Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167525 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amalia Chandra Devi
"Latar belakang: Angka terjadinya karies di Indonesia masih cenderung tinggi. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi terjadinya karies di Indonesia mencapai 88,8%. Pada gigi dengan karies yang telah meluas hingga pulpa dan periapeks, perawatan saluran akar perlu dilakukan untuk mempertahankan dan mengembalikan fungsi gigi. Namun, kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan manfaat perawatan, serta diperberat oleh berbagai faktor hambatan dapat berakibat kepada kepatuhan dalam menjalankan prosedur perawatan saluran akar. Kondisi ini dapat menyebabkan terhambatnya prosedur perawatan dan mempengaruhi keberhasilan perawatan saluran akar.
Tujuan: Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan kesadaran pasien mengenai prosedur perawatan saluran akar dengan kepatuhan pasien dalam menjalankan perawatan. Mengetahui tingkat pengetahuan, kesadaran, kepatuhan dan hambatan pada pasien perawatan saluran akar.
Metode: Studi analitik observasional pada 105 responden yang pernah menjalani perawatan saluran akar menggunakan kuesioner E-survey tentang pengetahuan, kesadaran hambatan, dan kepatuhan prosedur perawatan saluran akar, dengan pendekatan cross sectional secara purposive sampling.
Hasil: Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup (48,57%), kesadaran baik (77,14%), kepatuhan baik (85,71%) dan hambatan rendah (52,38%). Terdapat hubungan searah antara pengetahuan dengan kepatuhan terhadap prosedur perawatan walau lemah (rho:0,287) namun sangat bermakna p:0,003), terdapat hubungan searah antara kesadaran dengan kepatuhan walau lemah (rho:0,371) namun juga sangat bermakna (p:0,000); dan antara faktor hambatan dengan kepatuhan walau terlihat tidak bermakna (p:0,590) namun tetap terdapat hubungan yang berlawanan (rho:-0,053).
Kesimpulan: Responden pada penelitian ini menunjukkan memiliki pengetahuan yang cukup, kesadaran yang baik, dan kepatuhan yang baik, serta faktor hambatan yang rendah tentang prosedur perawatan saluran akar. Terdapat hubungan yang searah antara pengetahuan dan kesadaran dengan kepatuhan, serta hubungan yang berlawanan antara faktor hambatan dengan kepatuhan dalam menjalankan prosedur perawatan saluran akar gigi.

Background: Nowadays, Indonesia still has a high rate of caries. Based on Riskesdas data in 2018, the prevalence of caries in Indonesia reached 88.8%. When caries are allowed to spread, it will cause irreversible pulp and periapical disease, so root canal treatment is necessary to preserve the tooth. The level of knowledge, awareness and barriers factors will result in compliance in root canal treatment procedures. This situation in some patients causes discontinuation of root canal treatment.
Objective: To analyze the relationship between the level of knowledge, awareness, and barriers factors to the level of patient compliance regarding root canal treatment procedures. Knowing the level of knowledge, awareness, compliance, and barriers factors for root canal treatment patients.
Methods: An observational analytic study with a cross-sectional approach on 105 patients who had undergone root canal treatment obtained by purposive sampling. The instrument used is a questionnaire about knowledge, awareness, barriers factors, and compliance to root canal treatment procedures, adapted from several E-Survey studies.
Results: Most of the respondents had a sufficient level of knowledge (48.57%), good awareness (77.14%), good compliance (85.71%), and low barriers factors (52.38%). There is a unidirectional association between knowledge to treatment procedures compliance. However, weak (rho: 0.287) but very significant (p: 0.003), there is a unidirectional association between awareness to compliance although weak (rho: 0.371) but also very significant (p: 0.000); and between the barriers to compliance, although it looks insignificant (p: 0.590), there is has an opposite relationship (rho: -0.053).
Conclusion: Respondents in this study showed sufficient knowledge, good awareness, and good compliance, as well as low barrier factors regarding root canal treatment procedures. There is a direct association between knowledge and awareness of compliance and an opposite association between barriers to compliance in root canal treatment procedures.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peter Andreas
"Penyakit gigi dan mulut termasuk dalam 10 peringkat penyakit terbanyak yang diderita masyarakat. Karies gigi merupakan penyakit gigi yang banyak dijumpai pada masyarakat di Indonesia dengan prevalensi dan derajat keparahan yang cukup tinggi.
Penyakit karies gigi, kelainan periodontal, dan gangguan traumatik yang kronis dapat menyebabkan kelainan pada pulpa gigi yang akhirnya memerlukan perawatan endodontik. Salah satu jenis perawatan endodontik adalah perawatan saluran akar yaitu perawatan gigi dengan cara pengangkatan seluruh jaringan pulpa gigi. Di dalam perawatan saluran akar terutama pada perawatan endodontik konvensional diperlukan waktu kunjungan yang berulangkali yaitu antara 3 - 4 kali. Ketidakpatuhan dalam menjalani perawatan saluran akar dapat menyebabkan kegagalan perawatan yang berakibat perawatan harus diulang kembali. Hal ini berarti menambah biaya dan waktu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku kepatuhan pasien dalam perawatan saluran akar yang datang ke Poliklinik Konservasi Gigi FKGUI Jakarta dari bulan September 1997 sampai dengan bulan Agustus 1998. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 1999. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan mengambil seluruh pasien yang datang yaitu sebanyak 131 orang. Dari seluruh populasi hanya 117 orang saja yang dapat diteliti. Perilaku kepatuhan dibagi dalam dua kategori yaitu patuh dan tidak patuh dilihat dari penyelesaian perawatan dan jadwal serta jumlah kunjungan yang telah dianjurkan oleh dokter giginya.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa hanya 54 orang (46,2%) yang patuh menjalani perawatan dan yang tidak patuh sebanyak 63 orang (53,8%). Hasil analisis bivariat antara 8 variabel bebas dengan variabel terikat, menghasilkan 6 variabel yang mempunyai hubungan bermakna (p<0,05), yaitu variabel pengetahuan tentang perawatan saluran akar, persepsi tentang perawatan saluran akar, sikap terhadap perawatan saluran akar, waktu tunggu selama menjalani perawatan saluran akar, pelayanan petugas, dan dukungan keluarga/teman. Sedangkan 2 variabel lainnya yaitu aksesibilitas dan biaya, ternyata tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan perilaku kepatuhan (p>0,05).
Hasil analisis multivariat dengan metoda regresi logistik dari delapan variabel bebas, ternyata hanya tiga variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna (p<0,05), yaitu variabel waktu tunggu, sikap, dan persepsi. Hal ini menunjukkan bahwa hanya variabel waktu tunggu, sikap, dan persepsi saja yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku kepatuhan dalam perawatan saluran akar gigi, dengan tetap melihat faktor-faktor lainnya.
Intervensi perilaku berupa pendidikan kesehatan gigi bagi pasien dan masyarakat pada umumnya dapat menjadi alternatif yang terbaik untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani perawatan gigi, terutama perawatan saluran akar yang memerlukan kunjungan yang berulangkali. Intervensi perilaku tidak hanya ditujukan pada pasien dan masyarakat saja, tetapi juga bagi tenaga kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan gigi di masyarakat. Disamping itu perlu juga peningkatan sumberdaya dan fasilitas kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi masyarakat.

Factors associated with compliance behaviors of patients for root canal treatment at the Faculty of Dentistry, University of Indonesia in 1998.Oral disease is the tenth prevalent disease in the community. Dental caries has high prevalence and severity level in Indonesia.
Dental caries, periodontal disease and chronic traumatic disorder can be the causes of dental pulpal disorder that may lead to endodontic treatment. Root canal treatment as an endodontic treatment is excavation the entire pulpal tissues. A conventional root canal treatment needs 3 to 4 visits. Incompliance to this treatment causes failure of the treatment, and needs to be repeated, which will require more time and cost to the treatment.
This study is to acknowledge the factors that are associated with patients' incompliance behavior to the root canal treatment. The study design is cross sectional study. The population study is all patients who came to the Operative Dentistry Department, Faculty of Dentistry, University of Indonesia during September 1997 until August 1998. 117 samples out of 131 were included in the study. Incompliance behavior was divided into two categories that are "comply" and "not comply", based on completion of the treatment, treatment schedule and number of visits instructed by the dentists.
Univariate analysis showed that only 54 samples (46,2%) complied to the treatment and 63 samples (53,8%) did not comply. In the bivariate analysis, 6 of 8 independent variables, which are knowledge, perception, attitude, waiting time, service of dental provider and family/friend support, showed significant relationship with the dependent variable (p<0,05). Whilst the other two variables, access ability and cost, did not show significant relationship with compliance behavior (p>0, 05).
The study concluded the variables of waiting time, attitude and perception are main factors that influence the compliance behavior of root canal treatment. Dental health education as an intervention for patients and community may be a worthy alternative effort in increase the patient?s compliance toward dental treatment, especially root canal treatment that needs repetitive visits. This alternative intervention may also be worthy for dental manpower in order to increase dental health service in the community that lead to increasing dental health level in the community.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T625
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merry Elisa
"ABSTRACT
Latar Belakang: Kehilangan gigi masih menjadi masalah dalam kesehatan gigi dan mulut orang dewasa di Indonesia. Namun, karena kurangnya kesadaran dan faktor sodiodemografi lainnya, biasanya pasien tidak langsung mencari perawatan prostodontik setelah mengalami kehilangan gigi. Tujuan: Menganalisis hubungan antara status kehilangan gigi berdasarkan jumlah dan lokasinya dengan tingkat kesadaran mengenai perawatan prostodontik. Metode: Studi analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan dengan teknik consecutive sampling pada pasien usia 20 tahun ke atas dengan satu atau lebih gigi yang hilang. Subjek diperiksa untuk mengetahui jumlah dan lokasi gigi hilang dan menjawab kuesioner mengenai kesadaran akan perawatan prostodontik. Penelitian ini dianalisis dengan Kruskal-Wallis dan uji Mann Whitney ?=5 . Hasil: Jumlah dan posisi kehilangan gigi memiliki hubungan dengan tingkat kesadaran dengan perawatan prostodontik.

ABSTRACT
Background Edentulism still represents a significant oral health concern among Indonesian adults. Due to lack of awareness, and other sociodemographic factors, mostly patients do not seek prosthetic treatment immediately after tooth loss. Objective This study was analyzed the relationship between number and position of tooth loss with perception of patient rsquo s awareness about prosthodontic treatment. Methods Analytic observational study with cross sectional design. This study was done using a consecutive sampling on patient age of 20 years and above with one or more missing teeth. Patients were evaluated to determine the number and position of tooth loss and answered questionnaire about awareness of prosthodontic treatment. This research was analyzed with Kruskal Wallis and Mann Whitney test a 5 . Results The number and position of missing tooth had a relationship with patient rsquo s awareness of prosthodontic treatment."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lieando Chandra
"Latar belakang: Gigi tiruan dukungan implan, salah satu perawatan kehilangan gigi terbaik, diterima luas di seluruh dunia. Namun, penggunaannya di Indonesia masih relatif rendah. Studi terkait kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge), dan sikap (attitude) terhadap implan gigi telah banyak dilakukan di negara lain, tetapi belum pernah dilakukan di Indonesia. Tujuan: Mengembangkan kuesioner kesadaran, pengetahuan, dan sikap pasien terhadap implan gigi yang valid dan reliabel. Metode: Penelitian kualitatif melalui studi literatur pada 9 studi, wawancara semi-struktur 8 pakar implan dan 10 subjek kehilangan gigi, focus group discussion, dan uji-coba kuesioner. Penelitian kuantitatif pada 227 subjek untuk pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner. Hasil: Kuesioner final 28 item (domain kesadaran, pengetahuan, dan sikap) berhasil dikembangkan dengan validitas isi (content validity) dan validitas muka (face validity) terpenuhi. Analisis faktor dapat dilakukan pada ketiga domain berdasarkan hasil Uji Kaiser-Meyer Olkin (KMO) dan Uji Bartlett (0,680;P<0,05| 0,922;P<0,05| 0,849;P<0,05). Uji validitas konvergen dan uji konsistensi internal Cronbach’s alpha menghasilkan nilai baik pada domain kesadaran (r=0,736; P<0,05; α=0,848), domain pengetahuan (r=0,616; P<0,05; α=0,922), dan domain sikap (r=0,658; P<0,05; α=0,794). Kesimpulan: Kuesioner kesadaran, pengetahuan, dan sikap pasien terhadap perawatan dengan implan gigi teruji valid dan reliabel untuk mengevaluasi kesadaran, pengetahuan, dan sikap pasien terhadap perawatan dengan implan gigi di Indonesia.

Background: Implant-supported prosthesis, one of the best treatment for tooth loss, are widely accepted worldwide. However, its utilization is still relatively low in Indonesia. Studies related to awareness, knowledge, and attitude towards dental implants have been conducted in many other countries, but there has been no study in Indonesia. Objective: To develop a valid and reliable questionnaire on patient awareness, knowledge and attitudes towards dental implants. Methods: Qualitative study was done through literature review on 9 studies, semi-structured interviews with 8 implant experts and 10 tooth loss subjects, focus group discussion, and pre-testing. Quantitative study on 227 subjects for validity and reliability test. Results: The final questionnaire of 28 items (awareness, knowledge, and attitude domains) was successfully developed with achieved content validity and face validity. Factor analysis can be performed on all three domains based on the results of the Kaiser-Meyer-Olkin Test (KMO) and Bartlett Test (0.680;P<0.05| 0.922;P<0.05| 0.849;P<0.05). The convergent validity and Cronbach's alpha internal consistency were high in awareness domain (r=0.736; P<0.05; α=0.848), knowledge domain (r=0.616; P<0.05; α=0.922), and attitude domain (r=0.658; P<0.05; α=0.794). Conclusion: The questionnaire developed was valid and reliable to evaluate patient awareness, knowledge, and attitudes towards dental implant treatment in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Fauziah Fadhillah
"ABSTRACT
Banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana cara merawat luka yang baik dan benar. Sebagian besar masyarakat masih menggunakan cara tradisional yang dianggap dan dipercayai dapat menyembuhkan luka. Sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan tentang perawatan luka dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku dalam merawat luka pada keluarga di Kota Bogor. Penelitian menggunakan desain cross sectional kepada 107 responden yang diambil berdasarkan convenience sampling. Kriteria responden penelitian yaitu masyarakat Kota Bogor yang berusia ge; 17 tahun, pernah mengalami atau merawat salah satu atau lebih anggota keluarga dengan luka akut maupun kronik. Tingkat pengetahuan mengenai perawatan luka diidentifikasi menggunakan alat ukur berupa kuesioner pengetahuan, sedangkan perilaku dalam merawat luka diidentifikasi menggunakan kuesioner perilaku yang valid dan reliabel. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan perilaku dalam merawat luka p=0,776;or=1,204 . Penelitian ini merekomendasikan puskesmas serta fasilitas pelayanan kesehatan terkait agar dapat memaksimalkan upaya membangun perilaku yang baik dengan memberikan edukasi serta pelatihan perawatan luka yang memiliki standar dan dapat dievaluasi secara berkala.

ABSTRACT
Many people are unaware of how to correctly tend wounds. Most people still use traditional methods considered and believed as able to heal wounds. Hence, it is deemed necessary to conduct research on the level of knowledge on wound care from the smallest environment, namely family. This study aims to determine the correlation between the level of knowledge and behavior in treating wounds among families in Bogor City. This study used cross sectional design on 107 respondents taken based on convenience sampling. Criteria of respondents include people of Bogor City aged ge 17 years, have experienced or treated one or more family members with either acute or chronic injuries. The level of knowledge on wound care was identified using instrument of measure in the form of questionnaire of knowledge, whereas behavior in treating wounds was identified using a valid and reliable questionnaire of behavior. The result showed no significant correlation between level of knowledge and behavior in treating wounds p 0.776 or 1.204 . This research recommends primary health care and related health care facilities to maximize efforts in building good behavior by providing education and training on wound care with a predetermined standard and periodical evaluation."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betty Sonatha
"ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi
hubungan pengetahuan dengan sikap keluarga terhadap pasien pasca stroke dan pendekatan cross
sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 56 orang anggota keluarga dari pasien pasca
stroke. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Hasil menunjukkan faktor
yang mempengaruhi sikap keluarga dalam memberikan perawatan kepada pasien pasca stroke
adalah tingkat penghasilan keluarga ( p value 0,004; α =0,05), pengalaman keluarga sebelumnya
( p value 0,004; α = 0,05) dan tingkat pengetahuan kelurga (p value 0,027; α = 0,05 ). Oleh
sebab itu, tingkat pengetahuan keluarga tentang stroke dan perawatannya perlu ditingkatkan
untuk meningkatkan kelangsungan hidup pasien pasca stroke.

ABSTRACT
The main aim of this study was to identify the correlation between knowledge and attitude
family toward stroke survivor. This study used descriptive correlation design and developed a
cross-sectional study. The participants of this research were about 56 family members of stroke
survivor . Sampling technique that used in this research was consecutive sampling. The result
of this research shown the factor that influenced family attitude in giving care to stroke survivor
were family income (p value 0,004; α=0,05), experience of family before (p value 0,004; α=0,05)
and knowledge degree (p value 0,027; α=0,05). Therefore researcher hope that knowledge level
of familyabout stroke and caring stroke survivor should be advanced to make stroke survivor
being survive."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43198
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Mandalika
"Perawatan saluran akar gigi (endodontik) merupakan salah satu jenis perawatan dalam bidang kedokteran gigi. Jenis perawatan ini memerlukan beberapa kali kunjungan untuk menuntaskan rasa sakit dan keluhan yang dialami seorang pasien, agar gigi dapat berfungsi kembali. Kemauan pasien untuk menjalani tahapan terapi saluran akar gigi hingga tuntas merupakan hal yang sering menjadi kendala.
Tesis ini membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku menuntaskan perawatan akar gigi pada pasien dewasa di Lakesgilut TNI AU, yang meliputi gambaran perilaku menuntaskan, gambaran faktor pemudah, pemampu dan penguat, hubungan ketiga faktor tersebut dengan perilaku menuntaskan serta faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku menuntaskan perawatan saluran akar gigi. Penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa sebagian besar pasien menuntaskan perawatan saluran akar gigi, yang kebanyakan terdiri dari pasien wanita, berusia > 48,5 tahun, berpendidikan tinggi, dengan pekerjaan ibu rumah tangga atau tidak bekerja, memiliki pengetahuan tentang gigi yang tinggi serta sikap yang mendukung perawatan.
Pada analisis bivariat, hanya faktor sikap yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku menuntaskan perawatan saluran akar gigi, dengan nilai p sebesar 0,039, dengan OR 2,439 (95% CI: 1,114 ? 5,339) atau dengan kata lain pasien bersikap mendukung perawatan saluran akar gigi berpeluang menuntaskan perawatan sebesar 2,4 kali dibanding yang tidak bersikap mendukung.
Pada analisis multivariat, faktor yang berhubungan bermakna dengan perilaku menuntaskan perawatan saluran akar gigi adalah sikap pasien dan jumlah kunjungan yang diperlukan untuk perawatan saluran akar gigi. Sikap pasien memiliki nilai p 0,030 dengan OR = 2,543 dan jumlah kunjungan memiliki nilai p sebesar 0,010 dengan OR = 0,294.

Dental root canal treatment (endodontics) is the one of treatment in the field of dentistry. This type of treatment requires multiple visits to complete and complaints of pain experienced by a patient, so that the teeth can function again. Patient's willingness to undergo root canal treatment stages to completion is often a constraint.
This thesis explores the factors associated with behavioral treatment completed dental roots in adult patients in Lakesgilut Air Force, which includes the description of complete behavior, predisposing factors, enabling factors and reinforcing factors, the relationship of these three factors with behavioral and completed the most dominant factor the complete behavior of root canal treated teeth. The research used in this thesis is a descriptive quantitative research design.
The results of univariate showed that most patients complete dental root canal treatment, which consisted mostly of female patients, aged> 48.5 years old, highly educated, with housewives work or do not work, have a high knowledge of dental and supportive attitude treatment.
In the bivariate analysis, only attitudinal factors that have a significant relationship with behavioral completed root canal treatment, with a p value of 0.039, with OR of 2.439 (95% CI: 1.114 to 5.339) or in other words being supportive patient care likely to complete the root canal care by 2.4 times compared to that not being supportive.
In the multivariate analysis, the factors significantly associated with behavioral completed root canal treatment is the attitude of the patient and the number of visits required for dental root canal treatment. Attitude has a p-value of 0.030 patients with OR = 2.543 and the number of visits has a p value of 0.010 with OR = 0,294.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joshua Timothy
"Studi ini bertujuan menganalisis hubungan antara moralitas pajak, kepercayaan terhadap otoritas publik, persepsi terhadap keadilan, dan pengetahuan perpajakan dengan tingkat kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Penelitian ini menggunakan dua variabel kontrol yaitu umur operasional usaha (age) dan ukuran usaha berdasarkan jumlah karyawan (size). Penelitian ini juga mengelompokkan pengetahuan perpajakan menjadi kelompok lebih kecil yaitu pengetahuan perpajakan terkait administratif dan pengetahuan perpajakan terkait penegakan hukum/sanksi. Sampel yang digunakan adalah para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang tersebar di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pengujian tingkat kepatuhan WP UMKM dinilai penting karena sektor UMKM memiliki potensi perpajakan yang cukup tinggi. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner yang menggunakan skala Likert 5 poin dan pernyataan benar atau salah dengan 193 responden. Hasil penelitian yang diperoleh membuktikan adanya hubungan positif antara moralitas pajak, kepercayaan terhadap otoritas publik, persepsi terhadap keadilan, dan pengetahuan perpajakan dengan tingkat kepatuhan Wajib Pajak UMKM.

This study aims to analyze the association between tax morality, trust in public authorities, perceptions of fairness, and tax knowledge with the level of compliance of SMEs taxpayers. This study uses two control variables which are the age of business operations and the size of the business based on the number of employees. This study also grouped tax knowledge into smaller groups namely taxation knowledge related to administration and taxation knowledge related to law enforcement / sanctions. In this study, the sample used is the micro, small and medium businesses across Indonesia. This research uses quantitative methods. Quantitative testing regarding the level of compliance of SMEs Taxpayers is considered important because the SMEs sector has a high tax potential. Data collection instruments in the form of a questionnaire that uses a 5-point Likert scale and true or false statements with 193 respondents. Quantitative research results show that there is a positive relationship between tax morality, trust in public authorities, perceptions of justice, and tax knowledge with the level of compliance of SMEs taxpayers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifasa Putri
"Latar Belakang: Kontrol infeksi di ruang perawatan gigi penting dilakukan bagi keselamatan pasien dan dokter gigi guna mencegah terjadinya transmisi infeksi COVID-19. Kesadaran masyarakat mengenai kontrol infeksi silang COVID-19 dinilai masih kurang mengingat kasus terkonfirmasi positif COVID-19 yang cenderung terus meningkat. Tujuan: Untuk menganalisis pengetahuan dan sikap serta hubungannya dengan kesadaran pasien dewasa mengenai kontrol infeksi silang COVID-19 di ruang perawatan gigi. Metode: Studi cross-sectional berupa kuesioner online berisi 22 pertanyaan pada masyarakat dewasa berusia 18-65 tahun yang berdomisili di DKI Jakarta dan pernah mengunjungi dokter gigi dengan pengambilan sampel berupa purposive sampling berjumlah 335 responden pada bulan Juli hingga Oktober 2021. Digunakan uji korelasi bivariat melalui uji Kendall’s Tau dan uji beda rerata dengan melihat nilai p-value dan r (koefisien korelasi) untuk analisis statistik. Hasil: Berdasarkan uji korelasi Kendall’s Tau, terdapat perbedaan hubungan yang yang cukup, signifikan, dan searah (p<0,05) antara pengetahuan dan sikap pasien dengan kesadaran mengenai kontrol infeksi silang COVID-19 di ruang perawatan gigi. Kesimpulan: Pengetahuan dan sikap pasien dewasa berkorelasi positif dengan kesadaran mengenai kontrol infeksi silang COVID-19 di ruang perawatan gigi sehingga pentingnya dilakukan pemberdayaan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap agar dapat terciptanya kesadaran mengenai kontrol infeksi silang COVID-19.

Background: Infection control in the dentistry is important for the safety of patients and dentists in order to prevent the transmission of COVID-19 infection. Awareness of patients regarding the control of cross-infection of COVID-19 are considered to be still lacking considering the high rate of positive confirmed cases of COVID-19. Objective: To analyze knowledge and attitudes and their relationship with adult patient’s awareness regarding the control of COVID-19 cross-infection in the dental care room. Methods: A cross-sectional study in the form of an online questionnaire containing 22 questions for adults aged 18-65 years who live in DKI Jakarta and have visited a dentist with a purposive sampling of 335 respondents from July to October 2021. Bivariate correlation test was used through the Kendall's Tau test and the mean difference test by looking at the p-value and r (correlation coefficient) for statistical analysis. Results: Based on the Kendall's Tau correlation test, there was a significant and unidirectional relationship difference (p<0.05) between the patient's knowledge and attitudes and awareness about COVID-19 cross-infection control in the dental care room. Conclusion: Knowledge and attitudes of adult patients are positively correlated with awareness regarding the control of COVID-19 cross-infection in the dental care room so that it is important to empower the community to increase knowledge and attitudes in order to create awareness regarding the control of COVID-19 cross-infection."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinawati
"Gagal jantung merupakan istilah yang menunjukkan karakteristik gejala klinis yang dimanifestasikan dengan kelebihan volume cairan, tidak adekuatnya perfusi jaringan dan intoleransi aktifitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan pasien gagal jantung dalam manajemen perawatan diri. Penelitian ini menggunakan metode cross sectionaldengan melibatkan 43 responden.
Hasil analisis univariat berdasarkan karakteristik menunjukkan ketidakpatuhan dalam manajemen perawatan diri pada sebagian besar responden. Pada program pengobatan, sebagian besar responden menunjukkan kepatuhan, yaitu sebesar 74,4%. Sedangkan untuk manajemen cairan, aktifitas, diet, dan psikososialmayoritas responden menunjukkan ketidakpatuhan. Perbaikan dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan bagi pasien gagal jantung yang dirawat diharapkan dapat membantu mengurangi angka kekambuhan pasien.

Heart failure is a term that indicates the characteristic clinical symptoms manifested by excess fluid volume, inadequate tissue perfusion and activity intolerance. This study aims to describe the level of compliance in heart failure patient’s self-care management. This study used cross-sectional method by involving 43 respondents.
The results of univariate analysis according to characteristics indicated most of the respondents had non-compliance in self-care management. In term of medical treatment, the majority of respondents (74.4%) indicated compliance.However in term of fluids restriction, activity, diet, and psychosocial managements majority of respondents were non-compliance. The improvement of health education for heart failure patients will be expected to reduce the recurrence rate of heart failure patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>