukkan penambahan anion nitrat dapat meningkatkan %E
hingga 77,03% sedangkan penambahan anion asetat dan pikrat dapat
meningkatkan %E masing-masing hingga 77,48% dan 70,45%. Hasil
penelitian juga menunjukkkan hadirnya ion logam alkali/alkali tanah dalam
campuran akan menurunkan persen ekstraksi. Dari hasil uji recovery yang dilakukan dengan asam nitrat dan asam klorida, terlihat bahwa kompleks
chrom(III)-15-crown-5 yang sudah terekstrak ke fasa organik dapat ditarik
kembali ke fasa air. Diperoleh uji recovery dengan HNO3 1 M 43.69%, HNO3
2 M 55.63%, HCl 1 M 60.91%, dan HCl 2 M 75.27%."
2007
S30645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fatih
"Merencanakan operasional gedung yang ramah lingkungan sudah harus dipikirkan sejak tahap perencanaan desain. Cakupannya adalah pengelolaan sumber daya melalui rencana operasional konsep yang berkelanjutan, kejelasan informasi (data), dan penanganan dini yang membantu pemecahan masalah, termasuk manajemen sumber daya manusia dalam penerapan konsep bangunan hijau untuk mendukung penerapan tujuan pokok dari kategori lain. Oleh sebab itu, penulis memilih pengaruh aspek Building Environmental Management(BEM)terkait biaya konstruksi green building dengan harapan dapat memberikan informasi mengenai faktor dalam aspek tersebut yang mempengaruhi perubahan biaya konstruksi green building apabila dibandingkan dengan bangunan konvensional, dan seberapa besar perubahan yang disebabkan oleh aspek tersebut. Dari penelitian ini diperoleh pengaruh biaya akibat penerapan BEM sebesar 0,51% dari nilai kontraknya.

Planning the operation of environmental-friendly building must be concerned since design stage. The coverage is all about resource management by sustainable construction concept planning, data intelligibility, and early handling to help problems solving, include human resources management in assembling Green Building concept to encourage main purpose of another aspects. Therefore, the authors choose the effect of Building Environmental Management(BEM) aspects related to construction cost of green building in order to provide information about the factors of Building Environmental Management aspect which influence changes of green building construction costs compared to conventional buildings, and how much it changes.This study obtain the influence of Building Environmental Management aspect is 0,51% from the contract value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>