Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4187 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didin Hafidhuddin
Jakarta: Gema Insani Press, 1998
297.61 DID d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Ali Aziz
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009
297.62 MOH i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2003
297.621 MET
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Arifin
Jakarta: Bumi Aksara , 1997
297.6 ARI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ilyas Ismail
Jakarta: Kencana Prenada Media , 2011
297.261 ILY f (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nazar Muhdi
Jakarta: HSP (Swadaya Putra), 2012
297.74 MUH i (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kaelany H.D.
"Anak-anak marjinal, anak-anak yang dianggap pinggir atau dipinggirkan" adalah mereka yang pada umumnya kalangan anak-anak yang tidak mempunyai tempat tinggal, atau anak-anak yang terlantar karena orang tuanya tidak mampu. Mereka turun ke jalan untuk melakukan apa saja asal mendapatkan uang untuk mempertahankan hidup. Mereka berkeliaran di tempat-tempat keramaian, seperti emperan perkotaan, stasiun kereta api, terminal bus, atau tinggal di kolong jembatan, taman-taman kota dsb.
Latar belakang mereka turun ke jalanan memiliki alasan yang beraneka. Sebagian mereka mulanya memang ada yang bekerja karena diminta atau dipaksa orang tua mereka untuk menambah penghasilan keluarga. Tapi seringkali sepulang kerja mereka tidak mendapatkan kasih sayang melainkan makian dan pukulan. Beberapa kasus dijumpai bahwa anak-anak jalanan itu memang berasal dari keluarga yang tidak harmonis. Kehidupan dalam keluarga yang keras dan ricuh, sering mendorong mereka untuk memutuskan hubungan dengan keluarga dan memilih hidup di jalanan. Malah ada yang sampai menyebut orang tuanya sebagai setan karena perilaku orang tuanya yang tak terpuji, penjudi, serta memaki, memukul dan menindas, serta tak pernah menunjukkan kasih sayang.
Anak-anak yang serupa ini jarang yang masih memiliki hubungan atau memelihara hubungan dengan tempat asal keluarga. Bahkan ada yang tidak menentu dimana kelurga dan tidak jelas siapa orang tuanya, karena sejak kecil sudah diperjual-belikan. disewakan untuk pelengkap minta sedekah. Pada umur tertentu oleh orang tua yang kesekian mereka dilepas begitu saja sehingga kehidupan sehari-hari mereka tumbuh dan berkembang sepenuhnya di jalanan.
Ciri-ciri anak jalanan itu antara lain:
- Berada di tempat umum (jalan, pasar, pertokoan. tempat-tempat hiburan selama tiga sampai dua puluh empat jam).
- Berpendidikan rendah (kebanyakan putus sekolah atau tidak sekolah dan sedikit sekali yang tamat SD).
- Berasal dari kalangan keluarga tidak mampu. atau keluarga yang tidak harmonis. kebanyakan urban, beberapa diantaranya tidak jelas keluarganya.
- Melakukan aktivitas ekonomi (di sektor informal).
Keberadaan mereka sebagai kaum urban miskin, oleh penguasa serta kaum mapan kota dianggap sebagai sumber kriminalitas, pengotor kota dan pengacau pembangunan. Malah ada yang menempatkan mereka sebagai golongan yang tidak sejajar dengan masyarakat pada umumnya, mereka dianggaap sebagai masyarakat kelas dua masyarakat pinggir atau masyarakat marjinaI.Penilaian ini membuat mereka harus terus berjuang dan berpindah-pindah agar mereka tetap bisa bertahan hidup. Pekerjaan apapun dilakukan, barangkali tidak lagi berpikir apakah pekerjaan tersebut sejalan dengan tuntutan rencana pembangunan kota atau tidak. Bagi mereka yang terpenting adalah bagaimana hari ini bisa bertahan hidup, meskipun tanpa masa depan. lnilah lukisan sekilas dari kalangan anak-anak marjinal di kawasan Tanah Abang yang diupayakan pembinaan dan pemberdayaannya sebagai dikemukakan dalam laporan penelitian ini."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Abdussalam
Yogyakarta: Media Insani, 2006
297 YUS m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hafidzoh Syir`ati Rahman
"ABSTRAK
Metode Dakwah pada Padepokan Welas Asih Parung Bogor Padepokan Welas Asih didirikan pada tahun 2005 dan terletak di daerah Parung Bogor. Dalam berdakwah, K.H Ryan Sukandar menggunakan metode yang diambil dari pemahaman surat An-Nahl ayat 125, yaitu menyeru kepada manusia dengan bijaksana, menasehati dengan kata-kata yang baik, mencari jalan terbaik setelah berdiskusi. Konsep padepokan mengenai kunci"
2010
S13222
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Munir
Jakarta : kencana Prenada Media, 2009
297.74 MUH m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>