Ditemukan 131861 dokumen yang sesuai dengan query
Puji Santosa
Jakarta: Pusat Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional, 2003
899.2212 PUJ d
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: LP3ES, 1988
320.9598 PEM it
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Spillane, James J.
Yogyakarta: Kanisius, 1994
338.479 1 SPI p (2)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Citra Media Persada, 1995
R 959.8 LIM I
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Jakarta: balai Pustaka, 1965
001.4 RES
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta : LP3ES , 1969
320.959 8 PEM it (2)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Kratz, Ernst Ulrich
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1988
R 016.899 22 KRA b
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Ide Anak Agung Gde Agung, 1921-1999
The Hague: Mouton, 1973.
327.598 IDE t
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
M. Yoesoef
"Karya-karya drama pada masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942?1945) pada umumnya sarat dengan propaganda pemerintah militer Jepang yang berusaha mengajak masyarakat Indonesia untuk membantu peperangan melawan Amerika dan Inggris dalam Perang Dunia II. Karya sastra dijadikan alat propaganda yang tepat, terutama drama, karena masyarakat dapat langsung menerima pesan-pesan dan mencontoh apa yang seharusnya dilakukan dalam masa perang itu. Para seniman kemudian dihimpun oleh Kantor Dinas Propaganda (Sendenbu) untuk bekerja dalam lapangan kesenian masing-masing untuk memberi semangat kepada rakyat Indonesia. Sejumlah penulis drama, antara lain seperti Usmar Ismail, El Hakim, Armijn Pane, Soetomo Djauhar Arifin, dan Merayu Sukma menyambut dengan semangat program pemerintah tersebut dengan menghasilkan karya-karya drama dan dimainkan oleh grup sandiwara yang juga banyak bermunculan pada saat itu.
Many plays in Japanese occupation period (1942?1945) were full of propaganda of Japanese Military Government that tried to influence Indonesian people to assist Japanese troops in fighting American army in World War II. Literature was used as a proper propaganda tool, especially plays, where people could get the message directly about what they should do in war situation. A lot of artists were gathered by the Propaganda Service Office (Sendenbu) to work on their fields of creativity (music, sculpture, literature, drama, painting) in order to encourage Indonesian people to participate in the war. Some playwrights such as Usmar Ismail, El Hakim. Armijn Pane, Soetomo Djauhar Arifin, and Merayu Sukma enthusiastically welcomed the program. They wrote many plays that were played by various drama groups that sprang up in that period."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
PDF
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Jakarta: Rajawali, 2010
306.855 98 KEL
Buku Teks Universitas Indonesia Library