Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2256 dokumen yang sesuai dengan query
cover
London: Routledge, 1995
305 DYN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Diamantha Salsabila
"Globalisasi dan neoliberalisasi secara global telah menciptakan bentuk ekonomi transnasional yang baru dengan tingkat integrasi ekonomi antar negara yang transformatif terhadap ekonomiekonomi nasional. Salah satu aspek ekonomi yang terpengaruh berkat kebijakan-kebijakan neoliberal adalah ketenagakerjaan dan pasar tenaga kerja, utamanya karena meningkatnya kompetisi ekonomi global mendorong firma-firma untuk menekan ongkos melalui relokasi situs produksi di wilayah dengan ongkos produksi yang lebih murah, yaitu di negara-negara Selatan. Namun, fenomena tersebut telah mendorong masuknya pekerja perempuan secara masif pada ketenagakerjaan berbayar atau yang lalu disebut sebagai feminisasi kerja, suatu hal yang merefleksikan aspek tergender (gendered) dalam pasar tenaga kerja dan ketenagakerjaan secara umum. Maka dari itu, perspektif feminis digunakan untuk menganalisis bagaimana pasar tenaga kerja dan ketenagakerjaan yang tergender membentuk suatu fenomena feminisasi kerja. Tugas karya akhir ini menilik 38 literatur dalam perspektif feminis yang sensitif terhadap aspek gender dalam institusi, diskursus, hingga hubungan Utara-Selatan yang berhubungan dengan feminisasi kerja. Literatur-literatur yang telah dikumpulkan lalu dikategorisasikan pada tiga tema besar menggunakan metode tipologi, yaitu (1) feminisasi kerja dalam perspektif ekonomi politik, (2) feminisasi kerja dalam perspektif gender, dan (3) implikasi feminisasi kerja. Penulis menemukan bahwa perspektif feminis liberal dan feminis poststruktural menjadi basis dari literatur mengenai feminisasi kerja yang lalu menggambarkan feminisasi kerja sebagai proses yang dinamis dan berperan dalam membentuk tren global mengenai ketenagakerjaan, serta mencakup beberapa fenomena yang saling berkelindan dengan globalisasi sebagai pusatnya.

Globalization and neoliberalization globally has created a new form of transnational economy with a level of economic integration that is transformative towards national economies. One of the sectors of economy that is influenced is labour and the labour market, especially because the increasing economic competition globally has pushed firms to cut their costs through relocating production sites in areas where the cost of production is lower, which is in the Global South. However, that phenomenon has pushed women workers into paid labour on a massive scale, something that is then termed as feminization of labour, reflecting the gendered aspect of the labour market and labour as a whole. Therefore, a feminist perspective is used to analyze how the gendered labour market and gendered labour shape a phenomenon that is feminization of labour. This final project reviews 38 literatures with a feminist perspective that is sensitive to the gender aspect in institutions, discourses, even Global South-North relations related to feminization of labour. The literatures are then categorized into three major themes using the typology method, which are (1) feminization of labour through a political economy perspective, (2) feminization of labour through a gender perspective, and (3) implications of feminization of labour. The author finds that a liberal feminist and poststructural feminist perspective create the basis for the literature of feminization of labour, which then depicts feminization of labour as a dynamic process that contributes towards the shaping of global labour trends, and encompasses several intertwined phenomenons with globalization at its center."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Dhamayantie
"Isu mengenai kesejahteraan perempuan dan kesetaraan gender kini sedang marak dibahas, termasuk di Indonesia. Sayangnya, kelompok perempuan yang kerap menyuarakan isu-isu perempuan, termasuk kelompok feminis, seringkali mendapatkan penolakan dan diberikan stigma. Contoh stigma dari feminis adalah pembenci laki-laki, dan juga anti-pernikahan. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk menguji kebenaran tersebut dengan mencari hubungan antara sikap feminis dan ambivalensi terhadap laki-laki, sikap feminis dan sikap terhadap pernikahan, serta hubungan antara ambivalensi terhadap laki-laki dan sikap terhadap pernikahan. Sikap feminis diukur dengan Liberal Feminist Attitude and Ideology Scale-Short Form (LFAIS-short form) (Morgan, 1996), sikap terhadap pernikahan diukur dengan General Attitudes toward Marriage Scale (GAMS) (Park & Rosen, 2013) dan ambivalensi terhadap laki-laki diukur menggunakan Ambivalence toward Men Inventory (AMI) (Glick & Fiske, 1999). Partisipan penelitian (n = 958) merupakan mahasiswi dengan rentang usia 18-25 tahun yang berdomisili atau berkuliah di Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pada ketiga hipotesis tersebut.

There has been a rise of interest in women’s movement and gender equality, including in Indonesia. Unfortunately, women activists who express their support in the movement, particularly feminists, often received rejection and stigmatized. Being a man-hater and anti-marriage are the prominent stigmas. This correlational research aims to test the rightness of those two stigmas by finding the relationship between feminist attitude and ambivalence towards men, feminist attitude and attitude towards marriage, also ambivalence towards men and attitude towards marriage. The feminist attitude is measured by Liberal Feminist Attitudes and Ideology Scale-Short Form (LFAIS-Short Form) (Morgan, 1996), attitude towards marriage measured by General Attitudes toward Marriage Scale (GAMS) (Park & Rosen, 2013), and ambivalence towards men measured by Ambivalence toward Men Inventory (AMI) (Glick & Fiske, 1999). Participants of this study (n = 958) are women college students aged 18-25 years old that lives or have their college located in Jabodetabek. The result shows that there are significant correlations on three of the hypotheses."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adella Christabel Faustina Setianingrum Nugroho
"Artikel ini membahas ikumen sebagai active fathers dalam dinamika peran gender keluarga Jepang kontemporer. Upaya penulis adalah untuk memahami peran aktif ikumen secara komprehensif, baik dalam wacana maupun praktik pengasuhan anak dalam kehidupan sehari-hari, melalui perspektif gender equal parenting. Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka pendekatan kualitatif dengan interplanetary theory of complete and universal gender difference oleh Michael Kimmel. Hasil penelitian menunjukkan fenomena ikumen sebagai active fathers merupakan suatu bentuk perubahan sikap (attitudes) dan perilaku (behaviors) ayah dalam konteks peran pengasuhan anak yang pada gilirannya membawa dinamika tersendiri dalam peran gender di antara ayah dan ibu. Wacana dan praktik pengasuhan anak yang lahir dari media seperti Ikumen Project, majalah FQ Japan, NPO Fathering Japan, serta usaha pemerintah dengan digagasnya UU Pengasuhan Anak, turut berkontribusi terhadap peningkatan kesadaran para ayah akan pentingnya kontribusi mereka. Namun demikian, perubahan sikap dan perilaku ayah dalam pengasuhan anak melalui fenomena ikumen ini, belum dapat dikatakan merevolusi habitus bekerja dan pembagian peran gender tradisional dalam masyarakat Jepang.

This article discusses ikumen as active fathers in the dynamics of gender roles in contemporary Japanese families. The author's effort is to understand the active role of ikumen in a comprehensive way, both in the discourse and practice of parenting in everyday life, through the perspective of gender equal parenting. The method used is a qualitative approach literature study method with interplanetary theory of complete and universal gender difference by Michael Kimmel. The results of the study show that the ikumen phenomenon as active fathers is a form of change in the attitudes and behavior of fathers in the context of the parenting role which in turn brings its own dynamics in gender roles between fathers and mothers. Discourses and practices of parenting born from media such as Ikumen Project, FQ Japan magazine, NPO Fathering Japan, as well as the government's efforts with the initiation of the Child Care Law, have contributed to increasing the awareness of fathers about the importance of their contribution. However, the changes in fathers' attitudes and behavior in parenting through this ikumen phenomenon, cannot be said to have revolutionized work habits and the division of traditional gender roles in Japanese society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Octaviani
"Masalah pernikahan dini saat ini masih ditemukan di beberapa wilayah Jawa Barat baik daerah pedesaan maupun perkotaan. Tulisan ini menekankan bahwa adanya ketidaksetaraan gender dalam memandang praktik pernikahan dini dan mempengaruhi kehidupan dan kesempatan hak perempuan di masyarakat. Penelitian berdasarkan data kepustakaan dengan menggunakan konsep antropologi yang relevan. Dilema situasi yang berkaitan dengan maraknya pernikahan dini di Jawa Barat karena melanggengkan budaya dan sisi lain secara normatif bertentangan dengan undang-undang perlindungan anak. Tulisan ini menyebutkan aspek yang mempengaruhi praktik pernikahan usia dini di Jawa Barat adalah (1) agama, (2) ekonomi, (3) tradisi setempat, (4) pola asuh orang tua, (5) pergaulan remaja, (6) kebijakan pemerintah & media massa. Berdasarkan hasil penelusuran dampak pernikahan dini sangatlah beragam namun lebih dominan efek negatif daripada positifnya. Pemerintah melakukan sosialisasi dan menerapkan bimbingan pranikah, kolaborasi antara seluruh instansi pemerintah dengan pihak yang menangani peristiwa pernikahan dini untuk menegakkan peraturan perundang-undangan adalah bentuk strategi untuk meminimalisir pernikahan dini di Jawa Bara

The problem of early marriage is still found in several areas of West Java, both in rural and urban areas. This paper emphasizes that there is gender inequality in viewing the practice of early marriage and affecting the lives and opportunities for women's rights in society. The research is based on literature data using relevant anthropological concepts. The dilemma of the situation is related to the rise of early marriage in West Java because it perpetuates the culture and on the other hand it is normatively contrary to child protection laws. This paper mentions the aspects that influence the practice of early marriage in West Java are (1) religion, (2) the economy, (3) local traditions, (4) parenting style, (5) youth association, (6) government policy & mass media. Based on the results of tracing the impact of early marriage is very diverse, but the negative effects are more dominant than positive. The government conducts socialization and implements premarital guidance, collaboration between all government agencies and those who handle early marriage events to enforce laws and regulations is a form of strategy to minimize early marriage in West Java."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Crawford, Mary (Mary E.)
Boston: McGraw-Hill, 2000
305.42 CRA w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen M. Yasak
"Negara memiliki kewajiban untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan dan laki-laki di semua bidang kehidupan. Gender steretiping berbahaya ketika membatasi kapasitas perempuan dan laki-laki untuk mengembangkan kemampuan pribadi mereka, dalam mengejar karier profesional dan menyangkut pilihan hidup. "
Jakarta: Ary Suta Center, 2019
330 ASCSM 45 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Bustamam
"Pada prinsipnya wacana jender dalam Islam di Indonesia telah "disuarakan" sekitar akhir tahun 1980 atau awal tahun 1990. Semenjak itu banyak muncul penelitian tentang persoalan jender dalam konteks Islam. Kesimpulan yang diperoleh para peneliti adalah wacana jender yang ada sekerang, baik tafsir, hadis, dan terutama fiqih dirumuskan dan ditulis oleh laki-laki dengan tidak menyertakan atau mengabaikan sudut pandang perempuan.
Tesis ini menempatkan institusi pendidikan Islam sebagai faktor yang paling menentukan dalam pelanggengan ideologi patriarki dalam masyarakat. Alasannya, dalam pendidikan Islam, fiqih bagi umat Islam merupakan standar nilai dan norma dalam kehidupan individu, bermasyarakat, dan bernegara.
Menelaah lebih serius buku ajar fiqih dan buku ajar agama Islam yang memaparkan persoalan relasi jender menjadi signifikan. Hal paling mendasar yang harus dipertanyakan adalah mengapa rumusan buku ajar yang telah banyak mendapat kritik para ahli, tetap saja dipertahankan dan diajarkan sebagaimana adanya. Tesis ini menjawab pertanyaan itu dengan mengungkap aspek-aspek terpenting yang berperan dan berpengaruh dalam penyusunan buku ajar sehingga gambaran relasi jender tradisoanal yang dirumuskannya seolah-oleh tidak tergugat atau tergantikan.
Dengan menggunakan metode hermeneutik, persoalan relasi jender yang begitu luas dan kompleks dalam konteks pendidikan keagamaan dapat diidentifikasi secara sederhana, yaitu dengan mengemukakan jawaban terhadap tiga pertanyaan pokok metode hermeneutik:
1) Bagaimana komposisi bahasa yang digunakan teks atau cara pengungkapan dan hal apa yang dibicarakan teks;
2) Bagaimana pandangan dunia (weltanschauung) yang terkandung dalam teks;
3) Dalam konteks apa sebuah teks ditulis.
Pertama, bagaimana komposisi bahasa yang digunakan teks atau cara pengungkapan dan hal apa yang dibicarakan. Penelitian ini menemukan bahwa komposisi bahasa yang digunakan atau cara pengungkapan relasi jender dalam buku ajar, dapat dikatakan hanya berupa pengutipan dan bahkan penyaduran total dari rumusan relasi jender yang ada dalam wacana Islam klasik. Sedangkan tema di seputar relasi jender yang pemaparannya dikategorikan banyak mengandung asumsi bias laki-laki adalah konsep rumah tangga, seperti konsep nikah, peranan wali nikah, hak dan kewajiban suami istri, poligini, perceraian, dan harta waris. Selain itu, konsep kepemimpinan perempuan, baik kepemimpinan di dunia publik maupun kepemimpinan dalam ritual keagamaan merupakan konsep yang perlu ditinjau kembali, seperti prnyataan tidak bolehnya wanita menjadi hakim apalagi presiden. Sementara itu, konsep kepribadian perempuan yang harus diluruskan kembali dalam buku ajar adalah asumsi tentang perempuan yang memiliki cacat psikologis dan lemah dari segi fisik dibanding laki-laki.
Kedua, bagaimana pandangan dunia (weltanschauung) yang terkandung dalam teks. Penelaahan di sini menemukan bahwa para perumus buku ajar hanya menggunakan asumsi dan cara berpikir laki-laki saja dalam pemaparannya. Kenyataan membuktikan bahwa setiap peaulis kitab-kitab klasik yang dirujuk, dan semua perumus buku ajar itu berjenis kelamin laki-laki, walaupun persoalan yang mereka bahas berkaitan dengan "keperempuanan" itu sendiri. Kenyataan itu membuktikan bahwa sosialisasi jender belum "menyentuh" mereka sama sekali.
Ketiga, dalam konteks apa sebuah teks ditulis. Tesis ini menemukan bahwa walaupun rumusan buku ajar itu telah banyak mengalami penyempumaan, akan tetapi pembahasan tentang relasi jender tidak perenah terbebaskan dari bias jender. Kenyataan itu juga menunjukkan bahwa institusi yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan sangat berperan dalam pengambilan keputusan tentang dapat atau tidak dapat suatu rumusan buku ajar direvisi atau dirubah. Jadi, dalam proses produksi buku ajar, institusi pendidikan keagamaan telah didominasi dan dikendalikan oleh pemegang kekuasan yang berideologi patriarkis.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa persoalan .relasi jender yang dipaparkan dalam buku ajar figih dan agama Islam banyak mengandung bias jender, pada proses perumusan para penyusun telah menggunakan asumsi bias yang bersumber dari kitab klasik. Hal yang lama juga terjadi pada pihak yang memproduksi dan merekomendasi penggunaan sebuah buku ajar. Kesan yang diperolah adalah bahwa institusi atau pihak penguasa sangat lamban dalam merespons dan mensosialisasi isu-isu kesetaraan jender dalam lembaga pendidikan Islam. Padahal, isu kesetaraan jender itu sendiri telah disuarakan lebih dari satu dekade.
Oleh sebab itu, peneliti menyarankan agar pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan Islam untuk lebih sensitif dan tanggap terhadap setiap upaya penyetaraan jender. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah merumus ulang konsep relasi jender dalam buku ajar yang dianggap mengandung bias jender, dan menggantinya dengan rumusan yang lebih adil jender.

Principally, the discourse of gender in Islam in Indonesia had been voiced around late 1980s or at the beginning of 1990s. From that moment, the research of gender issues in Islam point of view had been widely appeared. As the result of the research, the researchers conclude that the discourse of gender known as tafsir, hadis and particularly fiqih had been formulated and written by men without any supportive reference from women's point of view at all.
This thesis puts institution of Islam education as the determining factor in preserving patriarchy ideology society. Why? Because in religious education, Islam follower had set up fiqih as value and norm standard both in individual or in national society as a whole.
It is deemed significant to analyze more seriously problems related to gender in the form of fiqih and Islam discourse book. To this respect, this thesis analyzes significant aspect which affect and play certain role in composing the discourse book. At the end, it is expected that formula of traditional gender's relation will not be claimed or replaceable.
By applying hermeneutic method, it is hoped that the complexity of gender problem in religious educational context can be identified more simply; by finding the answers to three main questions in hermeneutic method; 1) How language composition is used in the text, the way of expression and what problems we discuss are; 2) How the world view (weltanschauung) pour out in the text; 3) In what context a text is written.
First, how language composition is used in the text, the way of expression and what problems we discuss are. This research finds that composition of grammar used in expressing issues of gender relation in the .discourse as a whole is in the form of total translation and adaptation of the available formula of gender relation in the classic bible. Some themes regarding gender relation which categorized to bear much reflection of men's assumption is a concept of family life such as marriage, spouse's rights and obligations, poliginy divorce, inheritance/legacy. Besides, concept of women leader; to forbid women to become a president, judge, and the leader in religious ritual need to be reviewed. Meanwhile, the concept of women's personality which also need to be reviewed in discourse book is the assumption that women possess psychological defects as well as physically weaker than men.
Second, how the world view (weltanschauung) pour out in the text. This research finds that the formulator of discourse book had applied mere men's assumption and men's way of thinking. The fact had showed that almost all references of classic bible formulators, and all formulators of discourse book are men though the main problem discussed is related to women itself.
Third, in what context a text is written. This thesis finds that even discourse book had been through lots of act of perfecting, but gender analysis had never been freed from gender's reflection. This fact shows that the religious institution plays such an important role in making decision about formulation of discourse book that can or can not be revised and changed. To this respect, institution of religious education `s role in producing the discourse book is still dominated and influenced by patriarchic authorities.
Finally, the conclusion can be drawn that fiqih and Islam discourse books which discuss gender relation still apply the reflection of men's assumption based on classic bible, both formulated by experts or authorized institution. The impression of this fact is that the authority is seemed to act sluggish in responding and socializing issues of gender equality in Islam education whereas this issue has been voiced for more that a decade.
Therefore, the author suggests that related parties to be more sensitive and responsive toward the issues of gender equality in performing Islam education. One of the steps that can be taken is by re-formulate the concept of gender relation which tends to be gender bias in the discourse book and replace it with the more fair formulation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T14632
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ketika masih menjadi seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) di sebuah Universitas swasta di Jakarta, saya pernah mengajukan untuk menggunakan metodologi feminis guna penelitian tentang konstruksi perempuan pada "Koran kuning"....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui kesenjangan gender dalam pemerataan dan perluasan akses pendidikan dilihat dari empat hal, yaitu: 1) sasaran umum pendidikan bagi perempuan, 2) akses pendidikan bagi perempuan 3) kontrol pendidikan bagi perempuan dan 4 ) manfaat pendidikan bagi perempuan....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>