Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1440 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Walker, Eric
London: BMJ, 1993
613.68 WAL a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Meudia Syahidah
"Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS di rumah tangga merupakan upaya pemberdayaan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh RISKESDAS 2013 disebutkan bahwa angka PHBS yang masih kurang maksimal berbanding terbalik dengan jumlah posyandu yang ada di DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara praktik kehadiran ibu ke posyandu dengan pencapaian PHBS di rumah tangga. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan responden sebanyak 106 orang yang dipilih dengan teknik consecutive random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 74,5 responden memiliki capaian PHBS yang sangat baik. Sebanyak 81,1 responden memiliki tingkat kehadiran ke posyandu secara rutin. Namun, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara praktik kehadiran ibu ke posyandu dengan pencapaian PHBS di rumah tangga p=0,423 . Diperlukan adanya edukasi berkelanjutan mengenai PHBS kepada warga melalui metode lain, seperti media publikasi cetak atau iklan layanan masyarakat. Pada penelitian selanjutnya perlu diteliti mengenai faktor-faktor yang menyebabkan masih adanya warga yang tidak melakukan PHBS dengan baik.

Clean and Healthy Behaviors in Household is a cluster of activities that aims to empower members of household to increase their knowledge, willingness, and capability in doing clean and healthy behaviors. A recent study done by RISKESDAS 2013 showed poor Clean and Healthy Behaviors score which is inversely proportional to the number of Posyandu in DKI Jakarta. This study aimed to identify the relationship between mother rsquo s attendance in Posyandu with Clean and Healthy Behaviors score in household. This study used cross sectional method with 106 subjects that were chosen by consecutive random sampling. The result showed that 74.5 subjects got a very good Clean and Healthy Behaviors score. Furthermore, 81.1 of the subjects showed routine attendance to Posyandu. However, there is no statistically significant relationship between Clean and Healthy Behaviors score with mother rsquo s attendance to Posyandu p 0.423 . Sustainable education about Clean and Healthy Behaviors in household is needed to be delivered by other methods, such as printed publication media or public service advertisement. Further studies need to consider other factors that can cause people not to perform Clean and Healthy Behaviors well.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Agatha
"Tersebarnya virus Covid-19 pada 2020 lalu membuat banyak orang harus menetap
di rumah untuk menghindari penyebaran virus. Hal ini membuat konsep healthy building
menjadi hal yang ramai dibicarakan karena desain bangunan dan material dari bangunan
yang kita tinggali secara langsung dan tidak langsung dapat berdampak pada kesehatan
fisik, fisiologis, dan psikologis. Selain itu, desain bangunan juga dapat berpengaruh pada
potensi penyebaran virus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah negara di
dunia yang diteliti menggunakan konsep healthy building, jumlah penelitian di Indonesia
dengan konsep healthy building, implementasi konsep healthy building di Indonesia dan
dunia, dan tantangan dalam melaksanakan healthy building. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Systematic Literature Review. Sintesis yang digunakan adalah
sintesis deskriptif. Hasilnya menunjukkan, sebanyak 36 literatur yang meneliti tentang
konsep healthy building dikaji pada penelitian ini. Dari 36 literatur, 18 di antaranya
meneliti konsep healthy building pada negara tertentu di dunia dan 4 di antaranya meneliti
konsep healthy building di Indonesia. Penelitian ini juga menunjukkan tantangantantangan
dalam melaksanakan konsep healthy building.

The spread of the Covid-19 virus in 2020 forced many people to stay at home to
avoid the spread of the virus. This makes the concept of healthy building an area of
interest because the building design and materials of the buildings we live in can directly
and indirectly have an impact on our physical and psychological health. In addition, the
design of the building can also affect the potential for the spread of the virus. This study
aims to analyze the number of countries in the world that have been studied using the
healthy building concept, the number of studies in Indonesia using the healthy building
concept, the implementation of the healthy building concept in Indonesia and the world,
and the challenges in implementing healthy building. The method used in this research is
Systematic Literature Review. The synthesis used is descriptive synthesis. The results
show that as many as 36 literatures that studied the concept of healthy building were
reviewed in this study. Of the 36 literatures, 18 of them studied the concept of healthy
building in certain countries in the world and 4 of them studied the concept of healthy
building in Indonesia. This research also shows the challenges in implementing the
concept of healthy building.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gamila Alifah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana praktik ‘makan sehat’ dimaknai dalam kehidupan sehari-hari dalam konteks pergeseran otoritas kesehatan dan pengetahuan, serta kaitannya dengan wacana healthism. Peneliti melihat bahwa studi-studi sebelumnya belum memberikan analisis lebih dalam mengenai bagaimana praktik makan sehat ini diinformasikan oleh logika healthism dalam konteks neoliberal, khususnya di tengah era digital yang diasumsikan telah mentransformasi akses masyarakat ke berbagai informasi dan saran. Penelitian ini berargumen bahwa praktik makan sehat di era digital dimaknai secara bervariasi dan changeable karena adanya pergeseran otoritas kesehatan sehingga berpengaruh dalam pengambilan keputusan kesehatan dan keterlibatan individu untuk mempraktikkan makan sehat dalam kehidupan sehari-hari. Temuan penelitian menunjukkan bahwa makna dan motivasi individu terhadap makan sehat didasarkan pada interpretasi yang longgar sehingga, secara bersamaan, setiap tindakan dalam praktik makan sehat mengandung unsur kepercayaan (trust) dan ketidakpastian (uncertainty). Individu yang ingin mempraktikkan makan sehat juga dihadapkan dengan banyak tantangan, antara lain godaan kuat dari makanan yang tidak sehat, kebutuhan untuk menavigasi informasi seputar makan sehat, serangkaian biaya dan pengorbanan yang terlibat dalam makan sehat, serta mitos 'special person’ dalam makan sehat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang memungkinkan adanya penggalian lebih mendalam untuk mengungkap pemaknaan individu terkait makan sehat pada konteks di Indonesia. Metode kualitatif juga diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang beberapa ketegangan sosiokultural yang dapat membatasi keterlibatan individu dengan makan sehat.

This study aims to explore how ‘healthy eating’ is perceived in everyday life in the context of transformation in authority, expertise, and knowledge around health, as well as discourses of healthism. The researcher observes that prior studies have not offered a more in-depth investigation of how neoliberal and healthist logic informs healthy eating practices, particularly in the midst of the digital era, which is thought to have transformed people's access to various information and recommendations. This study argues that healthy eating practices in the digital era are perceived in a variety of ways and are susceptible to change due to shifts in authorities around health that impact health decision-making and individual involvement in engaging in healthy eating in everyday life. Individual meanings and motives behind healthy eating are all based on a loose interpretation of facts, according to the research findings, so that every action in healthy eating practices has aspects of trust and uncertainty. Individuals who want to protect healthy eating also encounter many challenges, such as powerful temptations of and the strong desires for unhealthy foods; the need to navigate the varied information of healthy eating; the number of costs, resources, and sacrifices involved in healthy eating; as well as the myth of the ‘special person’ in healthy eating. A qualitative approach was used in this study, allowing for a more in-depth exploration of individual meanings associated with healthy eating in the Indonesian context. Qualitative methods are also expected to help identify some of the sociocultural strains that could impede individuals from engaging in healthy eating."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadian Puspitasari
"Kebutuhan manusia terus meningkat sehingga makanan ramah lingkungan diperlukan untuk keberlanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan bagaimana healthy lifestyle, health concern, environment concern, product quality mempengaruhi niat pembelian kopi organik dengan memperluas Theory of Planned Behavior (TPB). Sampel diperoleh dari 205 responden yang tidak pernah membeli kopi organik dengan menggunakan metode judgmental sampling. Data dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling untuk menguji 7 hipotesis yang menghubungkan 8 konstruk kekuatan hubungan antar konstruk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa healthy lifestyle dan product quality berpengaruh positif dalam sikap untuk membeli kopi organik. Dengan demikian untuk mendorong niat yang lebih tinggi untuk membeli lebih banyak kopi organik, lembaga terkait harus mempromosikan dan mendukung konsumen untuk mengetahui kopi organik dengan memperkuat promosi faktor

Human needs are keep increasing so that eco-friendly food is necessary for sustainability. The purpose of this paper is to determine how healthy lifestyle, health concern, environmental concern, and product quality are influencing the intention of purchasing organic coffee by expanding Theory of Planned Behavior (TPB). The samples are obtained from 205 respondents who never bought organic coffee using judgmental sampling method. Data were analyzed using Structural Equation Modeling to test 7 hypotheses connecting the 8 constructs of the relationship strength between constructs. The results of this study indicate that healthy lifestyle and product quality have a positive effect on attitudes to buying organic coffee. Thus to encourage higher intention to buy more organic coffee, related institutions must promote and support consumers to find out organic coffee by strengthening the promotion of healthy lifestyle factors and product quality."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginanjar Maulana Faturohman
"Sejak Pandemi Covid-19 melanda indonesia, kesehatan menjadi hal yang utama. Gaya hidup sehat menjadi hal yang sangat penting untuk menaikkan imunitas. Penelitian WHO menunjukkan adanya penurunan aktifitas fisik dan pola hidup sehat selama masa Pandemic. Mayoritas penurunan perilaku hidup sehat terjadi di kalangan remaja. Dalam berbagai penelitian lain, gaya hidup tidak sehat pada remaja mendorong seseorang untuk menggunakan narkoba pada masa dewasanya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan resiko penyalahgunaan narkoba serta upaya untuk meningkatkan imunitas di masa pandemic ini adalah melalui perubahan tingkah laku hidup sehat yang dapat dijalankan melalui program di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji intervensi self as doer dalam meningkatkan gaya hidup sehat siswa di salah satu sekolah di daerah Bekasi. Studi baseline yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pola hidup tidak sehat serta siswa yang menyalahgunakan narkoba di Sekolah ini cukup banyak. Penelitian ini menggunakan desain quasi-experimental dengan two group pretest posttest design, studi dengan menggunakan siswa kelas X (n= 57) dari salah satu sekolah di Bekasi. Instrumen yang digunakan adalah Exercise Orientation Questionnaire (EOQ) untuk mengukur tingkat gaya hidup sehat siswa. Hasil uji beda menunjukkan peningkatan gaya hidup sehat signfikan (p<0.05) setelah intervensi Self as doer yang dijalankan selama satu bulan. Diindikasikan bahwa intervensi memiliki efektivitas pada sampel siswa kelas X sekolah menengah atas tersebut, namun validitas eksternal dan dampak pada pencegahan penyalahgunaan napza membutuhkan studi dengan sampel penelitian lebih besar dan desain penelitian yang lebih sistematis.

Since the Covid-19 pandemic occure in Indonesia, health has become the main thing. A healthy lifestyle is very important to increase immunity. WHO research shows a decrease in physical activity and healthy lifestyles during the Pandemic. The majority of the decline in healthy living behavior occurs among adolescents. In various other studies, unhealthy lifestyles in adolescents encourage someone to use drugs in adulthood. One of the efforts that can be done to reduce the risk of drug abuse as well as efforts to increase immunity during this pandemic is through changes in healthy living behavior that can be carried out through programs in schools. The purpose of this study was to examine the self as doer intervention in improving the healthy lifestyle of students in a school in the Bekasi area. The baseline study conducted in this study shows that there are quite a lot of unhealthy lifestyles and students who abuse drugs in this school. The purpose of this study was to examine the self as doer intervention in improving the healthy lifestyle of students in a school in the Bekasi area. The baseline study conducted in this study shows that there are quite a lot of unhealthy lifestyles and students who abuse drugs in this school. This study used a quasi-experimental design with a two group pretest posttest design, the study used class X students (n = 57) from a school in Bekasi. The instrument used is the Exercise Orientation Questionnaire (EOQ) to measure the level of students' healthy lifestyle. The results of the different test showed a significant increase in a healthy lifestyle (p<0.05) after the Self as doer intervention which was carried out for one month. It is indicated that the intervention has effectiveness in this sample of class X senior high school students, but its external validity and impact on drug abuse prevention requires a study with a larger research sample and a more systematic research design."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prathama Gilang Wagiono Putera
"Saat ini Indonesia mengalami perubahan pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM) salah satunya penyakit kanker yang berdampak membengkaknya biaya pelayanan kesehatan yang ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah, serta menurunnya produktivitas masyarakat dan daya saing negara, sehingga akan berdampak kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Sehingga diperlukan perubahan perilaku dan perbaikan lingkungan yang sistematis dan terencana agar tujuan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dapat tercapai sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang pedoman pelaksanannnya diatur dalam Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017, dan Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 161 Tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas dan implementasi peraturan perundang-undangan tersebut. Analisis efektivitas perundang-undangan tentang GERMAS dilaksanakan dengan metode yuridis normative, sedangan desain cross sectional digunakan untuk menilai implementasi pelaksanaan GERMAS. Sebanyak 102 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dianalisis melalui kuesioner yang sudah dilakukan uji validitas dan uji reabilitas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peraturan perundang-undangan GERMAS adalah valid namun tidak efektif menurut Teori Hans Kalsen. Sedangkan hasil analisis implementasi perundang-undangan GERMAS di DKI Jakarta masih belum berjalan dengan baik.

Currently, Indonesia is experiencing a change in disease patterns from communicable diseases to non-communicable diseases (NCDs), one of which is cancer, which has an impact on increasing health service costs borne by the community and the government, as well as decreasing community productivity and the country's competitiveness, which will have an impact on socio-economic conditions. public. So systematic and planned behavioral changes and environmental improvements are needed so that the goals of the Healthy Living Community Movement (GERMAS) can be achieved in accordance with the Instruction of the President of the Republic of Indonesia Number 1 of 2017 concerning the Healthy Living Community Movement, the implementation guidelines of which are regulated in the Regulation of the Minister of National Development Planning/Head of Division National Development Planning of the Republic of Indonesia Number 11 of 2017, and Regulation of the Governor of the Special Capital Region of Jakarta Number 161 of 2019. The aim of this research is to analyze the effectiveness and implementation of these laws and regulations. Analysis of the effectiveness of legislation regarding GERMAS was carried out using normative juridical methods, while a cross sectional design was used to assess the implementation of GERMAS. A total of 102 respondents who met the inclusion and exclusion criteria were analyzed through a questionnaire that had been tested for validity and reliability. The results of this research show that GERMAS legislation is valid but not effective according to Hans Kalsen's theory. Meanwhile, the results of the analysis of the implementation of GERMAS legislation in DKI Jakarta are still not going well."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dravinda Adeera Putri
"[ABSTRACT
In this constant changing environment, architecture and health are strongly
interrelated which affect the environment. People often consider factors that affect
their health within their surroundings. It is important that proper response to the
local environment condition is addressed thoroughly through the building itself.
Thus, a considerable architecture performance is required as the base of planning
which protect the public?s health. Based on the problems in a specific suburb in
Perth, the idea of healthy living challenges the creation of mixed-use building
development, which generate the aspects of healthy environment into architecture.
A healthy living building is an approach where activities are mainly designed with
the help of natural elements and providing as much open spaces as possible,
which catalyzes maximum social interaction.

ABSTRAK
Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatan
sama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakat
sering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka
dalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yang
diwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerja
arsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapat
melindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,
pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,
dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuah
konsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimana
unsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, dengan
menyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.;Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatan
sama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakat
sering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka
dalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yang
diwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerja
arsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapat
melindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,
pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,
dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuah
konsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimana
unsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, dengan
menyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.;Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatan
sama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakat
sering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka
dalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yang
diwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerja
arsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapat
melindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,
pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,
dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuah
konsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimana
unsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, dengan
menyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.;Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatan
sama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakat
sering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka
dalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yang
diwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerja
arsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapat
melindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,
pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,
dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuah
konsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimana
unsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, dengan
menyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.;Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatan
sama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakat
sering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka
dalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yang
diwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerja
arsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapat
melindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,
pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,
dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuah
konsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimana
unsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, dengan
menyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.;Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatan
sama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakat
sering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka
dalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yang
diwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerja
arsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapat
melindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,
pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,
dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuah
konsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimana
unsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, dengan
menyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi., Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatan
sama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakat
sering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka
dalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yang
diwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerja
arsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapat
melindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,
pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,
dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuah
konsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimana
unsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, dengan
menyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronika Maria Yulianti Bara Bai
"Pemerintah telah berupaya mencegah dan mengurangi angka kejadian penyakit dengan Inpres No.1 Tahun 2017 tentang GERMAS. GERMAS adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan GERMAS di Puskesmas Kota Depok tahun 2019. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dan data dikumpulkan dari 30 Puskesmas di Kota Depok. Analisis data statistik univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan chi-square dan analisis multivariat dengan korelasi logistik Hasil penelitian menunjukkan 83,3% Puskesmas melaksanakan sosialisasi GERMAS dan edukasi sehat, 100% Puskesmas melakukan penyuluhan ASI ekslusif, 83.3 % Puskesmas melakukan kegiatan deteksi dini penyakit, IVA dan Ca mammae dan 80% Puskesmas melakukan kegiatan sosialisasi gemar aktivitas fisik. Ketersediaan sumber daya manusia, dana, sarana dan prasarana dalam pelaksanaan GERMAS di Puskesmas Kota depok memadai, namun belum adanya petunjuk pelaksana/SK dari Dinas Kesehatan maupun SK Kepala Puskesmas untuk pelaksanaan GERMAS di Puskesmas. Saat ini petunjuk pelaksana yang dipakai sebagai pedoman kegiatan GERMAS masih mengikuti Perwal yang ada. Perencanaan dan pengorganisasiannya belum mempunyai roadmap pelaksanaan GERMAS di Puskesmas dan 70 % Puskesmas pengawasannya baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara sarana dan prasarana terhadap kegiatan GERMAS (p-value<0,05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan terhadap kegiatan GERMAS (p-value >0,05) dan terdapat hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan pelaksanaan GERMAS . Analisis multivariat menunjukkan faktor yang dominan mempengaruhi kegiatan GERMAS adalah pengawasan. Puskesmas diharapkan meningkatkan sosialiasi dan upaya pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan GERMAS.

The government has tried to prevent and reduce the incidence of disease with Presidential Instruction No.1 Year 2017 concerning GERMAS. GERMAS is a systematic and planned action carried out jointly by all components of the nation with awareness, willingness and ability to behave in a healthy manner to improve the quality of life. Puskesmas are the spearhead of health services in Indonesia. This study aims to determine the implementation of the GERMAS in Depok City Health Center in 2019. The design of this study was cross-sectional and data were collected from 30 Puskesmas in Depok City. Univariate statistical data analysis with frequency distribution, bivariate analysis using chi-square and multivariate analysis with logistical correlations The results showed 83.3% of Puskesmas conducted GERMAS socialization and healthy education, 100% of Puskesmas conducted exclusive breastfeeding, 83.3% Puskesmas conducted early detection activities disease, IVA and Ca mammae and 80% of Puskesmas conduct socialization activities like physical activity. The availability of human resources, funds, facilities and infrastructure in the implementation of the GERMAS in the Depok City Health Center is adequate, but there are no implementing instructions/decree from the Health Office or SK Head of the Health Center for the implementation of the GERMAS in the Health Center. At present the implementing instructions used as guidelines for GERMAS activities still follow the existing Supervisory Regulations. The planning and organization does not yet have a roadmap for implementing GERMAS in Puskesmas and 70% of Puskesmas have good supervision. There is a significant relationship between facilities and infrastructure of the GERMAS activity (p-value <0.05). There is no significant relationship between planning, organizing and implementing GERMAS activities (p-value> 0.05) and there is a significant relationship between supervision and GERMAS implementation. Multivariate analysis shows that the dominant factor influencing GERMAS activities is supervision. Puskesmas are expected to increase socialization and community empowerment efforts in implementing GERMAS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisa Jonatan
"Latar Belakang Pemenuhan nutrisi pada remaja sangat krusial. Gizi yang seimbang mampu memelihara tumbuh dan berkembang secara optimal serta index masa tubuh yang normal. Kesadaran akan diet sehat saat usia muda akan membangun kebiasaan baik yang dapat merubah gaya hidup hingga dewasa nanti.
Metode Penelitian ini dilakukan dengan metode potong lintang melalui pemberian kuesioner kepada murid di beberapa sekolah di Jakarta. Kuesioner diambil dari Survey Global Kesehatan Berbasis Sekolah tahun 2015. Ditujukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan persepsi remaja Jakarta terhadap diet sehat. Seluruh data terkumpul dianalisis menggunakan program SPSS.
Hasil Dari 390 responden, 79.3% responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang diet sehat. 47.9% dari responden dengan pengetahuan baik memiliki BMI normal, 37.9% underweight, dan sisanya overweight. Persepsi tentang membawa makanan ke sekolah, membeli jajanan dari pedagang pinggir jalan, dan konsumsi buah dan sayuran memiliki hubungan statistic (p=<0.05).
Kesimpulan Tingkat pengetahuan remaja tentang diet sehat adalah baik (73.9%). Sebagian besar remaja memiliki persepsi yang baik tentang diet sehat, dilihat melalui perilaku makan. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan BMI (p=0.0016) dan persepsi dan BMI (p=<0.05). Tingkat pengetahuan dan persepsi mungkin dipengaruhi oleh factor-faktor demografis, lingkungan, dan kebiasaan.

Background Proper nutrition intake during adolescence is crucial. Balanced diet could ensure ideal growth and development along with normal BMI. Awareness refinement toward a healthy diet during adolescence could build better habits and consequently, positive lifestyle changes.
Method This research is done by cross-sectional method through questionnaire distribution to selected schools in Jakarta. Questionnaire is adapted from Global School-based Student Health Survey 2015. It aims to assess knowledge level and perception toward healthy diet among adolescents and its relation to BMI. All the data collected is being analysed using SPSS.
Result From a total of 390 respondents, 79.3% respondents have overall good knowledge about healthy diet. From respondents who have good knowledge, 49.7% of respondents obtain normal BMI, 37.9% are underweight, and the remaining fall into the overweight category. Perceptions about bringing lunch to school, buying food from street vendors, and consumption of food and vegetables are statically relevant in explaining BMI (p=<0.05).
Conclusion Adolescence’ knowledge level about healthy diet is generally well perceived. Majority of the respondents have a good perception about a healthy diet that is being analysed through eating behaviour. There are statistically positive relations between knowledge and BMI (p=0.016), and perception and BMI (p=<0.05). Knowledge level and perception are influenced by several factors (demographic, media, environment, etc).
"
2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>