Ditemukan 129378 dokumen yang sesuai dengan query
Anah Maliyah
"Objektifikasi seksual merupakan hal yang kerap menjadi isu sosial di masyarakat. Keberadaannya yang beririsan dengan nilai-nilai seni dan artistik serta kepentingan ekonomi memunculkan pertentangan di masyarakat, salah satunya penggunaan konsep Lolita atau konsep wanita yang lugu seperti anak-anak di industri hiburan Korea. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan cara media berita Korea Selatan, yaitu portal berita online Donga Ilbo dan Kukje Shinmun membingkai isu objektifikasi seksual pada konsep Lolita yang digunakan oleh para artis dan praktisi seni di negara tersebut. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis Van Dijk dari aspek teks unsurmikro semantik yang dijelaskan secara deskriptif kualitatif. Hasil analisismenunjukkan bahwa kedua media portal yang dikaji tersebut memiliki perbedaan pandangan dalam memaknai isu objektifikasi seksual Lolita dalam industri hiburan. Perbedaan pandangan dalam pemaknaan isu tersebut dipengaruhi oleh ideologi komunikator dalam prosesnya menyusun berita. Media berita Donga Ilbo cenderung memilih posisi sebagai media yang netral dan liberal sedangkan media berita Kukje Shinmun cenderung menentang penggunaan Lolita di industri seni dan hiburan karena merupakan bentuk objektifikasi seksual dan pedofilia.
Sexual objectification is a social issue in society. Its existence which intersects with artistic values and economic interests raises conflicts in society, for example the use of Lolita concept or a concept which creates innocent looks similar to children for women. This study aims to explain how South Korean online news media namely Donga Ilbo and Kukje Shinmun frame the issue of sexual objectification in the Lolita concept used by artists and art practitioners. This study uses Van Dijk's critical discourse analysis method from the aspect of the semantic micro element text which is described in a qualitative-descriptive method. The results of the analysis show that the two portals media have different views in interpreting the issue of Lolita's sexual objectification in the entertainment industry. Differences views on the meaning of the Lolita are influenced by the ideology of the communicator in the process of compiling news. The Donga Ilbo news media tends to choose a neutral and liberal position, while the Kukje Shinmun news media tends to oppose the use of Lolita in the arts and entertainment industry because it is a form of sexual objectification and pedophilia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Langitan, Nikita Barten
"Tesis ini membahas mengenai agenda media massa dan imparsialitas yang dilakukan oleh media massa khususnya media berita online ketika menyampaikan berita mengenai konflik di Papua. Penetapan agenda media pada media berita online dipengaruhi oleh beberapa faktor dan menunjukkan bentuk imparsialitas yang dilakukan oleh media berita online. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis agenda media yang terdapat dalam pemberitaan mengenai konflik di Papua dan imparsialitas yang dilakukan oleh media berita online. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dan metode penelitian analisis isi, dengan menganalisis berita mengenai konflik di Papua pada media berita online dan kanal berita online, yaitu Detik.com, Papuanewsonline.com, dan Papuabarat.antaranews.com. Hasil dari penelitian menemukan bahwa media berita online dan kanal berita online dalam menetapkan agendanya dipengaruhi oleh faktor tertentu, yaitu representasi kaum elit. Penelitian ini juga menemukan bahwa Detik.com, Papuanewsonline.com dan Papuabarat.antaranews.com melakukan imparsialitas dengan bentuk ketidakberpihakan sebagai keseimbangan. Media sebagai pilar demokrasi keempat memiliki peran penting dalam pembentukan agenda publik dan menunjukkan ketidakberpihakan media ketika menyampaikan informasi, media massa terutama media berita online perlu untuk menjaga proses penetapan agenda yang dimiliki demi menjaga imparsialitasnya.
This thesis discusses the agenda of mass media and the impartiality of the mass media, especially online news media, when conveying news about the conflict in Papua. Agenda setting in online news media is influenced by several factors and shows a form of impartiality carried out by online news media. This research aims to analyze the media agenda contained in reporting on the conflict in Papua and the impartiality carried out by online news media regarding the conflict in Papua. The research was conducted using a descriptive quantitative approach and content analysis research methods, by analyzing news about the conflict in Papua in online news media and online news channels, namely Detik.com, Papuanewsonline.com, and Papuabarat.antaranews.com. The results of the research found that when setting their agenda, online news media and online news channels were influenced by certain factors, namely the representation of elites. This research also found that Detik.com, Papuanewsonline.com and Papuabarat.antaranews.com carry out impartiality with a form of impartiality as a balance. The media as the fourth pillar of democracy has an important role in forming the public agenda and shows the media's impartiality when conveying information. The mass media, especially online news media, need to maintain their agenda-setting process in order to maintain their impartiality."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Fadia Adzra Kamila
"Di Indonesia, pelecehan seksual masih kerap terjadi di ruang-ruang publik terutama di dalam transportasi umum seperti kereta. Berbagai media daring pun memberitakan kasus pelecehan seksual yang terjadi di kereta rel listrik (KRL) maupun kereta api di bawah naungan PT KAI ini. Meskipun kasus pelecehan seksual di KRL dan kereta api yang diberitakan sama, masing-masing media menyajikan berita ini secara berbeda yang menghasilkan realitas yang berbeda pula. Berangkat dari hal ini, penulis melakukan analisis teks pemberitaan di media daring yang berfokus melihat bagaimana media Kompas dan Detik melakukan framing pada wacana berita kasus pelecehan seksual di KRL dan kereta api. Dari analisis tersebut, penulis juga ingin melihat bagaimana tone berita yang dihasilkan framing media Kompas dan Detik terhadap kasus pelecehan seksual di kereta ini membentuk persepsi khalayak akan reputasi PT KAI. Berdasarkan analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa kedua media melakukan framing berita dengan mengambil sudut pandang serta menekankan aspek tertentu yang berbeda satu sama lainnya. Kompas menyajikan berita kasus pelecehan seksual di kereta dengan menggunakan perspektif yang berpihak pada KAI. Sementara itu, Detik menyajikan berita kasus pelecehan seksual ini menggunakan perspektif yang berpihak pada pemangku kepentingan PT KAI, terutama pengguna layanan kereta dan publik. Hal ini menunjukkan, tone berita yang dihasilkan Kompas cenderung positif dibandingkan tone berita dalam media Detik yang cenderung negatif. Sehingga kedua media melakukan framing berita secara berbeda yang menghasilkan realitas yang kontradiktif terkait kasus pelecehan seksual di kereta. Hal ini juga menjadi temuan bahwa framing oleh media dapat membentuk bagaimana persepsi masyarakat terhadap reputasi perusahaan PT KAI sebagai penyedia layanan transportasi umum kereta berdasarkan realitas yang ditampilkan di media.
In Indonesia, sexual harassment cases often happen in public transportation such as public trains. Several online medias cover these sexual harassment cases in public train provided by PT KAI. Although these medias cover the same cases of sexual harassment in public train of PT KAI, each media has different ways of serving the information regarding the cases, leading to different reality captured in the mind of their audiences. Therefore, the author conducted a text analysis in online media Kompas and Detik to see how both media frame their news report regarding the sexual harassment cases that took place in public train. From this text analysis, the author would also gain insights on how the tone of the news produced by Kompas and Detik through their framing regarding the sexual harassment cases in public train has shaped the public's perception toward corporate reputation of PT KAI. Based on the analysis conducted, the author found that these two media framed the news by taking a different point of view and emphasizing certain aspects that were different from each other. Kompas presents news regarding cases of sexual harassment in trains using a perspective that is in favor of PT KAI. Meanwhile, Detik presents the news of this sexual harassment cases using a perspective that favors PT KAI stakeholders, especially train service users and the public. This finding shows that the tone of news produced by Kompas tends to be positive compared to the tone of news produced by Detik that tends to be negative. Thus, Kompas and Detik as online media framed the news differently which resulted in contrast realities shown on each media related to cases of sexual harassment in the train. Other than that, the author found that framing by the media could shape how the public perceives the reputation of PT KAI as a provider of rail public transportation services based on the reality shown in the media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Mia Nur Aisyah Firdaus
"Studi ini membahas polemik wacana pernikahan dongseongdongbon dalam media koran online di Korea Selatan tahun 1996-2005. Dongseongdongbon (동성동본) adalah konsep bagi orang Korea yang memiliki marga dan klan yang sama. Dalam Undang-undang Sipil Korea pasal 809 ayat 1 dijelaskan bahwa pasangan dongseongdongbon tidak diperbolehkan menikah. Pada tahun 1995, Pengadilan Keluarga Seoul menerima pengaduan dari delapan pasangan dongseongdongbon setelah pendaftaran pernikahan mereka ditolak. Setelah pengaduan diterima, Pengadilan Keluarga Korea mengirimkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi untuk menyatakan bahwa larangan pernikahan dongseongdongbon tidak sejalan dengan konstitusi. Mahkamah Konstitusi menerima gugatan tersebut dan memprosesnya pada tahun 1996. Sejak saat itu muncul dua kubu berlawanan, yaitu kubu yang ingin menghapus dan kubu yang ingin mempertahankan larangan pernikahan dongseongdongbon. Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis terhadap artikel berita dari 3 portal berita Korea pada tahun 1996 - Maret 2005. Ketiga portal berita yang digunakan adalah Chosun Ilbo, Hankook Ilbo, dan Jungang Ilbo. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa polemik wacana pernikahan dongseongdongbon disebabkan oleh benturan antara dua ideologi politik demokrasi dengan ideologi budaya tradisional Yurim.
This study investigates discourse of dongseongdongbon marriage in Korean newspapers from 1996-2005. Dongseongdongbon (동성동본) is a concept for Koreans who have the same surname and clan. Article 809 section 1 of the Korean Civil Code stated that dongseongdongbon couples are not allowed to marry. In 1995, The Seoul Family Court accepted complaints from eight dongseongdongbon couples after their marriage registration were denied. After the complaint was received, the Korean Family Court sent a lawsuit to the Constitutional Court to declare that the dongseongdongbon marriage prohibition is unconstitutional. The Constitutional Court accepted the lawsuit and processed it in 1996. Since then, two opposing sides have emerged, namely those who want to abolish and defend on dongseongdongbon marriage prohibition. This study uses critical discourse analysis methods of 137 news articles from 3 Korean news portals in 1996 - March 2005. The three news portals used are Chosun Ilbo, Hankook Ilbo, and Jungang Ilbo. Based on the research, it is known that the debate about dongseongdongbon marriage was caused by a clash between two democratic political ideologies and Yurim's traditional cultural ideology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Betari Salsya Ismayandra
"Kehadiran Internet dan media digital telah mengubah cara berita disajikan dan menimbulkan fenomena clickbait. Clickbait sebagai daya tarik dalam tajuk berita yang digunakan media berita online seringkali ditemui di media sosial seperti Twitter. Penelitian ini menganalisis hubungan antara clickbait dan persepsi
kredibilitas outlet berita online di media sosial. Penelitian kuantitatif ini menggunakan kuesioner online yang diambil menggunakan teknik convenience sampling pada dewasa muda berumur 18-35 tahun yang tinggal di area Jabodetabek dan secara aktif mengakses berita online di Twitter. Pengujian dilakukan dengan uji ANOVA dan analisis regresi linier sederhana yang menemukan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara clickbait dan persepsi kredibilitas outlet berita online. Ditemukan pula tiga hal utama yang
menjadi pertimbangan dewasa muda di Indonesia untuk mengklik berita online di Twitter yaitu topik berita, tajuk utama, dan media atau sumber berita yang mempublikasikan.
The presence of the Internet and digital media has changed the way news is presented and creates a clickbait phenomenon. Clickbait as the lure in online news headlines is often found on social media such as Twitter. This study analyses the relationship between clickbait and perceived credibility of online news outlet on social media. This quantitative study uses online questionnaires that was taken using convenience sampling techniques among young adults aged 18-35 years old who live in Jabodetabek area and actively access online news on Twitter. The tests were measured using ANOVA tests and simple linear regression analysis which found that there is a significant effect between clickbait and perceived credibility of online news outlet on social media. It is also found that there are three main considerations of young adults to click on the online news on Twitter which are the news topic, headlines, and the news source."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Wanda Melinda
"
ABSTRAKPenulisan ini disusun dalam upaya menjelaskan bagaimana framing media dalam pemolisian suatu kejahatan pembunuhan. Pemberitaan media terus-menerus padasuatu kejahatan pembunuhan mengindikasikan adanya keinginan untukpenanganan dan penuntasan kasus oleh pihak kepolisian sehingga terbentukframing pemolisian. Melalui pemberitaannya, media dapat menjadikan suatukejahatan pembunuhan diketahui publik, dianggap penting, dan menjadi wacanapublik. Framing media dijelaskan dengan menggunakan teori framing dari ErvingGoffman, wacana sebagai praktik sosial dari Norman Fairclough dan kriminologikonstitutif dari Stuart Henry Dragan Milovanovic.
ABSTRACTThis study is arranged in order to explain how the media framing in policing acrime of murder. Continuously media reporting on a murder crime indicates adesire for the handling and completion of case by the police thus forming aframing policing. Through reporting, the media can make a murder crime isknown public, considered important, and into public discourse. Media framing isexplained by using framing theory of Erving Goffman, discourse as a socialpractice of Norman Fairclough and criminology constitutive of Stuart Henry andDragan Milovanovic."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Radhitya Purnama
"Tesis ini membahas tentang bagaimana media massa online mengkonstruksi informasi mengenai isu budaya membaca. Metode analisis menggunakan analisis framing Robert Entman di situs berita Kompas.com dan Liputan6.com. Hasil kajian menunjukkan bahwa framing berita didominasi oleh pendefinisian masalah budaya membaca sebagai masalah akses informasi dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya membaca. Framing berita yang sangat dipengaruhi oleh sumber berita mengakibatkan isi berita cenderung menguntungkan sumber berita. Konstruksi realitas yang dibangun oleh sumber berita. Contohnya pada sumber pemerintah yang ingin menunjukkan bahwa institusinya telah melakukan tanggung jawab dan memiliki peran strategis dalam mengatasi rendahnya budaya membaca.
This thesis discuss about how online mass media construct information about reading culture issue using Robert Entman 39 s Framing analysis method on two news portal Kompas.com and Liputan6.com. The study result shows that news framing is dominated by the problem definition that lack of reading culture was caused by information access problem and the low awareness of people about the importance of reading culture. News Framing are immensely affected by the news source which resulting content of the news tend to be in favor of the news source.For Example, Government source oftenly create a frame wich wants to display that their institution already do their responsibilities and have strategic role to resolve the lack of reading culture. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T49111
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Adiza Nurendria Putri
"Orientasi seksual seseorang bisa berbeda dengan orang lain dan tidak semua orang langsung mengetahuinya. Oleh sebab itu penjelajahan hasrat seksual merupakan suatu hal yang wajar bagi setiap individu. Film La Vie d’Adèle adalah salah satu film prancis yang mengangkat isu tersebut. Film ini menceritakan tentang kehidupan seorang wanita dalam pencarian orientasi seksualnya, karena itu film ini merupakan representasi yang tepat dalam menggambarkan isu pencarian orientasi seksual. Film ini dianalisis melalui aspek naratif dan sinematografisnya untuk melihat bagaimana terbentuknya orientasi seksual tokoh utama, Adèle yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan pergaulannya. Pembentukan orientasi seksual itu terlihat dari: alur, struktur naratif, dialog dan pengambilan gambar.
Sexual preference of each individual could be different and not all of people are aware of their sexual orientation instantly. Therefore, it is normal for someone to explore their sexual desire. La vie d’Adèle is one of the french movie that highlights this issue. This movie is about a teenage girl who seeks her sexual orientation. Thus, the theme of this movie is appropriate to represent the issue of sexual orientation. This article is analyzed through the cinematography and narrative aspects in order to find the development of Adèle sexual identity, which is shown in; the story line, the narrative structure, dialogs and shots."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
11-22-85772045
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Shintia Dwi Savitri
"Skripsi ini membahas tentang perbedaan bentuk judul berita terhadap jumlah pembacanya atau klik pada media online Kompas.com. Berita yang dikhususkan adalah kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan tersangka Jessica Kumala Wongso. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini akan mencaritahu apakah memang ada perbedaan antara bentuk frame judul berita terhadap jumlah klik-nya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memang ada sedikit perbedaan antara bentuk frame judul berita dengan jumlah pembacanya.
This thesis discusses the impact of headlines framing to the amount of readers or click per headlines. In detail, the news programme that become an object research is the case of murdered Wayan Mirna Salihin with the suspect Jessica Kumala Wongso. This study using content anyalzing quantitative methods. And in this study will looks is there a correlation between headlines framing and amount of its clicks. The results show that theres a difference amount of clicks or readers of new headlines framing by Kompas.com. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tri Yuliza
"Perempuan penggemar fans kisah percintaan antar lelaki tersebut di sebut fujoshi Fujoshi sendiri adalah sebutan istilah yang diambil dari bahasa Jepang sedangkan boy s love adalah sebutan untuk genre penerbitan media fiksi yang berfokus pada hubungan antar pria yang bersifat homoerotis maupun homoromantis Di Jepang ada beberapa istilah atau genre yang berkaitan dengan boy s love dalam komik manga Istilah istilah tersebut adalah june shota con shounen ai yaoi dan lain lain Dalam skripsi saya ini saya berfokus pada genre yaoi yaitu kisah percintaan antar lelaki yang berisikan materi hubungan seksual yang lebih banyak dan lebih jelas Penelitian yang digunakan adalah penelitian etnografi dengan mengunakan metode wawancara mendalam in depth interviews dan pengamatan berperanserta participant observation dengan para informan di dunia maya atau biasa dikenal dengan metode cyberetnography dimana subyek fujoshi yang di ambil tidak terbatas Melalui wawancara mendalam dan pengamatan berperanserta diharapkan bisa mengetahui apa saja fantasi dan representasi fujoshi terhadap gay terutama dalam genre yaoi.
Females who is into and is a fan of love story between men is called fujoshi. Fujoshi itself is a reference term taken from the Japanese language, while "boy's love" is the term used as the genre of a fiction story focusing on the relationships between men in a homoromantic and homoerotic nature. In Japan there are several terms or genre of comic books (manga) that are associated with "boy's love", these terms are june, shota-con, shounen-ai, yaoi and others. My thesis will be focusing on the genre, yaoi, which is a love story between men with a more obvious depiction of sexual relationship. This thesis is an ethnographic research using in-depth interviews and participative observation as the data collecting methods. These methods are used as I interact with the informants in cyberspace, commonly known by the method of 'cyberethnography', where fujoshi subjects are unlimited. Through in-depth interviews and observations this thesis is expected to be able to inform the fantasies and representation of fujoshi towards gays, especially in the genre, yaoi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60957
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library