Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184364 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ginandjar Kartasasmita
Jakarta: LP3ES, 1997
351 GIN a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mustafa Khamal Rokan
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012
343.072 1 MUS h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mustafa Khamal Rokan
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010
343.072 1 MUS h (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Gunawan
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2018
001.95 BUD k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anwar Ilmar
"ABSTRAK
Studi ini dilatarbelakangi oleh masalah ketidakadilan sosial yang masih
menjadi masalah dasar di Indonesia sejak era kolonial. Para pemikir politik
Indonesia terdahulu termasuk Sukarno, tertarik pada sosialisme sebagai sumber
pemikiran yang dapat menjawab masalah tersebut. Hal ini menjadi dasar
pemikiran bagi perjuangan kemerdekaan dan penyelenggaraan negara Indonesia
terkait pengelolaan kekuasaan dan peran negara yang ditujukan untuk
mewujudkan keadilan sosial tanpa adanya kapitalisme dan imperialisme. Oleh
karena itu, tesis ini membahas dua hal penting. Pertama, konsepsi sosialisme
Indonesia menurut Sukarno. Kedua, praktik sosialisme Indonesia pada masa
Demokrasi Terpimpin. Tesis ini bertujuan untuk merekonstruksi pemikiran politik
Sukarno tentang sosialisme Indonesia dan praktiknya pada masa Demokrasi
Terpimpin.
Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosialisme
dalam perspektif marxisme. Selain itu, penelitian ini juga diperkuat dengan teori
pendukung seperti: teori sosialisasi politik, teori tradisionalisme Jawa, dan teori
negara. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian
deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui telaah pustaka
terhadap teks pemikiran Sukarno berupa artikel, buku, dan pidato, serta berbagai
literatur lain yang berkaitan dengan obyek penelitian ini.
Studi ini menyimpulkan bahwa konsep pemikiran politik Sukarno tentang
sosialisme Indonesia dirumuskan dengan mengikuti konsep pemikiran marxisme.
Praktik sosialisme Indonesia diterapkan dengan cara memperkuat negara melalui
kekuasaan Demokrasi Terpimpin dan peran negara dalam ekonomi melalui
Ekonomi Terpimpin. Temuan penelitian ini adalah pemikiran marxisme tidak
diterapkan secara murni dalam konsepsi sosialisme Indonesia. Meskipun
sosialisme Indonesia mendapatkan pengaruh yang dominan dari pemikiran
komunisme, tetapi sosialisme Indonesia merupakan bentuk revisionisme terhadap
marxisme. Secara implisit Sukarno juga mendapatkan pengaruh tradisionalisme
Jawa dalam merumuskan konsepsi sosialisme Indonesia. Praktik sosialisme
Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin lebih menampakkan kekuasaan
negara yang cenderung bercirikan negara neo-patrimonial dan peran negara
bersifat otonomi relatif.
Implikasi teoritis menunjukkan bahwa sosialisasi politik dapat diterapkan
dalam studi ini. Teori sosialisme dalam perspektif marxisme tidak sepenuhnya
dapat diterapkan. Teori tradisionalisme Jawa dapat diterapkan untuk menganalisis
ciri khas sosialisme Indonesia. Dan teori negara dapat diterapkan untuk
menganalisis praktik sosialisme Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin.

ABSTRACT
The study was motivated by the problem of social inequality that was still
being a basic problem in Indonesia since the colonial era. Former Indonesian
political thinkers including Sukarno interested in socialism as a sources of ideas
that can address the problem. It is become the rationale for the struggle for
independence and the Indonesian state governance related to use of power and
role of the stated aimed at social justice without capitalism and imperialism.
Therefore, this thesis discusses two important things, first, the conception of
Indonesia socialism according Sukarno?s thought. Second, the thesis also
discusses the practice of Indonesia socialism in the Guided Democracy era. This
thesis aims to reconstruct the Sukarno?s political thought of Indonesia socialism
and its practice in the Guided Democracy era.
The main theory that used in this research is the theory of socialism in the
Marxism perspective. In addition, this study also reinforced by supporting theories
such: the theory of political socialization, the theory of Java traditionalism, and
the theory of state. This study used a qualitative approach to the type of
descriptive analytical research. Data was collected through a literature review of
the Sukarno?s thought from articles, books, and speeches and various other
literatures related to the object of this study.
The study concludes that the concept of Sukarno?s political thought of
Indonesia socialism formulated by following the concept of the thought of
Marxism. The practice of Indonesia socialism was implemented by strengthening
the state through the power of Guided Democracy and the role of state in the
economy through Guided Economy. The research findings of this study is the
thought of Marxism was not implemented purely in the conception of Indonesia
socialism. Although Indonesia socialism was getting predominant influence of the
ideas of communism, but it is a form of revisionism of Marxism. Implicitly
Sukarno also gets the influence of Java traditionalism in formulating the
conception of Indonesia socialism. The practice of Indonesia socialism during the
Guided Democracy is more revealing power of state tends characterized by neopatrimonial
state and the role of the state is the relative autonomy.
The theoretical implication shows that political socialization can be
applied in this study. The theory of socialism in the Marxism perspective is not
fully applicable. The theory of Java traditionalism can be applied to analyze the
hallmark of Indonesia socialism. And the theory of state can be applied to analyze
the practice of Indonesia socialism during the Guided Democracy."
2016
T46628
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Pendy Prasetya
"Masalah mengenai kebebasan berbicara masih menjadi perdebatan yang tidak kunjung selesai. Bukan tanpa sebab, hal ini karena selalu bermunculannya kasus-kasus kebebasan berbicara dari waktu ke waktu, khususnya di Indonesia. Adanya ketidakjelasan batas-batas kebebasan berbicara menjadi faktornya. Di sini, ada indikasi bahwa batasan kebebasan berbicara diletakkan pada wilayah yang terlalu sempit. Hal tersebut didukung juga dengan berlakunya UU ITE yang masih kontroversial, yakni beberapa pasalnya dinilai masih bermasalah sehingga berpotensi untuk disalahgunakan. Selanjutnya, timbul pertanyaan, sejauh mana seharusnya batasan dari kebebasan berbicara tersebut, sehingga di satu sisi tidak dianggap terlalu sempit dan di lain sisi terlalu luas. Saya menggunakan dan mendukung pemikiran John Stuart Mill, khususnya harm principlesebagai batasan dari kebebasan berbicara, selanjutnya didukung oleh pemikiran Isaiah Berlin mengenai kebebasan negatif dan kebebasan positif, juga gagasannya tentang pluralisme. Dalam memperoleh data terkait, saya menerapkan metode ceteris paribus untuk memperoleh gagasan yang relevan tentang kebebasan berbicara. Selanjutnya, dari hasil pemilahan dengan metode ceteris paribus tersebut, saya kemudian menggunakan analisis filosofis sebagai metode analisisnya. Dari hasil analisis tersebut, saya menyimpulkan bahwa ada pendefinisian batas kebebasan berbicara yang terlalu sempit, sehingga hukum yang bermasalah, dalam hal ini UU ITE, menjadi faktor pendukungnya.

The issue of freedom of speech is still an unfinished debate. The reason is because there are always cases of freedom of speech appear from time to time, especially in Indonesia. The existence of unclear boundaries of freedom of speech is its factor. Here, there are indications that the freedom of speech is too limited. This is also supported by the enactment of the UU ITE (Electronic Information and Transactions Law) which is still controversial, in which several articles are considered problematic so that they have the potential to be misused. Moreover, there comes a question about the extent of the limitation of freedom of speech should be, so that on the one hand it is not considered too limited and on the other hand it is too broad. I used and support John Stuart Mill's way of thinking, especially the harm principle as a limitation of freedom of speech, which further supported by Isaiah Berlin's opinion on negative freedom and positive freedom, as well as the idea of pluralism. To obtain the related data, I used the ceteris paribus method to obtain relevant ideas about freedom of speech. Furthermore, from the results of the sorting with the ceteris paribus method, then I used philosophical analysis as the analysis method. From the results of the analysis, I concluded that the definition of freedom of speech limitation is too limited in which the UU ITE, as the problematic law, becomes its supporting factor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Taqyuddin
"Konsepsi Derivative Action tidak dapat dipisahkan dari konsep perlindungan dan hak-hak Pemegang Saham Minoritas. Derivative Right atau Derivative Action merupakan salah satu hak yang diberikan oleh Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, kepada pemegang saham yang mempunyai minimal 10% saham, untuk menggugat direksi atau komisaris atas nama perseroan, dalam hal Direksi atau Komisaris melakukan kesalahan yang menyebabkan kerugian pada perusahaan. Jadi pada hakikatnya Derivative Action adalah bertujuan untuk melindungi kepentingan perseroan, dan tidak secara langsung melindungi kepentingan pemegang saham minoritas. Konsep Derivative Action merupakan terobosan dalam hukum perusahaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang oleh direksi atau komisaris, yang pada umumnya didominasi oleh pemegang saham mayoritas. Makna perlindungan kepentingan pemegang saham minoritas dalam konsep Derivative Action, bukanlah kepentingan materil secara langsung, dan karenanya ganti rugi yang dihasilkan dari Derivative Action, akan dibayarkan kepada perusahaan, bukan kepada pemegang saham minoritas Penggugat."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T17691
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurazizah
"Penelitian ini mengangkat permasalahan digitalisasi koleksi manuskrip dan buku langka dilihat dari segi kebijakan dan praktiknya di Perpustakaan Nasional RI. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan digitalisasi telah diatur dalam UU No. 43 Tahun 2007 pasal 7d dan Undang-Undang No. 4 Tahun 1990. Kedua aturan tesebut belum mengatur digitalisasi secara eksplisit. Sedang pelaksanaannya diatur dalam Surat Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional No. 3 Tahun 2001 yang menyebutkan bahwa Bidang Transformasi digital mempunyai tugas melaksanakan pelestarian informasi bahan pustaka melalui alih media digital. Pelaksanaan digitalisasi di Perpustakaan Nasional RI sudah sesuai dengan SOP namun tidak dilaksanakan secara ketat bahkan terdapat beberapa prosedur tidak dilakukan karena keterbatasan waktu, peralatan, sarana dan prasarana. Hal tersebut mengakibatkan munculnya risiko bagi pustakawan dan bahan pustaka. Dalam praktiknya, pustakawan menyadari tujuan digitalisasi koleksi sehingga mereka melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut. Perpustakaan Nasional juga berusaha untuk meningkatkan kemampuan pustakawan dengan mengikutkan mereka dalam seminar, workshop, diklat, dsb. Namun, pelatihan yang dimaksud belum dilaksanakan secara berkala. Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam digitalisasi yaitu terkait dengan anggaran, peralatan, dan koordinasi yang kurang baik. Namun semua hal tersebut tidak menjadikan pustakawan patah semangat dalam melaksanakan tugasnya.

This research raises issue of digitization of manuscripts and rare books collection in terms of policy and practice at National Library of Indonesia. This research is using qualitative approach with case study method. Data was collected by interview, observation and document study. The results show that digitization policy has been regulated in Act No. 43 of 2007 Article 7d and Act No. 4 of 1990. Both rules have not explicitly regulate digitization. Meanwhile, the implementation is regulated in the Decree of the Director of National Library No. 3 of 2001 which states that Digital Transformation Division has the task of carrying out preservation of library material information through digital media transformation. Implementation of digitization at National Library of Indonesia is in accordance with SOP but not strictly implemented, there are even some procedures which are not performed because of time, equipment, facilities and infrastructure constraints. This condition results in risks for librarians and library materials. In practice, librarians are aware of the purpose of digitizing collections, thus they perform various ways to achieve the goal. National Library seeks to improve the ability of librarians by involving them in seminars, workshops, trainings and so on. However, the training has not been implemented on a regular basis. There are several problems that occur in digitization related to budget, equipment, and poor coordination. However, all these things do not discourage librarians in performing their duties. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan , 1994
302.35 BIR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1992
302.35 BIR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>