Ditemukan 9396 dokumen yang sesuai dengan query
Ranggatt, Peter
London: Routledge, 1999
331.11 RAG g
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Anastasia Mariama Putri
"Berada pada usia perkembangan remaja akhir (late adolescence), siswa SMA sudah mulai dihadapkan pada situasi menentukan keputusan karier. Berdasarkan kondisi tersebut, studi mengenai keputusan karier (career decidedness) semakin berkembang dengan banyaknya variabel terkait, diantaranya variabel adaptabilitas karier (career adaptability) dan identitas kejuruan (vocational identity). Dalam rangka meneliti lebih lanjut mengenai keputusan karier, peneliti ingin mengetahui kontribusi adaptabilitas karier dan identitas kejuruan dalam menentukan keputusan karier pada siswa SMA. Dalam penelitian ini, variabel dependen yaitu keputusan karier diukur menggunakan Career Decision Scale (CDS) oleh Osipow, et al. (1976), kedua variabel independen yaitu identitas kejuruan dan adaptabilitas karier diukur menggunakan Vocational Identity Status Assessment(VISA) oleh Porfeli, et al. (2011) dan Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) oleh Savickas dan Porfeli (2012). Penelitian ini merupakan studi kuantitatif yang melibatkan 172 siswa SMA di Indonesia (36 laki-laki dan 136 perempuan). Hasil penelitian menunjukan bahwa identitas kejuruan dan adaptabilitas karier terbukti secara signifikan berkontribusi terhadap keputusan karier siswa SMA (F=19.758 > 3.049 F Distribution, two-tailed; Sig. 0.000). Dari kedua variabel ini tampak bahwa identitas kejuruan memiliki kontribusi yang lebih besar (t = 5.885) terhadap keputusan karier siswa SMA dibandingkan dengan adaptabilitas karier (t = -4.425). Adapun kelemahan dalam penelitian ini yaitu adanya item pada alat ukur VISA dengan skor reliabilitas dan validitas yang masih rendah setelah tahap pengambilan data. Selain itu juga perlu pertimbangan pada item-item CDS yang bermakna ganda. Implikasi dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bukan saja untuk siswa tetapi juga guru di sekolah yang dapat membantu siswa agar dapat memutuskan kariernya.
Being at the age of late adolescence, high school students have begun to be faced with the situation of determining career decisions. Based on these conditions, the study of career decisions (career decidedness) is growing with many related variables, including career adaptability and vocational identity. In order to further research of adolescence career decisions, the researcher wants to know the contribution of career adaptability and vocational identity in determining career decisions in high school students. In this study, the dependent variable, career decidedness, was measured using the Career Decision Scale (CDS) by Osipow, et al. (1976), the two independent variables, vocational identity and career adaptability were measured using the Vocational Identity Status Assessment (VISA) by Porfeli, et al. (2011) and Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) by Savickas and Porfeli (2012). This research is a quantitative study involving 172 high school students in Indonesia (36 boys and 136 girls). The results showed that vocational identity and career adaptability were proven to significantly contribute to high school students' career decisions (F=19,758 > 3,049 F Distribution, two-tailed; Sig. 0.000). From these two variables, it appears that vocational identity contributes more (t = 5.885) to high school students' career decisions compared to career adaptability (t = -4.425). The existence of VISA items that have low reliability and validity scores even though it has passed the data collection stage can be a consideration of weaknesses in this study. In addition, it is also necessary to consider CDS items that have multiple meanings. The implications of this research are expected to be useful not only for students but also for teachers in schools who can help students decide their careers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tinton Ardi Saputro
"Tesis ini membahas interaksi antara agen dan struktur yang ada dalam sebuah Lembaga Pelatihan Kerja Pemerintah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma interpretif. Metode pemilihan narasumber menggunakan teknik criterion sampling dimana kriteria narasumber sudah ditentukan lebih dahulu. Narasumber penelitian ini adalah PNS yang bekerja di Lembaga Pelatihan Kerja Pemerintah, berjumlah 2 orang. Data penelitian ini diperoleh melalui wawancara, kajian literatur/berita, dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Teori Strukturasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya sebuah interaksi antara agen dan struktur di mana agen tidak mampu menggunakan resources yang ia miliki untuk mengubah struktur yang ada. Dan, hal ini turut dibentuk oleh nilai-nilai budaya yang melekat pada diri agen.
This thesis discusses structure and agent interaction in a Government Vocational Centre. This study is a qualitative research with an interpretive approach. The informants of this study is choosen by using criterion sampling techniques where are resource criteria already determined in advance. Informants are two Civil Servants who work for The Government Vocational Centre. The data are collected through in-depth interviews, literary/news study, and observation and analyzed using Structuration Theory. The study concludes that there is an interaction between structure and agents in which the agent cannot use its resources to alter the exsisting structure. And, there are cultural values inherent to the agent that accomodate the interaction to occur."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43720
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Billett, Stephen
London: Springer, 2011
370.133 BIL v
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Fandy Anggara Putra
"Dengan jumlah generasi muda yang besar, Indonesia menghadapi tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan kapasitas generasi muda dan memaksimalkan kontribusi mereka terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Memberdayakan generasi muda dengan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan permintaan industri tidak hanya akan menguntungkan sektor swasta tetapi juga masyarakat pada umumnya. Pendidikan vokasi atau kejuruan adalah langkah untuk menghubungkan secara langsung lingkungan sekolah dan tempat kerja dan mempercepat lulusannya untuk bekerja di tahap awal karir mereka. Namun demikian, lembaga pendidikan vokasi yang ada, khususnya pada pendidikan menengah atas, masih perlu ditingkatkan karena tingkat penyerapan tenaga kerja yang rendah dibandingkan dengan lulusan lain dari jalur pendidikan yang lain. Berdasarkan analisis kuantitatif dengan metode entropy balancing dan instrumental variable, dampak sekolah menengah kejuruan terhadap tingkat pekerjaan dan upah lebih besar pada lulusan yang lebih muda dan berkurang pada kelompok usia yang lebih tua. Situasi ini menimbulkan pertanyaan terkait bagaimana memperkuat pendidikan vokasi yang ada sehingga dapat memberikan keterampilan dan pengetahuan kepada lulusan dan mereka mempertahankan keunggulan kompetitif mereka sepanjang karir mereka.
With a large youth population, Indonesia faces both the challenge and the opportunity to increase the youth population's capacity and maximize their contribution to the country's economic growth. Empowering youth with skills and knowledge that match industry demand will benefit not only the private sector but society in general. Technical and Vocational Education and Training (TVET) is an avenue to directly connect school and workplace environments and accelerate its graduates becoming employed and being productive in the very early stage of their careers. However, existing TVET institutions, especially in upper secondary education, still need to be improved due to their low employment rate compared to other graduates from different educational streams. Based on quantitative analysis using entropy balancing and instrumental variable method, the impact of vocational secondary school on employment and wage levels is bigger in the younger graduates and diminished in the older age group. This situation raises concern about how to strengthen existing TVET institutions so they can provide updated skills and knowledge to their graduates and maintain graduates’ competitive advantage all through their careers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ditri Andita Anggariani
"Percepatan pengembangan sektor industri sebagai salah satu fokus kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN otomatis akan diikuti dengan meningkatnya permintaan tenaga kerja terampil, sehingga butuh suatu upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia agar tidak kalah saing dengan tenaga kerja asing dan memperparah tingkat pengangguran. Pendidikan kejuruan berkontribusi dalam menekan angka penangguran karena lulusannya merupakan tenaga kerja terampil siap pakai yang dapat langsung diserap industri. Jawa Barat menempati posisi ketiga secara nasional yang memiliki angka pengangguran tertinggi, di mana sebagian besarnya adalah lulusan SMK. Penelitian ini akan menganalisis jejaring kebijakan untuk melihat bagaimana dinamika dan interaksi antar para aktor kunci dalam jejaring kebijakan pada kebijakan pendidikan kejuruan dan ketenagakerjaan dapat menjelaskan tingginya pengangguran lulusan SMK di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan post-positivism. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejauh ini interaksi antar aktor kunci yang terlibat dalam jejaring kebijakan ini masih mengandalkan bentuk hubungan yang sifatnya formal. Konflik kepentingan yang terjadi antar para aktor dari sektor publik berakar dari perbedaan pandangan mereka terkait apa yang sesungguhnya menjadi masalah dan bagaimana mengatasinya.
Accelerating the development of the industrial sector as one of the ASEAN Economic Community 39 s policy focus will automatically be followed by the increasing demand for skilled labor, so it needs an effort to improve the quality of Indonesian labor so as not to lose competitiveness with foreign workers and aggravate the unemployment rate. Vocational education contributes to reducing unemployment rates because the graduates are ready made skilled laborers who can be directly absorbed by the industry. West Java occupies the third position nationally which has the highest unemployment rate, where most of them are SMK graduates. This study will analyze the policy network to see how the dynamics and interactions among key actors in the policy network on vocational education and employment policy can explain the high unemployment of SMK graduates in West Java Province. This research is a qualitative research with post positivism approach. The results show that so far the interactions among key actors involved in this policy network still rely on formal relationships. The conflicts of interest between actors from the public sector stem from their differing views on what really matters and how to overcome them."
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Matthias Pilz
"This volume comprises thirty individual contributions that together add up to a comprehensive overview of the current situation in vocational education and training, its strengths and weaknesses, and its prospects. VET experts from Canada, the USA, India, China, Japan and Korea, as well as from a number of European countries, focus on their national context and how it fits in to the bigger picture. The contributions combine theoretical discussions from various strands of VET research with evidence from country case studies and examples from current practice.
"
Wiesbaden: VS Verlag, 2012
e20401015
eBooks Universitas Indonesia Library
Washington: Department of Health, education and welfare, 1964
371.425 UNI e
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Mager, Robert F.
Belmont : Fearon, 1967
373.246 MAG d
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Mager, Robert F.
Bandung: ITB Press, 1996
373.246 MAG dt
Buku Teks Universitas Indonesia Library