Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51241 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang H. Hadiwiardjo
Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001
658.562 Had i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Nur Ma`sumah
"ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of the Implementation of Quality Management Systems and Service Quality on the Satisfaction of Participants (Customers), as well as the Implementation of Quality Management Systems on Service Quality. Data collection through the distribution of questionnaires to participants of PT. Taspen. Regression analysis is used to prove the hypothesis. The results showed that the implementation of the Quality Management System and Service Quality affected the Participant Satisfaction and the Implementation of the Quality Management System affected the Service Quality. Implementation of the Quality Management System has a weak effect on Participant Satisfaction. This study also shows that the Implementation of Quality Management Systems to Participant Satisfaction is mediated by Service Quality. This result has several managerial implications."
Jakarta: Fakultas Ekonomis dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, 2019
650 ESENSI 9:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Yuliasari Yuwono
"Perusahaan konstruksi yang mementingkan profesionalisme dalam pelaksanaan proyek yang diberikan kepadanya, tentunya akan menyadari akan pentingnya memiliki sertifikat ISO dan sertifikat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sebagai standarisasi bahwa prosedur yang dilaksanakan perusahaan telah diakui secara internasional.
Skripsi ini didasari oleh teori bahwa terdapat suatu pola hubungan antara SMK3 dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000. Skripsi ini bertujuan untuk membuktikan sejauh mana kebenaran teori tersebut dan bagaimana pelaksanaannya pada industri konstruksi di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan mencari referensi yang berhubungan dengan teori, membuat kuesioner dengan responden perusahaan konstruksi serta ' melakukan interview kepada personil perusahaan yang kompeten dalam hal ini.
Dari hasil penelitian ternyata terbukti bahwa memang terdapat pola hubungan antara SMK3 dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 yang sangat erat, bahkan pola hubungan tersebut lebih jauh dari yang telah dijelaskan secara teoritis. Dengan adanya pola hubungan tersebut maka perusahaan yang telah memperoleh sertifikasi salah satu dari sistem manajemen tersebut dapat dengan mudah memperoleh sertifikasi dari sistem manajemen yang lain, karena persyaratan yang diminta sama.
Skripsi ini juga memberikan gambaran bahwa kesadaran kalangan industri konstruksi akan pentingnya sertifikasi SMK3 masih sangat kurang, hal ini tidak hanya dari pihak Kontraktor saja, Pemilik Proyek sendiri jarang yang menanyakan sertifikasi SMK3 pada Kontraktor yang akan mengerjakan proyeknya, umumnya Owner hanya menanyakan program K3. Selain itu birokrasi yang rumit, proses sertifikasi yang sulit serta biaya administrasi yang mahal membuat perusahaan konstruksi enggan untuk mengundang badan sertifikasi untuk meng-audit perusahaan mereka."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rachman Baso
"AFTA tahun 2003 dan APEC yang berskala lebih luas di tahun 2020, merupakan potensi masalah besar yang harus dijawab industri Indonesia. Salah satu upaya yang meningkat dari tahun ketahun untuk menghadapinya adalah permintaan sertifikasi standar sistem mutu seri ISO 9000. Di samping sebagai quality assurance, implementasi sistem mutu ini adalah upaya membangun landasan kokoh bagi pengembangan sistem manajemen mutu perusahaan. Namun, perbaikan kinerja organisasi menyeluruh dan peningkatan daya saing perusahaan belum sepenuhnya diakomodasi oleh ISO 9000. Studi ini bermaksud memberikan penelusuran pemenuhan aspek manajemen SDM (MSDM) - sebagai salah satu faktor daya saing dan kinerja perusahaan - dari sistem mutu ISO 9000, dengan acuan perbandingan Kategori ke 5 Kriteria Baldrige 2000 sebagai assessment tool-nya. Dukungan data diperoleh dengan menggunakan metode mail questionnaire. Sasaran responden adalah Quality Management Representative dari 87 perusahaan bersertifikat ISO 9001/2/3 di bawah supervisi sebuah badan sertifikasi. Respon jawaban yang diterima adalah 9 dan yang bisa diolah hanya 8. Sedikitnya jawaban yang masuk disebabkan faktor-faktor non teknis: kondisi perekonomian nasional, adanya bencana alam, dan tingginya workload perusahaan. Hasil pembahasan dan analisa diperoleh bahwa ISO 9000 memiliki basis pengembangan MSDM melalui persyaratan-persyaratan tentang analisis pekerjaan, komunikasi dan pemerataan informasi, program pelatihan, serta peralatan dan lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap proses produksi yang menjadi fokus perhatian sistem manajemen mutu ini. Praktek-praktek tentang MSDM lain, yaitu: kompensasi dan sistem imbalan, masukan dari karyawan tentang program pelatihan, performance excellence pada edukasi dan pelatihan, reinforcement pada pekerjaan, sebagian aspek iklim pendukung karyawan, dan sebagian aspek kepuasan karyawan, tidak dipersyaratkan dalam sistem mutu ini.
Meskipun tidak dipersyaratkan, beberapa aspeklpraktek MSDM telah tampak pada perusahaan bersertifikat ISO 9000 sebagai konsekuensi implementasinya. Sebagai contoh, implementasi. ISO 9000 membutuhkan peran manajer/supervisor dalam mengembangkan dan memberdayakan para karyawan.

AFTA (ASEAN Free Trade Area) implemented at year 2003 and a larger scale agreement, APEC (Asia Pacific Economic Countries) at 2020, emerge big potential problems must be faced by Indonesia local industries. As one of efforts offered to overcome, the request for ISO 9000 quality system certification has been increased year to year among organizations. In addition as a quality assurance, the quality system implementation also provides strong foundation in building company's quality management system. Nevertheless, the standard has not given sufficient accommodation to organization in improving overall company performance and competitiveness.
The study is intended to assess aspects of human resource management (HRM) - HRM is one of company performance and competitiveness factors - of the standard using the 51 h Category of 2000 Baldrige Criteria as the assessment tool. Supporting data are obtained by mail questionnaire method. Respondents are the Quality Management Representatives of 87 ISO 9001/2/3 certified companies, which are under supervision of a certification body. Nine respondents returned their answers, but only 8 were analyzable. Lack of responses was due to non-technical factors, i.e.: national economic condition, natural disaster, and high workload for export-oriented companies.
The result states that ISO 9000 has a HRM development base through its element requirements. These elements/clauses cover job analysis, communication and information sharing, training program, and work equipment and environment. These four HRM aspects affect the standard implementation. Other HRM aspects/practices, i.e.: compensation and reward systems, input from employees on education and training program, performance excellence in education and training, on the job reinforcement, some of employee support climate and employee satisfaction aspects, are not required by the standard.
Although not required by the standard, another HRM aspects are involved and shown as the consequences of the implementation. For example, ISO 9000 implementation needs the role of managers/supervisors in developing and empowering employees.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T41208
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Otto Ardianto
"Dampak dari globalisasi sudah tidak dapat dihindari, sekarang kita mulai memasuki pasar global dimana cakupan persaingan telah berubah. Dalam kondisi ini hanya produk yang bermutu yang dapat rnemenangkan persaingan dan mempertahankan posisinya di pasar. Semakin hilangnya batas-batas antar negara dan semakin berkurangnya hambatan-hambatan tarif mendorong timbulnya tuntutan pasar akan adanya kesamaan standar terhadap mutu. Salah satunya adalah standar sistem manajemen mutu (ISO 9000). Penelitian ini bertujuan untuk menyusun prosedur mendapatkan sertifikat ISO 9000(untuk industri jasa adalah ISO 9002), mulai dari persiapan sampai penyerahan sertifikat. Selain itu untuk membuat suatu perencanaan, penjadwalan dan pengendalian dalam pemberian sertifikat oleh badan sertifikasi Sucofindo kepada PT. Senawangi Wisamarta Utama. Pertama-tama dilakukan studi Iiteratur mengenai sistem manajemen mum (ISO 9000), penerapan dan pendaftaran sertifikasi ISO oleh PT. Senawangi Wisamarta Utama. Setelah itu dilihat kondisi perusahaan dan dianalisa sistem manajemen mutu ISO 9000 yang telah diterapkan perusahaan dalam pencapaian sertifikasi ISO. Langkah selanjutnya, dengan berdasarkan data yang terkumpul disusunlah suatu manajemen proyek dalam proses mendapatkan sertiikasi ISO 9002 dari lembaga sertiflkasi sistem mutu. Terakhir dilakukan evaluasi mengenai manajemen proyek yang telah diterapkan."
1997
S36779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waller, Jenny
Jakarta Pustaka Binaman Pressindo 1994,
658.562 Wal qt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Suardi
Jakarta: PPM, 2001
658.562 RUD s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Safrudin Aziz
"Tulisan ini membahas tentang implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 pada institusi perpustakaan. Kata ISO berasal dari bahasa yunani isos yang berarti sama dan 9001 merupakan standar yang terkait dengan manajemen mutu. Penerapan ISO pada institusi perpustakaan merupakan suatu proses berkesinambungan serta membutuhkan dukungan dari semua pihak.
Untuk menerapkan sistem manajemen mutu Iso 9001:2000 pada perpustakaan diperlukan empat tahapan: 1) tahap persiapan 2) tahap penyusunan dan pengesahan dokumen 3) tahap penerapan 4) tahap sertifikasi. Adapunmanfaat dari penerapan ISO 9001:2000 pada institusi perpustakaan diantaranya adalah: pertama, dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pemustaka melalui jaminan mutu yang terorganisasi dan sistemik. Kedua, meningkatkan image institusi perpustakaan serta daya saing dalam memasuki pasar global. Ketiga, meningkatkan kesadaran mutu perpustakaan serta keempat, dapat menjadikan suatu perubahan positif dalam kultur mutu pada institusi perpustakaan."
Jakarta: Pusat jasa Perpustakaan dan Informasi ( Perpustakaan Nasional RI), 2011
020 VIS 13:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Prasetyo Wibowo
"Proyek Rusunawa adalah sebuah proyek rumah susun yang ditujukan untuk kalangan menengah.yang berlokasi di daerah Cimahi, Bandung ? Jawa Barat. Konstruksi bangunan ini mengunakan konstruksi beton bertulang yang terdiri dari 5 lantai. Dalam proses pembangunannya, pelaksana proyek mempergunakan metode pracetak untuk konstruksi kolom, balok, pelat lantai dan tangga. Adapun yang dimaksud konstruksi beton pracetak adalah pengerjaan komponenkomponen tersebut di cor di tempat fabrikasi, baik dipabrik maupun dilapangan yang bukan merupakan posisi akhir dari komponen tersebut dalam suatu struktur. Pada proyek Rusunawa fabrikasi dilakukan di lapangan. Perbedaan lokasi dari pengecoran ini yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan mutu dari hasil konstruksi.
Adanya tuntutan dari stakeholder berupa hasil produk precast yang berkualitas sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi perencanaan, membuat para pelaksana proyek harus membuat standar prosedur agar dapat mengurangi kemungkinan yang dapat menyebabkan rendahnya mutu hasil produksi. Selain itu, untuk menjaga konsistensi mutu produk yang dihasilkan dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar perlu dilakukan pengendalian mutu atas aktivitas yang dijalani. Pengendalian mutu ini juga berguna untuk mengurangi kegagalan dari suatu produk. Penyebab utama rendahnya produk pracetak biasanya terjadi pada saat pekerjaan fabrikasi dan erection dari komponen pracetak.
Dalam penulisan tugas akhir ini penyusun mencoba meninjau tentang pengendalian mutu dalam proyek beton pracetak, khususnya komponen balok dan kolom dengan cara mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi pada saat proses fabrikasi dan erection, dan menetapkan risiko dominan yang kemudian membuat prosedur pengendalian mutu dari risiko dominan tersebut sesuai dengan standar ISO 9000:2000. Dengan demikian dapat dihasilkan produk beton pracetak yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar.

Rusunawa project was a construction project that built a building for middle class people or below which live in Cimahi, Bandung-Jawa Barat. This Construction used a rainforced concrete for 5-floor building. This project used the precast method for coloumn, slab, beam and stairs modul. Precast concrete method means that modul was made before it erection in the place where it installed. Fabrication for this construction was an onsite fabrication. The differences of place for fabrication can cause the diferrence of quality for its modul.
There are a wants from each stakeholder like that quality of modul have a quality same as specification plan and standard requirement. It means that project organization must make the standard procedure for reducing the risk connected to quality standard. Beside that, for making sure that quality of product has a same quality as what market wants, so there was a need to do a quality control. In precast project, the factor that affect to the modul quality was an erection and fabrication precast modul.
In this paper, writer try to make a quality control in that precast project by risk identification in fabrication and erection, then make a quality control procedure from dominated risk according to fabrication and erection proccess based on ISO 9001:2000. So the product that produce has a same quality as what market wants.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Budi Djatmiko
Bandung: STEMBI-Bandung Business School, 2011
658.401 3 BUD s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>