Ditemukan 4814 dokumen yang sesuai dengan query
London: Routledge, 1999
709.040 7 LIV
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Kiana Felicia
"[Di dunia yang terus berubah ini, kehidupan kita sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Hal-hal sederhana yang kita lakukan setiap hari seperti berlajan, menyetir, atau menyalakan lampu dapat memberi pengaruh kepada lingkungan sekitar. Banyak isu-isu global yang berkait dengan lingkungan, ekonomi, dan sosial terbengkalai karena masyarakat terlalu nyaman dengan gaya hidup yang berlebihan. Arsitek dan desainer memiliki kewajiban untuk merespon masalah-masalah tersebut dan memberikan kontribusi pada masyarakat sekitar. Efisiensi dalam desain merupakan salah satu hal yang perlu ditingkatkan untuk mengatasi masalah-masalah ini. Menyadari masalah pada suatu daerah di kota Perth, menginisiasikan suatu keinginan untuk mendesain bangunan campuran yang juga merupakan tempat tinggal untuk keluarga berisi lima orang yang memaksimalkan penggunaan ruang dan pencahayaan alami.
In the ever-changing world that we live in, our life is highly affected and affecting the environment. Little things that we do every day as simple as walking, driving, or even turning on the light switch would eventually impact the environment in some way. A lot of global issues such as environmental, social and economicissues are neglected because people are too comfortable with excessive lifestyle. Architects and designers however, are obligated to address these issues andcontribute proper responses to the local environment. Efficiency in design, among others, need to be augmented in order to react to these issues. Noticing the problems in a specific local environment in a suburb in Perth, initiated an attempt to design a mixed-use housing for family of five that maximizes the usage of space and natural lighting, which would inspire the users to live more efficiently., Di dunia yang terus berubah ini, kehidupan kita sangat mempengaruhi dandipengaruhi oleh lingkungan hidup. Hal-hal sederhana yang kita lakukan setiaphari seperti berlajan, menyetir, atau menyalakan lampu dapat memberi pengaruhkepada lingkungan sekitar. Banyak isu-isu global yang berkait denganlingkungan, ekonomi, dan sosial terbengkalai karena masyarakat terlalu nyamandengan gaya hidup yang berlebihan. Arsitek dan desainer memiliki kewajibanuntuk merespon masalah-masalah tersebut dan memberikan kontribusi padamasyarakat sekitar. Efisiensi dalam desain merupakan salah satu hal yang perluditingkatkan untuk mengatasi masalah-masalah ini. Menyadari masalah padasuatu daerah di kota Perth, menginisiasikan suatu keinginan untuk mendesainbangunan campuran yang juga merupakan tempat tinggal untuk keluarga berisilima orang yang memaksimalkan penggunaan ruang dan pencahayaan alami.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61872
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dravinda Adeera Putri
"[
ABSTRACTIn this constant changing environment, architecture and health are stronglyinterrelated which affect the environment. People often consider factors that affecttheir health within their surroundings. It is important that proper response to thelocal environment condition is addressed thoroughly through the building itself.Thus, a considerable architecture performance is required as the base of planningwhich protect the public?s health. Based on the problems in a specific suburb inPerth, the idea of healthy living challenges the creation of mixed-use buildingdevelopment, which generate the aspects of healthy environment into architecture.A healthy living building is an approach where activities are mainly designed withthe help of natural elements and providing as much open spaces as possible,which catalyzes maximum social interaction.
ABSTRAK Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatansama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakatsering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan merekadalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yangdiwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerjaarsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapatmelindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuahkonsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimanaunsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, denganmenyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.;Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatansama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakatsering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan merekadalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yangdiwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerjaarsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapatmelindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuahkonsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimanaunsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, denganmenyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.;Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatansama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakatsering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan merekadalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yangdiwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerjaarsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapatmelindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuahkonsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimanaunsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, denganmenyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.;Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatansama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakatsering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan merekadalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yangdiwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerjaarsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapatmelindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuahkonsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimanaunsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, denganmenyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.;Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatansama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakatsering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan merekadalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yangdiwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerjaarsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapatmelindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuahkonsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimanaunsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, denganmenyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.;Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatansama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakatsering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan merekadalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yangdiwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerjaarsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapatmelindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuahkonsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimanaunsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, denganmenyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi., Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatansama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakatsering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan merekadalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yangdiwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerjaarsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapatmelindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuahkonsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimanaunsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, denganmenyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62488
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Stanley, Melissa
Reading, MA: Addison-Wesley, 1984
574 STA l
Buku Teks Universitas Indonesia Library
San Francisco: Sierra Club, 1961
917.3 WIL (1)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Duffy, Karen G.
New Jersey: Pearson Education, Inc., 2005
155.24 DUF p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Duffy, Karen G.
New Jersey: Pearson Education, Inc., 2005: New Jersey, 2005
155.24 DUF p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Olla Varalintya Yochanan
"Generasi milenial Indonesia (usia antara 21 hingga 35 tahun) memiliki karakter yang berbeda dengan generasi lainnya. Oleh karena itu, pengembang memandang perlu adanya sebuah konsep penawaran produk hunian terbaru dan dapat menjawab segala kebutuhan mereka, yang sebelumnya belum mampu terpenuhi. Hal ini dipandang sebagai sebuah kesempatan menguntungkan bagi para pengembang untuk menciptakan sebuah tipe properti baru yang sesuai dengan karakter milenial. Konsep hunian co-living merupakan penawaran tepat yang bertujuan untuk memenuhi keinginan milenial. Akan tetapi, isu ketidakseimbangan antara harga unit co-living dengan daya beli milenial Indonesia menjadi sebuah permasalahan. Sehingga pengembang perlu menciptakan beberapa strategi untuk mewujudkan co-living yang menguntungkan dan dapat memfasilitasi kebutuhan milenial Indonesia.
Tantangan bagi para developer adalah bagaimana cara menciptakan dan menjual sebuah proyek co-living yang layak dan berkualitas kepada mereka yang membutuhkan fasilitas hunian yang lebih baik lagi, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi finansial yang tidak stabil. Hasil riset menunjukan bahwa disamping price (harga) sebagai purchasing determinant factor, milenial Indonesia juga mementingkan experience (pengalaman) dan utility (ketersediaan fasilitas yang fungsional). Mereka juga lebih tertarik dengan tipe hunian exciting yang sesuai dengan lifestyle milenial. Oleh karena itu, pengembang dapat mengurangi resiko kerugian atau kegagalan dalam mengembagkan proyek co-living dengan strategi branding kuat sebagai transformative co-living space, tidak memfokuskan pemasukan hanya dari penjualan unit saja, namun juga melalui penjualan co-working space, virtual office, dan area komersil. Sedangkan strategi terakhir adalah dengan pengembangan diberbagai area (urban, suburban, rural).
Today’s Indonesian millennials (age between 21 to 35 years) possess distinct characteristics which differ them from the other generations. Thus, the current offered housing in the market that fulfils the older generation does not fully satisfy the millennials. This was rather seen as a profitable opportunity by the developers to create a new type of living arrangement that is made to suit the millennials. Thus, living arrangements such as co-living begin to expand and target to fulfil millennials’ desires. However, with the imbalance between co-living space prices and millennials’ purchasing power, developers need to create strategies to create a profitable and facilitating co-living development for Indonesian millennials.The challenge lies in how to create and sell a feasible and high quality co-living project to those who have extra needs but are rather financially unstable. The preliminary results show that Indonesian millennials put an importance on experience and utility (availability of the functional facilities) beside price as a purchasing determinant factor. They are also interested in a more exciting type of dwelling that is up to their lifestyle’s pace. Thus, developers can lessen the risks of their co-living project’s financial loss through strong branding as a transformative co-living space, de-emphasizing focus on unit sales through additional income sources from co-working space, virtual office, and commercial space, and developing in various areas (urban, suburban, rural)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47670
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Saffanah Zhahirah Aflah
"Decasa adalah sebuah proyek perancangan yang bertujuan untuk menciptakan sebuah tempat tinggal berkonsep co-living yang menyediakan fasilitas lengkap dalam satu tempat, dengan tujuan mempromosikan kehidupan harmonis antara penghuni. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui survei dan studi literatur. Analisis data dilakukan melalui teknik content analysis tentang conscious living untuk mengidentifikasi tema utama yang muncul dari tanggapan penghuni potensial. Proyek Rancangan ini bertujuan untuk menjawab isu global dimana kedepannya masyarakan kian pindah ke kota besar dan akan berpotensi menghadapi masalah seperti krisis hunian dan lahan serta sosialisasi antar masyarakat. Dengan perencanaan Proyek Decasa: One Stop Co-living for A Harmony, hal ini bisa menjadi sebuah solusi untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi penghuni serta merancang solusi perancangan yang tepat/sesuai. Temuan penelitian menunjukkan bahwa penghuni potensial memiliki kebutuhan yang beragam, termasuk privasi, interaksi sosial, fasilitas yang memadai/lengkap, keamanan, dan kenyamanan serta hunian berkelanjutan. Secara keseluruhan, proyek Decasa menyajikan desain berbasis konsep co-living dengan ruang pribadi yang nyaman, ruang bersama yang mengakomodasi interaksi sosial, fasilitas umum seperti gym, taman serta berbagai ruang komunal yang tersedia. Proyek ini juga dapat menjadi penelitian lanjutan tentang pengalaman penghuni dan implementasi nyata dari proyek berkonsep One Stop Co-living.
Decasa is a design project that aims to create a co-living concept residence that provides complete facilities in one place, with the aim of promoting harmonious living between residents. This research uses a qualitative approach with data collection through surveys and literature studies. Data analysis was conducted through content analysis techniques on conscious living to identify the main themes that emerged from the responses of potential residents. This design project aims to address the global issue that people are increasingly moving to big cities and will potentially face problems such as housing and land crises and socialization between communities. With the planning of the Decasa Project: One Stop Co-living for A Harmony, this can be a solution to meet the needs and preferences of residents and design appropriate design solutions. The research findings show that potential residents have diverse needs, including privacy, social interaction, adequate/complete facilities, security, and comfort as well as sustainable housing. Overall, the Decasa project presents a co-living concept-based design with comfortable private spaces, shared spaces that accommodate social interaction, public facilities such as gyms, parks and various communal spaces available. This project can also be a further research on the experience of residents and the real implementation of the One Stop Co-living concept project."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Waterson, Roxana
Singapore: Roxana Waterson, 1997
R 728 WAT l
Buku Referensi Universitas Indonesia Library