Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100372 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Zahra Yundiafi
Jakarta: Pusat Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional, 2003
398.205 98 SIT u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
899.222 UNS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah
"Jurnal ini membahas amanat dan penggambaran tokoh katak hijau dalam fabel ?굴개굴개 청개구리? (Gulgaegulgae Cheonggaeguri, Nyanyian Katak Hijau). Fabel yang fenomenal baik dalam negerinya sendiri, di Korea, maupun secara global dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa ini bercerita mengenai seekor katak hijau yang tidak pernah mendengarkan perkataan ibunya sehingga menyebabkan ibunya sakit keras dan meninggal. Katak hijau kemudian menyesali perbuatannya. Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode deskriptif-kualitatif dalam menganalisis amanat dan penggambaran tokoh katak hijau itu sendiri. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa fabel Gulgaegulgae Cheonggaeguri memiliki amanat yang berkaitan dengan nilai-nilai Konfusianisme yang sangat kental di Korea pada awal abad ke-16 hingga abad ke-17, di antaranya adalah berbakti kepada orang tua dan mengikuti norma yang terdapat dalam masyarakat. Tokoh katak hijau sendiri digunakan karena fabel ini difokuskan pada segmen pembaca anak-anak. Katak hijau yang mudah dijumpai di alam sekitar, memiliki keunikan perilaku dan warna yang mencolok sehingga menarik bagi anak-anak.

This journal discusses a message and a portrayal of a character which is green frog in a fable called '굴 개굴 개 청개구리' (Gulgaegulgae Cheonggaeguri, The Singing Green Frog). This fable well-known in Korea and the world and it has been translated into several languages. The story is about a green frog who never listen to his mother and causes his mother?s illness and death. After that he regrets everything. The method used in this journal is a descriptive-qualitative method. To analyse the message and the portrayal of a green frog. The conclusion from this study indicates that the fable Gulgaegulgae Cheonggaeguri has a message related to the Confucian values, which were very strong in Korea in the early 16th century until the 17th century. The values were to respect parents and to follow the norms in society. Then the green frog is used in this story because it is created for children. While the green frog figure it is used in fable because it focuses on the segment of children readers. Green frogs are easily found everywhere and they also have a unique behaviours and colour which attractive for children."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yati Haswidi Aksa
"ABSTRAK
Dari sejumlah besar karya yang termasuk dalam kesusastraan rakyat, telah dipilih dongeng untuk ditelaah, dengan alasan-alasan berikut :
Pertama-tama, pentingnya dongeng sebagai proyeksi khayalan yang bersifat kolektif dari suatu kelompok masyarakat. Cerita-cerita tersebut senantiasa merupakan gambaran simbolis dari situasi dan tingkah laku sosial, suatu ilusi yang disampaikan melalui penceritaan. Sebagai seperangkat pengetahuan dan model kultural sekelompok masyarakat, dongeng mengandung pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan dengan memaparkan contoh penerapannya. Fungsi "main-main" yang terdapat di dalamnya ditujukan untuk memasukkan unsur pedagogis dengan cara yang tidak bersifat memaksa. Pada peringkat imajinasi unsur pedagogis yang dimanifestasikan dalam bentuk pesan moral memperlihatkan kesesuaiannya dengan kehidupan nyata.
Alasan selanjutnya, ialah pentingnya dongeng sebagai teks naratif yang dapat kita gunakan sebagai sarana pembuktian suatu metode analisis. Dongeng, yang merupakan kumpulan cerita yang cukup padat meskipun pendek dan ringkas, juga tepat untuk dianalisis secara
morfologis. Salah satu tujuan penelitian ini adalah menerapkan model naratologis tertentu. Bagi penulis, dongeng nampak sebagai suatu bidang terapan yang menarik untuk menguji apakah model tersebut dapat diterapkan.
Setelah dipilih dongeng untuk dianalisis, maka bidang bahasan pun harus dibatasi karena cerita yang termasuk dongeng sangatlah banyak dan jenisnya pun sangat beragam. Di hadapan keanekaragaman itu, dipilih cerita binatang, suatu pilihan yang didasarkan pada kepopuleran dongeng jenis tersebut di Indonesia.
Korpus terdiri atas dua kelompok fabel. Yang pertama, fabel karya Satjadibrata yang karena telah lama hidup dalam tradisi masyarakat Indonesia dan sering disampaikan secara lisan, maka is tergolong ke dalam cerita rakyat Nusantara (Rusyana 1981,: 19-20). Yang kedua adalah fabel karya La Fontaine, seorang pengarang Francis abad ke XVII yang juga berasal dari cerita rakyat yang berkembang pada beberapa generasi.
Kedua kumpulan fabel tersebut merupakan cerita
yang beredar secara lisan dan menjadi warisan budaya, yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, di samping penyebaran secara tulis. Isinya mengenai suatu kebenaran umum yang dianggap baik untuk diterapkan dalam kehidupan setiap perang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
D38
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanti
"Skripsi ini membahas tentang fabel anak di Mesir dan Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode struktural yang membahas struktur dan isi fabel anak di Mesir dan Indonesia. Kemudian struktur dan isi dari fabel anak ini akan dibandingkan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan di antara kedua fabel anak tersebut. Perbandingan fabel anak ini menggunakan teori-teori dari sastra bandingan.

This thesis discusses the children's Fables in Egypt and Indonesia. This research is with structural method discusses the structure and contents of the fable in Egypt and Indonesia. Then the structure and content of these children?s Fables are compared to determine the similarities and differences between the two children's Fables. A comparison of this children's Fables using theories from the comparative literature reference.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013;2013;2013
S45343
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revo Arka Giri Soekatno
Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia , 2013
899.222 REV k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Feng, Sue-Feng
"Bersumber pada dongeng rakyat dari mulut ke mulut beribu-ribu tahun lamanya, dan lama-kelamaan menjelma menjadi ceritera yang mengandung nasehat.
Ceritera-ceritera fabel yang terpilih dalam buku ini dapat dibagi menjadi dua golongan. Pertama, adalah untuk membangkitkan semangat dan membimbing rakyat dalam memperjuangkan kemerdekaan, kebebasan dan masyarakat baru. Kedua yaitu untuk membuka kedok musuh. Dalam golongan yang kedua itu, terdapat ceritera tentang kejahatan yaitu kekuasaan yang bobrok pada dewasa itu, serta ceritera yang mengandung sindiran terhadap keserakahan, kebodohan dan keganasan imperialisme. Dan di samping pelajaran tentang revolusi Tiongkok, buku ini juga memuat bagaimana membuat cerita menjadi puitis."
Peking: Pustaka Bahsa Asing, 1957
K 398.245 FEN f
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Asha Aulia Anggraini
"Artikel ini membahas mengenai ekspresi takut dan proses pencarian jati diri karakter binatang dalam fabel Rafik Schami yang berjudul Hast du Angst? Fragte die Maus. Topik utama karya sastra Rafik Schami merupakan perwakilan masyarakat imigran di Negara Jerman. Tema keberagaman, minoritas dan mayoritas menjadi sebuah wacana masyarakat multikulturalisme. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mencari jati diri tokoh utama dari sebuah ketakutan yang ingin dibangun oleh pengarang melalui berbagai karakter binatang yang ada dalam cerita ini. Teori yang digunakan yaitu teori identitas sebagai bentuk pencarian jati diri dan teori multikulturalisme. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa identitas budaya merupakan sebuah proses yang terbentuk melalui pengalaman dan berhubungan dengan konsep multikulturalisme.

This article discusses about fear expression and identity search process of the animal character in Rafik Schami's fable, entitled Hast du Angst? Fragte die Maus. Main topic of Rafik Schami's literature is representative of immigrant communities in Germany. Diversity, minority and mayority theme become a discourse in multicultural society. The purpose of this research is to find the identity of the main character from the fright that wanted to be built by the author through various animal character in this story. This article uses identity theory as a form of identity search and multiculturalisme theory. In this research shows that cultural identity is a process that is formed through experience and associated with the multiculturalism concept.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Sebagian dari masa jang lampau rupa-rupanja tidak begitu melindungi tjandi Sadjiwan. Kalau kita sekarang mengundjungi tjandi Sadjiwan, kita akan melihat sebuah bangunan, jang sebagian besar telah mendjadi puing. Kita lebih merasa sajang lagi karena dari bagian2 bangunan jang masih ada, dapat kita lihat bahwa tjandi Sadjiwan bukan sebuah tjandi jang ketjil. Kesan jang timbul pada kita djika berhadapan dengan tjandi Sadjiwan sungguh berbeda dengan kesan jang ditimbulkan oleh sebuah bangunan seperti tjandi Borobudur umpamanja. Kalau kita menudju ke Barobudur dari arah Muntilan umpamanja, dari djauh sudah dapat kita lihat sosok tubuh tjandi itu. Tenang membukit tanpa terpengaruh oleh kekerdilan manusia jang mengerumininja. Dalam kepribadiannja tersimpan rahasia alam semesta. Manusia hanja dapat merasa kagum. Lain pula kesan jang ditimbulkan oleh tjandi Plaosan atau tjandi Loro Djonggrang. Bangunan2 ditempat2 batu berserakan itu melemparkan tantangan kepada kita. Tantangan agar kita membangun kembali kemegahan bangunan2 itu jang sekarang tersimpan dalam batu2 berserakan. Sebaliknja tjandi Sardjiwan tiada dapat menimbulkan rangsang jang demikian itu. Batu2 jang berserakan disekitarnja djelas lebih sedikit daripada jang hilang dari bangunan itu. Bukan rangsang untuk membangun jang ditimbulkan, tetapi rasa putus asa. Akan tetapi, dapatkah rasa demikian itu dibenarkan? Kalaupun tjandi Sardjiwan tidak merupakan_"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1961
S12840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Fauzia
"Skripsi ini membahas tentangpesan bagaimana sebuah fabel terbitan Balai Poestaka tahun 1939 yang berjudul Piet Pon Bles dapat dipergunakan sebagai alat propaganda politik penguasa pada saat itu. Oleh karena itu perlu tiap unsur yang membangun karya sastra tersebut perlu dikaji satu persatu.
Karya sastra fabel yang berjudul Piet Pon Bles (dikarang oleh Kusrin) ini menarik untuk dijadikan objek penelitian, karena pada umumnya fabel bertujuan untuk memberikan pesan moral melalui ajaran-ajaran yang ada kepada siapa saja yang mendengarnya. Sama halnya dengan fabel, tujuan Balai Poestaka menerbitkan karya sastra adalah untuk memberikan ajaran kepada pembacanya."
2000
S11651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>