Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5194 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Foskett, Nicholas
London: Routledge, 2001
373.18 FOS c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vaughn, Robert H.
"Decisions, decisions! They have to be made, but how can you teach people to make decisions without agonizing or procrastinating? This book provides the answer."
Alexandria, Virginia: American Society for Training & Development, 2010
e20441045
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Vaughn, Robert H.
ASTD Press, 2010
658.312 4 VAU d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Regita Sari Cahya Ningsih
"Tuli memiliki potensi untuk mengalami risiko imaturitas emosi yang akan berdampak pada pengambilan keputusan termasuk pada pemilihan pelayanan kesehatan. Pengambilan keputusan yang tidak tepat dalam memilih pelayanan kesehatan dapat mengakibatkan keterlambatan pendeteksian dini suatu penyakit seseorang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi serta karakteristik tuli dengan pengambilan keputusan dalam memilih pelayanan kesehatan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif-analitik cross-sectional dengan melibatkan 100 responden melalui metode purposive sampling dengan pendekatan convenient sampling. Pengukuran kematangan emosi menggunakan kuesioner modifikasi Emotional Maturity Scale, sedangkan variabel pengambilan keputusan menggunakan kuesioner Decision Making. Pengambilan keputusan dalam memilih pelayanan kesehatan pada masyarakat tuli berhubungan dengan tingkat pendidikan (p < 0,0001; 95% CI), penghasilan (p < 0,0001; 95% CI) dan kematangan emosional (r = 0,738; p < 0,0001; 95% CI).
Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kematangan emosi dengan pengambilan keputusan dalam memilih pelayanan kesehatan, yakni apabila semakin tinggi kematangan emosi maka akan semakin baik pengambilan keputusan dalam memilih pelayanan kesehatan. Penelitian ini merekomendasikan pembuatan program pengelolaan emosi seperti konseling terkait kontrol emosi; serta meningkatkan literasi bagi tingkat pendidikan; dan memberikan dukungan finansial pada masyarakat tuli sehingga dapat berdampak pada pengambilan keputusan.

Deafness has the potential to experience the risk of emotional immaturity which will have an impact on decision making including the selection of health services. Incorrect decision making in choosing health services can lead to delays in the early detection of a persons illness.
This study aims to determine the relationship between emotional maturity and deafness characteristics with decision making in choosing health services. This study used a cross-sectional descriptive-analytic research design involving 100 respondents through a purposive sampling method with a convenient sampling approach. Measurement of emotional maturity using a modified Emotional Maturity Scale questionnaire, while the decision-making variable uses the Decision Making questionnaire. Decision making in choosing health services in deaf communities is related to emotional maturity (r = 0.738; p <0.0001; 95% CI), education level (p <0,0001; 95% CI), and income (p <0, 0001; 95% CI).
The results of the analysis show that there is a significant relationship between emotional maturity and decision making in choosing health services, namely if the higher emotional maturity, the better the decision making in choosing health services. This study recommends making an emotional management program such as counseling related to emotional control and increase literacy for education level and provide financial support to deaf people so that it can have an impact on decision making.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Kartika
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana permasalahan belajar siswa miskin dalam keterbatasan kapital. Kedua, menganalisa bagaimana pengambilan keputusan pendidikan siswa miskin dalm konteks habitus dan relative risk aversion theory Penelitian dilakukan di salah satu SMA Swasta, Jakarta Timur dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan studi dokumen. Dengan pemikiran Bourdieu, penelitian ini menunjukkan ketidakmampuan siswa miskin mencapai prestasi belajar dikarenakan kapital ekonomi terbatas membuat kepemilikan siswa atas aneka kapital lainnya terbatas juga. Keterbatasan kapital dan minim prestasi cenderung tidak melanjutkan pendidikan tinggi tak luput peran habitus dalam membentuk trajektori pilihan. Selain itu, dengan pemikiran Goldthrope (relative risk aversion) membah kekosongan Bourdieu dalam melihat tren siswa miskin berprestasi membuat keputusan akan pilihan perguruan tinggi untuk mengejar kualifikasi hanya sampai pada titik bahwa ini akan meminimalkan risiko mengalami pengangguran. Sedangkan menurutnya, anak-anak dengan latar belakang sosial yang lebih rendah harus lebih ambisius daripada anak-anak dengan latar belakang sosial yang lebih tinggi khususnya untuk transisi pendidikan yang lebih tinggi.

This study aims to analyze how poor students' learning problems are within the limitations of capital. And then, to analyze how the combination of habitus and relative risk aversion theory in the context of educational decision making for poor students. The study was conducted at a private high school, East Jakarta by using a qualitative
approach and case study method. Data collection techniques with interviews, observation
and study documents. By using Bourdieu's thinking, this study shows the inability of poor students to achieve learning achievement because of limited economic capital makes the
other capital limited too. Capital limitations and minimum achievement depend on higher
education and escape the role of habitus in making the chosen trajectory. In addition,
with the thought of Goldthrope (relative risk aversion), Bourdieu's emptiness in seeing
trends of poor students with high achievement makes the decision of universities to pursue
qualifications only to the point that this will minimize the risk of experiencing unemployment. Meanwhile, according to him, students with lower sosial backgrounds should be more ambitious than children with higher sosial backgrounds, especially for the transition to higher education.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Sriyanthi
"Karyawan terkadang menghadapi situasi dilematis dalam pelaksanaan tugas di tempat
kerja, sehingga mendorong untuk terlibat dalam mengambil keputusan etis. Perilaku
pengambilan keputusan etis karyawan dapat diprediksi oleh intensinya. Penelitian ini
terdiri dari 2 studi yaitu studi penelitian korelasional (studi 1) dan studi penelitian terapan (studi 2). Studi 1 bertujuan mengeksplorasi faktor yang berperan terhadap intensi pengambilan keputusan etis dari perspektif Teori Perilaku Terencana. Selanjutnya, studi 2 bertujuan untuk melihat efektivitas intervensi dalam meningkatkan intensi pengambilan keputusan etis. Survei dilakukan pada 250 orang Karyawan di Organisasi X dengan menggunakan metode analisis korelasi dan regresi linear berganda. Pada studi 1 digunakan alat ukur Skala Ajzen dan Fishbein, serta diperoleh hasil bahwa sikap terhadap pengambilan keputusan etis dapat memprediksi intensi untuk mengambil keputusan etis (r = .42, β = .42, p < .05, signifikan pada l.o.s 0,05), sedangkan norma subyektif dan kendali perilaku tidak dapat memprediksi intensi mengambil keputusan etis. Pada studi 2 diajukan intervensi Manajemen Sumber Daya Manusia yaitu dalam bentuk pelatihan, coaching dan mentoring. Intervensi yang telah dilakukan adalah pelatihan daring, sedangkan coaching dan mentoring secara tatap muka merupakan intervensi lanjutan yang direkomendasikan pada Organisasi X. Pelatihan daring bertujuan untuk memberi pengetahuan dan pemahaman tentang pengambilan keputusan etis, yang diharapkan menjadi langkah awal untuk mengubah sikap karyawan menjadi semakin positif terhadap pengambilan keputusan etis. Pelatihan daring diikuti 27 orang karyawan yang memiliki skor terendah pada variabel sikap dan menerapkan metode pre test dan post test. Ditemukan bahwa pelatihan efektif menambah pengetahuan dan pemahaman peserta tentang pengambilan keputusan etis. Pembelajaran yang diperoleh peserta setelah pelatihan dilihat dari nilai rata-rata post test yang lebih tinggi dari nilai rata-rata pre test, yang dievaluasi melalui uji paired sample t-test dan uji wilcoxon sign rank test.

Employees sometimes face dilemma situations in carrying out their duties in the
workplace, thus encouraging them to be involved in making ethical decisions. Employees' ethical decision-making behavior can be predicted by their intention. This research consists of 2 studies, namely correlational research studies (study 1) and applied research studies (study 2). Study 1 aims to explore the factors that contribute to ethical decisionmaking intention from the perspective of the Theory of Planned Behavior. Furthermore, Study 2 aims to look at the effectiveness of the intervention in increasing ethical decisionmaking intention. The survey was conducted on 250 employees in Organization X using the method of correlation analysis and multiple linear regression. In Study 1, the Ajzen and Fishbein Scale measuring instruments were used, and the results obtained that attitudes towards ethical decision making can predict the intention to make ethical decisions (r = .42, β = .42, p < .05, significant at 0.05), while subjective norms and
perceived behavioral control can not predict ethical decision-making intention. In study 2, human resource management interventions were proposed, namely training, coaching and mentoring. The intervention that has been carried out is online training, while faceto-face coaching and mentoring are further interventions recommended for Organization X. The online training aims to provide knowledge and understanding of ethical decision making, which is expected to be the first step to change employees’ attitude to become more positive towards ethical decision making. The online training was attended by 27 employees who had the lowest score on the attitude variable and it applied the pre-test and post-test methods. It was found that the training was effective in increasing the participants' knowledge and understanding of ethical decision making. The learning gained by the participants after the training was seen from the post-test average value which was higher than the pre-test average value, which was evaluated through the paired sample t-test and the Wilcoxon sign rank test.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryland: Information Dynamic, 1981
304.2 NAT d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New Jersey: Kaogan Page, 1994
R 371.3 INT
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Bennett, Willard E.
New York, NY: McGraw-Hill, 1959
658.3 BEN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>