Ditemukan 136970 dokumen yang sesuai dengan query
Richie Nakata
"Sensory marketing merupakan pemasaran yang melibatkan indra-indra dalam rangka mempengaruhi persepsi, kognisi, perilaku, serta pengambilan keputusan konsumen. Melalui kajian literatur, studi ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman akan sensory marketing serta bagaimana sensory marketing dapat diimplementasikan melalui contoh kesuksesan brand parfum Le Labo. Temuan dalam makalah ini menunjukkan bahwa perhatian akan implementasi sensory marketing baik dalam ranah penelitian maupun praktik semakin signifikan dan terus berkembang. Sensory marketing membawa brand dari pemasaran 2D (audio dan visual) yang bersifat tradisional menuju 5D (melibatkan kelima indra) sebagai pendekatan dengan nilai unggul yang dapat membantu brand untuk berkembang di tengah tantangan dari pasar dan lanskap retail yang semakin tersaturasi dan kompetitif. Meskipun e-commerce dan Internet semakin mendominasi, terdapat dimensi-dimensi sensoris yang tidak dapat dijangkau secara online. Maka dari itu, sensory marketing menjadi relevan untuk dipraktikkan. Melalui integrasi antara atribut-atribut dari penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa, brand dapat membentuk image serta value untuk membangun hubungan dengan konsumen melalui pengalaman multisensoris. Kajian ini menemukan bahwa studi mengenai sensory marketing belum banyak ditemukan dan dikembangkan dalam jurnal-jurnal di Indonesia. Melalui berbagai contoh, implementasi sensory marketing ditunjukkan sangat menguntungkan bagi brand. Pendekatan sensory marketing dapat diterapkan dalam berbagai industri, secara khusus dalam industri wewangian yang berkembang pesat akhir-akhir ini.
Sensory marketing is marketing which involves and appeals to the senses in order to impact consumer’s perception, cognition, behavior and decision making. Through literature review, this study aims to gain knowledge and understanding of sensory marketing and how it can be implemented by looking at the example of the success behind perfume brand Le Labo. The findings from this study shows that the attention towards the implementation of sensory marketing both academically and practically has grown to become more significant. Sensory marketing brings brands from traditional 2D marketing (audio and visual) to more advanced 5D marketing (involving all five senses) as a beneficial approach to help brands develop and get ahead in the competitive saturated market and challenging retail landscape. Although e-commerce and the Internet are dominating, there are limitations to which some sensory dimensions cannot be reached online. Hence, sensory marketing becomes relevant to be practiced. By integrating various attributes of vision, audition, olfaction, somatosensation and gustation, brands are able to establish image and value in order to build relationships with consumers through multisensory experiences. This review finds that studies regarding sensory marketing are not found to be many and developed in journals in Indonesia. The approach of sensory marketing can be implemented in various industries, especially in the fragrance industry which has been rapidly growing and blooming recently."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Qonita Ayu Nur Hasanah
"Tulisan ini menganalisis bagaimana pemasaran sensorik (sensory marketing) membentuk pengalaman konsumen (consumer experience) selama berada di Atsiri diSarinah. Fokus penelitian ini melihat pendekatan sensorik berdasarkan penglihatan (sight), penciuman (smell), dan pendengaran (hearing) yang dirasakan oleh pengunjung. Metode penelitian ini menggunakan dua tahap yaitu observasi dan wawancara mendasar. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa pemasaran sensorik yang interaktif bisa membentuk pengalaman pengunjung serta mempengaruhi perasaan dan daya tarik terhadap produk. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya yaitu memperdalam aroma dan pengalaman aromatik konsumen dengan menggunakan turunan konsep consumer experience.
This paper analyzes how sensory marketing shapes Atsiri in Sarinah consumer experience . The focus of this research looks at the sensory approach based on the sight, smell, and hearing felt by visitors. This research method uses two stages; observation and basic interviews. The results of the research analysis show that interactive sensory marketing can shape the visitor experience and affect feelings and appeal to the product. The suggestion for further research is to deepen the aroma and aromatic experience of consumers by using the concept of derivatives of consumer experience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Riski Gabriel
"Suasana toko sangat memengaruhi emosi seseorang ketika sedang berbelanja. Lingkungan toko yang padat akan mengakibatkan pelanggan toko berdesakkan sehingga menghasilkan fenomena butt-brush effect, yaitu perasaan tidak nyaman ketika tersentuh dari belakang. Jurnal ini membahas mengenai pengaruh fenomena butt brush effect terhadap kepuasan konsumen dan keputusan pembelian. Data-data diambil dari buku- buku dan jurnal-jurnal terdahulu. Hasil dari studi literatur yang telah dilakukan adalah butt-brush effect terjadi dikarenakan atmosfer toko yang tidak baik sehingga menciptakan pengalaman belanja yang kurang mengenakkan yang akhirnya akan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dan keputusan pembelian mereka.
The shop atmosphere highly influences people's emotions when shopping. The crowded shop environment will cause the shop customers to squeeze together, resulting in a butt- brush effect phenomenon, which is a feeling of discomfort when touched from behind. This journal discusses the effect of the brush effect on customer satisfaction and purchasing decisions. The data are taken from previous books and journals. This literature study resulted in a negative influence on consumer satisfaction and buying decisions caused by unpleasant shopping experiences due to the butt brushes phenomenon in a bad shop atmosphere."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Nadira Salsabila Zulhambri
"Meningkatnya kolaborasi antara perusahaan dan organisasi amal telah menjadi tren global di mana istilah Cause-Related Marketing (CRM) digunakan untuk menjelaskan fenomena ini. Karena strategi ini menjadi tren di seluruh dunia, pemasar perlu memahami apakah peranbudaya (misalnya self-construal) pada perilaku pembelian dan perspektif kegiatan CRM mereka akan berbeda di seluruh pasar. Untuk menjawab masalah ini, studi ini menyelidiki efek dari self-construals pada niat mereka untuk membeli produk CRM dan sikap merek terhadap CRM dengan mengoperasionalkan self-construals menggunakan data lintas negara. Selain itu, peran emosi (misalnya empati) diperhitungkan dalam menengahi hubungan ini. Dengan melakukan survey dengan partisipan dari Indonesia (saling bergantung) dan Belanda (independen), penelitian ini mengungkapkan dukungan dari literatur sebelumnya bahwa self-construals yang saling bergantung (Interdependent Self-construal) memiliki niat yang lebih tinggi untuk membeli produk CRM dari pada self-construals independen dan hubungan diberikan melalui peran mediasi empati. Meskipun self-construals tidak berbeda secara signifikan pada sikap mereka terhadap merek yang mempraktikan CRM, empati ditemukan menjadi faktor yang menengahi interpretasi diri yang saling bergantung untuk memiliki sikap yang lebih menguntungkan terhadap merek yang mempraktikkan CRM dari pada interpretasi diri independen. Praktis, pemasar disarankan untuk fokus pada penerapan strategi CRM di negara di mana strategi CRM dipandang lebih menguntungkan dan menguntungkan.
The rise of collaboration between companies and charitable organizations has become a global trend where the term Cause-Related Marketing (CRM) is used to explain this phenomenon. As this strategy becomes a worldwide trend, the marketers need to understand whether the role of culture (e.g. self-construal) on their buying behavior and perspectives of CRM activities will differ across markets. To answer the problem, the current study investigates the effect of self-construals on their intention to purchase CRM products and brand attitudes towards CRM by operationalizing the self-construals using cross-country data. Besides, the role of emotion (e.g. empathy) was taken into account in mediating these relationships. By conducting surveys with Indonesian (interdependent) and the Netherlands (independent) participants, the present study reveals support from previous literature that the interdependent self-construals have higher intention to purchase CRM products than the independent self-construals and the relationship is exerted through the mediating role of empathy. Although self-construals do not differ significantly on their attitudes towards brand practicing CRM, empathy was found to be the factor mediating the interdependent self-construals to have more favorable attitudes towards brand practicing CRM than the independent self-construals. Practically, marketers are recommended to focus on implementing the CRM strategy in a country where the CRM strategy is viewed as more favorable and profitable."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Peter, J. Paul
Boston: McGraw-Hill, 1999
658.834 2 PET c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Howard, John A.
New Jersey: Prentice-Hall, 1989
658.834 2 HOW c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Peter, J. Paul
New York: Mc Graw-Hill, 2001
658.8342 Pet c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Hennie Marianie
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S26395
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fazri Reksa Difani
"Industri busana di Indonesia khususnya sepatu mengalami perkembangan pesat beberapa tahun ke belakang. Perkembangan ini sejalan dengan bermunculannya produk-produk lokal yang menghasilkan komoditas sepatu. Bahkan terdapat beberapa produk lokal yang sudah mencapai pasar internasional dan juga berkolaborasi dengan pihak internasional yang salah satunya Compass. Penelitian ini dilakukan dengan mengobservasi dan menganalisis persepsi konsumen melalui akun sosial media Instagram Compass. Compass dalam hal ini memanfaatkan collaborative marketing untuk menciptakan brand positioning yang mereka harapkan sebagai produk yang eksklusif dan go international. Hasil penelitian ini menemukan bahwa collaborative marketing yang dilakukan ini memunculkan persepsi positif konsumen terhadap brand Compass yang eksklusif dan dapat bersaing di pasar internasional.
The fashion industry in Indonesia, especially in shoes, has experienced rapid development in the past few years. This development is in line with the emergence of local products that produce shoe commodities. Some local products have reached the international market and collaborated with international parties, one of which is Compass. This research was conducted by observing and analyzing consumer perceptions through the Compass Instagram social media account. Compass in this case utilizes collaborative marketing to create a brand positioning that they expect as an exclusive product and go international. The results of this study found that this collaborative marketing led to positive consumer perceptions of the exclusive Compass brand that could compete in the international market."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Wasson, Chester R.
New York: Appleton-Century-Crofts, 1968
658.8 WAS b
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library