Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136890 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wuri Syaputri
"Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pemertahanan bahasa Lampung pada masyarakat multilingual di wilayah perkotaan. Hal itu didapatkan melalui pilihan bahasa responden di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah yang dikelompokkan berdasarkan tingkat usia dan pendidikan responden di wilayah perkotaan Provinsi Lampung. Wilayah penelitian ini adalah Kota Bandar Lampung dan kota Metro. Populasi penelitian ini adalah seluruh penutur bahasa Lampung yang berada di provinsi Lampung. Sampel penelitian didapatkan dengan menggunakan metode stratified pusposive sampling dengan jumlah responden 218 orang dari delapan satuan tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi di wilayah perkotaan provinsi Lampung dengan empat satuan pendidikan di masing-masing wilayah perkotaan. Dari temuan ini tergambarkan bahwa kelompok usia memengaruhi penggunaan bahasa Lampung sebagai alat komuunikasi dan tingkat persentase yang berbeda pada setiap usia membuktikan bahwa kondisi wilayah atau perkotaan juga memengaruhi keberadaan dari pemertahanaan pemakaian bahasa Lampung.

The purpose of this study explain the Lampung language maintenance in multilingual communities in urban areas. The research objective was obtained through the respondent's language choice in the family environment and school environment which was grouped based on the respondent's age and education level in urban areas of Lampung Province. The research area is Bandar Lampung City and Metro City. The population of this study were all Lampung language speakers in the province of Lampung. The research sample was obtained using the stratified pusposive sampling method with a total of 218 respondents from 8 elementary-college education levels in the urban area of ​​Lampung province with four education units in each urban area. This finding illustrates that age group affects the use of the Lampung language as a means of communication, a different percentage level at each age proves that regional or urban conditions also affect the existence of maintaining the use of the Lampung language. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1985
499.25 STR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
499.221 5 SIS (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen P dan K , 1990
499.221 75 SIS (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2001
499.224 8 SIS (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
499.224 8 STR (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sudradjat
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
499.221 75 SUD s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fattahillah
"Lanskap linguistik (LL) merupakan ilmu linguistik yang melihat fenomena bahasa di ruang publik. Salah satu tujuan LL memahami multilingualisme di daerah atau kawasan tertentu. Pada masa Covid-19 banyak ditemukan pesan-pesan dan imbauan untuk mencegah Covid-19. Imbauan tersebut dapat ditemukan di transportasi umum Jakarta. Penelitian ini bertujuan melihat pemilihan bahasa dan kondisi multilingualisme pada LL di transportasi umum Jakarta–KRL, MRT, dan TJ–dalam pencegahan penularan Covid-19. Data diambil pada bulan Februari–Maret 2022 yang dianalisis menggunakan metode kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori Landry & Bourhis (1997). Adapun untuk melihat kategori tanda, menggunakan teori Gorter (2006) top-down dan bottom-up serta teori part writing Backhaus (2007). Hasil penelitian menunjukkan tanda-tanda yang diteliti mayoritas berasal dari top-down. Hanya sedikit tanda bottom-up yang peneliti temukan karena area komersial jarang ditemukan di transportasi umum Jakarta. Multilingualisme terlihat dengan munculnya dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan Inggris. Analisis menggunakan teori part writing Backhaus (2007) memperlihatkan dominasi bahasa Indonesia dalam penggunaan pesan pada tanda pencegahan penularan Covid-19 pada transportasi umum di Jakarta.

Landscape linguistics (LL) is a linguistic study that looks at the phenomenon of language in the public sphere. One of the goals of LL is to understand multilingualism in a particular area or region. During the Covid-19 period, there were many messages to prevent Covid-19. These messages can also be found on public transportation in Jakarta. This study aims to examine the choice of language and the condition of multilingualism in LL in Jakarta public transportation – KRL, MRT, and TJ – to prevent the transmission of Covid-19. The data was taken in February–March 2022 and was analyzed using a qualitative method. The theory used is the theory of Landry & Bourhis (1997). As for looking at the sign categories, using the top-down and bottom-up Gorter (2006) theory and the part writing theory by Backhaus (2007). The results showed that the signs studied were the majority from top-down. Only a slight bottom-up sign because commercial areas are rarely found on Jakarta's public transportation. Multilingualism is seen with the emergence of two languages, namely Indonesian and English. Analysis using Backhaus's (2007) part writing theory shows the dominance of Indonesian in the use of messages as a sign of preventing the transmission of Covid-19 on public transportation in Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhammad Isnaeni
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan bahasa Sunda yang hidup dan berkembang di luar wilayah asalnya. Dengan menggunakan metode pupuan lapangan di 60 titik pengamatan, penelitian ini menjaring data dengan daftar tanyaan 200 kosakata dasar Swadesh, 52 medan makna bagian tubuh, 25 medan makna sistem kekerabatan, dan 98 medan makna gerak dan kata kerja. Dari perhitungan dialektometri dapat disimpulkan bahwa ada 6 bahasa yang ada di Lampung, yaitu bahasa Lampung-Komering, bahasa Jawa-Jaseng, bahasa Bugis, bahasa Bali, bahasa Semendo-Ogan-Basemah dan bahasa Sunda. Berdasarkan perhitungan dialektometri, bahasa Lampung dapat dikelompokkan ke dalam dua dialek yaitu dialek A dan dialek O. Status bahasa Komering pada penelitian ini juga menunjukkan hubungan masih dalam tataran beda dialek jika dibandingkan dengan bahasa Lampung dan termasuk ke dalam kerabat dialek A dalam bahasa Lampung. Sementara itu, bahasa Ogan, bahasa Semendo, dan bahasa Basemah menunjukkan pada status perbedaaan (sub)dialek sehingga ketiganya dikelompokkan ke dalam bahasa yang sama. Begitu juga dengan bahasa Jaseng (Jawa Serang), isolek tersebut juga masih menunjukkan bukan bahasa yang berbeda dengan bahasa Jawa.
Distribusi variasi dan status bahasa Sunda di Lampung dapat diketahui melalui berkas isoglos dan perhitungan dialektometri. Dari empat berkas isoglos yang dibuat sesuai dengan medan maknanya, keempatnya menunjukkan pola yang identik dengan penebalan berkas di daerah selatan, utara, dan barat Lampung. Sedangkan status bahasa Sunda di Lampung tidak menunjukkan perbedaan ketika dihitung dengan menggunakan dialektometri dari keseluruhan kosakata. Perbedaan mulai terlihat signifikan ketika dihitung dengan menggunakan kosakata sesuai dengan medan maknanya, bahkan ketika dihitung dengan menggunakan medan makna gerak dan kerja, perbedaan mencapai 63% yang artinya terdapat perbedaan dialek dari 2 TP yang dibandingkan.
Perkembangan bahasa Sunda di Lampung memperlihatkan adanya gejala inovasi, baik itu internal maupun eksternal, dan juga adanya kosakata relik yang sejalan dengan teori kontak bahasa dan peminjaman (lexical borrowing). Selain itu, ditemukan juga kosakata arkais yang sejalan dengan teori gelombang. Dalam hal inovasi, bahasa Sunda di Lampung mengalami inovasi internal, yaitu inovasi yang dipicu dari dalam bahasa sendiri, yang terdiri atas penghilangan suatu fonem, penambahan suatu fonem, dan penggantian suatu fonem. Selain inovasi internal, bahasa Sunda di Lampung juga menunjukkan adanya inovasi eksternal yang disebabkan adanya kontak bahasa dengan bahasa daerah di sekitarnya atau karena peminjaman dari bahasa Indonesia. Melalui proses retensi, bahasa Sunda di Lampung juga memperlihatkan unsur-unsur relik yang masih bertahan hingga saat ini, termasuk ditemukan adanya kosakata arkais yang sudah jarang dipakai di pusat penyebarannya.

This study aims to examine the development of the Sundanese language that lives and develops outside its homeland. Using the field survey method at 60 observation points, this study collected data with a question list of 200 basic Swadesh vocabulary, 52 cultural words for parts of the body, 25 kinship system, and 98 action verbs. From the dialectometric calculations, it can be concluded that there are 6 languages ​​in Lampung, namely Lampung-Komering, Javanese-Jaseng, Bugis, Balinese, Semendo-Ogan-Basemah and Sundanese. Based on dialectometric calculations, the Lampung language can be grouped into two dialects, namely dialect A and dialect O. The status of the Komering language in this study also shows that the relationship is still at a different dialect level when compared to Lampung language and is included in the relatives of dialect A in the Lampung language. Meanwhile, Ogan language, Semendo language, and Basemah language show a different status (sub)dialect so that all three are grouped into the same languages. Likewise, Javanese and Jaseng are identified as different dialects, not laguages.
The distribution of variations and status of Sundanese in Lampung can be recognized through the bundles of isoglosses and dialectometric calculations. Of the four isoglosses, all show an identical pattern to the thickening of the beam in the southern, northern, and western regions of Lampung. Meanwhile, the status of Sundanese in Lampung did not show any difference when calculated using dialectometric of the entire vocabulary. The difference starts to look significant when calculated using cultural vocabularies, the difference reaches 63% which means that there are differences in dialects of the 2 observation points being compared.
The development of the Sundanese language in Lampung shows symptoms of innovation, both internal and external, as well as the existence of a relic vocabulary that is in line with the theory of language contact and language borrowing (lexical borrowing). In addition, archaic vocabulary is also found that is in line with the wave theory. In terms of innovation, the Sundanese language in Lampung experienced internal innovation which consisted of removing a phoneme, adding a phoneme, and replacing a phoneme. In addition to internal innovations, the Sundanese language in Lampung also shows external innovations caused by language contact with the surrounding regional languages ​​or because of borrowing from Indonesian. Through the retention process, the Sundanese language in Lampung also shows some relics that still survive today.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suswanto
"Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Provinsi Lampung tidak secara otomatis berdampak kepada rendahnya kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan di Provinsi Lampung. Analisis dilakukan menggunakan data panel dari 10 kabupaten/ kota se-Provinsi Lampung selama periode 2002-2010. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari publikasi BPS. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan dibangun model regresi data panel menggunakan metode fixed effect. Hasil estimasi menunjukkan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pendidikan berpengaruh menurunkan kemiskinan, sedangkan peningkatan jumlah penduduk dan inflasi berpengaruh meningkatkan kemiskinan.

The high economic growth in Lampung province does not automatically have an impact on poverty alleviation. This study aimed to analyze the effect of economic growth on poverty in Lampung province. The analyzes were using panel data from 10 districts in Lampung province during the period 2002-2010. The data used in this study is derived from BPS the publication. To determine the effect of economic growth on poverty using the fixed effect model. The estimates indicate economic growth and education reduce poverty, whereas growth of population and inflation increase poverty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>