Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nova Wulandari
Bogor: Labda Wara, 2001
297.4 NOV t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Voltaire, Frangois Marie, 1694-1778
Jakarta : Pustaka Jaya, 11995
899.232 POL s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Voltaire, Frangois Marie, 1694-1778
Jakarta: Pustaka Obor Indonesia, 2021
843 VOL s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tan, Amy
Jakarta: Gramedia, 2006
813 TAN ot (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chairil Anwar, 1922-1949
Jakarta: Balai Pustaka, 2018
808.81 CHA t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Memed Gunawan
Bogor: Yayasan Anak Petani, 2011
899.221 3 MEM m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tatang Barlian
Jakarta: Dapur Buku, 2016
297.24 TAT j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Elis Teti Rusmiati
"Pemikiran kebudayaan Sutan Takdir Alisjahbana diawali dengan penarikan garis yang membedakan dengan jelas antara kebudayaan tradisional Indonesia dengan kebudayaan modern Barat. Perbedaan terutama ditekankan pada konfigurasi nilai dari masing-masing kebudayaan itu; nilai-nilai mana yang lebih dominan. Dengan mengelompokkannya kepada enam nilai (mengikuti Eduard Spranger: nilai teori, ekonomi, agama, seni, kuasa dan solidaritas), Takdir menyebut bahwa dalam kebudayaan tradisional Indonesia berlaku nilai-nilai ekspresif yang menyebabkan kebudayaan itu states, sedangkan di negara-negara Barat, di mana gugus ilmu pengetahuan itu unggul, berlaku nilai-nilai progresif yang mengantarkan negara itu menjadi negara yang modern. Indonesia, hemat Takdir, harus mengadopsi nilai-nilai dari Barat itu yang bercirikan: intelektualisme, individualisme dan materialisme. Dengan kata lain, untuk membina kebudayaan Indonesia itu diperlukan upaya modernisasi mutlak guna meraih kemajuan sebagaimana yang telah diperoleh negara-negara Barat. Gerakan modernisasi seperti ini mendapat banyak tentangan karena dianggap mengancam hilangnya kepribadian bangsa.
Modernisasi yang terjadi di Barat, dalam pandangan Takdir berawal dari peristiwa Renaissans Itali yang aspek dasamya merupakan gerakan humanisme, menempatkan manusia pada posisi sentral. "Manusia", merupakan tema sentral dalam konsep kebudayaan Takdir. Dalam upaya mendefinisikan konsep kebudayaan, Takdir menekankan pada proses budi manusia; budilah yang melahirkan budidaya atau kebudayaan. Melalui kebudayaan, manusia mengubah alam agar menjadi lebih manusiawi. Nilai yang merupakan kekuatan integral dalam pembentukan pribadi, masyarakat dan kebudayaan, berada dalam proses budi manusia. Karena nilai itu juga berada dalam proses budi manusia maka kebudayaan oleh Takdir tidak diukur dengan teori empiris melainkan lebih berdasarkan teori nilai; nilai mana yang paling diutamakannya. Dengan demikian, kebudayaan akan lahir dengan penuh tanggung jawab.
Ketika terjadi akulturasi budaya ada sisi-sisi yang tidak bisa dihindari: ketidakberdayaan meraih nilai-nilai baru sementara yang lama pun sudah telanjur ditinggalkan. Untuk masalah ini, Takdir mengedepankan sisi-sisi manusianya: kreativitas (seperti judul buku yang ia tulis) dan kebebasan. Disamping itu, dalam usaha manusia rasional pada proses modernisasi itu, berkecenderungan untuk semakin irrasional, tetapi Takdir tetap optimis. Takdir juga menganggap ilmu-ilmu sosial telah terjebak - positivisme karena mengenyampingkan masalah nilai, ia lalu mengajukan sebuah konsep yang menyeluruh tentang ilmu manusia sebagai sintesa antara ilmu-ilmu positif dengan teori nilai.
Tidak bisa dihindari bahwa pemikiran-pemikiran Takdir mengenai humanisme dalam kebudayaannya terpengaruh oleh ideologi dari Barat, baik mengenai konsep individualisme, naturalisme, liberalisme maupun rasionalisme dan pemikirannya ini masih relevan untuk masa sekarang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T10842
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utjen Djusen Ranabrata
"Novel Rafilus karya Budi Darma menarik untuk diteliti karena penceritaannya menunjukkan keunikan jika dibandingkan dengan novel sastra Indonesia pada umumnya. Adapun yang menjadi masalah bagi penulis atas novel tersebut adalah apa tema novel Rafilus dan bagaimana teknik penceritaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tema novel Rafilus serta menunjukkan teknik penyajian tema tersebut, seperti alur dan pengaluran serta tokoh dan penokohannya. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Pendekatan ini meneliti segala sesuatu yang terdapat dalam karya sastra dalam hubungannya dengan keseluruhan cerita.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut. Tema novel Rafilus adalah tentang takdir yang dimanifestasikan, terutama, pada masalah anak. Penceritaannya menggunakan cara ragaan dengan teknik stream of conciousness. Karena itu, novel ini disebut novel arus kesadaran. Alur novel ini dibangun oleh peristiwa-peristiwa yang menunjukkan sebab akibat dan yang tidak bersebab akibat. Tokoh utama novel Rafilus mengalami konflik batin. Mereka menginginkan anak. Sementara itu, mereka impoten dan mandul. Apa yang dilakukan mereka adalah berusaha dalam rangka mewujudkan keinginannya meskipun mereka tahu bahwa masalah anak adalah kekuasaan Tuhan. Hubungan antar ketiga unsur novel ini--alur, tokoh, dan tema--memperlihatkan keterkaitan yang erat. Kehadiran unsur alur dan tokoh mendukung tema yang disajikan novel ini.

Rafilus, which is written by Budi Darma, is an interested literary work to analyze. Among the Indonesian's novel, it show us an enormous unique and differences especially the technic of story telling. This research wants to Find out theme and the technic of the author in telling his story. Meanwhile, the goal of this research is to understand the theme and the technic that author applied in telling his novel, including the plot and the character. The theoretical frame which is applied in this research is structural approach. Those theory suppose that a literary work (novel) is a structure which is built by a several elements in wholeness. It is important to know the elements of works when analyze a novel.
There are several conclusions of this research. Firstly, the theme of Rafilus is about the human fate which is manifested and related, especially, to the ancestor or child problem. Meanwhile, the author use the stream of consiousness technic in telling his story. So, it is possible for the readers to categorizes this novel into a stream consiousness work. Plot of this novel, then, is arranged by several events which have connected and disconnected each other. The central or main character of the novel got an inner conflict in their life. They want a baby. Unfortunately, they never got any child because the husband unable to give his wife a baby. They had worked harder and harder in order to have a baby, even thought they realize that the human fate decided by God. The three elements of the novel--plot, characters, and theme--have a tightly connection each other. The theme of the novel is supported by the plot and character.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T6578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rully Roesli
Bandung: Qanita, 2018
158.1 RUL c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>